Sinopsis Remember Episode 10 Part 1

 == All images credit to owner ==

[Sinopsis Remember Episode 9 Part 2] 

 Sinopsis Remember Episode 10 Part 1 

Dong Ho keluar dari ruang sidang dengan lesu, Jaksa Chae Jin Kyung menyusul Dong Ho, mengomentari sidang yang jalannya terlalu mudah baginya. Namun Dong Ho tidak merasa begitu, menurutnya Jin Woo pingsan mungkin karena terlalu gugup dengan sidang trial ayahnya sendiri dan Jin Woo sudah mempersiapkan segalanya selama 4 tahun untuk sidang trial ini.

 Jaksa Chae menyindir Dong Ho, ia merasa ucapan Dong Ho itu memiliki maksud tersembunyi, ia merasa Dong Ho ingin Jin Woo memenangkan sidang. Ia mengingatkan Dong Ho untuk menunjukkan pihak mana yang dipilihnya dengan jelas. Ia juga mengingatkan Dong Ho bahwa seekor ular berbisa yang kehilangan racunnya tidak ada bedanya dengan seekor cacing tanah yang besar, yang artinya tidak ada gunanya.

Jin Woo sudah dibawa ke rumah sakit dan belum sadar. Manager Yoon kembali dari ruang dokter dan memberitahukan Jaek Ik dan In Ah bahwa dokter mengatakan Jin Woo dizzy akibat bekerja terlalu keras, Jin Woo kurang tidur karena mempersiapkan sidang trial ulang. Jin Woo membuka matanya dan yang pertama kali ia tanyakan adalah tentang sidang. In Ah mengatakan sidangnya adjourned dan meminta Jin Woo untuk beristirahat dan tidak khawatir masalah sidang. Tapi Jin Woo tidak bisa tidak khawatir. Sambil membuka infusnya, Jin Woo meminta Manager Yoon dan Jae Ik untuk memberitahukan hakim dan jaksa bahwa ia sudah siap untuk sidang lagi. In Ah khawatir melihat Jin Woo dan menanyakan keadaan Jin Woo, tapi Jin Woo mengatakan saat ini sidang trial ini lebih penting baginya daripada kesehatannya. Tanpa mempedulikan kekhawatiran In Ah dan Jae Ik, Jin Woo dan manager Yoon kembali ke ruang sidang.
Di sana, Jin Woo berpapasan dengan Dong Ho. Dong Ho menanyakan keadaan Jin Woo. Jin Woo hanya melirik sekilas pada Dong Ho dan tetap meneruskan langkahnya. Dong Ho kembali berbicara pada Jin Woo, mengingatkan Jin Woo bahwa kesehatan Jin Woo lebih penting daripada sidang trial ini. Dengan kesal, Jin Woo bertanya apa yang diinginkan Dong Ho kali ini. Dong Ho mengatakan hanya satu hal yang diinginkannya yaitu ayah Jin Woo dinyatakan tidak bersalah. Jin Woo tersenyum sinis, ia ingin tau bagaimana reaksi Nam Gyu Man jika mendengar ucapan Dong Ho tadi. Jin Woo merasa Dong Ho pasti memiliki dua wajah dan mungkin juga 10 mulut. Dong Ho menghela nafasnya - wajahnya sedih karena ia tau Jin Woo masih belum mempercayainya. Kemudian Dong Ho mengatakan ia senang melihat Jin Woo baik-baik saja dan berpesan untuk memenangkan sidang walau bagaimanapun juga.
Sidang sudah dimulai. Hakim bertanya pada dokter Lee Jung Hoon, apa benar dokter Lee mengubah keterangannya empat tahun yang lalu. Awalnya Dokter Lee terlihat ragu tapi kemudian ia membenarkan, ia memang memberikan keterangan palsu empat tahun lalu dan sebenarnya Tuan Seo memang menderita alzeimer. Jaksa Chae langsung berdiri dari kursi, mengingatkan dengan keras, betapa seriusnya kejahatan memberikan keterangan palsu. Dokter Lee membenarkan, ia sangat mengetahui hal itu. Jaksa Chae terdiam dan terpaksa duduk kembali. Lalu Jin Woo menanyakan tentang kebenaran keterangan dokter Lee yang mengatakan bahwa empat tahun yang lalu putra Tuan Seo pernah mencoba menyuap dokter Lee. Dokter Lee mengatakan itu tidak benar, putra Tuan Seo tidak pernah mencoba menyuapnya.
Lalu Jin Woo menanyakan siapa orang yang memerintahkan dokter Lee untuk memberikan keterangan palsu. Jaksa Chae langsung mengajukan keberatan, menurutnya Jin Woo sudah menekan saksi. Jin Woo berkeras, bahwa fakta yang ditanyakannya itu sangat penting. Hakim menuruti keinginan Jin Woo dan meminta saksi menjawab pertanyaan Jin Woo. Dokter Lee mengatakan, tidak ada siapa pun yang memerintahkannya. Jin Woo kaget, hingga mengulang pertanyaannya beberapa kali, mendesak dokter Lee untuk tidak bohong. Sampai-sampai Jaksa Chae kesal dan terus mengajukan keberatan. Dan lagi-lagi jawaban dokter Lee sama, tidak ada orang yang menyuruhnya, ia melakukannya sendiri. Jin Woo hanya bisa menghela nafasnya.
Gyu Man masuk ke Rumah Sakit Ilho. Gyu Man mencibir sinis saat beberapa orang staf membungkuk hormat padanya di dekat pintu masuk. Gyu Man masuk ke dalam ruangan dokter Lee dan mengatakan ia ingin bicara dengan dokter Lee sebentar. Awalnya dokter Lee tidak sadar siapa yang masuk ke ruangannya karena ia sedang menundukkan kepalanya.
Saat ia mendongak dan melihat Gyu Man, ia langsung panik dan takut. Gyu Man sendiri juga mengunci pintu ruangan dokter Lee dari dalam, membuat Sek. Ahn yang menunggunya di koridor, kaget. Dengan panik dan takut, dokter Lee memberitahukan bahwa ia melakukan ini karena Jin Woo mengancamnya dan lagipula ia tidak mengatakan siapa orang yang sudah membelinya. Gyu Nam tidak suka mendengar dokter Lee mengatakan 'membeli', karena orang-orang akan salah paham jika mendengarnya. Dokter Lee langsung berlutut, memohon ampun pada Gyu Nam.
Gyu Nam ikut jongkok di depan dokter Lee, membuka kaca mata dokter Lee dan menyimpannya di saku jas dokter Lee, sambil menanyakan, "Taukah kau kata-kata itu penuh kekuatan? Karena kata-kata itu bisa membunuh seseorang ataupun menyelamatkan seseorang". Gyu Nam mengatakan itu sambil menampar-nampar wajah dokter Lee, dokter Lee sampai-sampai menangis ketakutan. "Kau sepertinya tipe orang yang... membunuh dirinya sendiri dengan kata-katanya sendiri", ucap Gyu Nam lagi. Dokter Lee menangis, meminta maaf lagi. Lalu Gyu Nam berjalan ke arah meja dokter Lee dan mengambil papan nama dokter Lee yang terbuat dari kaca. Gyu Nam melemparnya tepat di depan dokter Lee, hingga papan nama itu pecah di lantai. Gyu Nam menyuruh dokter Lee memungut pecahan kaca itu dengan mulutnya dan kemudian merangkak keluar dari Rumah Sakit Ilho, seperti anjing. Begitu keluar dari ruangan dokter Lee, Gyu Man langsung menghubungi Jaksa Chae, memberitahukan bahwa ia sudah membereskan dokter Lee. Ia juga meminta Jaksa Chae mencari jalan untuk bisa menghukum Jin Woo.
Jin Woo sedang berada di ruang rahasianya, menatap bagan Il Ho Group, khususnya bagian yang menunjukkan informasi tentang Dong Ho. Ia teringat beberapa kali Dong Ho membantunya. Saat Dong Ho mencegahnya mengejar orang suruhan Joo Il, saat Dong Ho mencegah detektif Gwak (dulu sy menyebutnya detektif Park...) yang akan menembaknya dan terakhir saat Dong Ho mengatakan keinginannya agar ayah Jin Woo terbukti tidak bersalah. Manager Yoon mendekati Jin Woo dab bertanya apakah Jin Woo yakin keadaan Jin Woo tidak memburuk, bagaimana jika... "Belum...", potong Jin Woo. Jin Woo berharap tidak ada seorang pun yang boleh mengetahui tentang hal itu, tidak sekarang. Lalu Jin Woo menanyakan pendapat manager Yoon, apakah menurut manager Yoon, Dong Ho tulus mengatakan bahwa ia ingin ayahnya dibebaskan. Manager Yoon mengatakan ia tidak tau dengan pasti, mereka hanya bisa menunggu dan melihat. -- Jin Woo mengunjungi ayahnya. Kali ini Tuan Seo mengenali Jin Woo sebagai putranya. Jin Woo sangat bahagia sekaligus terharu. Mereka membicarakan kenangan-kenangan manis mereka, bahkan Tuan Seo dapat mengingat lagu yang mereka nyanyikan saat ulang tahunnya. Jin Woo sangat bahagia,
Jaksa Hong mendatangi ruangan In Ah. Ia menanyakan sejauh mana penyelidikan yang dilakukan In Ah tentang latar belakangnya. Dengan jujur In Ah mengatakan, mulai dari kasus tabrak lari Nam Gyu Man hingga kasus penyuapan Il Ho Pharmaceutical. In Ah menyimpulkan jaksa Hong bekerja sangat keras untuk Il Ho Group. "Apa salahnya dengan itu? Semua kasus itu sudah selesai...", sahut Jaksa Hong tenang. Dengan nada mengancam, In Ah mengatakan seorang jaksa memiliki hak untuk melakukan penyelidikan dan arraignment dan jaksa Hong sudah menggunakan haknya tersebut untuk membersihkan Il Ho Group. Jaksa Hong mendekati In Ah, dengan tenang ia memberitahukan bahwa In Ah akan dipindahkan ke kantor cabang Chanwon. Karena In Ah harus mulai bekerja di sana hari senin, jaksa Hong menyarankan In Ah untuk cepat-cepat berkemas. Setelah mengatakan itu, jaksa Hong keluar. In Ah hanya bisa memukul mejanya sendiri, menahan amarahnya. -- Tuan Nam menelpon jaksa Chae, memberitahukan bahwa ia sudah melakukan seperti yang jaksa Chae inginkan. Dan sekarang tinggal jaksa Chae melakukannya terbaik. Jaksa Chae berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Tuan Nam. Setelah menutup telponnya, Tuan Nam memberitahukan Gyu Nam bahwa jaksa Chae sudah mengurus masalah sidang trial ulang dan ia menyarankan agar Gyu Nam fokus saja pada perusahaan. Gyu Nam mengatakan, jika yang dimaksud ayahnya itu masalah merger perusahaan, proses itu sudah berjalan dengan baik. Tuan Nam mengatakan bahwa Gyu Nam seorang lah yang akan mewarisi perusahaan. Gyu Nam sempat menanyakan bagaimana dengan Yeo Kyung. Tuan Nam berkata, secepat apa pun dunia berubah, pria dan wanita masing-masing memiliki peran yang berbeda. Gyu Nam tersenyum lebar, senang mendengar ucapan ayahnya. Hingga sampai di kamarnya pun, Gyu Nam masih saja tersenyum. Saat Sek. Ahn masuk, ia bahkan menepuk pundak Sek. Ahn, mengatakan hal terakhir yang mereka kerjakan tinggal satu hal lagi. Sek. Ahn tidak mengerti maksud Gyu Nam. "Kau tidak dengar keterangan dokter itu?", tanya Gyu Nam. Gyu Nam merasa ia harus buru-buru sebelum Gwak Han Soo berpihak pada Jin Woo. Melihat Sek. Ahn diam saja, ia menduga Sek. Ahn tidak mau melakukannya. Dengan takut-takut, Sek. Ahn terpaksa menyanggupinya. Gyu Nam menepuk pundak dan wajah Sek. Ahn, lalu tertawa kecil.
Manager Yoon, Jae Ik dan Jin Woo sedang berada di kantor untuk mendiskusikan sidang trial Jin Woo. Manager Yoon berpendapat jaksa Chae pasti akan berusaha untuk membatalkan bukti mereka. Jin Woo berencana untuk mendekati detektif Gwak karena ia yakin, saat ini Gyu Man akan mendekati detektif Gwak. Jin Woo meminta Jae Ik untuk terus mengawasi Sek. Ahn. Jae Ik menyanggupinya. Jin Woo dan Jae Ik sedang mengawasi detektif Gwak dari dalam mobil. Entah mengapa, detektif Gwak sekarang berada di jalanan untuk mengatur lalu lintas. Jae Ik menertawakan detektif Gwak, ia merasa semakin senang melihat detektif Gwak dan ia merasa detektif Gwak pasti kedinginan. Jin Woo hanya tersenyum mendengar komentar Jae Ik. Saat detektif Gwak selesai menjalani tugas dan berganti dengan temannya, Jin Woo mendekati dan menyapa detektif Gwak. Dengan ketus, detektif Gwak langsung menuduh Jin Woo sudah memata-matainya sepanjang waktu. Jin Woo menanyakan bagaimana kesannya mengatur lalu lintas, dan ia merasa bahagia untuk detektif Gwak. Detektif Gwak sangat kesal sekaligus menyesal, seharusnya ia menembak Jin Woo waktu itu. Jin Woo tidak terpengaruh, ia memberitahukan bahwa saat ini Gyu Man berencana untuk menjatuhkan semua kesalahan pada detektif Gwak. Jin Woo juga mengatakan, ia akan memberikan kesempatan pada detektif Gwak untuk mengatakan yang sebenarnya.
In Ah menemui jaksa Hong dan menyerahkan surat pengunduran diri. Ia merasa tidak bisa lagi bekerja di tempat yang keadilan hanya untuk kepentingan pihak tertentu. Jaksa Hong tersenyum, ia bertanya apa In Ah yakin dengan keluarnya In Ah dari kantor, maka In Ah akan bisa membengkokkan masyarakat. Dengan tegas, In Ah mengatakan ia tidak pernah punya keinginan untuk menipu masyarakat, ia memang berhenti mejadi jaksa tapi ia akan memastikan jaksa Hong akan membayar kejahatannya. Saat akan keluar dari gedung kejaksaan, In Ah berpapasan dengan jaksa Chae, jaksa Chae mengomentari In Ah yang akhirnya keluar juga. In Ah mengatakan ia tidak ingin bekerja di tempat yang busuk. Jaksa Chae mengatakan tidak ada yang bisa dilakukan, sebuah keputusan tetaplah sebuah keputusan tapi ia mengingatkan satu hal pada In Ah, kemana pun In Ah pergi, In Ah tidak akan pernah menemukan kesempurnaan. Saat sampai di rumah, ayah melihat In Ah membawa kotak ditangannya dan langsung membantunya. Dengan takut-takut, In Ah memberitahukan kedua orang tuanya bahwa ia sudah keluar dari pekerjaannya. In Ah merasa tidak ada yang bisa ia kerjakan dan orang yang benar, tidak ia temukan di kantornya itu. Ibu langsung emosi, mengatakan bekerja ya bekerja saya, In Ah bukan anak kecil yang semuanya selesai hanya dengan keluar dari pekerjaan. In Ah mengatakan pada ibunya bahwa baginya ini juga tidak mudah. menyuruh In Ah kembali ke kantor dan menemui kembali bosnya, mengatakan bahwa ia menyesal dan minta maaf. In Ah sangat kecewa pada ibunya dan tidak mau bertengkar lagi, In Ah memilih masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, In Ah menangis. Jin Woo menelpon In Ah, belum sempat In Ah menerima telpon dari Jin Woo, ibu masuk ke kamar, menyuruh In Ah memohon kembali pekerjaannya dan cepat pergi dari ruamh. Tanpa mengatakana apapun, In Ah pergi dari rumah. Ayah mencoba memanggil-manggil In Ah, tapi In Ah tidak peduli. Ibu menghela nafasnya, kesal sekali.
Gyu Man minum bersama Joo Il dan Dong Ho. Di depan mereka, berdiri beberapa orang wanita. Gyu Nam menawarkan mereka minuman tapi mereka harus menebak apa pekerjaan Dong Ho terlebih dahulu. Salah seorang wanita mengatakan Dong Ho adalah seorang atlit. Gyu Nam tertawa dan mengatakan salah. Ia mendorong satu gelas alkojol pada wanita yang menjawab tadi dan wanita itu harus meminumnya. Gyu Nam mengatakan, Dong Ho adalah seorang pengacara terbaik di Firma Ilho. Lalu Gyu Nam menyuruh mereka menebak apa pekerjaan Joo Il. Dengan yakin, wanita yang satunya lagi mengatakan seorang gangster. Gyu Namtertawa, mengatakan bahwa waniat itu benar dan membolehkannya keluar. Wajah Joo Il terlihat sedikit kecewa, tapi sesaat kemudian ia tertawa, menutupi kekecewaannya, "O... terlihat jelas ya diwajahku,,. Lucu sekali". Joo Il akan menuangkan minuman untuk Gyu Nam tapi Gyu Nam menolaknya. Ia merasa ia merasa di sana tidak menyenangkan dan menyuruh Joo Il besenang-senang saja bersama Dong Ho. Saat Gyu Nam akan pulang, Joo Il naik ke atas kursi, memberi jalan supaya Gyu Nam bisa lewat. Gyu Nam menatap Joo Il dan menggelengkan kepalanya. Setelah tinggal berdua, Dong Ho menceritakan bahwa saat ayahnya kecelakaan, keluarga Jin Woo ada di mobil satunya lagi. Dong Ho bertanya kemungkinan Joo Il tau kenapa ayahnya seperti itu dan apa yang sebenarnya terjadi di balik kecelakaan itu. Joo Il mengatakan, seandainya ia tau ia pasti akan memberitahukan Dong Ho segalanya. Lalu Joo Il menanyakan keputusan Dong Ho tentang hal yang pernah ia tanyakan beberapa waktu yang lalu. Dong Ho mengatakan ia menjadi hound karena Joo Il dan seekor hound hanya berguna selama mangsa masih ada. Dong Ho mengatakan ia berhutang sangat banyak pada Jin Woo dan ia akan membayarnya di pengadilan. Joo Il hanya bisa mendesah dan menatap Dong Ho. Ia merasa ia tidak bisa lagi mengubah keputusan Dong Ho. --
Jin Woo bertemu dengan In Ah dan Jin Woo menanyakan kebenaran In Ah keluar dari pekerjaannya. In Ah membenarkan dan ia merasa sangat lega. Jin Woo meminta maaf, tapi In Ah mengatakan tidak perlu, ia bisa memulainya kembali. Lalu In Ah menanyakan mungkin Jin Woo punya kamar extra di firmanya. Dan Jin Woo pun membawa In Ah ke tempatnya. Mereka bertengkar kecil tentang bir dan Jin Woo mengatakan In Ah seperti terakhir kali mereka bertemu, saat itu In Ah berteriak padanya, mengatakan 'Haruskan kita bertengkar?'. In Ah merasa malu dan langsung menutup mulut Jin Woo. Suasana tiba-tiba berubah canggung, In Ah refleks menarik tangannya kembali dan sedikit menjauh dari Jin Woo. Jin Woo merasa menyesal, In Ah sudah bekerja keras dan harus berhenti dari pekerjaannya, Jin Woo meminta maaf. In Ah mengatakan ia ingin membantu orang-orang yang tidak bersalah yang wrongly accused seperti ayah Jin Woo, ia belajar dengan keras dan bekerja sangat keras, ia bahkan mengunjungi tkp untuk menyelidiki sendiri, tapi sekarang ia merasa kerja kerasnya tidak ada gunanya. Jin Woo menyiapkan tempat tidur untuk In Ah dan menyuruh In Ah tidak memikirkan hal yang lain dan tidur dengan nyenyak. In Ah mengucapkan terima kasih pada Jin Woo. - Tuan Seo meringkuk di lantai sambil memegangi perutnya, dari ekspresinya sepertinya Tuan Seo sangat kesakitan. Tuan Seo berteriak, memanggil penjaga. Saat itu kebetulan ada dua orang penjaga yang lewat, mereka tidak menggubris dan membiarkan Tuan Seo begitu saja. Menurut salah seorang dari mereka, akhir-akhir ini Tuan Seo memang terus seperti itu. -- Manager Yoon dan Jae Ik tiba di kantor dan mengeluhkan cuaca yang dingin. Mereka kaget melihat Jin Woo yang terbangun dari tidurnya di sofa. Manager Yoon merasa Jin Woo pasti bekerja semalaman. Jin Woo tidak bisa menjelaskan. Lalu dari atas, In Ah turun sambil merapikan jasnya. Rambutnya digerai tidak diikat seperti biasanya. Jae Ik langsung tersenyum dan berpikiran lain. Jin Woo dan In Ah hanya saling melempar senyum malu. In Ah merasa tidak enak melihat Jin Woo dan timnya sedang asik berdiskusi. Ia mendekati mereka, mengatakan keinginannya untuk menjadi bagian dari tim sidang trial, bukan sebagai jaksa tapi sebagai pengacara. Jae Ik tertawa canggung, menyambut dan memberi selamat pada In Ah yang bukan lagi jaksa tapi pengacara. Mereka merayakannya dengan selfie bersama. #ga penting ya... abaikan. :-P Lalu Jin Woo mendapatkan telpon dan wajahnya berubah serius. Jin Woo bergegas pergi. Saat tiba di kamar rawat ayahnya, Jin Woo melihat keadaan ayahnya yang sudah tidak sadarkan diri dan sudah dipasang beberapa alat medis. --
Joo Il dan Sek. Ahn membahas tentang rencana mereka atas detektif Gwak. Joo Il memberitahukan mereka akan melaksanakan rencana mereka jam 9 malam ini di tempat pembuangan mobil bekas. Tidak jauh dari mereka, Jae Ik diam-diam mendengarkan. Jae Ik segera menghubungi seseorang, sepertinya Jin Woo. -- Ayah In Ah mengunjungi In Ah yang saat itu masih berada di kantor Jin Woo. In Ah kaget melihat kedatangan ayahnya itu. Mereka duduk berbicara. In Ah menanyakan kabar ibu. Ayah mengatakan ibu bekerja sepanjang waktu, ayah merasa keputusan In Ah itu membuatnya sedih tapi ia yakin lebih menyakitkan untuk ibu. In Ah meminta maaf. Ayah melihat ke sekeliling kantor dan menanyakan keadaan In Ah, apakah In Ah baik-baik saja tinggal di sana. In Ah tersenyum dan membenarkan, orang-orang di kantor itu memperlakukannya dengan baik. Ayah mengatakan ia bisa menerima keputusan In Ah, ia yakin sebelum keputusan itu diambil, In Ah pasti sudah memikirkannya baik-baik. Ayah merasa, saat ini In Ah pasti merasa jauh lebih khawatir dibandingkan dengan ia dan ibu In Ah, ayah mengatakan ia bisa merasakannya dari tatapan In Ah. Ayah merasa sedih tapi tidak ada yang bisa ia lakukan tapi ia percaya pada keputusan In Ah. In Ah tersenyum sambil menahan air matanya, ia merasa senang menjadi putri ayahnya. Ayah berpesan agar In Ah menjalani hidupnya dengan sepenuh hati dan menghadapi kesulitan hidupnya, sama seperti motto hidupnya. Walalupun itu menyedihkan tapi jika In Ah menjalaninya dengan sepenuh hati, maka tidak akan ada penyesalan di kemudian hari. Bersambung... Sinopsis Remember Episode 10 Part 2
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes