Sinopsis Maids Episode 12 Part 2

Sinopsis Maids Episode 12 Part 2 di Kdramastory.
== All images credit to the owner ==

[Sinopsis Maids Episode 12 Part 1]

Sinopsis Maids Episode 12 Part 2


Yoon Ok menyediakan makanan untuk Eun Ki yang sedang belajar di kamarnya. Ia memberitahu Eun Ki mengenai In Yub dan Moo Myeong. Ia merasa sepertinya In Yub dan Moo Myeong memiliki hubungan yang spesial. Eun Ki diam saja, tetap serius membaca bukunya. "Cara mereka berdua pulang lewat jam malam sangat aneh. Tidak hanya itu, mereka berdua tampak sangat dekat", pancing Yoon Ok.

Eun Ki masih belum mengatakan apa pun. Yoon Ok menambahkan bahwa ia merasa tidak enak karena menghentikan pernikahan In Yub dan Moo Myeong, apakah sebaiknya ia melanjutkan kembali rencananya dan menjodohkan mereka kembali?, tanya Yoon Ok pada Eun Ki.

"Lakukan saja sesukamu", sahut Eun Ki tidak peduli.

Yoon Ok tersenyum. "Apa kau benar-benar tidak tertarik? Walau bagaimanapun In Yub pernah menjadi orang yang spesial untukmu", pancing Yoon Ok lagi.
 

"Sekarang ia hanyalah pelayan", jawab Eun Ki singkat. Ia masih belum mengalihkan perhatiannya dari bukunya.

Yoon Ok tersenyum... saaaangaat manis.

--

Keesokan paginya, orang-orang mulai membaca pengumuman yang ditempelkan oleh In Yub.

"Di sini berbaring seorang wanita yang telah meninggal. Dia adalah seorang ibu dari seorang anak yang belum dilahirkan dan milik seorang pria yang tidak pernah bisa ia panggil dengan nama. Suatu malam, ia dikubur di pegunungan dengan kematian yang tidak wajar. Biarkan dunia tahu". Kemudian terlihat polisi membongkar kembali kuburan Ok Yi dan mengangkat Ok Yi keatas. Para polisi mulai sibuk melakukan investigasi.

Sejumlah polisi dipimpin oleh kepala polisi -sepertinya ia adalah kepala polisi- mendatangi kediaman Eung Cham. Mereka sampai di asrama pelayan dan kepala polisi memerintahkan anak buahnya untuk memulai menanyai para saksi.

Poong Yi terlihat gugup. Mereka masuk ke dapur dan mulai mencari bukti.

Yong Joon yang pertama ditanyai. Polisi menanyakan apakah Yong Joo melihat seseorang ketika ia berjalan keluar dari ruang bawah tanah.

Yong Joon mencoba mengingat. Lalu ia mengatakan bahwa ketika mereka keluar dan berbalik ke belakang, ia tidak melihat Poong Yi lagi di sana. "Atau mungkin ia tidak pernah keluar dari ruang bawah tanah?"

Kemudian giliran Gae Ddong. Ia mengatakan bahwa ia melihat memar biru di leher Ok Yi.

In Yub mengatakan bahwa kematian Ok Yi bukan karena persalinan.

Lalu Dan Ji. Dan Ji mengatakan bahwa dari mana pun mereka melihat, kematian Ok Yi disebabkan karena dendam.

"Apa kau bisa membaca dan menulis?", tanya polisi itu.

Yong Joon menggelengkan kepalanya, begitu juga Gae Ddong, Sa Wol, dan Dan Ji. Awalnya In Yub terdiam, tapi ia menggelengkan kepalanya.

Dengan gembira, Dan Ji mendekati ibunya. Ia berkata, sekarang ini jika mereka merasakan ketidakadilan, mereka akan bisa melaporkannya.

Ibu Dan Ji bertanya apa maksud Dan Ji.

"Jika kita bisa menulis, kita bisa melibatkan polisi", ucap Dan Ji. "Apa aku harus mempelajarinya juga?"

Ibu Dan Ji bingung. Ia kembali bertanya apa maksud ucapan Dan Ji.

Dan Ji berbisik pada ibunya. Ia memberitahu bahwa mereka yang memanggil polisi itu ke sini.

Ibu Dan ji terkejut. Ia memukul Dan Ji, "Apa kau sudah gila? Jika kau tertangkap, kau akan mati! Ya ampun, kau benar-benar berani. Apa kau yang membujuk mereka?"

Dan Ji tidak peduli. Apa masalahnya? Yang penting mereka berhasil.

Ibu Dan Ji mengingatkan Dan Ji, bahwa mulai saat ini Dan Ji harus menutup mulutnya, jangan katakan apa pun. Semakin jauh Dan Ji terlibat, maka akibatnya akan semakin buruk pada Dan Ji. "Bersikap seolah-olah kau tidah ada dan berpura-puralah tidak tahu apa-apa, mengerti?"

"Kali ini berbeda", ucap Dan Ji dan lalu pergi meninggalkan ibunya. Ibu Dan Ji terkejut melihat tekad Dan Ji.

--

Sementara itu, Eung Cham sedang menghadap raja. Ia memberitahu raja bahwa In Yub sudah siap dan meminta bertemu dengan raja.

"Apa kau sudah menangkap pengkhianat yang tinggal di rumahmu?", tanya raja penuh selidik.

"Ya, Yang Mulia", jawan Eung Cham. "Dia ingin bertemu dengan anda dan melaporkan semuanya pada anda".

"Tentukan tanggalnya", perintah raja. Raja ingin mengetahui apakah sejarah Joseon akan dilengkapi oleh seorang gadis muda. "Mari kita tunggu dan lihat".

Eung Cham sepertinya keluar dari istana. Ia sudah ditunggu oleh Kepala Polisi. Eung Cham bertanya apa yang bisa ia bantu.

Kepala Polisi itu berbisik dan mengatakan bahwa ini mengenai pelayan yang meninggal di kediaman Menteri Pertahanan. Ia berkata bahwa sepertinya penyelidikan menjadi lebih kompleks. Eung Cham terkejut.


Lady Han datang ke rumah Nyonya Yoon. Ia datang dengan wajah yang angkuh. Dan sepertinya ia mengembalikan semua hadiah pernikahan yang diberikan oleh Nyonya Yoon untuknya.

Nyonya Yoon menegur Lady Han, ia berkata bahwa ini bukan etika yang benar.

Dengan kesal Lady Han berkata bahwa ia mendengar ada seorang gadis yang meninggal di kediaman Nyonya Yoon. Rumor tersebar di seluruh kota dan kejadian ini sampai melibatkan Kepala Investigasi. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?".

Nyonya Yoon menjawab ini hanya permasalahan kecil antara pelayan wanita dan pelayan pria. Tidak ada sesuatu yang penting.

Namun Lady Han berpendapat bahwa situasi seperti ini tidak baik untuk anak-anak mereka. Ia ingin anak dan menantunya pindah ke rumahnya.

Nyonya Yoon berkata bahwa ia tidak mengizinkan mereka pindah ke rumah Lady Han.

Lady Han tidak menggubris pendapat Nyonya Yoon. Ia ingin mendengar pendapat Yoon Ok, apakah ia mau pindah ke rumahnya atau tidak.

Yoon Ok ragu-ragu menjawabnya. Sepertinya ia tidak mau pindah ke rumah Lady Han akan tetapi ia tidak berani menolak permintaan ibu mertuanya itu.

Eun Ki keluar dari kamarnya dan bertanya apa yang sedang terjadi.

Lady Han meminta Eun Ki bersiap-siap, mereka akan pindah ke rumahnya.

"Mengapa begitu terburu-buru, ibu?", tanya Eun Ki.

Lady Han memberi alasan bahwa hubungan Eun Ki dan Yoon Ok kurang harmonis, dan rumah ini -rumah Yoon Ok maksudnya- penuh dengan kejadian yang tidak menguntungkan. Nyonya Yoon kesal mendengar ucapan Lady Han.

Eun Ki mendekat ke arah Yoon Ok. Ia meminta ibunya untuk tidak khawatir. Eun Ki mengatakan bahwa ia sadar apa yang dilakukannya sudah membuat ibunya khawatir. Tetapi hubungannya dengan Yoon Ok baik-baik saja.

Yoon Ok tersenyum senang mendengar ucapan Eun Ki. Ia juga menambahkan bahwa setelah ia berkunjung dan berbicara dengan Lady Han, sikap Eun Ki berubah menjadi lebih baik padanya. Yoon Ok mengucapkan terima kasih pada mertuanya.

"Anda mendengarnya bukan? Mereka baik-baik saja", ucap Nyonya Yoon sambil tersenyum senang.

Lady Han terpaksa mengalah. Ia pura-pura tersenyum pada Nyonya Yoon, namun begitu berbalik, senyumnya hilang. Wajahnya terlihat kesal.

--

Malam harinya, Eung Cham berbicara dengan Nyonya Yoon. Nyonya Yoon berkata bahwa ia tidak tahu siapa yang melaporkan masalah Ok Yi dan membuat masalah ini menjadi masalah besar. "Ia meninggal karena melahirkan, apa lagi yang harus dilakukan?", ucap Nyonya Yoon dengan nada kesal.

Eung Cham memberitahu Nyonya Yoon ada bukti bahwa kematian Ok Yi akibat pembunuhan.

"Apa pun itu, itu urusan yang harus kau selesaikan. Kau yang membuat ini menjadi malapetaka", ucap Nyonya Yoon keukeuh.

Eung Cham tidak mau disalahkan. Ia menyalahkan Nyonya Yoon yang menghasut semua ini, jadi seharusnya Nyonya Yoon lah menyelesaikan masalah ini. Nyonya Yoon kesal disalahkan oleh Eung Cham.

Eung Cham menambahkan, jika investigasi ini dilanjutkan, Nyonya Yoon akan kehilangan posisinya sebagai istri menteri.

"Apa maksudmu?", tanya Nyonya Yoon kesal.

Jika Nyonya Yoon terbukti bersalah, maka gelarnya akan dilucuti, dan Nyonya Yoon akna kehilangan posisi dan kekuasaannya sebagai istri seorang menteri. Bahkan jika ia menjadi orang pertama di kerajaan, Nyonya Yoon tidak akan pernah bisa menjadi istri Perdana Menteri, ujar Eung Cham.

Nyonya Yoon masih belum merasa melakukan kesalahan apa pun sehingga ia harus kehilangan gelarnya sebagai istri perdana menteri. "Hanya itu yang dapat kau berikan padaku!", marah Nyonya Yoon.

Eung Cham memberi saran jika Nyonya Yoon tidak bisa menerimanya, maka lupakanlah. Atau... masuk saja ke penjara, ucap Eung Cham.

Kenapa aku harus masuk penjara? marah Nyonya Yoon. Matanya melotot pada Eung Cham.

Dengan tenang Eung Cham menjawab bahwa Nyonya Yoon telah memberi perintah untuk membunuh seseorang. "Itu sama saja membunuh dengan tanganmu sendiri!".

"Dia budak di rumahku!", sahut Nyonya Yoon.

"Jika tubuhnya ditemukan, maka ini akan menjadi investigasi pembunuhan!", sahut Eung Cham lagi. "Jadi apa yang akan kau lakukan. Apa kau akan masuk penjara atau kehilangan gelarmu?".

"Tidak dua-duanya! Kenapa aku harus dihukum atas kejahatan yang tidak pernah aku lakukan! Jika kau tidak mau memperbaiki masalah ini, aku akan melakukannya sendiri! Jangan ikut campur!", ancam Nyonya Yoon.

"Silahkan lakukan sesukamu", sahut Eung Cham singkat.

"Kau ini! Apa kau mau mati?", ancam Nyonya Yoon.

Eung Cham tertawa kecil, "Aku mengatakan, lakukan saja sesukamu".

Nyonya Yoon terlihat sedikit panik.


Nyonya Yoon langsung memanggil Poong Yi. Poong Yi mengatakan bahwa keadaan tidak berjalan seperti yang ia harapkan. Semua orang mencurigainya. "Apa yang harus saya lakukan?".

Nyonya Yoon meminta Poong Yi menyerahkan diri. Poong Yi terkejut. Ia memohon pada Nyonya Yoon.

Nyonya Yoon membujuk Poong Yi. Setelah Poong Yi menyerahkan diri dan keadaan mulai tenang, ia berjanji akan mengeluarkan Poong Yi dari penjara.

"Benarkah?", tanya Poong Yi.

Nyonya Yoon menenangkan Poong Yi agak tidak khawatir, bukankah ia tahu siapa pemilik kediaman tempat Poong Yi bekerja, Menteri Pertahanan. Dan Poong Yi tidak membunuh sembarangan gadis, ia membunuh pelayan di kediaman Menteri Pertahanan. "Bukankah kau tahu majikan memiliki hak atas hidup pelayan mereka?", bujuk Nyonya Yoon lagi.

Poong Yi masih belum yakin dengan janji Nyonya Yoon.

Nyonya Yoon mencoba membujuk Poong Yi dengan memberi hadiah untuk Poong Yi, yaitu ia akan memberikan kamar pribadi untuk Poong Yi. Poong Yi akan mendapatkan kamar yang sekarang ditempati oleh Moo Myeong.

Poong Yi merasa senang sekali karena ia akan mendapatkan kamar pribadi. Dan sepertinya ia akan menuruti permintaan Nyonya Yoon.

Lalu Nyonya Yoon memanggil ibu Dan Ji. Ia ingin tahu bagaimana Kepala Polisi bisa mengetahui kematian Ok Yi.

Ibu Dan Ji menjawab dengan takut-takut, ia tidak tahu.

Nyonya Yoon memarahi ibu Dan Ji. Ia mengatakan bahwa sekarang ini ibu Dan Ji sudah menjadi Kepala Pelayan. Masalah tidak selesai hanya dengan mengatakan tidak tahu. Ibu Dan Ji menundukkan wajahnya dan meminta maaf pada Nyonya Yoon.

Nyonya Yoon meminta ibu Dan Ji menunjukkan kemampuannya sebagai Kepala Pelayan. Ibu Dan Ji terkejut. Nyonya Yoon memerintahkan ibu Dan Ji mencari tahu siapa yang menentangnya dan melaporkannya pada polisi. Dan juga siapa yang menempelkan pengumuman di dinding.

Ibu Dan Ji kebingungan dan bertanya bagaimana ia bisa melakukan itu.

"Kau ini benar-benar membuatku frustasi! Siapa di asrama pelayan yang bisa menulis. Aku tahu siapa orangnya. Kau hanya perlu mencari buktinya", ucap Nyonya Yoon.

Ibu Dan Ji masih tidak tahu bagaimana caranya ia bisa mendapatkan buktinya.

Nyonya Yoon membuka laci mejanya dan mengambil kantong uang miliknya. Ia meminta ibu Dan Ji menyogok saksi, maka pada akhirnya mereka pasti akan mengaku. Nyonya Yoon meminta ibu Dan Ji memikirkan Dan Ji. Karena ia tahu jika ibu Dan Ji memikirkan putrinya, ia pasti bisa melakukan tugas ini.

Malam hari, ibu Dan Ji membelai rambut Dan Ji yang sudah tertidur pulas. Ia menangis.

--

Pagi harinya, ibu Dan Ji pergi menemui Kepala Polisi. Ia sempat ragu sebelum masuk ke sana. Tetapi ia membulatkan tekadnya demi Dan Ji. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam.


Lalu terlihat beberapa tentara datang menangkap Poong Yi. Poong Yi dipaksa berlutut dan tangannya diikat. Ia ditangkap dihadapan para pelayan lainnnya. Moo Myeong bertanya pada In Yub apakah sekarang In Yub sudah puas.

"Belum", jawab In Yub. In Yub merasa bahwa ia belum bisa menangkap pelaku sebenarnya.

Moo Myeong mengatakan bahwa seberapa keras In Yub mencoba, In Yub tidak akan mungkin bisa menangkap majikannya.

Tetapi In Yub optimis, karena kita tidak akan pernah tahu sampai semua ini berakhir.

"Jika kau ingin perubahan, maka kau harus memutarbalikkan dunia ini. Apa pun yang kita lakukan di bawah sini, tidak akan mengubah dunia yang kita tinggali ini", ucap Moo Myeong.

In Yub hanya diam, tidak membantah Moo Myeong lagi.

Setelah Poong Yi selesai diikat, salah satu tentara bertanya yang mana Gook In Yub.

Semua pelayan terkejut dan saling berpandangan, bingung. Tentara itu kembali mengulang pertanyaannya.

In Yub terpaksa maju ke depan.

Lalu tentara tersebut mengatakan bahwa In Yub ditangkap karena telah membuat tuntutan melawan majikannya.

Lalu In Yub dibawa bersama dengan Poong Yi. Para pelayan kebingungan, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Sementara itu, ibu Dan Ji terlihat sedikit merasa bersalah.

--

Moo Myeong mendatangi kamar Eun Ki. Ia memanggil Eun Ki dua kali, tetapi tidak ada jawaban. Lalu ia akan mengetuk pintu. Tapi tidak jadi, karena Eun Ki sudah membukakan pintu untuknya.

Moo Myeong terlihat sedikit canggung. Tetapi ia memutuskan untuk memberitahu Eun Ki bahwa In Yub ditangkap oleh petugas. Eun Ki tertegun lalu ia membiarkan Moo Myeong masuk.

Eun Ki bertanya, jadi apa yang Moo Myeong ingin ia lakukan.

Moo Myeong mengatakan bahwa melaporkan majikan merupakan kejahatan yang langsung akan mendapat hukuman gantung. "Apakah anda akan baik-baik saja jika In Yub dituntut seperti ini?".

Eun Ki mengatakan bahw ia tidak bisa melakukan apa-apa karena Moo Myeong mengatakan padanya bahwa In Yub hanyalah seorang pelayan.

Moo Myeong berusaha membujuk Eun Ki dengan mengatakan bahwa keberadaan In Yub sangat penting untuk rencana pemberontakan mereka. Eun Ki memandang Moo Myeong. "Tanggal sudah ditetapkan dan kita membutuhkan In Yub".

Eun Ki meminta Moo Myeong untuk berbicara dengan ayahnya saja. Semua ini tidak ada hubungannya dengannya.

Moo Myeong menghela nafasnya. "Saya mengerti. Saya minta maaf karena mengganggu anda tanpa alasan yang penting", ucap Moo Myeong. Lalu Moo Myeong keluar dari kamar Eun Ki.

Di dalam kamar, Eun Ki tertegun. Matanya berkaca-kaca. Dan sesaat kemudian ia tertawa sendirian. Dan tiba-tiba terdiam. Lalu ia mengangkat mejanya sampai berantakan. Ia menghela nafasnya berkali-kali, mencoba menenangkan perasaannya.

Eung Cham berjalan terburu-buru. Ia menemui In Yub di penjara. In Yub terkejut melihat Eung Cham. Ia berusaha bangun dari duduknya dan bertanya pada Eung Cham, sekarang apa yang harus dilakukannya. Dalam beberapa hari ke depan ia harus bertemu dengan raja dan sekarang ia malah masuk penjara.

Eung Cham memandang In Yub tajam, menahan rasa marahnya. "Kau bilang kau memiliki bukti?"

"Ya. Saya memiliki beberapa bukti. Jika anda melihatnya bersama raja, maka anda akan mempercayai ucapan saya", jawab In Yub.

"Serahkan padaku", perintah Eung Cham. In Yub terkejut. Eung Cham mengulang perintahnya.

In Yub bingung. Mengapa sekarang Eung Cham bersikap seperti itu.

Eung Cham mengatakan apa In Yub berpikir ia akan menggantungkan nasib keluarganya di tangan In Yub. Di samping itu, In Yub juga bahkan tidak bisa bersabar, ia malah melibatkan dirinya dengan masalah Ok Yi. "Apakah keluargaku terlihat begitu mudah bagimu?".

"Ok Yi mengandung anak anda, Tuan", sahut In Yub. "Apakah begitu sulitnya bagi anda untuk melihat siapa yang bersalah dalam kasus ini? Anda seharusnya menjadi tiang bagi negara ini!"

Eung Cham bertanya siapa In Yub sehingga ia berhak menghakimi keluarganya. Seharusnya ia yang menjadi hakim bagi keluarganya, bukanlah In Yub yang hanya orang rendahan. Eung Cham mengatakan bahwa seharusnya ia memenggal kepala In Yub saat ini juga agar In Yub sadar dimana tempatnya sekarang ini. Tetapi ia tidak bisa, karena In Yub memiliki bukti yang harus diserahkan pada raja, jadi ia akan mengambil bukti itu terlebih dahulu. "Jadi... berikan bukti itu padaku", perintah Eung Cham sekali lagi.

"Apa yang akan anda lakukan jika saya menolaknya", tantang In Yub. Eung Cham tertawa. In Yub mengatakan bahwa ia akan mati karena dituduh melawan majikannya. Tetapi bagaimana dengan Eung Cham? Eung Cham telah membuat janji pada raja.

Eung Cham tersenyum licik dan berkata sepertinya In Yub ingin disiksa lagi.

"Bunuh saja saya. Raja pasti akan senang. Satu-satunya saksi yang mengetahui tentang pemberontakan dibunuh karena membela kehormatan dan harga diri keluarga anda", tantang In Yub.

Eung Cham tertawa mendengar ucapan In Yub. Tetapi sesaat kemudian ia terlihat memikirkan sesuatu.

--

Di kamarnya, Hae Sang memanjatkan doa. Lalu ia mengambil kotak yang ada dibawah meja altarnya. Ia membuka kotak yang lebih kecil yang berisi bagian lain dari tusuk rambut milik raja. Lalu ia menyimpannya kembali. Kemudian ia membuka kotak lain yang berisi beberapa jarum. Hae Sang terlihat sedang merencanakan sesuatu.

Lalu terlihat ia berjalan dengan menggunakan topi yang menutupi seluruh wajahnya.

Sementara itu, Eung Cham memberi perintah pada Moo Myeong untuk mengunjungi wanita tua itu. Ia meminta Moo Myeong untuk memastikan wanita itu memiliki cukup persediaan makanan dan pakaian.

Ia juga berpesan pada Moo Myeong, jika wanita tua itu ingin Moo Myeong menunjukkan sesuatu, tunjukkan saja padanya apa yang ingin dilihat oleh wanita tua itu.

Moo Myeong bingung, tidak mengerti dengan ucapan Eung Cham.

"Lakukan saja apa yang ia minta", ucap Eung Cham.

"Baik, Tuan", jawab Moo Myeong.

"Pergilah", perintah Eung Cham dan beranjak pergi.

Moo Myeong mencoba menanyakan nasib In Yub pada Eung Cham. Ia berkata bahwa ia mendengar In Yub memberikan janji pada raja ketika di rumah gisaeng beberapa waktu yang lalu.


Eung Cham tertawa dan kembali duduk. Dengan santainya, ia berkata bahwa ia akan mengatakan pada raja bahwa semua yang dikatakan oleh In Yub adalah bohong. Semua itu hanya sikap dari seorang gadis yang putus asa dan mencoba membalaskan dendamnya. Lalu Eung Cham pergi sambil tertawa.

Moo Myeong hanya bisa duduk terdiam.

Lalu terlihat Moo Myeong pergi mengantarkan beberapa barang ke rumah wanita tua itu.

--

Sementara Hae Sang sudah tiba di sana dan sudah menusukkan jarumnya ke leher wanita tua itu. Wanita tua itu langsung terjatuh. Hae Sang membereskan peralatannya dan memakai kembali topinya. Ia bergegas keluar dari rumah itu.

Dari arah lain Moo Myeong datang. Ia memberi salam dari luar. Namun karena tidak ada sahutan, ia masuk ke dalam dan melihat wanita itu sudah terjatuh, diam tidak bergerak sama sekali. Moo Myeong memeriksa nafasnya.


Lalu ia melihat luka tusukan yang membiru di leher wanita tua itu. Moo Myeong terkejut.

Ia memperhatikan sekelilingnya. Terlihat sedikit berantakan. Lalu Moo Myeong seperti menyadari sesuatu.

Lalu ia berlari keluar dan mengejar Hae Sang. Hae Sang berusaha menghindar dengan melompat pagar dan bersembunyi di balik pagar. Moo Myeong sepertinya tahu, tetapi ia memutuskan mengejar dari arah yang lain.

Hae Sang keluar dari persembunyiannya. Ia berpikir Moo Myeong tidak mengejarnya lagi. Baru sebentar Hae sang berjalan, ia terkejut dan menghentikan langkahnya.

Moo Myeong sudah muncul di hadapannya.

Hae Sang mengatur nafasnya yang terlihat cepat dan terengah-engah. Ia memandang ke arah Moo Myeong.

Moo Myeong bertanya mengapa Hae Sang melakukan pekerjaan itu sendirian.

"Itu hanya sesuatu yang harus aku lakukan", jawab Hae Sang singkat.

Moo Myeong bertanya apakah anak yang dicari oleh Menteri Pertahanan itu ada di dalam kelompok Man Wol.

"Sejak kapan kau menanyakan agenda kelompok Man Wol? Jangan bertanya terlalu jauh", Hae Sang mengingatkan Moo Myeong.

Moo Myeong mengatakan bahwa ia hanya perlu memberi laporan pada Menteri Pertahanan.

Hae Sang menghela nafasnya, tidak mengatakan apa pun. Moo Myeong meminta agar Hae Sang tidak melakukan hal ini sendirian lagi di lain waktu. Ia akan melakukannya untuk Hae Sang.

Hae Sang diam saja.

Hae Sang memberi laporan pada Chi Kwon bahwa ia telah mengurus wanita tua itu, namun ia tidak menemukan tusuk rambut itu di rumahnya. Terlihat Chi Bok juga ada di sana. Chi Kwon menanyakan apakah Menteri Pertahanan sudah mendapatkan tusuk rambut itu.

Hae Sang mengatakan bahwa Menteri Pertahanan tidak menyebutkannya secara spesifik. Ia hanya bertanya pada Moo Myeong apakah ibu Moo Myeong meninggalkan sesuatu untuk Moo Myeong atau tidak. Mungkin saja Menteri Pertahanan memiliki tusuk rambut itu.

Chi Kwon menghela nafasnya. Ia ingin agar rencana mereka bisa sukses. "Sebelum burung kita menemukan sarang yang sebenarnya dan terbang pergi meninggalkan kita", ucapnya pada Hae Sang.

Chi Bok terkejut mendengar ucapan Chi Kwon. Sementara Hae Sang membungkukkan badannya pada Chi Kwon.

--

Pagi hari, Poong Yi mulai menjalani interogasi. Ia disiksa agar mau mengatakan yang sebenarnya. Kepala Polisi menanyakan mengapa Poong Yi membunuh seorang pelayan tanpa alasan yang jelas.

Poong Yi marah. Ia bertanya mengapa ia diperlakukan sperti ini. Ia bukan pelayan sembarangan. Ia adalah kepala pelayan di kediaman Menteri Pertahanan.

Kepala Polisi itu berkata bahwa kepala pelayan atau pun orang yang membersihkan jamban sama-sama pelayan. Mereka semua sama di mata hukum.

Poong Yi tidak mau menerima ucapan Kepala Polisi itu. Ia mengatakan bahwa majikannya pasti sudah membuat permintaan khusus atas nama dirinya. Majikannya mengatakan jika ia menyerahkan diri, maka ia akan dibebaskan dalam beberapa hari. "Apa polisi tidak mendapatkan pesan itu dari majikannya?"

"Apa kau sudah gila?", sahut Kepala Polisi. "Kau sudah membunuh dan sekarang kau berharap akan dilepaskan dalam beberapa hari?"

Poong Yi menjadi bingung. Ia berkata bahwa ia hanya melakukan apa yang diperintahkan padanya.

Kepala Polisi mendekat ke arah Poong Yi dan bertanya, "Oleh Nyonya?"

"Ya", jawab Poong Yi. Ia mengatakan bahwa ia diperintahkan oleh Nyonya Yoon untuk melakukan semua ini.

Kepala Polisi malah meminta Poong Yi untuk sadar. Mulai saat ini Poong Yi mengaku saja bahwa semua ini adalah rencana Poong Yi.

Poong Yi tentu saja tidak mau. Ia hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh majikannya.

Kepala Polisi membentak Poong Yi. Ia mengatakan itulah kesalahan Poong Yi. Poong Yi melakukan apa yang diperintahkan oleh majikannya. Poong Yi bengong.

Lalu Kepala Polisi juga mengatakan bahwa Poong Yi dan In Yub, gadis arogan yang menempelkan pengumuman di dinding itu, mereka berdua akan dihukum penggal. Poong Yi terkejut. Lalu Kepala Polisi itu memerintahkan anak buahnya untuk kembali menyiksa Poong Yi lagi.

Sementara itu Sa Wol dan Dan Ji mengunjungi In Yub. Para penjaga menyuruh mereka supaya lebih cepat. Dan Ji menyuruh Sa Wol untuk segera memberikan nasi kepal pada In Yub.

Lalu Sa Wol berkata bahwa ia berjanji akan menemukan siapa yang melakukan ini pada In Yub. Dan Ji berkata bahwa hanya satu orang yang tahu In Yub bisa menulis. Hanya saja mereka tidak tahu siapa yang melaporkan In Yub pada polisi.

Lagipula Kepala Pelayan dan Moo Myeong juga bisa menulis, sahut Sa Wol.

Tiba-tiba In Yub menigingat Moo Myeong dan menanyakan Moo Myeong pada Sa Wol.

Dan Ji malah menggoda In Yub. Ia mengatakan bahwa In Yub cepat sekali berpindah hatinya dari Tuan Eun Ki ke Moo Myeong.

Sa Wol memarahi Dan Ji karena menjodohkan In Yub dengan Moo Myeong. In Yub berbeda dengan kita, ucap Sa Wol.

Dia yang menanyakannya pertama kali, sahut Dan Ji tidak merasa bersalah.

In Yub tidak menanggapi gurauan Dan Ji. Ia meminta jika mereka bertemu dengan Moo Myeong, katakan pada Moo Myeong bahwa ia mencari Moo Myeong dan meminta ia mengunjunginya di penjara.


Sementara itu, orang yang dicari In Yub sedang bertemu dengan Chi Kwon dan Hae Sang. Ia mengatakan bahwa saat ini In Yub sedang berada di dalam penjara, dan ini menjadi masalah bagi rencana mereka. Mengeluarkan In Yub dari penjara adalah hal yang mendesak saat ini.

Chi Kwon mengatakan bahwa hal ini tidak mudah, Menteri Pertahanan ingin memegang kendali. Jika keadaan seperti ini, Chi Kwon memberi saran agar mereka melakukan hal yang sebaliknya.

Hae Sang bertanya apa rencana Chi Kwon.

"Kita tidak akan pergi melalui Menteri Pertahanan, kita harus pergi langsung ke raja", ucap Chi Kwon. "Kita akan masuk ke istana". Hae Sang terkejut.

"Aku akan pergi juga", ucap Eun Ki yang tiba-tiba muncul di sana. Lalu ia memberi hormat pada ayahnya.

Chi Kwon memarahi Eun Ki, bukankah ia sudah memerintahkan Eun Ki untuk diam saja.

Eun Ki mengatakan bahwa ayahnya telah memilih jalan hidupnya, begitu pula dengannya. Jadi ia meminta ayahnya menerima keputusannya.

Chi Kwon menghela nafasnya. Lalu bertanya pada Hae Sang, Moo Myeong, dan Chi Bok, apakah mereka bisa menerima Eun Ki. Bagaimana pun Eun Ki adalah orang yang akan bergabung juga dengan mereka suatu saat nanti.

Mereka bertiga membungkukkan badannya pada Chi Kwon. Moo Myeong melirik sekilas ke arah Eun Ki.

Lalu Eun Ki bertanya siapa yang akan membuka jalan supaya mereka bisa langsung pergi ke istana.

"Saat ini, kita baru melakukan beberapa persiapan", jawab Chi Kwon.

Moo Myeong melirik curiga ke arah Eun Ki.

Bersambung...

Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes