== All images credit to the owner ==
[Sinopsis Remember Episode 18 Part 1]
Sinopsis Remember Episode 18 Part 2
Dong Ho pergi ke suatu tempat terpencil. Ternyata Detektif Bae menyembunyikan Tuan Ha di sana. Dong Ho meminta Tuan Ha untuk menunggu sebentar lagi karena setelah semua keributan ini selesai maka Tuan Ha akan bisa kembali ke Seoul. Namun Tuan Ha menolak, ia memilih tetap tinggal di gunung sampai mati sebagai hukuman atas kesalahan yang pernah ia lakukan.
Lalu Tuan Ha mengatakan Dong Ho itu sangat mirip dengan ayahnya. Ayah Dong Ho pernah mengatakan kalau ia akan melakukan apa pun demi anaknya, ia juga pernah mengatakan tidak akan pernah bisa membunuh orang lain karena ia ingin menjadi seorang ayah yang terhormat bagi anaknya...
Tuan Ha berjanji ia akan bersaksi sekali lagi.
--
In Ah melirik Jin Woo yang saat itu sedang asik membaca dokumen. In Ah teringat dokter pernah mengatakan jika Jin Woo sampai pada tahap terakhir dari penyakitnya itu, Jin Woo akan kesulitan bangun pagi dan mengerti ucapan yang dikatakan oleh orang lain. Menurut dokter, Jin Woo akan sulit bertahan tanpa bantuan orang lain di sampingnya.
Lalu In Ah mengambil kartu namanya dan ponsel Jin Woo. "Apa yang kau lakukan?", tanya Jin Woo. In Ah memotret kartu namanya dan menyimpannya di dalam ponsel Jin Woo. In Ah mengatakan ia tidak ingin Jin Woo melupakannya.
In Ah mengajak Jin Woo makan pizza di tempatnya, Ha Young untuk pertama kalinya membakar pizza sendiri dan mengundang mereka untuk mencicipinya. Jin Woo tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Semuanya datang ke restoran orang tua In Ah. Mereka memuji Ha Young yang bisa membuat pizza dengan baik. Ha Young berkata, ia hanya mengikuti resep dari ayah In Ah. Ayah juga memuji Ha Young yang cepat belajar. Jin Woo juga mengatakan ia senang melihat Ha Young ynag terlihat lebih bahagia.
Ibu menyuruh mereka semua makan dan saat asik-asik makan, tiba-tiba penyakit Jin Woo kambuh lagi. Jin Woo memuji pizza itu sangat enak dan ingin membawa pulang untuk ayahnya. Semua orang kaget dan melihat ke arah Jin Woo.
In Ah dan Manager Yeon mencoba menutupi, tapi mereka tidak bisa membohongi orang tua In Ah, terutama ibu In Ah. Ibu meminta penjelasan pada Jin Woo. Jin Woo yang tidak bisa mengatakan apa pun, memilih untuk pergi.
Saat dalam perjalanan, In Ah mencoba menghubungi Jin Woo, tapi Jin Woo tidak mengangkat telpon dari In Ah.
Orang tua In Ah menuntut penjelasan dari In Ah. In Ah mengatakan Jin Woo akan baik-baik saja dan ia akan terus mendampingi Jin Woo. Tapi jawaban In Ah itu sama sekali tidak menyenangkan bagi ibu In Ah, menurutnya itu hanyalah perasaan kasihan dan simpati In Ah saja pada Jin Woo. In Ah tidak tahu betapa sulit dan beratnya penyakit itu bagi orang disekitar Jin Woo nantinya...
Tapi In Ah merasa ia tidak bisa mundur, saat ini Jin Woo sangat membutuhkan dirinya. Ibu sangat kesal mendengar keputusan In Ah.
--
Gyu Man menyuruh Sek. Ahn mencari cara agar ia bisa menghindari sidang ulang itu, karena jika sidang ulang itu disetujui, maka itu akan memusingkannya. Sek. Ahn hanya diam saja, tidak mengatakan apa pun.
Gyu Man jadi geram dan menggebrak meja. Ia berteriak, menyuruh Sek. Ahn mengurus Jin Woo, tidak peduli kalau Sek. Ahn harus membunuh Jin Woo. Yang penting persidangan itu harus dibatalkan.
Dengan takut-takut, Sek. Ahn memberanikan diri menyuruh Gyu Man untuk menyerah saja kali ini. Ia sudah siap menerima hukuman dan berharap Gyu Man juga seperti itu. Ia merasa, mereka tidak akan bisa menutupi kejahatan mereka selamanya.
Gyu Man berdiri dari kursinya dan terlihat mulai emosi. "Kau sudah gila? Darimana kau dapat keberanian ini? Ah.. Kang Seok Kyu... Jika kau melakukan ini karena mempercayai Seok Kyu, kau salah. Dia tidak bisa melindungimu...".
Gyu Man menyuruh Sek. Ahn diam di tempatnya karena Sek. Ahn perlu dihajar. Lalu Gyu Man pergi mengambil stik golfnya dan menyuruh Sek. Ahn berlutut.
Melihat Sek. Ahn hanya diam saja, Gyu Man kesal dan siap menghantamkan stik golf itu ke kepala Sek. Ahn. Kali ini Sek. Ahn menahan tangan Gyu Man. "Aku tidak punya alasan untuk dipukul. Dan mulai sekarang aku tidak mau lagi membersihkan semua kebusukanmu. Kau bersihkan saja semuanya sendiri, brengsek!", marah Sek. Ahn dan kemudian keluar dari ruangan Gyu Man.
--
Kepanikan terjadi di kantor Jin Woo. Jin Woo masih tidak mengangkat telpon dari In Ah ataupun Manager Yeon. Jae Ik baru kembali dan mengatakan Jin Woo juga tidak ada di rumah lamanya.
Jae Ik sepertinya sudah tahu tentang penyakit Jin Woo dan ia seperti tidak percaya, penyakit itu menyerang orang yang memiliki ingatan yang sangat kuat seperti Jin Woo. Dan pada saat yang bersamaan, Seok Kyu datang ke kantor Jin Woo.
--
Gyu Man memikirkan tentang Sek. Ahn yang tiba-tiba bersikap berani padanya. Ia teringat saat ia pernah memergoki Sek. Ahn yang mendapatkan pesan dan menyebut-nyebut tentang 'potongan bukti'. Saat itu Sek. Ahn mengatakan pesan itu adalah pesan dari pacarnya.
Lalu Gyu Man juga teringat ucapan Jin Woo yang dengan yakin akan segera membawanya ke pengadilan. Dan terakhir, ucapan Seok Kyu yang menanyakan tentang alat pembuka botol wine yang bisa dipakai untuk membunuh.
Gyu Man tersenyum dan sedetik kemudian berubah sangat-sangat marah.
Seorang pria datang ke ruangannya. Gyu Man mengenal pria itu sebagai orang yang biasa melakukan pekerjaan yang bagus untuk ayahnya. Ia memerintahkan pria itu melakukan sebuah pekerjaan untuknya.
Sek. Ahn duduk terikat di dalam sebuah tempat yang sangat gelap. Saat Gyu Man dan seorang pria masuk, kita baru bisa melihat tempat itu adalah sebuah kontainer. Saat cahaya masuk, Sek. Ahn baru terbangun dan terlihat di kerah bajunya ada noda darah.
Sek. Ahn sangat ketakutan dan berusaha membebaskan diri saat melihat Gyu Man datang. Gyu Man melihat Sek. Ahn sangat ketakutan dan menebak Sek. Ahn pasti sudah berbuat salah padanya. Sek. Ahn tidak menjawab.
Lalu Gyu Man memperlihatkan tiket penerbangan yang sudah dipesan oleh Sek. Ahn. Gyu Man menebak, Sek. Ahn pasti akan kabur...
Gyu Man merobek-robek tiket itu dan membuangnya ke lantai. Sek. Ahn mencoba mengatakan sesuatu, berusaha membela diri. Tapi Gyu Man memberikan bukti lain.
Ternyata Gyu Man sudah merampas ponsel Sek. Ahn dan memperlihatkan pesan yang pernah ia lihat sebelumnya. Ahkkk.... kenapa ga dihapus sih????
Gyu Man membacakan isinya untuk Sek. Ahn. Sek. Ahn tidak bisa membantah lagi.
"Kau menukar alat pembuka tutup botol wine, benar?". Sek. Ahn hanya diam. "Kenapa kau memberikannya pada Seo Jin Woo?". Sek. Ahn masih diam. "kenapa kau melakukan ini padaku? Hah!!!!", bentak Gyu Man.
"Pernahkah kau mempercayaiku, sekali saja?". Kali ini Gyu Man yang tidak menjawab. " Aku juga tidak pernah mempercayaimu. Itu adalah jaminannya. Aku melakukan itu karena aku ingin hidup. Aku ingin hidup!".
Gyu Man tiba-tiba mencekik Sek. Ahn, mengancam Sek Ahn untuk membawakan kembali alat pembuka botol itu kalau memang Sek. Ahn masih ingin hidup. Tapi Sek. Ahn mengatakan ia tidak bisa melakukannya lagi. "Kalau begitu, kau mati saja!", geram Gyu Man dan mencekik Sek. Ahn semakin kuat.
Gyu Man tiba-tiba melepaskan cekikikannya dan mengatakan, "Seo Beom-a, kau hanya hidup sekali, aku akan memberikan kesempatanmu untuk berpikir...Pikirkanlah. Sampai bertemu besok".
Dan kemudian Gyu Man dan pria itu pun keluar, meninggalkan Sek. Ahn di dalam kontainer yang gelap gulita. Gyu Man sama sekali tidak mempedulikan teriakan Sek. Ahn yang memanggil-manggil namanya.
--
In Ah dan Seok Kyu berbicara. Seok Kyu menanyakan keadaan Jin Woo. In Ah menutupinya dan mengatakan bahwa Jin Woo baik-baik saja. Seok Kyu mengatakan ia mendengar Jin Woo sudah mengajukan sidang ulang dan berjanji akan membantu Jin Woo. In Ah mengatakan mereka akan berjuang dan akan mempergunakan bukti yang diberikan Seok Kyu dengan baik.
Lalu Manager Yeon datang, memberitahukan kalau ia sepertinya bisa menebak dimana Jin Woo. Manager Yeon memperlihatkan foto Jin Woo yang bersama ayahnya itu. "Dia pernah bilang, dia ingin kembali ke sini...".
In Ah meminta maaf pada Seok Kyu karena ia harus pergi ke suatu tempat dan kemudian In Ah pun berlari keluar.
--
Jin Woo kembali ke tempat yang pernah ia dan ayahnya datangi. Di sana ada sebuah pohon rambat buatan yang dibuat menjalar di dinding hingga ke langit-langit. Di dahan pohon itu tergantung banyak kartu-kartu harapan. Jin Woo masih menemukan milik ayahnya. Di kartu itu, ayahnya menuliskan rasa terima kasihnya karena selama ini Jin Woo sudah menjadi anak yang membahagiakannya dan ia berharap, bersama-sama mereka membuat kenangan-kenangan yang indah.
Saat Jin Woo akan pergi, In Ah sudah tiba di sana. Mereka akhirnya duduk berbicara.
Jin Woo mengatakan ia tidak bisa menyakiti In Ah lebih jauh lagi. Ia ingin In Ah kembali ke tempat asalnya. Pertarungannya dengan Gyu Man dan ingatan yang menghilang adalah pertarungannya sendiri. Ia tidak ingin menyeret In Ah lebih jauh dan selalu merasa bersalah karena merasa In Ah berhenti dari jaksa karena dirinya. Dan ia juga selalu merasa bersalah pada orang tua In Ah.
In Ah sangat sedih, Jin Woo selalu hanya memikirkan dan memutuskan semuanya sendiri. "Apakah ini perasaanmu yang sesungguhnya?, tanya In Ah. Jin Woo tidak menjawab, ia malah memutuskan pergi.
In Ah memanggil Jin Woo, menjelaskan kenapa ia melakukan semua ini. Hatinya sakit saat melihat Ji Woo sangat menderita. Ia tidak bisa melakukan apa pun dan memohon agar Jin Woo berhenti menyendiri. In Ah mengajak Jin Woo untuk melewati semua ini bersama-sama. Bersama dengannya.
Jin Woo mulai menangis dan mengatakan ia tidak punya banyak waktu untuk mengingat nama dan wajah In Ah. In Ah menangis dan mengatakan, "Tidak apa, Jin Woo-ya. Aku akan menjadi ingatanmu...".
Hmm... Sepertinya mereka jadian di sini ya...
--
Gyu Man makan sendirian di sebuah restoran, sepertinya sih... Ia teringat ucapan Jin Woo yang mengatakan ia tidak memiliki seorang pun yang bisa dipercayai di sekelilingnya.
Entah apa yang dipikirkan Gyu Man, tapi kemudian ia melanjutkan kembali makannya.
Di rumah, Gyu Man menghampiri Yeo Kyung yang sedang makan sendirian. Ia memberikan tiket ke Perancis untuk Yeo Kyung dan menyuruh Yeo Kyung pergi ke sana untuk belajar hal yang sangat diinginkan Yeo Kyung, yaitu melukis. Gyu Man beralasan ia tidak ingin Yeo Kyung terganggu dengan masalah jaksa.
Yeo Kyung marah dan menggebrak meja, menurutnya ayah pasti tidak akan menyetujui hal itu. Tapi dengan santai Gyu Man mengatakan kalau sebenarnya itu adalah keputusan ayah mereka.
Gyu Man meninggalkan Yeo Kyung sambil tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal. Yeo Kyung sepertinya sedih, matanya berkaca-kaca.
--
Yeo Kyung mengunjungi kantor Jin Woo dan bertemu dengan Jin Woo dan In Ah di sana. Yeo Kyung datang untuk menyampaikan bahwa ia mengerti mengapa Jin Woo melakukan semua ini. Jin Woo menebak sepertinya Yeo Kyung mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak Yeo Kyung ketahui.
Yeo Kyung membenarkan. Ia mendengar kejadian lima tahun lalu dari oppanya. Ia teringat saat itu In Ah pernah berkata padanya, 'Persidangan yang menurutmu adalah sebuah game sudah menghancurkan hidup seseorang dan juga hidup putranya...'. Jin Woo tertunduk saat Yeo Kyung mengatakan itu. Yeo Kyung juga mengatakan ia meminta maaf atas nama oppanya, walaupun ia tahu permintaan maafnya sudah terlambat.
In Ah meminta Yeo Kyung untuk menyuruh Gyu Man menyerahkan diri, karena itu adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan. Yeo Kyung tidak mengatakan apa pun, ia hanya menghapus air matanya.
--
Gyu Man berbicara dengan Pengacara Hong. Ia mendengar dari ayahnya bahwa jaksa akan diganti dengan jaksa yang baru. Pengacara Hong membenarkan dan memberitahukan kalau Jaksa Tak lah yang bekerja keras agar Jaksa bisa diganti. Gyu Man tersenyum senang, ia berpikir akan memberikan hadiah untuk Jaksa Tak.
--
Jaksa Tak menemui kepala jaksa. Kepala jaksa menyinggung tentang Tuan Nam yang meminta supaya Jaksa Chae diganti dengan jaksa yang lain. Jaksa Tak membenarkan. Kepala Jaksa memcemooh, mengejek Tuan Nam yang sudah gila dan tidak mengerti posisinya sama sekali.
Jaksa Tak hanya tertawa. Ia memberitahukan bahwa tugasnya di Il Ho akan segera berakhir...
=== Flashback ===
Ternyata saat Jin Woo dan In Ah memberikan bukti rekaman Gyu Man yang berada di pesta narkoba, Jaksa Tak mengatakan bukti rekaman itu belumlah cukup. Jin Woo mengerti dan ingin menyampaikan rencananya. In Ah mengingatkan Jaksa Tak bahwa rencana ini adalah rahasia dan hanya boleh mereka bertiga saja yang tahu.
Jin Woo meminta Jaksa Tak bergabung di Il Ho Group.
=== Flashback End ===
Jaksa Tak memberitahukan kepala Jaksa bahwa ia akan mengganti jaksa seperti yang diinginkan oleh Tuan Nam. Jaksa yang baru itu adalah seorang jaksa yang jujur dan penuh keyakinan. Saat kepala jaksa bertanya siapa orang yang dipikirkan Jaksa Tak, Jaksa Tak hanya tersenyum penuh arti.
--
Dong Ho datang menemui Jin Woo dan menanyakan tentang bukti yang dimiliki Jin Woo untuk sidang ulang kali ini. Menurutnya, Jin Woo harus memiliki bukti yang kuat supaya Gyu Man tidak bisa mengelak lagi.
Jin Woo dengan jujur mengatakan ia memiliki bukti yang kuat. Lalu Jin Woo mengambil amplop coklat dari dalam laci mejanya dan memperlihatkan isinya pada Dong Ho. Jin Woo mengatakan alat pembuka wine yang ia miliki adalah yang asli, sedangkan yang ada di sidang dulu adalah yang palsu.
Dong Ho sempat meragukan bukti itu asli, khawatir kalau-kalau Jin Woo dibohongi. Tapi Jin Woo mengatakan ia sudah memeriksanya, noda darah cocok dengan darah Jung Ah dan di senjata itu juga ada sidik jari Gyu Man.
Dong Ho sangat lega, ia merasa sebentar lagi mereka akan bisa menjatuhkan Il Ho Group. Jin Woo mengatakan ia akan terus maju dan tidak akan berhenti sebelum membuktikan ketidakbersalahan ayahnya. Dong Ho berjanji ia akan terus mendukung dan bersama Jin Woo.
--
Berita sidang ulang kasus mahasiswi Seochon disiarkan. Pembaca berita mengatakan bahwa kasus itu dibuka kembali karena adanya rekaman pengakuan seorang detektif yang mengatakan bahwa saat bersaksi di persidangan, ia dipaksa berbohong.
Di televisi juga diperlihatkan foto Detektif Bae.
Jin Woo memberitahukan Dong Ho bahwa permintaan sidang ulangnya sudah disetujui dan mereka harus lanjut ke tahap berikutnya. Lalu Jin Woo mengembalikan video rekaman pengakuan Gyu Man pada Dong Ho.
Menurutnya, video itu direkam secara ilegal dan ia yakin hakim tidak akan menerimanya sebagai bukti. Menurutnya lagi, video itu akan sangat berguna di luar persidangan. "Persidangan, tidak harus dilakukan di dalam ruang sidang saja", ucap Jin Woo yakin.
Dong Ho setuju dengan pendapat Jin Woo. Ia yakin video itu akan menggemparkan khalayak ramai dan ia juga meyakinkan Jin Woo kalau ia akan membuat semua orang melihat video itu.
Dong Ho beralih pada Sek. Byun dan menanyakan apakah Sek. Byun sudah menghubungi semua spammer. Sek. Byun meng-iyakan, mereka sedang menunggu perintah dari Dong Ho.
"Baiklah. Kalau begitu.... Jin Woo-ya, ayo kita mulai".
Jin Woo memasukkan cd ke dalam laptop, siap mengirimkan video pada spammer.
Tak lama kemudian, semua orang menerima video rekaman itu. Di seluruh televisi, ditayangkan berita live rekaman video itu dengan judul 'Video Pengakuan Tn. Nam, Presdir 'I' Group.
Semua orang dijalanan, di stasiun, di dalam kereta, di bandara, melihat dan membicarakan tentang video rekaman itu.
Sementara itu, sepertinya Tuan Nam belum tahu apa-apa dan sedang bersiap menyambut jaksa baru yang akan diperkenalkan oleh Jaksa Tak. Jaksa Tak mengatakan bahwa ia yakin jaksa kali ini akan sesuai dengan keinginan Tuan Nam.
Tuan Nam mengatakan ia yakin karena Jaksa Tak sendiri yang merekomendasikannya. Pengacara Hong juga terlihat senang, ia ingin mengetahui siapa jaksa yang akan bekerja bersamanya di sidang nanti. "Berkatmu, persidangan Nam Gyu Man akan dilalui dengan mudah...", puji Pengacara Hong pada Jaksa Tak.
Jaksa Tak hanya tertawa kecil dan mereka pun bersulang.
Lalu ponsel Pengcara Hong menyala dan Pengacara Hong mendapat kabar tentang ditayangkannya video pengakuan Gyu Man.
Gyu Man sendiri juga sedang melihat video pengakuannya itu. Ia sangat sangat marah, sampai membanting laptopnya dan menginjak-injak laptopnya dengan geram sambil memaki-maki Jin Woo.
Kebetulan Jin Woo datang dan tersenyum pada Gyu Man. "Kau sudah melihat video yang aku kirim?".
"Ya. Aku lihat. Dan kau mati", sahut Gyu Man emosi.
Jin Woo hanya tersenyum dan menatap Gyu Man. Gyu Man balik menatap Jin Woo dengan mata melotot, sangat marah.
Sementara itu, In Ah sudah tiba di restoran dan berjalan menuju ruangan Tuan Nam.
Pengacara Hong yang sudah mendapat kabar, langsung memberitahukannya pada Tuan Nam. Tuan Nam sangat terkejut.
Belum habis rasa terkejutnya, In Ah muncul dan memperkenalkan dirinya sebagai jaksa yang baru...
Bersambung...
Komentar :
Nah, kan. Jaksa Tak cuma pura-pura aja... Sy sudah agak curiga waktu lihat Jaksa Tak seperti berusaha terlalu keras untuk menarik kepercayaan dan perhatian Tuan Nam. Tapi waktu itu masih ragu-ragu, sih... Takut salah...
Hehe... sepertinya di episode ini, Pengacara Hong banyak banged kena marahnya ya? Sama Tuan Nam juga sama Gyu Man. Pengacara Hong sudah ga punya taring lagi...
Trus, sy ga ngerti kenapa Jin Woo harus menemui Gyu Man setelah mengirimkan video itu. Bukannya itu artinya seperti masuk ke kandang harimau disaat harimaunya sedang marah besar? Sy merasa, Jin Woo seperti mengantar nyawa saja pada Gyu Man. Khawatir, Gyu Man melampiaskan marahnya pada Jin Woo dan jangan-jangan Jin Woo terluka dan kemungkinan terburuknya, mati... Tapi ga lah ya, dia kan LM-nya... :-P
Sy juga khawatir pada Sek. Ahn. Sepertinya Gyu Man sudah lupa tentang Sek. Ahn gara-gara tersebarnya videonya itu. Jangan-jangan ga ada seorang pun yang tahu keberadaan Sek. Ahn dan tahu-tahu dia sudah mati sendirian di dalam kontainer...
Tinggal dua episode lagi dan kita tinggal menunggu gimana proses persidangan Gyu Man... Penasaran gimana reaksi Gyu Man saat ia akhirnya mendapat hukuman. Sy juga penasaran dengan akhir dari Jin Woo, apa ia benar-benar akan hilang ingatan??
Tunggu lanjutannya...
[Sinopsis Remember Episode 19 Part 1]
Post a Comment