Sinopsis Maids Episode 11 Part 2

Sinopsis Maids Episode 11 Part 2

[Sinopsis Maids Episode 11 Part 1]

Sinopsis Maids Episode 11 Part 2


Eun Ki melihat In Yub sedang mengepel lantai koridor. Lalu ia berjalan mendekati In Yub dan berdiri di depan In Yub. In Yub menghela nafasnya.

"Alasan kau menolakku, apa benar-benar karena ayahku?", tanya Eun Ki. In Yub tidak menjawab. Ia masih melakukan pekerjaannya. "Apa kau sudah membuka hatimu untuk Moo Myeong?".

In Yub menghentikan pekerjaannya dan berdiri. In Yub menjawab bahwa Eun Ki benar. Ia memang menyukai Moo Myeong dan ia sangat bergantung pada Moo Myeong.

"Walaupun ia musuh ayahmu, apa itu tidak apa-apa untukmu?". In Yub tertegun. "Kau menolakku karena keluargaku".

In Yub memberi alasan selama ini ia belajar bahwa seseorang harus berteman dengan orang yang berasal dari kelas sosial yang yang sama. "Aku akan menjalani hidupku dengan tepat".

Eun Ki menganggukkan kepalanya dan bertanya apakah dengan begitu In Yub akan merasa bahagia.

"Tuan... Tuan... Hatiku terasa berhenti berdetak setiap aku memanggilmu seperti itu. -Apa ya bahasa koreanya Master, dicari-cari g ketemu..- Andai saja aku dapat memanggilmu seperti itu sebagai istri, bukan sebagai pelayan yang memanggil majikannya. Betapa indahnya, andaikan aku bisa memanggilmu seperti itu sebagai suami. Aku sudah menunggu sangat lama untuk bisa memanggilmu seperti itu. Aku bahkan melatih diriku sendiri. Tapi saat ini, kau bukan suamiku, kau adalah majikanku. Aku mungkin saja melupakanmu dan pindah ke hati yang lain. Tetapi aku tidak akan melupakan hatimu sepanjang hidupku".

Eun Ki terdiam mendengar ucapan In Yub. In Yub kembali duduk dan meneruskan pekerjaannya. Eun Ki tidak mengatakan apa pun lagi. Ia hanya menghela nafasnya dan berbalik, pergi dari hadapan In Yub.

Eun Ki berdiri di atas sebuah jembatan. Matanya berkaca-kaca.

Ia membuka cincin yang ada di jari kelingkingnya. Ia mengingat pertanyaan In Yub tentang keyakinannya apakah ayahnya tidak terlibat dalam kematian ayah In Yub. Ia mengingat pembicaraannya dengan ayahnya dihadapan keluarga ayahnya yang telah mati, dan ia mengingat pembicaraannya dengan Moo Myeong. Dan sepertinya Eun Ki sampai pada suatu keputusan bahwa ia tidak punya pilihan lain selain melepaskan In Yub.

Eun Ki membuang kedua cincin itu ke dalam sungai. Air matanya menetes mengingat kebahagiaan yang pernah dilaluinya bersama In Yub.

--

Yoon Ok datang menemui Lady Han. Lady Han tersenyum senang melihat Yoon Ok yang memberi hormat padanya.

Lady Han menerima In Yub dengan senang hati. Ia bertanya apa yang membuat Yoon Ok datang ke rumahnya tanpa ditemani oleh suaminya.

Yoon Ok tersenyum dan menjawab bahwa ia hanya ingin menjenguk dan melihat keadaan mertuanya.

Lady Han berkata bahwa sepanjang Yoon Ok dan Eun Ki baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja. "Dan sekarang jika kami bisa mendapatkan seorang cucu, apa lagi yang kami inginkan?".

Raut wajah Yoon Ok berubah serius. Sayangnya... sepertinya saya akan membatalkan pernikahan kami, ucap Yoon Ok.

Lady Han terkejut dan bertanya apa yang dimaksud oleh Yoon Ok.

Yoon Ok bertanya apakah Lady Han mengetahui bahwa suaminya belum menyelesaikan malam pertamanya dengan sempurna. Lady Han merasa sangat malu. "Ia menghilang di malam pertama kami dan membuat saya menunggunya sepanjang malam, dan setelah itu ia sama sekali tidak menginjakkan kakinya ke kamar pengantin.".

"Anak itu.. benar-benar...", umpat Lady Han. Yoon Ok tersenyum tipis. Ia mengatakan jika Lady Han bisa membantunya dalam masalh ini, ia juga akan membantu Lady Han.

Lady Han terkejut dan tidak mengerti, memangnya ia membutuhkan bantuan apa dari Yoon Ok.

Yoon Ok berkata bahwa ia mendengar dari pelayannya bahwa Lady Han sedang mencari seorang Kepala Pelayan. "Saya akan memberikan Moo Myeong pada anda". Lady Han tertarik dengan ucapan Yoon Ok. Yoon meneruskan, jika ia pindah ke kediaman Lady Han suatu saat nanti, ia akan membawa Moo Myeong bersamanya, bukan seorang pelayan.

Lady Han tidak menjawab tawaran dari Yoon Ok. Ia memandang Yoon Ok dengan sedikit curiga.

--


Sementara itu Lady Kang pergi bersama Yong Joon ke tempat perjudian. Lady Kang memakai baju rakyat biasa. Yong Joon tidak sabar melihat cara jalan Lady Kang. Ia berniat membantu Lady Kang membawa dua kantung uang dan perhiasan milik Lady Kang. Namun Lady Kang menolak.

Mereka sampai di tempat perjudian. Lady Kang terlihat takut karena banyak orang di sana. Si pemilik tempat judi merasa sangat senang menerima Lady Kang. Ia mengantar Lady Kang ke suatu meja yang kosong dan mulai bermain judi. Yong Joon kalah, ia hanya mendapat nilai kartu satu. Lady Kang senang sekali karena ia menang. Ia mendapat kartu delapan.

Ketika ia kan mengambil taruhannya, satu orang lagi membuka kartunya. Ternyata ia memiliki kartu dengan nilai paling tinggi. Dan tentu saja hadiah itu miliknya.

Lady Kang berusaha mencegah orang itu mengambil perhiasan dan uang miliknya. Ia menutupinya dengan badannya. Yong Joon memarahinya dan memanggilnya dengan sebutan 'Lady'.

Orang-orang disekitar mereka terkejut. Yong Joong mengatakan bahwa Lady Kang tidak peduli. Ia berusaha membungkus kembali uang dan perhiasannya dan membawa pergi. Orang yang menang itu memarahi Yong Joon dan bertanya diman Yong Joon bertemu orang seburuk ini. Ia memukul Yong Joon dan kemudian mengejar Lady Kang. Ia berusaha menahan Lady Kang sehingga membuat bungkusan di tangan Lady Kang terjatuh dan isinya berhamburan di lantai.

Orang-orang di sana berebut mengambil uang dan perhiasan Lady Kang. Lady Kang tidak bisa melakukan apa pun.

--

Dan Ji sedang berada di ruang bawah tanah. Yoon Seo diam-diam mendekati Dan Ji dan mencium pipi Dan Ji. Dan Ji terkejut dan memukul Yoon Seo. Yoon Seo malah menggoda Dan Ji. Ia merasa gemas melihat Dan Ji yang mudah sekali terkejut. Dan Ji memukul Yoon Seo.

Dan Ji bertanya apa yang ingin dikatakan oleh Yoon Seo sehingga memintanya datang ke ruang bawah tanah.

Yoon Seo menggenggam tangan Dan Ji. Ia mengatakan bahwa sudah lama sekali mereka tidak sedekat ini.

Dan Ji melepaskan tangannya dari genggaman Yoon Seo, "Kau setiap malam dekat dengan istrimu".

"Kau juga selalu bersama Dduk Swe", sahut Yoon Seo.

"Apa maksudmu?"

Yoon Seo berkata bahwa ia melihat Dan Ji dan Dduk Swe bersama-sama beberapa kali.

Dan Ji pura-pura cuek dan berkata bahwa tidak ada yang salah jika seorang wanita single bersama dengan seorang pria yang single.

Yoon Seo membujuk Dan Ji agar tidak bersikap seperti itu. Ia bersama dengan istrinya bukan karena ia suka atau apa, apa Dan Ji tahu betapa sulit berlari dan bersembunyi dari istrinya sekarang ini. "Dan sekarang ia bahkan berjudi. Ia mencuri semua barang milikku. Wanita itu sudah gila sekarang", ucap Yoon Seo.

Dan Ji pura-pura terkejut. Namun sebenarnya ia senang karena rencananya berhasil. "Ia juga sering keluar belakangan ini. Apa ia berselingkuh dariku?", gumam Yoon Seo.

Dan Ji mendekati Yoon Seo dan bertanya jika memang Lady Kang berselingkuh, apa yang akan dilakukan oleh Yoon Seo.

"Tentu saja aku akan segera meninggalkannya!", sahut Yoon Seo. -Beuh, memangnya cuma dia aja yang bisa tidak setia. Giliran istrinya begitu, langsung ditinggalin...-. "Dan kemudian, Dan Ji...", Yoon Seo tersenyum gembira. Dan Ji pun terlihat tersenyum senang.

--

Moo Myeong kembali menemui Hae Sang. Ia menceritakan pembicaraannya ketika bertemu dengan Tuan Heo tadi pagi. Ia mengatakan bahwa Tuan Heo menanyakan tentang ibunya. "Tadi, ia memperlihatkan asesoris rambut milik seorang pria".

Hae Sang terdiam. Moo Myeong bertanya apa mungkin Hae Sang mengetahui sesuatu atau mungkin ada hal lain yang ingin diceritakan Hae Sang padanya.

"Aku sudah mengatakan semuanya padamu", ucap Hae Sang tanpa ragu. Ia mengatakan bahwa ibu Moo Myeong meninggal di tangan penguasa baru dan Man Wol yang telah menyelamatkan Moo Myeong.

Moo Myeong terlihat berpikir. Ia bertanya apa mungkin ibunya meninggalkan sesuatu untuknya.

"Jika memang ada, bukankah seharusnya aku sudah memberikannya padamu?", sahut Hae Sang.

--

Yoon Ok menunggu Eun Ki. Ia mengatakan bahwa ia mengunjungi ibu Eun Ki hari ini dan menyampaikan kabar Eun Ki pada ibunya.

Eun Ki tidak menghiraukan ucapan Yoon Ok. Ia malah meminta maaf karena telah bersikap kasar pada Yoon Ok. "Aku ingin disediakan sedikit minuman dan makanan malam ini, istriku".

Yoon Ok tersenyum, tetapi kemudian ia bertanya kenapa Eun Ki meminta makanan dan minuman, apakan Eun akan menghinanya hari ini.

Eun Ki menjawab bahwa ia hanya ingin minum. Lalu Eun Ki berjalan ke kamarnya, sedangnya Yoon Ok tersenyum senang.

Yoon Ok datang ke dapur. Ia melihat para pelayan wanita sedang berberes-beres. Ia berkata bahwa ia merasa tidak enak meminta bantuan dari mereka. Lalu ia berjalan mendekati In Yub dan berkata bahwa suaminya ingin minum malam ini. "Hanya kami berdua, suami dan istri", ucapnya memancing emosi In Yub.

"Haruskan saya menyiapkan beberapa makanan?", tanya In Yub.

"Kau pasti lebih tahu makanan apa yang disukai suamiku dibandingkan yang lain, bukan?", tanya Yoon Ok. In Yub hanya diam dan pergi menyiapkan makanan untuk Eun Ki.

Setelah selesai menyiapkan makanan, In Yub meminta Yoon Ok memberitahunya jika ada yang kurang.

"Itu sudah cukup", kata Yoon Ok dengan tersenyum manis. "Bawakan makanan ini", perintahnya pada In Yub.

Sa Wol yang berdiri di sebelah In Yub menawarkan dirinya menggantikan In Yub membawakan makanan tersebut.

Yoon Ok berbalik dan bertanya mengapa bukan In Yub yang membawa makanan itu? Memangnya tidak bisa?. "Dia yang menyiapkan semuanya".

Sa Wol tidak peduli. Ia berkata bahwa Yoon Ok seharusnya tahu hubungan masa lalu antara In Yub dan Eun Ki. Bagaimana bisa Yoon Ok memerintahkan In Yub melakukan hal ini. Ia tetap akan membawakan makanan tersebut. In Yub akan mengambil meja itu, tetapi Sa Wol menolaknya. "Biar saya yang pergi".


Yoon Ok tertawa dan bertanya siapakah Sa Wol beraninya ia mencampuri urusannya. Sa Wol masih tetap keukeuh. Yoon Ok menjadi bertambah marah melihat kekeraskepalaan Sa Wol. Ia mendorong dengan keras meja yang dipegang Sa Wol sampai meja dan San Wol terjatuh. Para pelayan di sana terkejut. In Yub berlari ke arah Sa Wol.

"Memangnya siapa kau beraninya mencampuri urusanku? Karena sebagian dari kalian mendapat perhatian dari bangsawan, kalian bersikap seperti sederajat denganku? Kalian merasa tidak adil dan semua tidak pernah berjalan seperti yang kalian inginkan, bukan? Tapi kalian tahu? Kalian akan berakhir dengan merasakan hal seperti ini karena kalian memiliki ambisi yang menggelikan itu. Tahu tempat kalian! Hanya dengan cara itu kalian terhindar dari hukuman pukulan".

Dan Ji terlihat menahan air matanya.

Kemudian Yoon Ok memerintahkan In Yub untuk menyiapkan meja yang lain. Dan ia ingin In Yub yang melakukannya, bukan yang lainnya. Mengerti?, ucapnya pada Sa Wol. Lalu Yoon Ok pergi dari dapur.

--


In Yub membuka pintu kamar Eun Ki. Eun Ki melihat In Yub dengan wajah datar. Di samping Eun Ki, sudah ada Yoon Ok. Yoon Ok tersenyum manis pada In Yub.

In Yub masuk ke kamar. Yoon Ok berkata bahwa makanan itu adalah hadiahnya untuk Eun Ki. Daripada Eun Ki pergi minum bersama gisaeng, lebih baik Eun Ki minum di rumah saja sebelum ia pergi tidur.

In Yub meletakkan meja di hadapan Eun Ki dan berkata, "Semoga anda berdua menikmati makanannya. Saya permisi", dan In Yub berdiri.

"Duduklah", perintah Yoon Ok. In Yub terkejut. "Aku bilang, duduklah!", ulang Yoon Ok.

In Yub berjalan dan duduk di dekat meja. Kemudian Yoon Ok memerintahkan In Yub menuangkan minuman untuk Eun Ki.

In Yub patuh. Ia menuangkan minuman untuk Eun Ki. Namun, mungkin karena kurang konsentrasi, ia menumpahkan air di atas meja.

"Kau menumpahkannya", marah Yoon Ok. In Yub hanya mengucapkan, "Saya minta maaf".

Eun Ki tidak mengatakan apa pun. Wajahnya masih datar, tidak mempedulikan In Yub. Lalu Yoon Ok berkata pada Eun Ki, jika memang Eun Ki menginginkan In Yub, ia mengizinkan Eun Ki memiliki In Yub.

In Yub terkejut, begitu juga Eun Ki. Menurut Yoon Ok tidak ada yang lebih bodoh daripada merasa cemburu pada sebuah mainan sudah dipakai. Ia yakin suatu saat nanti Eun Ki pasti akan membuang In Yub jika ia sudah merasa bosan. In Yub tertegun mendengar ucapan Yoon Ok.

Lalu Yoon Ok beralih pada Eun Ki dan berkata sambil tersenyum, "Bermainlah dengannya... sampai kau merasa bosan. Aku tidak akan ikut campur. Hanya ini yang ingin aku sampaikan."

Eun Ki kembali menuangkan minum untuknya lalu meminumnya. "Sudahlah. Minum saja", ucap Eun Ki pada Yoon Ok. "Tuangkan minum untuknya", perintah Eun Ki pada In Yub.

Yoon Ok dengan malu berkata bahwa ia belum pernah minum sekali pun. Eun Ki mendesak Yoon Ok untuk minum, menurutnya selalu ada pertama kali dalam segala hal di dunia ini. "Minumlah sedikit malam ini".

Yoon Ok mengatakan jika memang Eun Ki memaksanya, ia akan menurut.

Lalu Eun Ki menuangkan minuman untuk Yoon Ok. Sementara itu , In Yub hanya duduk terdiam. Ia melihat ke arah Eun Ki yang sedang menuangkan minuman untuk Yoon Ok.

Yoon Ok meminum seteguk minumannya. Wajahnya mengernyit.

In Yub meminta izin untuk pergi. Namun Eun Ki melarangnya. Ia bertanya kemana In Yub mau pergi, bukankah seharusnya In Yub harus melayani mereka sampai selesai? Bukankah seharusnya In Yub harus menyiapkan tempat tidur setelah mereka menyelesaikan makan? Bukannya itu tugas In Yub sebagai pelayan?

In Yub terdiam. Sementara Yoon Ok tersenyum melihat Eun Ki memarahi In Yub. Eun Ki meneruskan, jika memang In Yub memutuskan untuk menjadi pelayan, lakukan tugas In Yub dengan benar.

"Jika anda sudah siap untuk tidur, panggil saja saya. Saya akan menyiapkan tempat tidur anda", ucap In Yub. Lalu In Yub segera berdiri dan berjalan tanpa menunggu jawaban dari Eun Ki ataupun Yoon Ok. Eun Ki melihat ke arah In Yub lalu ia meminum minumannya.

Sementara itu, In Yub keluar dari kamar Eun Ki dan menutup pintu kamar tersebut. Di luar, In Yub menarik nafasnya, menenangkan perasaannya.

In Yub kembali ke dapur. Sa Wol mendekati In Yub dan bertanya bagaimana keadaan In Yub. Apa ia baik-baik saja? In Yub berkata bahwa ia baik-baik saja. Ia menanyakan keadaan Sa Wol. Sa Wol menjawab bahwa ia baik-baik saja.

--

Lalu Ok Yi mendekati In Yub dan Sa Wol. Ia memperlihatkan baju yang sudah dijahitnya untuk anaknya. In Yub dan Sa Wol memuji, mereka berkata baju itu sangat cantik dan imut. Tiba-tiba Ok Yi kesakitan. In Yub dan Sa Wol panik dan bertanya apa Ok Yi akan melahirkan. Ok Yi duduk dan mengatur nafasnya. Ia berkata bahwa bayinya hanya menendangnya saja. Lalu Sa Wol meminta izin untuk meletakkan tangannya di perut Ok yi.

Ok Yi mengizinkannya. Sa Wol merasa sangat senang bisa merasakan tendangan dari bayi Ok Yi. Ok Yi juga mengambil tangan In Yub dan meletakkannya di perutnya. In Yub merasa sangat takjub. Mereka bertiga tertawa, merasa sangat bahagia.

Lalu tiba-tiba Ok Yi merasakan rasa sakit. Ia berpikir kali ini ia benar-benar akan melahirkan. In Yub dan Sa Wol memanggil pelayan yang lain. Ibu Dan Ji berkata bahwa mereka akan membawakan Ok Yi ke ruang bawah tanah, mereka tidak bisa membiarkan keributan ini mengganggu ketenangan majikan.

In Yub protes. Bukankah bayi yang dikandung Ok Yi, anak Tuan Heo juga. Ibu Dan Ji berkata bahwa ini tidak mungkin, tidakkah mereka melihat Ok Yi mengigit bibirnya dengan keras menahan rasa sakit. Ia harus dipindahkan ke ruang bawah tanah, di sana dia akan bisa menjerit sebebasnya.

In Yub berinisiatif akan memberitahu Tuan Heo. Tapi Ok Yi menahan tangan In Yub dan menggelengkan kepalanya. Ia ingin melakukan ini dengan diam-diam. Seorang anak yang tidak boleh lahir, sekarang akan lahir. Tidak ada yang akan menyambut anaknya. Ia meminta kepada jangan sampai hidupmereka berakhir seperti dirinya. "Jangan pernah tertarik pada pria bangsawan", nasihat Ok Yi. Dan Ji tertegun mendengar ucapan Ok Yi. "Dan jangan pernah kalian hamil. Kalian akan menghancurkan hidup kalian, mengerti?"

Mata In Yub berkaca-kaca. Ia kasihan melihat nasib Ok Yi. Lalu ibu Dan Ji memanggil para pelayan pria. Ia meminta bantuan mereka untuk memindahkan Ok Yi ke ruang bawah tanah.

Para pelayan pria menyiapkan tempat tidur untuk Ok Yi di ruang bawah tanah. Poong Yi hanya melihat-lihat saja, tidak ikut membantu.

Setelah selesai, mereka meninggalkan ruang bawah tanah, kecuali Poong Yi tentunya. Diam-diam ia bersembunyi di balik dinding.

Semua pelayan wanita sibuk mempersiapkan persalinan Ok Yi. Mereka menyiapkan air panas dan kain.

--

Di kamar Eun Ki, Yoon Ok sudah jatuh tertidur. Tiba-tiba dari luar Nyonya Yoon memanggil Eun Ki. Nyonya Yoon berkata bahwa ia mendengar Yoon Ok minum malam ini. Yoon Ok sama sekali belum pernah minum selama ini. Ia pasti merasa kesal karena di paksa minum.

Eun Ki meminta Nyonya Yoon untuk istirahat saja, malam ini Yoon Ok akan tidur di kamarnya. Lalu Eun Ki menutup pintu kamarnya.

Nyonya Yoon terlihat tersenyum tipis. Ia merasa senang dengan perubahan sikap Eun Ki pada Yoon Ok.

--

In Yub memapah Ok Yi. Bersama dengan pelayan wanita lainnya, mereka membaringkan Ok Yi di tempat tidur yang sudah disiapkan. In Yub meminta teman-temannya untuk segera bersiap, sedangkan ia akan menunggu Ok Yi di ruang bawah tanah.

In Yub menenangkan Ok Yi. Ia meminta Ok Yi tenang, para pelayan yang lain sedang mempersiapkan kebutuhan persalinan Ok Yi. Lalu Ok Yi meminta sedikit air minum pada In Yub. Awalnya In Yub akan mengambil air di sumur di dekat Ok Yi,namun ia mengurungkan niatnya. Ia berkata pada Ok Yi bahwa ia akan mengambil air hangat di dapur untuk Ok Yi. Ok Yi mengucapkan terima kasih pada In Yub.

In Yub berjanji pada Ok Yi bahwa ia akan segera kembali. Lalu ia naik ke atas, meninggalkan Ok Yi sendirian di ruang bawah tanah.

Lalu Poong Yi tiba-tiba muncul di hadapan Ok Yi. Ia terlihat melemaskan jari tangannya. Ok Yi ketakutan melihat Poong Yi. Tapi karena ia sendiri tidak bisa berdiri, Ok Yi tidak bisa melakukan apa pun.

Poong Yi berlutut dan sepertinya mencekik leher Ok Yi. Poong Yi mencekik sekuat tenaga, sampai wajahnya sendiri memerah. Sementara Ok Yi berusaha melawan dan mencakar-cakar lengan baju Poong Yi.

Sementara di dapur persiapan sudah selesai dilakukan. Para pelayan wanita membawa turun perlengkapan ke ruang bawah tanah. Setelah mengambilkan air hangat untuk Ok Yi, In Yub melihat baju bayi yang diperlihatkan Ok Yi padanya tadi tertinggal di lantai. Ia mengambil baju itu dan membawanya ke ruang bawah tanah.

Poong Yi masuk ke dapur dari arah yang lain. Wajahnya terlihat kebingungan. Sementara itu para pelayan wanita sudah turun ke ruang bawah tanah.

Mereka melihat wajah Ok Yi berkeringat sangat banyak. Mereka mencoba membangunkan Ok Yi. Tetapi Ok Yi hanya diam saja. Ibu Dan Ji memeriksa nafas Ok Yi. Ia terkejut, Ok Yi tidak bernafas. "Apa yang harus kita lakukan? Ok Yi berhenti... bernafas", ucapnya panik.

Mereka tidak percaya. Tetapi Ibu Dan Ji merasa yakin karena ia telah melihat dua bayi yang meninggal. In Yub tertegun. Matanya berkaca-kaca. Ia meletakkan mangkuk air yang dibawanya. Ia mendekati Ok Yi dan memanggil-manggil nama Ok Yi. Tetapi Ok Yi diam saja. In Yub menangis memanggil-manggil Ok Yi. Ia memperlihatkan baju bayi yang dijahit Ok Yi. Tetapi Ok Yi sama sekali tidak bergerak.

Kemudian Hae Sang dan Moo Myeong turun ke ruang bawah tanah. Moo Myeong memeriksa Ok Yi. In Yub melirik Moo Myeong ketika Moo Myeong melewatinya. Moo Myeong memberitahu Hae Sang bahwa ada tanda cekikan yang masih baru di lehernya. "Kelihatannya ia meninggal karena dicekik".

Para pelayan wanita yang ada di sana terkejut.

Namun Hae Sang tidak menghiraukan ucapan Moo Myeong. Ia memerintahkan Moo Myeong untuk memindahkan dan menutup mayat Ok Yi. Ia juga memerintahkan Moo Myeong untuk memberitahu majikan tentang kematian Ok Yi.

Moo Myeong berdiri. Lalu ia berkata bukankah mereka sudah mengetahui hal ini.

Para pelayan wanita terkejut mendengar ucapan Moo Myeong. Begitu juga Hae Sang. Tetapi ia menegur Moo Myeong, "Jangan bersikap tidak patuh!".


Moo Myeong tidak punya pilihan lain. Ia berbalik dan melihat In Yub di belakangnya. Lalu Moo Myeong melangkah pergi keluar dari ruang bawah tanah. In Yub mengejar Moo Myeong.

In Yub menahan Moo Myeong. Ia berkata jika Ok Yi dicekik, berarti kematian Ok Yi bukan hanya kematian yang biasa. "Bukankah kita harus menemukan siapa yang membunuhnya?".

Moo Myeong hanya berkata bahwa majikan yang memerintahkan Ok Yi dibunuh. Jadi mereka akan segera memerintahkan agar Ok Yi segera dikubur. "Tidak ada gunanya kita melakukan ini".

In Yub merasa bahwa mereka tetap harus melaporkan kejadian ini. Ok Yi adalah wanita yang sedang mengandung.

Moo Myeong menjelaskan bahwa sebagai pelayan mereka tidak bisa membuat dakwaan terhadap majikan mereka, kecuali jika itu terkait dengan pengkhianatan. "Tidak tahukah kau?".

In Yub tidak percaya mendengar ucapan Moo Myeong. Ia berkata ini tidak adil. Jika begini, siapa yang akan melindungi mereka.

Tidak ada, jawab Moo Myeong singkat.

In Yub berkata sambil menangis, mereka bisa saling melindungi satu sama lain. Walaupun negara membuang mereka atau majikan menyerang mereka dan tidak mempedulikan mereka, mereka harus saling melindungi satu sama lain.

Moo Myeong tertegun mendengar ucapan In Yub.

Bersambung...

Komentar :

Hae Sang ternyata bukan orang yang baik untuk Moo Myeong. Terbukti ia adalah orang yang menculik Moo Myeong dan ibunya, dan mungkin saja kelompok Man Wol lah yang membunuh ibu Moo Myeong. Kelompok Man Wol mungkin saja memanipulasi Moo Myeong dan mengatakan bahwa Man Wol lah yang menyelamatkan Moo Myeong ketika dia masih kecil. Padahal sebaliknya, kenyataannya Man Wol seperti memanfaatkan keberadaan Moo Myeong.

Man Wol memberi tugas pada Moo Myeong untuk membunuh raja yang notabene adalah ayah kandungnya sendiri. Hal ini dilakukan untuk membalas sakit hati yang dirasakan oleh Chi Kwon.

Dan juga Hae Sang berbohong mengenai hiasan rambut itu. Padahal ia menyimpan benda itu dan memilih berkata pada Moo Myeong bahwa ibunya tidak memiliki benda apa pun yang ditinggalkan untuk Moo Myeong. Mengapa ia melakukan hal itu?

Saya juga bingung dengan sikap Hae Sang yang tidak sanggup membunuh Moo Myeong, bahkan ia memilih menyelamatkan Moo Myeong daripada menyelamatkan In Yub. Bagaimana sebenarnya hubungan antara Hae Sang dan Moo Myeong?

Tunggu ya kelanjutannya... Gomaweoyo...

[Sinopsis Maids Episode 12 Part 1]

Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes