Sinopsis Maids Episode 8 Part 1

== All images credit to jTBC ==


[Sinopsis Maids Episode 7 Part 2]

Sinopsis Maids Episode 8 Part 1

[Drama ini adalah drama fiksi/rekaan berdasarkan tokoh dan peristiwa sejarah yang sebenarnya]

Eun Ki masuk ke ruang bawah tanah. Perlahan ia membangunkan In Yub. In Yub membuka matanya. Ia terkejut melihat Eun Ki di sana. Eun Ki menutup mulut In Yub dan menarik In Yub agar ikut dengannya. Sampai di luar dapur, In Yub bertanya kemana Eun Ki akan membawanya pergi.

"Apa kau lebih suka tinggal di sini dan dipukul sampai mati?", tanya Eun Ki yang tidak peduli dengan pertanyaan In Yub.

"Jadi kemana kau akan membawaku pergi?", tanya In Yub sekali lagi.

"Diam saja dan ikuti aku!", perintah Eun Ki sambil menarik tangan In Yub.

Di belakang mereka, Moo Myeong diam-diam mengawasi dan mengikuti mereka.

Mereka sampai di depan rumah Eun Ki. "Ayo kita masuk. Ayahku sudah setuju untuk menyelamatkanmu", ucap Eun Ki.

In Yub tidak percaya dengan ucapan Eun Ki. Eun Ki tahu persis bahwa ayahnya bukan orang yang akan melakukan hal itu. Eun Ki membantahnya. Ia yakin bahwa ayahnya akan menepati janjinya. "Aku membuang seluruh hidupku agar ayahku mau menepati janjinya", ucap Eun Ki. "Aku yakin kau pasti juga memiliki banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan padanya".

In Yub terdiam. Ia mengingat pesan terakhir ayahnya, ia mengingat Sa Wol yang akan diberi label dengan besi panas. In Yub menganggukkan kepalanya dan membulatkan tekadnya, "Baiklah. Ayo kita masuk".

Eun Ki mengetuk pintu rumahnya.

Eun Ki mengumumkan kedatangannya pada ayahnya. Lady Han yang sedang bersama Chi Kwon terkejut, "Mengapa ia datang ke sini lagi?". Orang tua Eun Ki terkejut atas melihat kedatangan Eun Ki, apalagi ia datang bersama dengan In Yub.

Eun Ki dan In Yub masuk ke kamar orang tua Eun Ki. Mereka memberi hormat pada Chi Kwon dan Lady Han.

Chi Kwon memandang mereka dengan tatapan marah. "Aku datang untuk menagih janjimu, ayah". Eun Ki berkata bahwa ia tidak bisa membiarkan In Yub lebih lama tinggal di kediaman Menteri Pertahanan lagi, mertuanya menggunakan alasan hubungan masa lalunya dengan In Yub untuk menghukum In Yub.

Chi Kwon memandang tajam ke arah In Yub. In Yub meminta izin agar diberi waktu untuk berbicara dengan Chi Kwon.

Lady Han keluar dari kamar dengan kesal. Lady Han menghela nafasnya.

Tiba-tiba seorang pelayannya datang memberitahukan kedatangan Kepala Pelayan dari Kediaman Menteri Pertahanan.

Lady Han sangat terkejut. Dengan sedikit gugup ia menemui Moo Myeong. Ia menanyakan keperluan Moo Myeong datang ke kediamannya.

"Sepertinya salah satu pelayan kami ada di sini", ucap Moo Myeong.

"Kenapa... kenapa salah satu pelayan kalian bisa ada di sini?", tanya Lady Han sangat gugup. Moo Myeong diam saja tidak menjawab, ia hanya memandang ke arah Lady Han. Lady Han terlalu gugup dan membalikkan badannya memunggungi Moo Myeong.

Sementara itu di dalam kamar, Chi Kwon mengatakan pada In Yub bahwa untuk seseorang yang menjadi pelayan karena ada seorang pengkhianat di dalam keluarganya, tidak ada jalan lain kecuali mengubahnya dengan perintah dari raja. "Pulanglah ke rumah dan tunggu waktu yang tepat".

In Yub berkata bahwa Chi Kwon lebih tahu daripada yang lain, bahwa di keluarganya tidak ada seorang pengkhianat. "Anda mengetahui kematian Duk Goo, bukan?".

Chi Kwon menarik nafasnya. Ia bertanya apa In Yub masih percaya bahwa ayahnya tidak bersalah? In Yub diam saja.

Eun Ki menegaskan pada ayahnya bahwa Chi Kwon mengenal ayah In Yub dan ayah In Yub bukanlah seseorang yang akan melakukan hal seperti ini.

Chi Kwon menghela nafasnya dengan panjang. Lalu ia membuka laci yang ada di depannya. Ia mengambil empat batang kayu yang ditemukan oleh tentara ketika mereka memeriksa tempat persembunyian kelompok Man Wol. "Mereka menemukan ini terbakar di atas tanah".

Eun Ki melihat ke arah In Yub. "Apa kau melihat nama ayahmu? Menyerahlah. Dan terima semua ini", ucap Chi Kwon. Ia meletakkan kayu itu di atas meja.

In Yub melihat empat batang kayu itu. Ia meminta izin agar Chi Kwon memberikan kayu itu untuknya.


"Jika memang itu keinginanmu, ambillah", ucap Chi Kwon. "Kapan pun kau merasa tidak tenang, lihatlah bukti ini dan perasaanmu akan hilang. Dan kau akan menyadari bahwa takdirmu adalah... pelayan. Jangan melawan arus. Sekuat apa pun ikan salmon berenang melawan arus ke sungai, tidak ada apa pun yang menunggunya di sana kecuali kematian", ucap Chi Kwon lagi.

Eun Ki berpaling melihat ke arah In Yub. In Yub tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia menggenggam kayu itu dengan erat.

Lady Han datang memberitahu bahwa seseorang dari kediaman besan mereka datang. "Apa yang harus kita lakukan?". In Yub dan Eun Ki terkejut.

Chi Kwon, Lady Han, Eun Ki dan In Yub keluar. Chi Kwon bertanya apa Moo Myeong datang dikirim oleh majikannya.

Moo Myeong berkata bahwa ia belum memberi laporan apa pun. "Jika ia kembali sebelum mereka bangun, kita dapat menutupi kejadian ini".

Lady Han terlihat lega. Ia bertanya apakah ia bisa mempercayai Moo Myeong?. Moo Myeong tidak menjawab.

"Kalau begitu, bawa dia", perintah Chi Kwon.

Tetapi Eun Ki meminta satu hal pada Moo Myeong. "Awasi dia dan pastikan ia baik-baik saja. Aku mempercayakannya padamu". Moo Myeong diam saja, tidak menjawab.

Sebelum pergi, In Yub berkata pada Chi Kwon bahwa ia tidak akan pernah melupakan apa yang diajarkan oleh Chi Kwon hari ini. Lalu ia memberi hormat pada Chi Kwon.

Setelah In Yub pergi, Eun Ki menemui ayahnya. Ia menanyakan apakah ada hal lain yang belum ia ketahui. Ia minta agar ayahnya memberitahukan semuanya padanya.

Chi Kwon berkata bahwa ia tahu telah membuat janji pada Eun Ki, tapi semua itu ada waktunya. Ia meminta Eun Ki yang menciptakan waktu yang tepat, karena itu adalah tanggung jawabnya. "Apa yang kau lakukan hari ini, tidak memberi keuntungan apa pun untuk In Yub."

Eun Ki berjanji ia akan menciptakan saat yang tepat itu, jika saat itu tiba, ia minta ayahnya untuk tidak menolak permintaannya lagi.

"Jangan gunakan hatimu untuk berpikir. Gunakan otakmu untuk membuat rencana. Sembunyikan maksudmu yang sebenarnya dan manipulasi musuhmu. Dan pada akhirnya, genggam mereka di tanganmu", nasihat Chi Kwon lagi.

Eun Ki berkata bahwa ia menyadari bahwa ia tidak akan bisa menang hanya dengan ketulusan semata.

Chi Kwon menertawakan ucapan Eun Ki. Menurutnya ketulusan itu hanya milik orang yang tidak memiliki keahlian dan tidak memiliki siapa pun di sampingnya. "Aku tidak membesarkanmu seperti itu. Tunjukkan padaku siapa dirimu sesungguhnya. Aku ingin melihat dirimu sesungguhnya!", ucap Chi Kwon. Eun Ki terdiam mendengar nasehat dari ayahnya itu.


Moo Myeong mengantar In Yub sampai ke dalam ruang bawah tanah. Ia berkata bahwa ia yakin kejadian hari ini terjadi karena In Yub tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti Eun Ki. "Tapi aku tidak akan membiarkan mu melarikan diri lagi. Diam dan tinggallah di sini!", perintah Moo Myeong.

Moo Myeong berbalik dan akan pergi. Tapi langkahnya terhenti karena ucapan In Yub. In Yub berkata apa Moo Myeong memang seperti ini, seperti seekor anjing yang mengejar keluarganya sendiri hanya untuk majikannya?

Moo Myeong terdiam mendengar ucapan pedas In Yub. Ia melihat ke arah In Yub yang sudah masuk ke ruang bawah tanah.

In Yub mengambil kayu -sepertinya semacam name tag;- yang diberikan oleh Chi Kwon tadi. Ia mengingat apa yang dikatakan oleh Duk Goo sebelum kematiannya. In Yub juga mengingat pesan terakhir ayahnya. Ia juga mengingat apa yang dilakukan Chi Kwon pada Sa Wol dan ucapan Chi Kwon padanya di pertemuan mereka tadi. Sepertinya In Yub memutuskan untuk tidak mempercayai ucapan Chi Kwon.


Moo Myeong menemui Hae Sang. Ia bertanya pada Hae Sang orang seperti apakah Menteri Keuangan itu. Ia heran mengapa Penasehat Kerajaan mempercayakan rahasianya pada Menteri Keuangan tentang ketidakbersalahannya. "Ini adalah pesan terakhir yang ia tinggalkan untuk In Yub".

Hae Sang berpikir mungkin saja karena mereka pernah akan ber-besan saat itu, pasti sulit bagi Chi Kwon untuk membantu seorang teman yang hidupnya akan hancur. Hae Sang memerintahkan Moo Myeong untuk mengambil pesan itu dari In Yub.

"Aku mulai berpikir. Apakah Kim Chi Kwon seorang musuh atau teman...", ucap Moo Myeong.

Hae Sang memandang Moo Myeong dengan tajam. Lalu ia tersenyum. "Ia memang orang yang selama ini kita awasi. Jika sudah tiba waktunya, kau pasti akan tahu. Tunggu saja."


Nyonya Yoon menyidang Yoon Seo dan Lady KAng. Ia memarahi Yoon Seo karena telah mencuri cincin milik istrinya untuk menggoda pelayan. "Tidak kau malu di depan pada pelayan?"

Dengan tidak tahu malu Yoon Seo berjanji bahwa ia akan menjaga Dan Ji.

Nyonya Yoon bertambah marah. Sudah cukup ia menghadapi wanita-wanita ayah Yoon Seo, dan sekarang dia harus melihat Yoon Seo melakukan hal yang sama seperti ayahnya.

Yoon Seo menolak disamakan dengan ayahnya. Ia berkata bahwa Dan Ji adalah cinta pertamanya.

Nyonya Yoon marah dan mengambil bantal dan melemparkannya ke arah Yoon Seo. "Apa itu masuk akal?"

Nyonya Yoon berkata pada Lady Kang bahwa kecemburuan adalah salah satu dari tujuh alasan sah untuk perceraian. Bukannya masalah kehamilan yang penting saat ini, tapi sudah dua tahun pernikahannya, Lady Kang masih belum bisa mengambil hati Yoon Seo. Nyonya Yoon menyalahkan ketidakmampuan Lady Kang sebagai istri sehingga Yoon Seo jatuh dalam masalah ini.

Yoon Seo mengangguk-ngangguk membenarkan ucapan Nyonya Yoon pada Lady Kang.

Lady Kang tidak mau disalahkan. Ia berkata bahwa Yoon Seo lah yang tidak mau membuka pintu hatinya untuknya.

Nyonya Yoon tidak peduli, "Jika ia tidak mau membukanya, maka tugasmulah untuk membuatnya terbuka!".

"Aku tidak mau mengatakannya dua kali. Kau harus hamil dalam tahun ini!", putus Nyonya Yoon. Lady Kang tersenyum senang, sedangkan Yoon Seo terkejut dan panik. -Hihi... lucu liat ekspresi Yoon Seo.

"Hamil?", tanya Yoon Seo sambil memandang Lady Kang dengan enggan.

Nyonya Yoon tidak peduli. Ia ingin Yoon Seo melakukan tugasnya, jika tidak ia tidak akan bisa melihat Dan Ji lagi.

--

Poong Yi sedang menyapu halaman dengan malas. Sa Wol mendekatinya, meminta bantuan Poong Yi. Ia menyeret Poong Yi bersamanya.

Sementara itu, di bagian gudang para pelayan wanita sibuk mengumpulkan daging dan disimpan di dalam kain. Mereka diam-diam membawa daging itu ke dapur.

"Berhati-hatilah! Jika ketahuan, kita bisa mati", bisik Gae Ddong pada temannya.


Poong Yi digulung dengan tikar jerami yang diikat ke seluruh tubuhnya. Yong Joon mencoba memukulya dengan kayu. Poong Yi berteriak kesakitan.

"Bagaimana bisa kau memintaku melakukan hal ini?", tanya Poong Yi pada Sa Wol yang berjongkok di sebelahnya.

"Bukannya kau berkata mau membantu?".

"Tapi aku tidak tahu kalau aku mau dipukuli!", ucap Poong Yi marah.

Rupanya mereka mempraktekkan hukuman yang akan dijalani Dan Ji dan In Yub. Dduk Swe mengganti kayu yang dipegang oleh Yong Joon dengan yang lebih lebar, sehingga Poong Yi akan merasa tidak terlalu sakit.

Yong Joon memukul Poong Yi dengan kayu itu. "Ah! Rasanya sama saja!", teriak Poong Yi kesakitan. Dduk Swe melihat pelayan wanita membawa daging dari gudang. Ia menyuruh teman-temannya untuk melanjutkan latihan. Kemudian ia menyusul pelayan wanita ke dapur.

Di dapur, Dduk Swe mengiris daging agak tipis, kemudian daging itu dimasukkan ke dalam celana yang akan dipakai oleh In Yub dan Dan Ji. Dduk Swe bertanya apa ia harus membeli daging lagi ke pasar.

Tidak perlu, ucap ibu Dan Ji. Kita tidak bisa membiarkan para majikan mengetahui hal ini.

Tiba-tiba Moo Myeong keluar dari kamarnya. Ia tidak begitu memperhatikan kesibukan para pelayan. Moo Myeong tidak mengatakan apa pun dan berlalu pergi.

 

Yoon Ok menghidangkan sarapan untuk Eun Ki. Ia berkata bahwa pagi ini akan dilaksanakan hukuman di hall para pelayan. "Mungkin kau mau melihatnya sebelum kau pergi."

Eun Ki terdiam. Ia memandang Yoon Ok, menahan rasa marahnya, "Apa kau senang? Apa kau begitu senang atas kemalangan orang lain?"

Yoon Ok tersenyum. Dengan tenang ia berkata bahwa bukan itu maksudnya. Ia merasa saat ini hukum akan dijalankan dan ia tidak merasa sedikit pun bersalah jika keadilan akan ditegakkan.

"Keadilan katamu? Sepertinya keadilan untukmu hanya menghukum In Yub seorang."

"Jadi kalau begitu apa kau mau juga dihukum?", tanya Yoon Ok sambil tersenyum.

"Kau memang benar!", ucap Eun Ki marah. "Aku juga mau. Dimana dilaksanakannya? Di dapur? Di asrama pelayan?".

--

Di ruang bawah tanah, Sa Wol dan Gae Ddong membawakan dua celana yang sudah dijahitkan daging di dalamnya. In Yub menolak memakainya. "Jika kau tidak mau, berikan saja padaku", ucap Dan Ji. Sa Wol memaksa memakaikan celana itu pada In Yub.
 

Di halaman, In Yub dan Dan Ji sudah dibungkus dengan tikar jerami. Yong Joon mendapat tugas memukul Dan Ji sedangkan Poong Yi memukul In Yub. Mereka memukulnya dengan agak pelan. Dan Ji berteriak, berpura-pura kesakitan.

"Pukulan apa itu! Pukul lagi lebih keras!", teriak Nyonya Yoon. Yoon Ok dan Lady Kang juga hadir di sana.

Dari jauh terlihat Yoon Seo mengintip. Ia mengkhawatirkan Dan Ji.

Yong Joon dan Poong Yi saling melirik. Poong Yi mengangkat kayu dan mulai memukul In Yub dengan keras. Begitu juga Yong Joon. Mereka mulai bersungguh-sungguh memkul Dan JI dan In Yub. Dan Ji berteriak kesakitan, sedangkan In Yub hanya diam saja.

Para pelayan yang menonton mulai gelisah. Yoon Ok terlihat tersenyum senang.

"Berhenti menahannya. Kau harus berteriak!", teriak Dan Ji pada In Yub. Dan Ji terus berteriak. Ia juga mengaku bahwa ia bersalah.

Yoon Seo melihat dari kejauhan tapi ia tidak berani mencampuri urusan ibunya. Ia terlihat merasa bersalah melihat Dan Ji dihukum.

Dari belakangnya, tiba-tiba Eun Ki datang diikuti oleh Ba Woo. Ba Woo berusaha menghalangi Eun Ki. Yoon Seo juga bertanya Eun Ki mau kemana. Eun Ki tidak menjawab. Ia memandang Yoon Seo dengan marah.

Begitu tiba di tempat hukuman, ia menghadap ke arah Nyonya Yoon dan meminta Nyonya Yoon untuk berhenti. Yoon Seo ikut berdiri di sebelahnya.

"Kau tidak seharusnya mencampuri urusan ini. Ini urusan rumah tangga", ucap Nyonya Yoon menahan marah.


Eun Ki tidak mengatakan apa pun lagi. Ia menundukkan kepalanya dan berlutut. In Yub terkejut. Moo Myeong dan para pelayan lain juga. Yoon Seo juga ikut berlutut. Lady Kang memandang Yoon Seo dengan marah karena mau berlutut hanya untuk seorang pelayan seperti Dan Ji.

"Apa yang kalian lakukan di depan pelayan?", marah Nyonya Yoon.

"Karena aku yang memulainya, Anda harus menghukumku juga", ucap Eun Ki. Nyonya Yoon memastikan apakah Eun Ki juga mau dihukum. Iya, jawab Eun Ki.

"Suamiku! Berdirilah!", perintah Yoon Ok. Ia juga terlihat marah.

Nyonya Yoon berkata bahwa sungguh sebuah tindakan yang mulia, Eun Ki dan Yoon Seo sangat mempedulikan pada pelayan mereka. Sebagai balasannya, maka ia sudah memutuskan nasib Dan Ji dan In Yub. "In Yub dan Dan Ji sudah tidak bisa lagi tinggal di rumah ini."

Para pelayan lain terkejut, begitu juga dengan Hae Sang dan Moo Myeong.

Nyonya Yoon berkata bahwa mereka berdua sama-sama telah berbuat cab*l pada majikan mereka, oleh karena itu mereka akan dijual. Yoon Ok terlihat sangat puas dengan hasil dari rencananya itu. "Moo Myeong, pergi dan cari kediaman yang memerlukan pelayan. Jika kau tidak dapat menemukannya, letakkan mereka di pasar budak!", perintah Nyonya Yoon.

Ibu Dan Ji berlari dan berlutut di depan Nyonya Yoon. Ia memohon Nyonya Yoon memaafkan Dan Ji dan tidak menjual Dan Ji, Dan Ji adalah satu-satunya putrinya. Ia berjanji akan mengawasi Dan Ji lebih baik lagi.

Nyonya Yoon tidak peduli. Karena mengingat pelayanan yang baik dari ibu Dan Ji makanya ia memaafkan Dan Ji dengan semudah ini. Dengan kesal Nyonya Yoon masuk ke dalam rumah.

Eun Ki tidak mengatakan apa pun. Ia hanya melihat ke arah In Yub dengan pandangan shock. Lady Kang memaksa menarik Yoon Seo pergi . Yoon Ok mendekati Eun Ki dan berkata sambil berbisik, "Kau pasti bangga. Sungguh baik apa yang telah kau lakukan". Lalu Yoon Ok pergi meninggalkan Eun Ki sendirian.

Eun Ki tertunduk karena rasa bersalahnya pada In Yub.

Setelah para majikan pergi, Hae Sang memerintahkan para pelayan untuk melepaskan ikatan In Yub dan Dan Ji. Moo Myeong akan pergi, tapi kemudian ia memandang ke arah Eun Ki. Eun Ki sendiri terdiam dan terlihat menahan marahnya.


Di kamarnya, Nyonya Yoon memarahi Yoon Ok karena tidak bisa mengurus suaminya, seberapa rendah Eun Ki memandang rumah tangga mereka sehingga Eun Ki bertindak seperti itu.

Yoon Ok berkata bahwa ia tidak tahu Eun Ki akan bertindak sejauh itu.

"Jika ia mulai tidak menghormati istrinya, maka ia akan tidak menghormati mertuanya", ucap Nyonya Yoon. "Ini bukan masalah pernikahanmu. Ini masalah kehormatan kediaman ini!".

Nyonya Yoon menasihati Yoon Ok agar tidak memperlihatkan isi hati dan ambisi Yoon Ok sesungguhnya pada Eun Ki. Yoon Ok terdiam mendengar nasehat dari ibunya.

Di ruang bawah tanah, ibu Dan Ji dan Sa Wol melepaskan daging yang menempel di kulit Dan Ji dan In Yub. Dan Ji menjerit kesakitan. Mereka membicarakan nasib In Yub dan Dan Ji yang akan dijual. Semua ini memang salah Tuan Eun Ki, ucap Dan Ji, kalau saja ia tidak mencampuri urusan ini, semuanya akan baik-baik saja.

"Tuan Yoon Seo juga ikut bersamanya. Memangnya sejak kapan para bangsawan itu peduli pada kita?", tanya Gae Ddong.

Sa Wol kembali ke dapur dengan membawa sebaskom daging di tangannya. Mereka akan membuat rebusan daging untuk makan malam. Gae Ddong sangat senang, ia juga ingin makan sedikit jika ada sisa. Dengan heran Sa Wol bertanya mengapa Gae Ddong masih ingin makan daging bekas pant*t Dan Ji, bukannya dagingnya bau kotoran?

Mereka memasak daging itu. Setelah selesai, daging disajikan ke semua majikan mereka. Hahaha..


Pertama Nyonya Yoon yang mencicipi daging itu. "Hmm... aku belum pernah merasa daging selembut ini". Ia menyuruh Lady Kang mencicipinya. Sa WOl dan Gae Ddong yang ada di sana tersenyum kecut.

Nyonya Yoon menyuapkan daging ke mulut Yoon Ok.

"Daging apa ini, bisa seenak ini?", tanya Lady Kang.

Sa Wol berkata bahwa itu daging biasa, hanya saja mereka menumbuknya dengan sangat baik. "Apa sesuatu dengan selera anda?", tanya Gae Ddong.

Nyonya Yoon meminta Sa Wol dan Gae Ddong memasak daging dengan cara yang sama.

Gae Ddong tertawa dan berguman, "Itu akan menyakitkan banyak orang". Sa Wol menyenggol Gae Ddong.

Lady Kang meminta piring lain pada Sa Wol. Ia mencampur nasi dengan daging itu dan makan dengan lahap.



Sementara di kamar yang lain, Eung Cham juga sedang makan bersama Yoon Seo. Ia memuji kelembutan daging itu. Dan ia minta ditambahkan daging lagi pada ibu Dan Ji. Yoon Seo diam saja. Ibu Dan Ji memberi kode pada Yoon Seo. Yoon Seo mengerti.

"Ayah!", panggil Yoon Seo.

"Ada apa? Aku selalu merasa gugup jika kau memanggilku dengan cara seperti ini? Apa lagi sekarang? Uang? Apa kau menyebabkan kekacauan di bar?", tanya Eung Cham.

Yoon Seo terdiam, tidak berani menjawab.

Ibu Dan Ji mencoba membuka pembicaraan. Ia berkata bahwa Dan Ji sekarang sedang dikurung, ia sudah dipukul dan sekarang akan dijual di pasar budak.

Eung Cham terkejut dan bertanya apa yang terjadi.

"Sebenarnya Dan Ji adalah wanitaku, ayah. Istriku mengadukan kami dan ibu sekarang mengetahui tentang kami. Aku tidak bisa menyelamatkannya dan sekrang dia akan diusir keluar. Aku merasa bersalah pada ibu Dan Ji. Aku sudah kehilangan semua harga diriku, ayah", sahut Yoon Seo.

Eung Cham meletakkan sendoknya. Ia berkata bahwa ia tidak bisa menghentikan Yoon Seo menjumpai wanita mana pun. Kau boleh menemui wanita mana pun tapi istrimu punya hak menyingkirkan mereka. Yoon Seo terkejut mendengar ucapan ayahnya.

"Jadi kau mau bertanggung jawab padanya? Baiklah... Tapi bagaimana cara kau bertanggung jawab padanya?", tanya Eung Cham.

Yoon Seo ragu-ragu mencoba memberi solusi. Ia berkata bahwa ia akan membuat rumah di sini untuk Dan Ji. Atau aku bisa membuat rumah terpisah, aku bisa pulang pergi kesini...

"Dan jika itu terjadi, kau akan mulai tidak menghiraukan istrimu. Dan kemudian kau akan tidak bisa mengatur rumah tanggamu", potong Eung Cham. "Hanya dalam hitungan waktu, akan muncul konflik dalam rumah tanggamu. Jika rumah tanggamu bermasalah, karirmu akan bermasalah. Jika kau pejabat pemerintah, maka akan mempengaruhi negara. Hanya karena kau akan bertanggung jawab pada seorang gadis, negara akan kacau. Fokus saja pada ujian negaramu. Jangan yang lain".

Ibu Dan Ji sepertinya merasa bahwa ia tidak punya pilihan lain. Namun ia meminta Eung Cham berjanji satu hal padanya, Dan Ji tidak akan berakhir seperti Ok Yi.

Eung Cham dan Yoon Seo bingung mendengar ucapan ibu Dan Ji. "Ok Yi? Bukankah dia di rumah keluarganya ibu?", tanya Yoon Seo.

Eung Chan terdiam dan menghela nafasnya.

--

Yoon Ok dan Lady Kang datang menemui In Yub dan Dan Ji di ruang bawah tanah. Ia melempar obat ke hadapan In Yub dan Dan Ji.

Lady Kang memarahi Dan Ji. Seharusnya Dan Ji berterima kasih karena dia sudah membawakan obat untuknya. Seharusnya ia sudah merobek-robek Dan Ji sekarang.

Dan Ji dengan susah payah menyeret pant*tnya untuk mengambil obat itu.

"Ini hukuman pukulan pertama kali untukmu. Pasti ini sangat berat untukmu", ucap Yoon Ok pada In Yub. In Yub hanya diam saja tidak menjawab. "Seharusnya ini tidak akan terjadi kalau kau mau menikah dengan Poong Yi".

In Yub bertanya kemana mereka akan dijual.

Yoon Ok tersenyum senang karena In Yub merespon ucapannya. Ia mendekati In Yub dan berkata tunggu saja, ia pasti akan mengirimkan In Yub ke tempat dimana semua orang akan mengagumi In Yub.

Lady Kang memyuruh Dan Ji menggunakan obatnya. Jika luka mereka sembuh, maka ia dapat menjual mereka dengan harga yang tinggi.

"Terima kasih... atas perhatian anda", ucap Dan Ji lemah.

Lady Kang mendekati Dan Ji. Ia berkata bahwa malam ini ia akan tidur sekamar dengan suaminya, dan ia akan melakukan semua yang telah diajarkan Dan Ji padanya.

Setelah Yoon Ok dan Lady Kang pergi, Dan Ji terlihat menangis.


Ketika keluar dari ruang bawah tanah, Yoon Ok berpapasan dengan Moo Myeong. Ia berkata bahwa Moo Myeong pasti merasa tidak baik saat ini, karena In Yub tersangkut masalah dengan majikannya. Ia mengancam Moo Myeong, jika Moo Myeong berani membantu In Yub sama seperti suaminya, ia tidak akan memaafkan Moo Myeong. Moo Myeong terdiam memandang Yoon Ok.

Kemudian tiba-tiba Yoon Ok tertawa sendiri seperti orang gila, "Apa kau takut? Ada apa denganmu? Lihat jika kau berbuat kekacauan bersama In Yub lagi, kau akan berakhir sepertinya. Aku tidak akan senang melihat anjingku berlari dan menggoyangkan ekornya pada orang lain. Apa kau tahu rasanya? Semua di rumah ini adalah milikku... Selamanya... Sampai aku mati".

Moo Myeong menghela nafasnya dan melirik ke arah kepergian Yoon Ok.

Bersambung...

[Sinopsis Maids Episode 8 Part 2]

Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes