[Sinopsis Maids Episode 11 Part 2]
Sinopsis Maids Episode 12 Part 1
[Drama ini adalah drama fiksi/rekaan berdasarkan tokoh dan peristiwa sejarah yang sebenarnya]
Episode yang lalu berakhir ketika Poong Yi mendekati Ok Yi dan mencekik Ok Yi yang akan segera melahirkan bayi Tuan Heo.
Sementara itu di kamarnya, Eun Ki masih belum selesai minum. Ia menyuruh Yoon Ok untuk tidur lebih dulu.
Sambil tersenyum, Yoon Ok bertanya dengan lembut, apa mungkin Eun Ki sudah berubah hatinya.
Eun Ki menjawab bahwa akhir-akhir ini ia belajar bahwa seorang pelayan memang seharusnya diperlakukan sebagai pelayan.
Yoon Ok tersenyum senang dan minta dituangkan minuman lagi. Karena mulai saat ini ia akan belajar minum dengan benar bersama Eun Ki.
Sementara itu di ruang bawah tanah, Ibu Dan Ji memeriksa nafas Ok Yi. Ia terkejut, "Apa yang harus kita lakukan? Ok Yi berhenti... bernafas", ucapnya panik.
Mereka tidak percaya. In Yub tertegun. Matanya berkaca-kaca. Ia meletakkan mangkuk air yang dibawanya. Ia mendekati Ok Yi dan memanggil-manggil nama Ok Yi. Tetapi Ok Yi diam saja. In Yub menangis memanggil-manggil Ok Yi. Ia memperlihatkan baju bayi yang dijahit Ok Yi. Tetapi Ok Yi sama sekali tidak bergerak.
Sementara itu, Poong Yi masuk ke dapur dengan wajah yang terlihat kebingungan, jalannya juga sempoyongan. Ia mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
--
Eun Ki menggendong dan membaringkan Yoon Ok di atas tempat tidur.
--
Hae Sang dan Moo Myeong turun ke ruang bawah tanah. Moo Myeong memeriksa mayat Ok Yi. Moo Myeong memberitahukan Hae Sang bahwa ada tanda cekikan yang masih baru di lehernya. "Kelihatannya ia meninggal karena dicekik".
Para pelayan wanita yang ada di sana terkejut.
Hae Sang tidak menghiraukan ucapan Moo Myeong. Ia memerintahkan Moo Myeong untuk memindahkan dan menutup mayat Ok Yi. Dan juga memberitahu majikan.
Moo Myeong berdiri. Lalu ia bertanya bukankah mereka sudah mengetahui hal ini.
Para pelayan wanita terkejut mendengar ucapan Moo Myeong. Begitu juga Hae Sang. Tetapi ia menegur Moo Myeong, "Jangan bersikap tidak patuh!".
Moo Myeong tidak punya pilihan lain. Ia berbalik dan melihat sekilas pada In Yub yang kebetulan berdiri di belakangnya. Lalu Moo Myeong melangkah pergi keluar dari ruang bawah tanah. In Yub memutuskan untuk mengejar Moo Myeong.
In Yub menahan Moo Myeong. Ia berkata jika memang Ok Yi dicekik, berarti kematian Ok Yi bukan hanya kematian yang biasa. "Bukankah kita harus menemukan siapa yang membunuhnya?".
Moo Myeong hanya berkata bahwa majikan lah yang memerintahkan Ok Yi untuk dibunuh. Dan mereka juga ingin Ok Yi segera dikubur. "Tidak ada gunanya kita melakukan ini".
In Yub merasa bahwa mereka harus melaporkan kejadian ini. Ok Yi adalah wanita yang sedang mengandung.
Moo Myeong menjelaskan bahwa sebagai pelayan mereka tidak bisa membuat dakwaan terhadap majikan mereka, kecuali itu terkait dengan pengkhianatan. "Tidak tahukah kau?".
In Yub tidak percaya mendengar ucapan Moo Myeong. Ia berkata ini tidak adil. Jika begini, siapa yang akan melindungi mereka.
Tidak ada. Tidak ada yang akan melindungi kita, tegas Moo Myeong.
--
Nyonya Yoon datang ke ruang bawah tanah. Para pelayan wanita dan pelayan pria sudah berkumpul juga di sana. Lalu Nyonya Yoon memanggil Dan Ji dan In Yub. In Yub dan dan Dan Ji saling berpandangan, kebingungan. Setelah dekat dengan Nyonya Yoon, Nyonya Yoon memerintahkan mereka berdua berlutut.
Nyonya Yoon memberi isyarat pada Moo Myeong agar ia membuka penutup yang menutup mayat Ok Yi.
Moo Myeong membukanya penutup di bagian wajah Ok Yi. Semua pelayan yang melihat, memalingkan wajahnya. Hanya In Yub tidak memalingkan wajahnya.
Lalu Nyonya Yoon mendorong kepala In Yub dan mendekatkan wajah In Yub ke wajah Ok Yi. "Lihat baik-baik. Mencuri pria milik wanita lain, kau akan berakhir seperti ini!", ancam Nyonya Yoon.
Nyonya Yoon mendorong dengan keras kepala In Yub. "Bersikap yang sesuai sehingga wajah seperti ini tidak akan menjadi wajahmu di masa akan datang". In Yub terdiam, memandang wajah Ok Yi.
--
Sementara itu di kamar, Yoon Ok sudah tidur pulas. Sedang Eun Ki masih duduk merenung sendirian.
--
Nyonya Yoon mengatakan bahwa setiap hari selalu saja terjadi masalah di asrama pelayan. Oleh karena itu ia meminta Hae Sang melepaskan jabatannya. Hae Sang terkejut. Nyonya Yoon melanjutkan, bahwa jika Hae Sang diberhentikan, begitu juga dengan Moo Myeong. Nyonya Yoon memutuskan memberhentikan Hae Sang dan Moo Myeong mulai hari ini. Sebagai gantinya ia menunjuk ibu Dan Ji sebagai pengganti Hae Sang dan Poong Yi sebagai pengganti Moo Myeong.
Moo Myeong memohon agar ia saja yang diberhentikan, karena semua ini terjadi karena kesalahannya.
Nyonya Yoon berkata anggap saja ini sebagai hukuman atas kejadian ini. Hae Sang dan Moo Myeong seharusnya bersyukur bahwa mereka tidak diusir dari rumahnya.
Ibu Dan Ji menolak ditunjuk sebagai kepala pelayan. Ia merasa kemampuannya masih kurang dan ia belum siap menjadi pemimpin.
Tidak ada yang menjadi pemimpin sejak lahir, ujar Nyonya Yoon. "kau akan tumbuh dan belajar selama memegang posisi itu. Dan perlahan kau akan terbiasa". Lalu Nyonya Yoon memberi perintah pada Poong Yi untuk menguburkan Ok Yi.
Dengan sigap, Poong Yi meminta Nyonya Yoon untuk tidak khawatir. Karena dengan kekuasaannya ia akan mengurus semuanya.
Nyonya Yoon memandang sinis pada Poong Yi dan pergi dari ruang bawah tanah.
Setelah Nyonya Yoon pergi, Poong Yi dengan gayanya yang sok, memerintahkan pelayan pria untuk mulai memindahkan dan menguburkan Ok Yi. Para pelayan pria tidak ada yang bergerak. Mereka memandang Poong Yi dengan malas. Poong Yi berusaha mengancam Yong Joon, "Kalian dengar kan tadi? Aku kepala pelayan sekarang". Para pelayan pria tidak menghiraukan Poong Yi.
Hae Sang berjalan melewati para pelayan wanita. Ibu Dan Ji berusaha menahannya dan mengatakan bahwa Hae Sang tidak perlu khawatir, ia tidak menginginkan pekerjaan Hae Sang. Tetapi Hae Sang hanya meminta ibu Dan Ji melakukan seperti yang sudah diperintahkan oleh Nyonya Yoon.
Lalu Hae Sang pergi meninggalkan ruang bawah tanah. Moo Myeong menutup kembali wajah Ok Yi.
Lalu terlihat para pelayan pria minus Poong Yi dan para pelayan wanita, bersama-sama menguburkan Ok Yi. "Bahkan kita tidak mendapatkan peti mati?", tanya In Yub sambil menangis.
Dan Ji menjawab bahwa peti mati itu membutuhkan uang, dan majikan tidak ada yang mau bersusah payah mengeluarkan uang mereka untuk membeli peti mati untuk pelayan mereka.
In Yub masih merasa bahwa mereka seharusnya melaporkan kejadian ini pada Tuan Heo.
Dan Ji berkata bahwa Tuan Heo tidak akan peduli, lagipula Tuan Heo lah yang membuat Ok Yi menjadi seperti ini. "Ini tidak adil. Apa kesalahan yang sudah dilakukan Ok Yi?".
Sa Wol berkata bahwa hukum di negara mereka tidak memberikan kesempatan kepada pelayan untuk mengatakan sesuatu apa pun.
Dan Ji menambahkan bahwa mereka mengatakan bahwa majikan itu seperti orang tua bagi pelayannya. Dan tidak etis jika seorang anak menggugat orang tua mereka. Mereka memperlakukan pelayan mereka seperti benda mati, tapi mereka ingin dianggap seperti orang tua sendiri?
Para pelayan menangisi kematian Ok Yi.
--
Moo Myeong melaporkan pada Hae Sang bahwa mereka telah mengubur Ok Yi di pegunungan. Hae Sang memberi saran agar Moo Myeong melupakan yang sudah berlalu. Tetapi Moo Myeong tetap merasa bersalah karena telah membawa Ok Yi kembali ke sana. Seharusnya ia tidak melalukannya.
"Seperti itulah hidup. Kadang-kadang berakhir seperti yang tidak kita harapkan". Lalu Hae Sang mengalihkan pembicaraan dan bertanya apa umpan mereka telah siap.
Moo Myeong mengatakan bahwa umpannya harus seseorang yang dipercaya oleh In Yub dan orang yang tidak akan membahayakan Man Wol.
Hae Sang menganggukkan kepalanya, setuju dengan pendapat Moo Myeong, "Jadi?".
"Saya mempertimbangkan untuk menjadikan diri saya sendiri sebagai umpan", jawab Moo Myeong. Hae Sang terkejut. Ia melihat ke arah Moo Myeong.
--
Pagi hari berjalan seperti biasanya. Para pelayan pria membersihkan halaman rumah, sedangkan pelayan wanita mulai mempersiapkan sarapan. Nyonya Yoon menemani Eung Cham sarapan pagi.
Sambil tersenyum Nyonya Yoon memberitahukan Eun Cham bahwa semalam Ok Yi menghembuskan nafas terakhir. Eung Cham terkejut dan menghentikan makannya. "Sepertinya ia bisa hamil, namun tidak cukup sehat untuk melahirkan. Ketika melahirkan, dia dan anaknya meninggal". Terlihat ibu Dan Ji juga ada di sana.
Eung Cham terdiam lalu meletakkan sendoknya dengan keras di atas meja. "Aku lihat kau melakukan caramu".
Nyonya Yoon tertawa dan bertanya bagaimana Eung Cham bisa mengatakan hal semacam itu. "Aku bahkan mempersiapkan banyak sup rumput laut untuk dimakannya setelah melahirkan. Aku pikir kau akan menghabiskan semua sup rumput laut ini. Kenapa? Kau tidak suka rumput laut? Ck..ck..ck.. sayangnya sepertinya kita hanya punya sup rumput laut hari ini", ucap Nyonya Yoon.
"Bukankah aku sudah memperingatkanmu? Aku sudah mengatakan padamu jika kau menyakiti Ok Yi, aku tidak akan membiarkanmu".
Nyonya Yoon dengan berani berkata bahwa bukan dia yang mengambil nyawa Ok Yi, tetapi langit. "Memangnya salahku jika ada pelayan yang mati ketika melahirkan?", tantang Nyonya Yoon. Eung Cham tidak mengatakan sepatah kata pun.
--
Nyonya Yoon datang ke dapur. Ia bertanya apakah mereka sudah mengambil semua piring dari kamar majikan. Gae Ddong berkata bahwa Nona Yoon Ok masih belum bangun. Nyonya Yoon tersenyum gembira, lalu berkata seharusnya dia sudah bangun dan bersiap sebelum suaminya bangun. Lalu ia memerintahkan Gae Ddong menyiapkan air untuk Yoon Ok membersihkan badannya.
"Ya", jawab Gae Ddong.
Sebelum pergi, Nyonya Yoon melihat In Yub. Lalu ia memerintahkan In Yub saja yang membawakan air untuk Yoon Ok. "Mereka ada di kamar Tuan Eun Ki", tambah Nyonya Yoon. -Arghh... sepertinya sifat iblis Yoon Ok menurun dari ibunya.
Para pelayan wanita yang ada di sana terkejut, mereka melihat ke arah In Yub, In Yub membungkukkan badannya pada Nyonya Yoon, "Ya, Nyonya". Nyonya Yoon tersenyum sinis pada In Yub. Lalu ia pergi meninggalkan dapur.
Setelah Nyonya Yoon pergi, Sa Wol mendekati In Yub yang sedang menyiapkan air hangat. Ia menawarkan dirinya menggantikan In Yub pergi ke kamar Eun Ki. Tetapi In Yub menolaknya, tidakkah Sa Wol ingat apa yang terjadi semalam ketika Sa Wol mencoba menolongnya? In Yub menenangkan Sa Wol dan berkata ia akan segera kembali.
Yoon Ok membuka matanya. Ia terkejut dan baru menyadari bahwa semalam ia tidur di kamar Eun Ki. Lalu ia melihat Eun Ki yang sedang memakai topinya. Yoon Ok merasa sangat malu. Lalu ia bangun dan merapikan bajunya. Ia menyapa Eun Ki.
"Oh, kau sudah bangun?", tanya Eun Ki.
Yoon Ok meminta maaf karena ia bukan peminum yang baik sehingga tertidur di kamar Eun Ki.
Eun Ki mengatakan tidak apa-apa, ia tidur di kamar yang lain. Wajah Yoon Ok terlihat kecewa. "Aku akan pergi sekarang. Kau bisa menikmati waktumu". Lalu Eun Ki keluar dari kamar.
Begitu tiba di teras, Moo Myeong sudah menunggu Eun Ki di halaman. Moo Myeong memberi hormat dan menanyakan apakah Eun Ki mencarinya.
"Aku dengar kau kehilangan jabatanmu sebagai kepala pelayan". Moo Myeong menundukkan wajahnya. "Mulai sekarang, kau akan membantu pekerjaanku. Karena kau bawahan ayahku, kau seharusnya juga setia padaku dan aku mempercayaimu".
Moo Myeong menundukkan kepalanya dan mempersilahkan Eun Ki memberi perintah padanya.
Eun Ki berdiri di dekat sepatunya. Moo Myeong tidak paham maksud Eun Ki. "Apa lagi yang kau tunggu", ucap Eun Ki sambil melihat ke arah sepatunya.
Moo Myeong segera membalikkan sepatu Eun Ki dan memakaikannya pada Eun Ki.
Saat itu In Yub sampai di sana, ia melihat Moo Myeong membantu Eun Ki memakai sepatu. Sepertinya Moo Myeong sedikit merasa risih. In Yub memandang ke arah Eun Ki.
Setelah selaesai, Eun Ki mengajak Moo Myeong pergi.
Moo Myeong berjalan lebih dahulu, kemudian Eun Ki di belakangnya. "Apa kau harus bersikap seperti ini?", tanya In Yub ketika Eun Ki melewatinya.
Eun Ki berhenti dan membalikkan badannya. "Apa yang kau bicarakan?", tanya Eun Ki.
Sesaat In Yub terdiam lalu ia berbalik menghadap Eun Ki, "Bagaimana seorang yang bermartabat sepertimu memperlakukan pelayannya dengan sangat tidak bijaksana?", tanya In Yub.
Eun Ki tersenyum tipis dan mengatakan sepertinya In Yub benar-benar salah paham padanya, seorang majikan tidak perlu memperhatikan pelayannya. "Kau berkata bahwa kau ingin menjadi pelayan, kau meminta diperlakukan seperti pelayan, aku hanya melakukan apa yang minta", marah Eun Ki dan berbalik.
In Yub menghentikan Eun Ki. Ia berkata jika Eun Ki bersikap seperti ini, Eun Ki lah yang akan merasa lebih sakit. Bagaimanapun cara Eun Ki bersikap, tidak ada hubungan dengan dirinya. "Aku bahkan mempersiapkan malam pertamamu bersama Nona Yoon Ok. Apa lagi yang lebih menyakitkan bagiku?". tanya In Yub. In Yub merasa dari hari ke hari ia semakin merasa tidak sensitif dengan apa pun lagi. Tetapi itu berbeda dengan Eun Ki. "Kau... masih merasa sakit hati".
Mata Eun Ki memerah. Lalu ia berbalik lagi menghadap In Yub. "Hati-hati dengan apa yang kau bicarakan. Berbicara tanpa rasa hormat pada majikan tidak diperbolehkan.", marah Eun Ki. Kemudian ia berbalik dan pergi. In Yub terdiam dan menundukkan wajahnya.
Dari balik pintu, ternyata Yoon Ok mendengar pembicaraan In Yub dan Eun Ki. Ia tersenyum senang dan menutup pintu kembali.
--
Di gudang penyimpanan makanan, ibu Dan Ji sedang membolak-balikkan kertas. Dan Ji meminta ibunya untuk berhenti dan menyerah. "Bagaimana orang seperti ibu menjadi Kepala Pelayan. Apa ibu bisa membaca ini?", tanya Dan Ji.
Ibu Dan Ji tidak peduli. Ia sudah bekerja sangat lama di kediaman Menteri Pertahanan jadi ia tahu apa yang harus ia lakukan tanpa harus bisa membaca. Tetapi Dan Ji hanya tidak ingin tangan ibunya menjadi kotor. Tidakkah ibunya lihat Moo Myeong tidak pernah berteman bersama pelayan lainnya? Pernahkah ibunya melihat Hae Sang bergosip bersama mereka?
Ibu Dan Ji tidak peduli. Lagipula ia melakukan ini bukan untuk siapa-siapa, tetapi demi Dan Ji. Jika ia memiliki kekuatan, maka ia dapat menjadi tameng bagi Dan Ji. Mata Dan Ji memerah. Ia menghela nafasnya. Tetapi Dan Ji tetap meminta ibunya untuk tidak melakukan semua itu. Dan ibu Dan Ji tetap tidak menghiraukan permintaan Dan Ji.
Di halaman, Poong Yi bermalas-malasan. Ia hanya menyuruh pelayan lain bekerja membelah kayu bakar.
In Yub, Sa Wol, Dan Ji dan Gae Ddong lewat di dekat Poon Yi. Poong Yi menegur mereka karena tidak memberi hormat padanya.
Sa Wol menyuruh Poong Yi minggir sebelum ia bersikap kasar pada Poong Yi.
"Si cantik ini selalu bicara kasar padaku! Karena aku sekarang menjadi Kepala Pelayan, sepertinya aku akan mempertimbangkan untuk menikah. Apa pendapat kalian? Gadis-gadis lain terlalu jelek menurutku. Makanya pilihanku menjadi salah satu diantara kalian berempat", ucap Poong Yi sombong. Gae Ddong yang agak oon merasa senang dibilang cantik oleh Poong Yi. Dan Ji memarahi Gae Ddong.
Lalu Dan Ji menanyakan bagaimana leher Poong Yi. Poong binggung dan memegang lehernya. Dan Ji berkata biasanya orang yang meninggal karena dicekik akan menghantui orang yang mencekiknya. Lalu In Yub melihat punggung tangan Poong Yi terluka seperti habis dicakar sesuatu.
In yub bertanya mengapa punggung tangan Poong Yi terluka. Pelayan yang lain juga mendengar pertanyaan In Yub. Mereka memandang Poong Yi penasaran. Poong Yi membalikkan tangannya dan tergagap. "Ini.. ini.. tidak ada apa di sini".
Poong Yi melihat dengan marah pada Yong Joon yang sedang memperhatikannya. Yong Joon terkejut dan pura-pura melanjutkan pekerjaannya. Poong Yi memarahi In Yub. Ia berkata bahwa kali ini ia akan memaafkan In Yub karena sudah berbicara sembarangan, tapi lain kali ia akan memukul In Yub tanpa ampun. Lalu ia berpura-pura seperti akan menerjang In Yub. In Yub tidak takut, malah Gae Ddong yang berdiri dibelakangnya yang terkejut.
"Minggir!", bentak Poong Yi pada In Yub, Sa Wol, Dan Ji dan Gae Ddong. Sa Wol tersenyum sinis dan membiarkan Poong Yi lewat. In Yub memikirkan luka di tangan Poong Yi.
--
In Yub menemui Moo Myeong di ruang bawah tanah. Moo Myeong meminta In Yub untuk mengatakan pada Tuan Heo bahwa In Yub sudah siap bertemu dengan raja.
In Yub bertanya memangnya apa yang harus ia bawa.
"Aku", jawab Moo Myeong. Moo Myeong berkata bahwa ia akan menjadi bukti dan saksi bagi In Yub. Seperti yang In Yub ketahui, ia adalah bagian dari Man Wol dan ia juga yang membuat nametag palsu dengan nama ayah In Yub. Di bagian ini, In Yub merasa sangat terkejut. Ia memandang Moo Myeong dengan tajam.
Moo Myeong mengalihkan pandangannya dari In Yub dan berkata, jika In Yub membawanya ke hadapan raja, maka ia akan menjadi saksi bagi In Yub. Ia akan mengatakan pada raja bahwa ayah In Yub sudah dijebak dan dituduh dengan tuduhan palsu.
In Yub terdiam. Lalu ia meminta agar Menteri Keuangan juga harus berada di sana. Moo Myeong terkejut. "Raja, pesan terakhir ayahku, testimoni Menteri Keuangan, dan juga... nametag palsu yang kau buat".
Moo Myeong menolaknya. Menurutnya, dirinya saja sudah cukup sebagai saksi untuk ayah In Yub.
In Yub curiga dan bertanya apa sebenarnya yang diinginkan oleh Moo Myeong, pasti ada sesuatu yang direncanakan oleh Moo Myeong.
Moo Myeong memandang In Yub agak lama. Lalu ia menjawab bahwa ada seseorang yang ingin ia selamatkan.
"Siapa?", tanya In Yub.
Moo Myeong mengalihkan pandangannya dan menjawab, "Kau tidak perlu tahu".
In Yub berkata jika Moo Myeong mengajukan dirinya sebagai pengkhianat, maka ia langsung akan dibunuh saat itu juga. In Yub minta sebagai permulaan, Moo Myeong cukup hadir di sana untuk menyerahkan bukti.
"Urus saja urusanmu", sahut Moo Myeong singkat dan melangkah pergi.
In Yub terdiam. Tiba-tiba ia melihat baju bayi milik Ok Yi yang masih tertinggal di sana. Ia meminta Moo Myeong menunggu, ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. Moo Myeong berhenti. "Apa kau pernah... mencekik orang sampai mati?". Moo Myeong tidak menjawab. Ia berbalik dan meneruskan langkahnya.
In Yub mengejar Moo Myeong. "Seseorang ...", In Yub mengambil kedua tangan Moo Myeong dan meletakkannya di lehernya. "... dicekik dileher seperti ini?". In Yub berusaha mempraktekkan ketika seseorang dicekik. Moo Myeong terkejut melihat In Yub. In Yub tidak menyadari pandangan Moo Myeong. "Orang itu pasti akan berusaha mencakar dan melepas tangan itu dari lehernya".
In Yub memberitahukan Moo Myeong bahwa Poong Yi memiliki luka di punggung tangannya. Mereka harus segera melaporkan sebelum luka itu sembuh. Moo Myeong masih tertegun memandang In Yub. Tiba-tiba In Yub sadar bahwa kedua tangan Moo Myeong ada di lehernya dan langsung melepas tangan Moo Myeong.
Moo Myeong meberi nasehat agar In Yub tidak terlibat dalam masalah ini karena mereka memiliki masalah yang lebih besar. Lalu ia meninggalkan In Yub sendirian di ruang bawah tanah.
--
In Yub masuk ke asrama pelayan, di sana sudah ada Sa Wol yang duduk di depan dupa milik Ok Yi dan juga Dan Ji yang tidur-tiduran di depan dupa Ok Yi. Dan Ji memukul-mukul dadanya. Ia merasa sangat marah dan frustasi. Mereka mengetahui siapa yang memerintahkan dan mereka tahu siapa yang melakukan semua ini pada Ok Yi tapi mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk Ok Yi.
"Ok Yi bukan orang lain. Tidak ada yang tahu mungkin suatu saat kejadian ini akan menimpa salah satu dari kita juga", ucap Dan Ji lalu menaburkan sesuatu ke dupa.
Sa Wol bertanya apa yang ingin dilakukan Dan Ji. Mereka adalah majikan kita dan kita tidak boleh melaporkan mereka, itu hukumnya.
"Mungkin ada satu cara", ucap In Yub. Dan Ji dan Sa Wol terkejut. "Apa?", tanya Dan Ji.
Lalu Sa Wol dan Dan Ji diam-diam masuk ke kamar Yoon Seo. Yoon Seo sedang tidur sangat pulas dan mengorok dengan keras. Mereka mencari kertas dan tinta. Dan Ji membuka salah satu lemari, ia melihat sebuah buku. Dan Ji memanggil Sa Wol supaya mendekat. Dan Ji membuka buku itu dan sangat terkejut melihat isi buku itu. Begitu juga dengan Sa Wol. Ia sampai menutup matanya.
Dan Ji menjadi kesal pada Yoon Seo. Ia hampir memukul Yoon Seo dengan buku yang ia pegang. Cepat-cepat Sa Wol mencegahnya. Dan Ji mengembalikan buku itu ke lemari dan mengambil kotak lain yang ada di sana. Ia hampir memukul Yoon Seo lagi dengan kotak itu. Tiba-tiba Yoon Seo bergerak. Hampir saja kakinya menendang Sa Wol.
Dan Ji dan Sa Wol cepa-cepat keluar sebelum Yoon Seo benar-benar terbangun.
Dan Ji, In Yub, dan Sa Wol berada di ruang bawah tanah. Dan Ji mendapat bagian menjaga pintu. Ia tidak sabar menunggu In Yub selesai menulis. "Cepatlah! Kau ini menulis atau menggambar?", tanya Dan Ji ketakutan.
"Bukankah ini sangat berbahaya, nona?", tanya Sa Wol. "Mungkin kita hanya akan membuat masalah menjadi lebih besar".
Tetapi In Yub tidak berpikir seperti Sa Wol. Ia merasa bahwa mereka harus membantu Ok Yi.
Terlihat In Yub, Sa Wol, dan Dan Ji bergegas pergi. Mereka sudah mengganti pakaian mereka. Sa Wol mengingatkan agar mereka harus kembali sebelum jam malam dimulai. Kalau tidak mereka bisa mendapat masalah.
Dan Ji protes, para bangsawan selalu bisa melawati jam malam.
Iya, tetapi kita bukan bangsawan, sahut Sa Wol.
Setelah mereka bertiga pergi, Moo Myeong membuka pintu kamarnya. Sepertinya ia mendengar pembicaraan mereka bertiga.
Mereka tiba di sebuat tempat yang banyak penjaganya -ga tahu namanya&;-. Lalu setelah keadaan aman, In Yub menempelkan kertas yang sudah ditulisnya, sedangkan Sa Wol dan Dan Ji berjaga-jaga.
In Yub berkata jika para polisi menemukan mayatnya, mereka akan memulai penyelidikan. Dan Ji bertanya apa yang In Yub tulis. In Yub akan membaca tulisannya, namun tiba-tiba terdengar suara penjaga mengumumkan dimulainya jam malam.
Mereka terkejut. Mereka tidak sadar bahwa jam malam sudah dimulai. Mereka benar-benar harus bergegas sebelum tertangkap oleh para petugas.
Moo Myeong tiba di tempat In Yub menempelkan pengumuman. Ia membaca pengumuman itu.
In Yub, Sa Wol, dan Dan Ji berusaha mencari tempat bersembunyi tetapi mereka tidak menemukannya. Sementara itu, para penjaga sudah hampir mendekat. Dan Ji berkata bahwa ini tidak akan berhasil. Jika mereka terus bersama, mereka semua akan tertangkap. Dan Ji mengajak mereka berpisah.
Sa Wol berkata pada In Yub bahwa ia akan keluar dan mengalihkan perhatian para penjaga dan In Yub bisa berlari ke arah yang lain.
In Yub tidak setuju. Ia tidak mau Sa Wol melakukannya. Sa Wol tidak menggubris ucapan In Yub dan berlari keluar dan mengayunkan tangannya di depan para penjaga.
"Hey! Tangkap dia!", teriak penjaga. Dan mereka mengejar Sa Wol. In Yub keluar dari tempat persembunyian dan bingung tidak tahu mau lari kemana. Sementara itu, Sa Wol berteriak menyuruh In Yub dan Dan Ji untuk segera lari. Tanpa berpikir panjang, Dan Ji keluar dan berlari, sementara In Yub masih kebingungan dan akhirnya memutuskan untuk berlari ke arah yang berbeda dengan Dan Ji.
In Yub berpapasan dengan penjaga yang lain. Mereka mengejar In Yub. In Yub berlari ke sela-sela rumah. Tiba-tiba kaki In Yub tersandung dan ia terjatuh.
Tiba-tiba ada seseorang yang menarik In Yub. In Yub terkejut dan melihat ternyata Moo Myeong yang menolongnya. Moo Myeong segera membawa In Yub bersembunyi di suatu tempat.
Para penjaga yang mengejar In Yub kehilangan jejak In Yub. Di tempat persembunyian, Moo Myeong melihat ke arah In Yub, In Yub mengalihkan pandangannya.
Moo Myeong menemani In Yub pulang. In Yub berjalan sambil tertatih-tatih karena kakinya terkilir. Ia berjalan sambil berpegangan di bebatuan di pinggir jalan. In Yub terduduk menahan sakit di kakinya. Lalu Moo Myeong mengulurkan tangannya pada In Yub, "Pegang tanganku", ucap Moo Myeong. In Yub melihat ke arah Moo Myeong. "Apa aku harus menggendongmu di punggungku?", tanya Moo Myeon lagi.
Mau tidak mau, In Yub terpaksa memegang tangan Moo Myeong dan berdiri. Moo Myeong membantu In Yub berjalan dengan cara memegang lengan In Yub.
Sambil berjalan, Moo Myeong bertanya apakah In Yub sebegitu inginnya semua orang mengetahui kematian Ok Yi.
In Yub berkata dia juga akan mati ketika ia bertemu dengan raja nanti. Di asrama pelayan, hanya dia satu-satunya pelayan yang bisa menulis dan membaca. "Aku hanya ingin melakukan satu hal yang terakhir sebelum aku pergi", ucap In Yub. Moo Myeong memandang ke arah In Yub.
In Yub duduk di kursi sambil mengurut mata kakinya. Moo Myeong datang dengan membawakan obat. In Yub segera munutp kakinya. Moo Myeong berlutut dan menarik kaki In Yub -tanpa permisi- membuat In Yub terkejut. Moo Myeong akan mengoleskan obat. In Yub berusaha menarik kakinya, sementara Moo Myeong menahannya. "Tidak perlu merasa malu karena terluka", ucap Moo Myeong.
Dengan gugup In Yub bertanya siapa yang bilang ia malu. Moo Myeong memandang In Yub. Lalu ia mengoleskan obat ke mata kaki In Yub dengan perlahan. In Yub sesekali melihat ke arah Moo Myeong.
In Yub pulang masih digandeng oleh Moo Myeong.
Kebetulan Yoon Ok lewat dan melihat mereka dari jarak yang agak jauh. In Yub dan Moo Myeong tidak sadar mereka diawasi oleh Yoon Ok. Wajah Yoon Ok terlihat marah melihat kedekatan In Yub dan Moo Myeong.
Bersambung...
[Sinopsis Maids Episode 12 Part 2]
Post a Comment