== All images credit to the owner ==
[Sinopsis Remember Episode 20 Part 1]
Sinopsis Remember Episode 20 Part 2 (End)
Pengacara Hong datang menemui Tuan Nam untuk memberikan laporan kerusakan yang dialami oleh Il Ho Group. Tuan Nam marah dan melemparkan laporan itu ke wajah Pengacara Hong, ia baru saja kehilangan anak-anaknya dan sekarang Pengacara Hong memberikan laporan tidak berguna padanya.
Pengacara Hong meminta Tuan Nam tenang dan ia punya solusi untuk itu. Ia mengatakan ia mengenal seseorang yang bisa mengatasi masalah Tuan Nam. Tuan Nam terdiam, seperti tertarik dengan ucapan Pengacara Hong.
Pengacara Hong menemui Jaksa Tak dan Dong Ho. Ia datang untuk memberikan informasi tentang Tuan Nam yang akan bisa membuat Il Ho Group hancur hingga ke akar-akarnya. Jaksa Tak menolak, ia bisa menghancurkan Il Ho Group tanpa perlu bantuan dari Pengacara Hong.
Pengacara Hong tersenyum, mengatakan bahwa tanpa bantuannya mustahil bagi Jaksa Tak untuk bisa menghancurkan Il Ho Group. Sambil melirik ke arah Dong Ho, Pengacara Hong berkata ia merasa ia sudah membuat sebuah kontribusi sosial.
Setelah Pengacara Hong pergi, tinggal Jaksa Tak dan Dong Ho yang berdiskusi tentang informasi yang diberikan oleh Pengacara Hong. Dong Ho merasa mereka harus memanfaatkan informasi itu. Tapi Jaksa Tak agak keberatan, karena itu artinya ia harus melepaskan Pengacara Hong.
Dong Ho tersenyum, menyuruh Jaksa Tak untuk tidak khawatir tentang itu. Karena ia tetap akan menghancurkan Pengacara Hong setelah mereka mendapatkan Tuan Nam.
--
Jaksa Tak datang ke kediaman Tuan Nam dengan membawa surat penggeladahan atas tuduhan pembunuhan, penyuapan dan kejahatan ekonomi. Jaksa Tak memerintahkan anak buahnya untuk menggeladah dan menyita seluruh bukti yang ada di kediaman Tuan Nam.
Salah seorang anak buah Jaksa Tak menemukan brangkas dan mendapatkan kaset rekaman dan buku catatan dan memperlihatkannya pada Jaksa Tak. Jaksa Tak menganggukkan kepalanya.
Dong Ho datang untuk mengatakan pada Tuan Nam bahwa ia sudah menepati janjinya untuk membawa Tuan Nam dan Gyu Man ke penjara bersama-sama. 'Kau akan segera ke sana bergabung bersama putramu...".
Tuan Nam sangat marah. Ia mengancam tidak akan tinggal diam dan mereka tidak akan mudah mendapatkannya.
--
Sementara itu, Gyu Man duduk sendirian di dalam selnya. Ia teringat saat ayahnya mengangkatnya menjadi Presiden Il Ho Group. Ia teringat saat Dong Ho pernah mengatakan kalau ayahnya adalah orang yang dengan mudah membuang seseorang jika ia tidak membutuhkan orang itu lagi. Dan saat itu, menurut Dong Ho, ayahnya juga akan memperlakukan hal yang sama padanya, tidak peduli apakah ia adalah putranya.
Lalu Gyu Man teringat apa yang dikatakan ayahnya tadi saat mengunjunginya. Ia sadar apa yang diucapkan Dong Ho itu, benar.
Gyu Man berdiri dari kursinya dan menyeret kursinya ke dekat jendela. Ia membuka jaketnya dan mengikatkan jaketnya ke teralis jendela.
Gyu Man berdiri di atas kursi dan matanya mulai berair. Tak lama kursi terlihat terbalik ke lantai...
--
Keesokan harinya, Tuan Nam mendapatkan kabar tentang tewasnya Gyu Man dari seseorang. Tuan Nam sangat terpukul dengan berita itu dan menangis tanpa suara.
Berita bunuh dirinya Gyu Man disiarkan dalam berita. Semua orang merasa terpukul dengan berita itu. Jae Ik merasa Gyu Man memang orang yang sangat menyebalkan tapi mendengar berita Gyu Man bunuh diri membuatnya tidak merasa lebih baik.
Jin Woo masuk ke ruang rahasianya dan menatap bagan keluarga Nam, khususnya menatap foto Gyu Man yang sudah ia beri tanda silang merah. In Ah menyusul Jin Woo dan mereka berdua berdiri di depan bagan itu, saling diam dan hanya tersenyum.
Tuan Nam berusaha menghubungi Pengacara Hong, tapi Pengacara Hong me-reject panggilan dari Tuan Nam. Pengacara Hong sedang sibuk melobi pemilik perusahaan lain untuk bisa bekerja di sana. Pemilik perusahaan sepertinya merasa senang karena Pengacara Hong berkeinginan bergabung bersama mereka. Ia berharap Pengacara Hong akan melakukan hal-hal yang hebat sama seperti yang pernah Pengacara Hong lakukan saat di Il Ho Group.
Pengacara Hong tersenyum senang dan berjanji, kalau pemilik perusahaan tidak akan akan menyesal telah menerimanya. Pengacara Hong lagi-lagi me-reject panggilan dari Tuan Nam.
Jaksa Tak kembali dengan membawa surat penangkapan Tuan Nam dan tanpa perlawanan, Tuan Nam pasrah memberikan tangannya untuk diborgol. Jaksa Tak juga mengucapkan rasa belasungkawanya atas meninggalnya Gyu Man.
Jaksa Tak mengatakan semua ini terjadi karena ambisi keserakahan Tuan Nam dan ia berharap Tuan Nam membayar semua kejahatannya paling tidak demi mendiang Gyu Man. Tuan Nam hanya tersenyum tipis.
Berita persidangan Tuan Nam disiarkan di televisi. Tuan Nam datang ke pengadilan dengan kursi rodanya dan terlihat sakit. Jaksa Tak dan Dong Ho bersulang merayakan keberhasilan mereka. Dong Ho mengatakan, tinggal satu lagi yang harus mereka lakukan, mengejar rubahnya...
--
Jin Woo dan In Ah berkencan di tempat yang dulu pernah mereka datangi. Jin Woo memberitahukan In Ah bahwa ia akan berhenti menjadi pengacara, lagipula ia menjadi pengacara hanya untuk membersihkan nama ayahnya dan ia tidak menyesal sudah melakukan apa pun yang bisa ia lakukan demi untuk ayahnya itu. Ia merasa sudah saatnya ia beristirahat.
In Ah tersenyum dan menggoda Jin Woo yang sudah dewasa. Jin Woo membenarkan, ia memang sudah dewasa, jadi ia minta In Ah berhenti mencampuri urusan orang lain. In Ah merasa ia memang seperti itu, karena kalau tidak, ia tidak akan bertemu dengan Jin Woo.
Jin Woo terdiam, teringat bagaimana mereka pertama kali bertemu di pengadilan, saat itu In Ah mengembalikan kalungnya. In Ah juga membantunya di tempat judi dan bagaimana mereka melarikan diri bersama-sama dengan melompat ke atas bak truk yang membawa pasir.
Jin Woo teringat saat dengan bahagianya In Ah mengajaknya membersihkan dinding pagar rumahnya saat mengetahui ayahnya mungkin akan bebas. Jin Woo tersenyum dan merasa mereka memiliki banyak kenangan bersama-sama.
In Ah menggandeng lengan Jin Woo, mengajak Jin Woo melakukan apa yang dulu tidak bisa mereka lakukan, bepergian, bebelanja dan menonton film. Jin Woo menganggukkan kepalanya, setuju dengan ajakan In Ah.
--
In Ah pulang ke rumahnya dan ibu hanya menyediakan sedikiiit makan malam untuk In Ah. Ibu beralasan In Ah yang telat pulang jadi ia hanya bisa memberikan sedikit makan malam untuk In Ah.
In Ah hanya tersenyum menanggapi ibunya yang masih marah padanya. Ibu kembali menanyakan keseriusan In Ah untuk bersama Jin Woo, apa In Ah akan mampu manghadapi Jin Woo.
In Ah mengatakan tidak apa-apa, ia baik-baik saja. Ibu heran darimana datangnya kekeraskepalaan In Ah itu. In Ah tersenyum dan mengatakan itu dari ibunya.
Ayah keluar dari kamarnya dan mengomentari In Ah dan istrinya yang sudah berbaikan lagi. Ibu masuk ke kamar dan mengatakan tidak ada yang bisa ia lakukan, ia yang melahirkan In Ah.
Ayah menyemangati In Ah, mengatakan bahwa ibu In Ah memang seperti itu, dia tidak serius dengan yang diucapkannya. Menurut ayah, itulah daya tarik ibu In Ah.
In Ah hanya tersenyum...
--
Pengacara Hong mulai bekerja di tempat yang baru dan terlihat percaya diri dengan pekerjaannya. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan In Ah masuk bersama beberapa orang anak buahnya.
In Ah memperkenalkan dirinya dari Kejaksaan Seoul pada pemilik perusahaan dan kemudian memperlihatkan surat penangkapan Pengacara Hong atas penerimaan uang suap sejumlah satu juta dolar pada saat investigasi Il Ho Group, ditambah dengan ketelibatan dalam pembunuhan Oh Jung Ah dan Seok Joo Il.
Pemilik perusahaan sangat kaget dan memilih pergi meninggalkan Pengacara Hong.
Pengacara Hong masih saja tidak percaya In Ah melakukan ini padanya, apakah In Ah sudah gila?
In Ah tersenyum dan balik bertanya, apa Pengacara Hong berpikir ia tidak akan dihukum atas kejahatan yang sudah dilakukan? In Ah mengatakan Pengacara Hong bersekongkol dengan kejahatan yang dilakukan oleh Nam Il Ho dan Nam Gyu Man. tapi Pengacara Hong jauh lebih buruk dari mereka, karena Pengacara Hong tidak menghargai profesinya di bidang hukum.
Pengacara Hong menyuruh In Ah diam, apa In Ah pikir In Ah tidak akan berubah?
In Ah tidak menanggapi, ia berjanji ia akan membuat jaksa-jaksa rendahan seperti Pengacara Hong supaya tidak memiliki kekuasaan lagi.
=== Flashbacak ===
Jaksa Tak mempersilahkan In Ah untuk mengambil kasus Pengacara Hong. Ia bahkan memberikan tambahan dokumen lain untuk melengkapi penyelidikan yang sudah dilakukan oleh In Ah.
=== Flashback End ===
In Ah memerintahkan anak buahnya untuk membawa Pengacara Hong.
--
Jin Woo mendatangi rumah abu untuk mengunjungi keluarganya. Tak lama Dong Ho juga datang ke sana. Setelah berdoa untuk ayahnya, Dong Ho menegur Jin Woo.
Jin Woo menatap Dong Ho, seperti tidak mengenal Dong Ho. "Apa kau mengenalku?". Jin Woo tiba-tiba teringat pernah melihat Dong Ho berdiri di depan abu ayah Dong Ho dan menunjukkan ijazah pengacaranya.
"Ah, benar, kau yang memakai jas yang aneh itu, 'kan? Kau Pengacara Park Dong Ho, bukan? Aku melihatmu beberapa kali".
Dong Ho menatap Jin Woo dan membenarkan, orang tua Jin Woo dan ayahnya meninggal di hari yang sama dan mereka memang beberapa kali pernah bertemu.
Jin Woo tersenyum, mengatakan mereka punya banyak kemiripan, ia juga seorang pengacara. Dong Ho menundukkan wajahnya dan kemudian kembali membenarkan ucapan Jin Woo. Jin Woo tersenyum dan pamit pergi.
Sebelum benar-benar pergi, Jin Woo berhenti dan bertanya apakah Dong Ho tahu pujian apa yang paling baik diberikan oleh pengacara pada pengacara lainnya. Dong Ho terdiam dan air matanya menetes.
Jin Woo mengatakan setiap kali melihat Dong Ho ia selalu ingin berkata, 'Kumohon, belalah aku'.
Dong Ho menangis setelah Jin Woo pergi...
Jin Woo memegang dua buku ditangannya, satu buku berjudul kenangan yang ingin dilupakan dan satu lagi kenangan yang ingin ia ingat. Jin Woo melemparkan buku yang berisi kenangan yang ingin ia lupakan ke dalam api dan membiarkan buku itu terbakar hingga habis.
In Ah masuk ke dalam kantor Jin Woo dan tidak menemukan siapa pun di sana. Bahkan ruang rahasia Jin Woo pun sudah bersih. Tidak ada satu pun barang Jin Woo di sana. Ia hanya menemukan boneka monyet yang diberikan oleh Ha Young, kalung Jin Woo, dan sebuah tab yang terdapat sebuah catatan yang tertempel disana.
Di catatan itu tertulis 'Untuk In Ah'.
In Ah menyalakan tab dan muncul video Jin Woo.
Di dalam videonya, Jin Woo mengatakan saat In Ah melihat video itu, itu artinya ia sudah kehilangan banyak ingatannya. Ia meminta In Ah untuk tidak terlalu bersedih dan sakit hati karena ia sudah berpikir lama sebelum melakukannya.
Jin Woo merasa In Ah sudah menunjukkan sepenuh hatinya kalau In Ah ingin tetap berada di sisinya tapi ia tidak bisa membuat In Ah lebih menderita lagi. Ia ingin In Ah hidup dengan memiliki kenangan-kenangan yang indah.
Jin Woo mengatakan walaupun semua ingatannya hilang tapi ia berjanji akan selalu mengingat In Ah...
Rekaman selesai dan In Ah hanya bisa menangis...
--
=== 1 TAHUN KEMUDIAN ===
Dong Ho menjadi pembela seorang nenek. Di dalam ruang sidang, terlihat Seok Kyu yang menjadi hakim dan juga ada Sek. Byun dan Sek. Ahn yang sepertinya sudah dibebaskan.
Setelah selesai sidang, Dong Ho dan Seok Kyu berbicara di koridor. Dong Ho mengatakan nenek itu tersenyum untuk pertama kalinya setelah Seok Kyu memberi putusan. Seok Kyu merasa sidang kali ini sangat mengharukan dan ia khawatir melihat nenek itu terus menerus bergantung pada Dong Ho.
Tapi Dong Ho hanya tertawa, tidak ada yang bisa ia lakukan karena nenek itu sangat menyukainya dan juga nenek itu akan memperkenalkan cucu perempuannya padanya. Dong Ho merasa ia sangat populer...
In Ah datang bergabung dan bertanya apakah Dong Ho dan Seok Kyu baru saja menyelesaikan sidang. Dong Ho membenarkan dan memberitahukan bahwa ia dibayar dengan dolar terbaik. In Ah hanya tersenyum geli.
Seok Kyu bertanya apakah In Ah sudah mendapatkan kabar tentang Jin Woo. Dengan wajah menahan sedih, In Ah mengatakan belum.
Dong Ho mengatakan Jin Woo menghilang begitu saja karena Jin Woo tidak ingin menjadi beban bagi orang-orang di sekelilingnya. Tapi In Ah merasa yakin, dimanapun Jin Woo berada, Jin Woo pasti baik-baik saja.
Di kantor bekas Jin Woo, Dong Ho dan yang lainnya berkumpul. Jin Woo berteriak, memanggil Sek. Ahn agar cepat membawakan ubi manis rebus.
Manager Yeon heran sekaligus protes melihat lagi-lagi Dong Ho hanya dibayar dengan buah-buahan saja. Bagaimana mereka akan membayar uang sewa kantor?, protesnya. Sek. Byun juga protes, tapi Dong Ho menyuruh Sek. Byun untuk diam, supaya Sek. Byun tidak melupakan motto kantor pengacara mereka.
Dong Ho teringat janji terakhirnya dengan Jin Woo sebelum Jin Woo menghilang. Saat itu Jin Woo ingin agar Dong Ho meneruskan perjuangannya dan kantornya dan membantu orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan dalam hukum. Jin Woo meminta Dong Ho menjadi pengacara yang membela orang-orang yang membutuhkan bantuan di dalam ruang sidang yang dingin.
Dong Ho mengatakan ia tidak bisa menjadi pengacara yang mengejar uang saja. Sek. Byun menenangkan Dong Ho, mengatakan kalau mereka masih mempunyai dua pengacara lain, yaitu Jae Ik dan Manager Yeon.
Tapi Sek. Byun kembali galau, setiap kali ia memikirkan masalah uang, tenggorokannya menjadi kering. Dong Ho mengatakan, kalau Sek. Byun merasa seperti itu, itu tandanya sudah saatnya Dong Ho minum. Dan Dong Ho pun menyodorkan sekaleng soda untuk Sek. Byun.
Dan semuanya pun tertawa.
--
Jin Woo kembali ke tempat kenangannya bersama ayahnya dan menggantungkan sebuah tulisan di pohon itu. Saat akan pergi, ia berpapasan dengan In Ah.
In Ah kaget dan seperti menahan tangis saat melihat Jin Woo. Jin Woo tersenyum pada In Ah dan In Ah membalasnya. Mereka berjalan saling mendekat, In Ah tersenyum penuh harap pada Jin Woo dan ternyata Jin Woo hanya melewatinya saja.
Senyum In Ah langsung hilang, berganti dengan kesedihan. In Ah menyapa Jin Woo dan Jin Woo pun berbalik, bertanya siapa In Ah.
Melihat In Ah tidak menjawab, Jin Woo langsung meminta maaf karena ingatannya tidak begitu baik. In Ah mengatakan ia yang salah, ia merasa Jin Woo mirip dengan seseorang yang ia kenal.
Dan kemudian mereka pun berpisah.
In Ah mendekati pohon itu dan menemukan catatan yang ditulis oleh Jin Woo.
Aku yakin sepotong ingatanku yang hilang adalah kenangan bersamamu. Kumohon, simpanlah kenangan ini selamanya. Dimana pun aku berada, aku selalu mendoakan kebahagiaanmu.
In Ah menangis dan berlari menyusul Jin Woo. In Ah memperlihatkan kalung Jin Woo dan bertanya apakah Jin Woo mengenal kalung itu. Jin Woo menatap kalung itu lama dan kemudian mengatakan ia tidak ingat.
Lalu Jin Woo berbalik dan pergi. In Ah tersenyum sambil menangis dan kemudian berjalan mengikuti Jin Woo.
Aku dulunya adalah pengacara yang mampu mengingat semua hal. Itu adalah kelebihan sekaligus kekuranganku. Karena ingatan-ingatanku itu, aku bahagia dan juga sedih pada waktu yang bersamaan. -Jin Woo
Dong Ho dan yang lainnya, bersama-sama menonton video Jin Woo sambil tersenyum.
Aku tidak akan melupakan saat-saat kita bersama. Terima kasih banyak atas semua kenangan indah itu. Walaupun kenangan itu hilang, tapi kenyataan bahwa aku pernah ada, tidak akan pernah hilang... - Jin Woo
=== TAMAT ===
Komentar :
Akhirnya selesai jugaaaa....
Gimana menurut kalian akhir cerita Remember?
Walaupun seperti yang diperkirakan tapi entah kenapa menyisakan sedikit rasa sedih ya? Bagi sy momen yang ditunggu-tunggu adalah Gyu Man dihukum. Tapi kenapa setelah Gyu Man mendapat hukuman, sama seperti perasaan Jin Woo, Dong Ho dan yang lainnya, terasa sedikit menyakitkan... Sama sekali ga merasa menang atau apa. Sy kasian pada Gyu Man.
Seperti yang Yeo Kyung bilang, ayahnya lah yang membuat oppanya seperti itu. Andai saja dari awal tidak ditutupi, tidak akan berlarut-larut sampai sejauh ini.
Dan alasan Tuan Nam menutupi kasus Gyu Man juga hanya demi nama baik perusahaannya, bukan karena kasih sayangnya pada Gyu Man. Buktinya setelah segala upaya yang ia lakukan dan setelah akhirnya Gyu Man tertangkap juga, apa yang dikatakan Tuan Nam? 'Mulai saat ini kau bukan lagi putraku...'.
Kebayang kan gimana hancurnya Gyu Man setelah mendengar ayahnya membuangnya. Penjara bukanlah sesuatu yang menjatuhkan mentalnya, tapi kata-kata dingin ayahnya yang membuat ia memutuskan sebuah keputusan mengambil jalan singkat.
Sebenarnya agak mengagetkan juga dengan reaksi Tuan Nam setelah mendengar kabar tewasnya Gyu Man. Ga nyangka, Tuan Nam menangis. Menangis tanpa suara. Itu menunjukkan perasaan terpukulnya yang sangat dalam atas kepergian Gyu Man. Sy merasa menangis tanpa suara menunjukkan perasaaan yang sangat mendalam dibandingkan menangis sambil teriak-teriak.
Sebenarnya semua ini terjadi bukan hanya karena kesalahan Tuan Nam. Seperti kata In Ah, kalau saja tidak ada jaksa dan pengacara kotor seperti Hong Moo Suk, kejadian yang menimpa keluarga Nam tidak akan sejauh itu. Dan sebenarnya ini juga realita di tengah masyarakat kita. Dimana-mana terlihat orang kaya bisa bermain dengan hukum sementara orang miskin, hanya mengambil sebatang pohon saja sudah dibawa ke pengadilan dan dihukum penjara... Hadeuh....
Untuk akhir antara Jin Woo dan In Ah... agak membingungkan sih buat sy. Jin Woo sudah pasti hilang ingatan tapi apa ya arti dari In Ah yang mengikuti Jin Woo dibelakang?
Ada yang mengatakan kalau In Ah merasa sedih saat pertama kali bertemu lagi dengan Jin Woo, Jin Woo sama sekali tidak mengenalinya. Namun setelah membaca pesan yang ditulis oleh Jin Woo, entah mengapa In Ah merasa Jin Woo mengingat dirinya yang pernah hadir dalam hidup Jin Woo. Walaupun Jin Woo sudah sama sekali tidak mengenal rupa dan fisik In Ah.
Mungkin karena itu In Ah kembali menemui Jin Woo dan berjalan mengikuti Jin Woo...
Cerita drama ini bisa ditebak endingnya, hanya saja benar-benar tragis akhir dari kehidupan masing-masing karakter. Jin Woo yang harus kehilangan semua ingatannya, ayahnya yang meninggal dalam penjara. Lalu Gyu Man yang berakhir dengan bunuh diri dan Tuan Nam yang kehilangan putra pertamanya dan juga akhirnya harus menjalani hukumannya. Dan juga In Ah yang harus kehilangan orang yang dicintainya...
Walaupun begitu ada juga sih momen-momen lucu, walaupun cuma sedikiit. Salah satunya yang paling menggelikan itu saat Gyu Man memukul wajah Pengacara Hong... Haha...lucu banget ekspresi kaget Pengacara Hong. Salah dua momen yang lucu yaitu saat Gyu Man bertemu Detektif Gwak di koridor. Gyu Man memaki-maki Detektif Gwak dengan sangat-sangat emosi, dan dengan tenangnya Detektif Gwak hanya bilang, Aminnn... Haha...
Terus terang, liat Detektif Gwak yang pendiam seperti itu, mengingatkan sy pada psikopat. Soalnya gaya psikopat yang di film-film kan persis kayak gitu... Diam-diam tapi sangat mengerikan...
Hehe...
Btw, sekedar informasi, untuk project selanjutnya, sy akan membuat Decendants Of The Sun (DotS) bareng mbak Dyah Korean Drama Addicted. Saya akan membuat episode ganjil dan mb Dyah akan membuat episode genapnya.
Jadi, tunggu minggu depannya ya...
Terima kasih sudah membaca sinopsis dari saya dan mb Dyah. Mohon maaf kalau ada salah-salah dalam penyebutan nama. Gomaweoyo...
Post a Comment