[Sinopsis Maids Episode 5 Part 2]
Sinopsis Maids Episode 6 Part 1
[Drama ini adalah drama fiksi/rekaan berdasarkan tokoh dan peristiwa sejarah yang sebenarnya]
Episode 5 berakhir ketika Eun Ki dengan marah mendekati Moo Myeong. Ia marah karena Moo Myeong berani memanggil In Yub dan menyuruhnya masuk ke dalam asrama pelayan.
Eun Ki mencengkeram baju Moo Myeong. "Siapa kau berani-beraninya mengatakan padanya kemana dia harus pergi? Orang rendahan sepertimu berani berbicara lantang padanya? Kau benar-benar ingin dibunuh, ya kan?".
In Yub mendekati Eun Ki dan Moo Myeong. Ia memegang lengan Eun Ki, memohon agar Eun Ki meredakan amarahnya.
"Dia calon pengantin wanitaku", jawab Moo Myeong dengan tenang.
In Yub terkejut mendengarnya. Eun Ki juga sangat terkejut. "Dia wanita yang akan menikah denganku", tegas Moo Myeong.
Kemudian tiba-tiba terdengar suara gelas yang pecah. Yoon Ok sudah sampai di sana. "Siapa yang akan menikahi siapa?", tanya Yoon Ok terkejut.
In Yub mendekati Yoon Ok, mengatakan bahwa ia diperintahkan untuk menikah, jadi ia mematuhi perintah itu.
"Tapi Moo Myeong bukan pengantin priamu!", ucap Yoon Ok menatap In Yub tajam.
"Aku bukan binatang yang bisa hidup dengan siapa pun, jadi aku memilih siapa suamiku", jawab In Yub.
Moo Myeong meminta maaf karena tidak memberitahu Yoon Ok lebih awal. Mereka baru saja memutuskan hal itu. "Kami juga belum memberitahu Kepala Pelayan", jelas Moo Myeong lagi.
Dengan kesal, Yoon Ok berjalan mendekati Moo Myeong. "Apa ini yang kau inginkan? Apa ini sesuatu yang kau inginkan??".
"Bukan", In Yub yang menjawab. "Aku yang melamarnya".
Yoon Ok dan Eun Ki terkejut. Eun Ki mendekati In Yub. "Ini bohong bukan? Kau melakukan ini agar aku menyerah padamu, ya kan?", tanya Eun Ki.
In Yub menjawab bahwa ini benar. Ia harus menikah dengan Moo Myeong. "Kami berasal dari status sosial yang sama, jadi kami memutuskan untuk saling bergantung satu sama lain. Lagipula ia sudah menjagaku sejak pertama kali aku datang ke kediaman ini".
Eun Ki mengenggam tangan In Yub dan membujuknya agar tidak melakukan itu. "Haruskah kau mengambil keputusan ini? Kumohon!".
Yoon Ok memerintahkan Moo Myeong untuk membawa In Yub pergi. Tapi Moo Myeong diam saja.
Kembali pada pasangan In Yub dan Eun Ki. In Yub mengatakan bahwa ia bukan lagi putri seorang bangsawan, Gook In Yub.
Eun Ki mengatakan bahwa ia tidak peduli In Yub itu pelayan. "In Yub... aku bisa menerima semua itu", bujuk Eun Ki lagi.
"Apa yang kau lakukan! Bawa dia pergi", marah Yoon Ok pada Moo Myeong yang masih belum beranjak dari sana.
Moo Myeong akhirnya membawa In Yub dari hadapan Eun Ki. Eun Ki terus memanggil In Yub. Eun Ki akan mengejar mereka, tapi Yoon Ok menahannya. "Kau tidak seharusnya mengejar mereka. Bukankah orang yang terpelajar tidak seharusnya berkompetisi dengan orang rendahan?", tanya Yoon Ok. Eun Ki hanya memandang Yoon Ok dengan marah.
In Yub dan Moo Myeong sudah agak jauh dari Eun Ki. In Yub tiba-tiba berhenti dan Moo Myeong melepaskan tangan In Yub. Ia melihat ke arah In Yub. In Yub perlahan duduk dan menangis melepaskan kesedihannya. Moo Myeong memandang In Yub agak lama, matanya juga sedikit berkaca-kaca.
Sementara itu Dduk Swe menggendong Yoon Seo dipunggungnya. Yoon Seo meminta Dduk Swe untuk membawanya ke kamarnya - Jadi kamar tadi yang didatangi oleh Eun Ki bersama Yoon Seo kamar siapa ya? -
--
Di kamar Yoon Seo, Duduk Swe menyiapkan tempat tidur untuk Yoon Seo. Ia membaringkan Yoon Seo. Ketika Dduk Swe akan menyelimuti Yoon Seo, Yoon Seo malah menarik Dduk Swe dan memeluknya sambil bergumam memanggil nama Dan Ji. Dduk Swe kesal dan mendorong Yoon Seo. Karena Yoon Seo memeluk terlalu erat, bukannya terlepas, malah Dduk Swe terjatuh lagi di atas Yoon Seo... Haha.. "Ya begitu Dan Ji... Aku menyukainya Dan Ji!". Dduk Swe kesal sekali. Secara ia menyukai Dan Ji.
Dduk Swe kesal dan melempar bantal kecil ke Yoon Seo dan meninggalkan kamar Yoon Seo. Yoon Seo dengan senyum-senyum memeluk bantal sambil menggumamkan nama Dan Ji.
--
Yoon Ok masuk ke rumah dengan marah-marah. Ia memanggil-manggil Gae Ddong. Seorang pelayan pria muncul. "Apa yang kau lakukan! Panggil Gae Ddong Yi ke sini cepat!". Pelayan itu membungkuk dan akan mencari Gae Ddong. "Tidak. Aku perlu Gook In Yub juga". Pelayan itu kembali membungkuk lalu pergi.
Di kamarnya, Yoon Ok melempar setumpuk kayu kecil ke hadapan Gae Ddong. Dengan isyarat ia memerintahkan Gae Ddong untuk memukul In Yub yang juga ada di kamar Yoon Ok.
Gae Ddong tidak tega dan akan menangis. Ia memohon pada Yoon Ok. "Apa kau mau dipukul juga!", marah Yoon Ok pada Gae Ddong. Gae Ddong mengeleng-gelengkan kepalanya. Yoon Ok memandang tajam pada In Yub. In Yub menghela nafasnya dan berdiri. Ia mengangkat rok bagian belakang hingga betisnya terlihat.
Yoon Ok kembali melihat ke arah Gae Ddong. Ia memerintahkan Gae Ddong untuk mulai memukul betis In Yub. Dengan takut-takut Gae Ddong mengambil kayu dan memukul betis In Yub dengan amat sangat pelan. Yoon Ok melihat Gae Ddong dengan marah. "Kau sedang bermain??". Gee Ddong menangis merajuk. Dengan kesal Yoon Ok berdiri dan berjalan membukakan pintu kamarnya.
Ternyata di luar kamar, para pelayan wanita sedang menguping di luar kamar Yoon Ok. Yoon Ok melihat Dan Ji dan mendekatinya. Ia memerintahkan Dan Ji ikut masuk dengannya. Dan Ji terlihat senang. Sebelum masuk ke kamar, ia menutup pintu terlebih dahulu sambil mengusir teman-temannya.
Yoon Ok berkata pada Dan Ji bahwa ia bisa mengambil alih. Dan Ji mengambil kayu dan memilih kayu yang diinginkannya. Ia mulai memukul In Yub cukup keras sambil menutup matanya. In Yub kesakitan tapi ia hanya menutup mulutnya, tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Dan Ji membuka matanya. Dan sekarang ia lebih berani, ia memukul In Yub lebih keras lagi.
Yoon Ok memarahi Dan Ji dan menyuruhnya memegang kayu dengan benar. "Apa kau ingin dipukul juga?", ancam Yoon Ok.
Dan Ji membungkukkan kepalanya pada Yoon Ok. Ia menguatkan pegangan kayu dan memukul In Yub lagi. In Yub menutup mulutnya dengan rapat. Yoon Ok memandang In Yub dengan marah. Ia berdiri dan mendekati In Yub.
"Kau berani-beraninya berbicara dengan seorang majikan yang sudah bertunangan? Kau juga berani-beraninya berbicara cinta di depanku? Siapa kau sehingga beraninya kau menghalangi jalan majikanmu? Dulu ataupun sekarang, kau sama saja. Kenapa kau selalu menghalangi jalanku?". In Yub tidak menjawab. Yoon Ok memandang marah pada In Yub.
Kemudian saking kesalnya, ia merebut kayu dari tangan Dan Ji dan memukul betis In Yub dengan sangat keras. "Apa yang kau katakan? Kau tidak bisa hidup seperti binatang? Apa kau tidak mengerti kau hanyalah binatang ternak yang bisa bicara?". In Yub masih diam menahan sakit.
Yoon Ok mendekati wajah In Yub dan berkata, "Kau, jangan bicara jika tidak diperintahkan berbicara. Jangan juga maju ke depan jika tidak dipanggil. Kau di sini pelayan. Atau apa kau masih menganggap bahwa kau itu tamu di sini?".
In Yub menghela nafasnya dan menjawab, "Saya... mengerti".
"Lupakan tentang Moo Myeong. Ia kepala pelayan kami. Kalaupun ia seorang pelayan, ia bukan seseorang yang bisa kau miliki. Tidak akan pernah terjadi", ancam Yoon Ok. Yoon Ok membalikkan badannya. -Terlihat selintas ia menahan tangis. Tapi karena In Yub hanya menunduk, ia tidak melihat mata Yoon Ok yang berkaca-kaca.
--
Pagi hari, Bak Woo tampak menuju suatu tempat. Ternyata ia menjemput Eun Ki yang semalaman minum di rumah gisaeng. Ia minum ditemani oleh dua gisaeng. Ia terbangun dan meminta gisaeng itu untuk memainkan musik lagi. Gisaeng itu menolak, jarinya sudah mau putus karena sudah memainkan musik semalaman. Ia juga meminta Eun Ki berhenti minum karena Eun Ki sudah banyak minum.
Eun Ki menolaknya. Ia berkata bahwa orang minum itu supaya mabuk, tapi kenapa ia masih juga sadar?. "Bawakan aku minuman lagi!", marah Eun Ki.
Pintu dibuka dan Ba Woo masuk. Ba Woo mengajak Eun Ki pulang karena ibu Eun Ki khawatir di rumah. Eun Ki melihat Ba Woo dan mengajak Ba Woo duduk di sebelahnya. Dengan kasar ia mendorong gisaeng yang ada di sebelahnya. Ba Woo menolaknya dengan halus dan mengajak Eun Ki pulang. Eun Ki dengan marah memerintahkan Ba Woo duduk di sebelahnya. Ba Woo menurut.
Eun Ki senang. Ia meminta gisaeng untuk menuangkan minum untuk Ba Woo. Ba Woo terkejut. Para gisaeng menolaknya. Mereka tidak mau menuangkan minum untuk pelayan.
"Pelayan? Dia tamuku!", ucap Eun Ki. Para gisaeng kesal. Ba Woo mengerti dan mengajak Eun Ki pulang. "Apa bisnis ini juga hanya untuk para bangsawan? Kalian menuangkan alkohol hanya untuk bangsawan, tidak untuk pelayan?", tanya Eun Ki marah.
Gisaeng itu berkata bahwa mereka mungkin memang 'courtesan' (maksudnya pel***r yang hanya melayani kalangan atas) tapi mereka menganggap Eun Ki sudah melewati batas. Ia meminta Eun Ki pulang dan istirahat saja.
"Baik.. baik...", Eun Ki mengambil gelasnya dan tiba-tiba menyiram ke wajah gisaeng itu. "Siapa peduli pelayan? Siapa yang peduli bangsawan? Jika kau aku suruh melayani, maka layani!", ucap Eun Ki marah.
Hee Ah masuk ke ruangan itu. Ia memerintahkan gisaeng lain untuk keluar. Hee Ah menuangkan minum untuk Ba Woo dan Eun Ki. Eun Ki meminta Ba Woo untuk minum. Ia menyadari selama sepuluh tahun bersama Ba Woo, mereka tidak pernah minum bersama.
"Bagaimana saya berani minum bersama anda?", jawab Ba Woo.
Eun Ki berkata bahwa di dunia ini, seseorang yang bangsawan bisa berubah menjadi seorang pelayan hanya dalam satu malam saja. Peraturan kita suatu saat bisa saja terbalik. Siapa yang tahu. Bahkan ada seorang bangsawan wanita yang ingin menikah dengan seorang pelayan pria. "Jadi siapa yang bilang kau tidak bisa minum bersama denganku?". ucap Eun Ki sambil tertawa. "Minumlah!".
Dengan ragu dan menghadap ke belakang, Ba Woo meminum minuman yang diberikan oleh Eun Ki.
Hee Ah membujuk Eun Ki pulang. Eun Ki menolak. Ia menganggap rumah gisaeng ini sebagai rumahnya, karena ayahnya yang membangun tempat itu -Hee Ah terlihat terkejut-. Ia menawarkan diri menjadi dermawan di rumah gisaeng itu, atau jika Hee Ah mau, ia bisa datang padanya dan menjadi wanita simpanannya.
Hee Ah berkata seharusnya Eun Ki tidak boleh bersikap main-main dengannya, karena ia sudah terikat dengan ayah Eun Ki.
"Jadi ayahku boleh bersikap main-main padamu?", tanya Eun Ki.
Hee Ah marah dan memerintahkan Ba Woo untuk membawa Eun Ki pulang. Ia berkata pada Ba Woo sepertinya Eun Ki sangat patah hati. Sebagai hiburan, Eun Ki tidak perlu membayar minuman yang sudah diminumnya. Dengan menghentakkan roknya, Hee Ah berdiri dan memberi jalan pada Eun Ki. Ba Woo terpaksa menyeret Eun Ki berdiri.
Yoon Ok menemui ibunya. Ia meminta pada ibunya untuk menunda pernikahan In Yub. Yoon Ok beralasan karena In Yub tidak menyukai pengantin pria yang sudah mereka pilihkan. "Karena ia teman dekatku, aku ingin lebih memikirkannya lagi", ucap Yoon Ok.
Nyonya Yoon bertanya jika memang demikian mengapa Yoon Ok menghukum In Yub.
Senyum Yoon Ok menghilang. Ia menundukkan kepalanya. Nyonya Yoon berkata bahwa tidak banyak hal di kediaman mereka yang tidak ia ketahui. "Katakan padaku apa yang terjadi".
Yoon Ok berkata bahwa In Yub memilih sendiri pengantin prianya. Ia akan menikah dengan Moo Myeong. Nyonya Yoon terkejut.
Yoon Ok berkata bahwa ia menghukum In Yub karena In Yub tidak mau menuruti perintah mereka.
Nyonya Yoon berkata bahwa Moo Myeong bukan orang yang akan setuju menikah dengan siapa saja.
"Itulah yang aku katakan", sahut Yoon Ok.
Nyonya Yoon berkata bahwa kepala pelayan bertanggung jawab dengan urusan dalam kediaman mereka, sedangkan Moo Myeong bertanggung jawab terkait dengan urusan luar kediaman mereka. Ia menganggap Moo Myeong sudah sangat loyal selama ini. Dan ia tidak mau melepaskan Moo Myeong begitu saja dan memiliki sebuah keluarga.
Yoon Ok tersenyum mendengar ucapan ibunya. Nyonya Yoon berkata agar Yoon Ok tidak perlu memikirkan tentang hal itu lagi, karena ia akan meminta kepala pelayan untuk menyelesaikan masalah itu.
Yoon Ok mengangguk dan tersenyum senang.
--
In Yub sedang mengepel lantai di dalam rumah Yoon Ok. Ia bekerja sambil menahan sakit di kakinya. Ia melihat sekitar dan pelan-pelan masuk ke sebuah ruangan. Ia membuka-buka buku. Kemudian In Yub mengambil pesan dari ayahnya dan mencocokkan dengan artikel di buku. Tidak ada yang cocok.
Tiba-tiba ada yang membukakan pintu. Cepat-cepat In Yub menyembunyikan pesan ayahnya kembali dan membereskan buku kembali ke tempatnya. Dan Ji menanyakan apakah In Yub baik-baik saja. In Yub tidak menjawab. Dan Ji mengatakan bagaimana ini, In Yub masih akan mengalami rasa sakit. In Yub menoleh pada Dan Ji.
"Kepala Pelayan memanggilmu. Kau seharusnya bersiap... untuk mati", kata Dan Ji.
Semua pelayan wanita menumpukkan kain kotor di dalam ember. Kemudian mereka berbaris di belakang In Yub. Hae Sang berkata mulai hari ini semua pakaian kotor akan dicuci oleh In Yub sendirian. "Apa kau pikir pernikahan pelayan itu sesuatu yang bisa kau kontrol?", tanya Hae Sang pada In Yub.
In Yub menjawab bahwa ia hanya diperintahkan untuk menikah, jadi ia hanya mengikuti perintah itu.
"Bukankah Poong Yi sudah dipilih menjadi pengantin priamu?", tanya Hae Sang lagi.
"Saya pikir saya boleh memilih dengan siapa saya akan menikah", jawab In Yub dan kemudian menunduk.
Hae Sang menjelaskan sebagai pelayan, tidak ada yang bisa mereka pilih untuk diri mereka sendiri. Pernikahan mungkin terjadi hanya jika In Yub tidak menentang perintah majikan.
In Yub mengangkat wajahnya dan kemudian bertanya, "Mengapa harus begitu? Saya tidak tahu dengan majikan, tapi bukankah seharusnya anda lebih mengerti. Daripada memaksakan suatu perintah tidak jelas dari majikan, anda seharusnya mencoba berpikir dari sudut pandang kami. Apa pun status kami, kami masih manusia. Kami bukan hewan ternak. Kami juga dikirim dari surga".
Gae Ddong bertepuk tangan mendengar ucapan In Yub. Dan Ji yang berada di sebelahnya, memarahi Gae Ddong dan menyuruhnya diam.
Hae Sang menantang In Yub dan bertanya sambil membentak InYub, apa In Yub pikir ia itu adalah majikan juga. Menurut In Yub siapa yang sedang In Yub ceramahi sekarang!
Semua pelayan wanita terkejut dibentak oleh Hae Sang. In Yub hanya menundukkan kepalanya. Hae Sang mengatakan bahwa pembicaraan pernikahan In Yub dengan Moo Myeong sudah dihapuskan. Sudah menjadi takdir seorang pelayan tidak bisa memilih jalan hidupnya sendiri. "Jika majikan memberi perintah, maka tugasmu adalah mengikuti perintahnya. Hanya satu kata dari seorang nyonya, sebuah nyawa bisa melayang. Itulah hidup seorang pelayan", ucap Hae Sang pada In Yub.
Dan Ji terlihat sedikit merenung mendengar ucapan Hae Sang.
Hae Sang bertanya pada semua pelayan wanita disana, apa mereka benar-benar percaya Ok Yi pergi ke rumah keluarga Nyonya Yoon. "Untuk melindungi kalian semua, aku membutuhkan kepatuhan kalian. Apakah itu pekerjaan atau suatu hubungan, apa pun harus dilaporkan. Bersikap semata-mata atas kesukaan atau pendapat kalian, itu tidak diizinkan", ucap Hae Sang pada semua pelayan wanita.
Lalu ia kembali mendekati In yub dan berkata sepertinya In Yub memiliki kekuatan lebih daripada hanya untuk mencuci pakaian. Ia memberi perintah pada In Yub bahwa mulai hari ini dan setiap malam, In Yub akan bertugas menjaga malam. "Sampai pemberitahuan selanjutnya, kau harus melakukan tugas ini sendirian", perintah Hae Sang.
Hae Sang berlalu dari sana. Dan para pelayan wanita membubarkan diri. Dan Ji memandang In Yub. Ia terlihat sedikit kasihan pada In Yub. Gae Ddong menepuk pundak In Yub pelan. Kemudian ia pun meninggalkan In Yub sendirian bersama setumpukan pakaian kotor di sampingnya.
--
Ba Woo menemani Eun Ki di kamarnya. Eun Ki bertanya pada Ba Woo apakah ia sudah berusaha cukup keras. "Apa ada sesuatu yang masih bisa aku lakukan untuk In Yub?".
Ba Woo menenangkan Eun Ki. Ia berkata bahwa Eun Ki sudah berusaha segalanya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang berusaha sekeras Eun Ki.
Eun Ki menganggukkan kepalanya. "Tapi ia berkata ia akan pergi. Apa yang harus kulakukan?"
Ba Woo berkata pada Eun Ki bahwa ada sesuatu yang perlu Eun Ki tahu.
Di dalam sebuah gudang, Sa Wol dikurung. Ia masih diikat dan matanya masih ditutup dengan kain hitam. "Siapa... siapa itu?", tanya Sa Wol bingung.
Seseorang membuka tutup mata Sa Wol. Mata Sa Wol mengerjap karena silaunya cahaya matahari. Sa Wol melihat Eun Ki di sana.
"Sa Wol...", ucap Eun Ki. Tidak jauh di belakangnya berdiri Ba Woo. Eun Ki bertanya apa yang dipikirkan oleh Sa Wol. Seharusnya Sa Wol melupakan In Yub dan berjalan terus ke depan. Seharusnya Sa Wol tidak menderita demi majikannya yang dulu.
Sa Wol tidak menjawab pertanyaan Eun Ki. Ia hanya bertanya dimana In Yub dan bagaimana keadaannya. Apakah In Yub baik-baik saja. "Apa anda sudah bertemu dengannya?", tanya Sa Wol sambil menangis.
Eun Ki berjanji ia akan segera mempertemukan Sa Wol dengan In Yub.
--
Eun Ki bertemu dengan ayahnya. Chi Kwon bertanya dengan sinis, apa Eun Ki sudah lelah berada di rumah gisaeng.
Eun Ki tidak menjawab. Ia bertanya mengapa Sa Wol ada di rumah mereka.
Chi Kwon menjawab bahwa itu bukan hal yang harus Eun Ki pedulikan.
Eun Ki duduk di hadapan Chi Kwon. Ia berkata bahwa Sa Wol adalah pelayannya In Yub. Apa rencana ayahnya pada Sa Wol.
Chi Kwon memberi alasan bahwa ia harus menggunakan orang lain untuk mendesak anaknya yang tidak patuh.
Eun Ki bertanya apakah ada alasan lain yang membuat ayahnya bisa begitu kejam.
"Seorang orang tua bisa menjadi sangat kejam jika menyangkut anaknya, kau yang membuatku seperti ini", ucap Chi Kwon.
"Jika ini karena In Yub, tidak seharusnya ayah menyekap Sa Wol di sini. Bukankah semua berjalan sesuai dengan yang ayah inginkan?", ucap Eun Ki. Eun Ki meminta ayahnya memegang janjinya. Jika ia menikah dengan gadis lain, Chi Kwon berkata ia akan menyelamatkan In Yub. Jadi, setelah pernikahannya selesai, Chi Kwon harus membuat In Yub bukan budak lagi.
Chi Kwon berkata bahwa ia membutuhkan perintah dari raja. Ia meminta Eun Ki menunggu waktu yang tepat.
"Aku tidak bisa menunggu lama", ucap Eun Ki.
"Apa kau sekarang mengancamku?", tanya Chi Kwon.
"Aku belajar darimu, ayah!", jawab Eun Ki cepat.
Chi Kwon memandang Eun Ki dengan sedikit tersenyum.
--
Eung Cham pulang diantar oleh Hee Ah sampai ke depan gerbang kediaman Eung Cham.
Eung Cham berkata bahwa ia berencana akan menginap di rumah gisaeng, tetapi mengapa Hee Ah memaksanya pulang.
Hee Ah berkata bahwa ia sudah mendengar rumor mengenai istri Eung Cham. Ia tidak ingin istri Eung Cham datang ke tempat usahanya dan membuat kekacauan di sana.
Eung Cham bertanya dari mana Hee Ah mendengar rumor seperti itu. Di rumah ini hanya ada satu raja. "Dan rajanya adalah aku", ucap Eung Cham sambil menepuk dadanya.
"Kalau begitu, apa saya boleh ikut masuk ke dalam?", tanya Hee Ah menggoda Eung Cham.
"Kenapa tidak. Ayo kita mulai satu putaran lagi", ucap Eung Cham tersenyum senang.
Hee Eh tersenyum -sepertinya ia akan menjalankan rencana Chi Kwon-. Dan ia berjalan mendahului Eung Cham dan menaiki tangga. Tapi tiba-tiba pintu gerbang dibuka dan Moo Myeong keluar dari dalam. Baik Hee Ah maupun Eung Cham sama-sama terkejut. Eung Cham langsung berkata bahwa saat ini sudah larut malam. Dan ia mengajak Hee Ah bertemu di siang hari.
Moo Myeong memberi hormat pada Eung Cham. Ketika Eung Cham akan melewati Hee Ah ia berkata, "Aku akan merindukanmu".
Hee Ah membungkuk dan mempersilahkan Eung Cham masuk.
Setelah Eung Cham masuk, Moo Myeong beranjak masuk juga. Tapi langkahnya terhenti karena Hee Ah memulai pembicaraan dengannya. Hee Ah berkata bahwa ia berharap akan bertemu dengan Moo Myeong, jadi ia mengantar Eung Cham sampai ke rumahnya.
Hee Ah menaiki tangga dan mendekati Moo Myeong. "Betapa beruntungnya aku", ucap Hee Ah. "Apa kau sudah mempertimbangkan bekerjasama lagi denganku?".
Moo Myeong meminta Hee Ah agar jelas dalam berteman. "Bukankah kau wanita Menteri Keuangan?", tanya Moo Myeong.
Hee Ah tersenyum dan menjawab bahwa ia bukan wanita Menteri Keuangan, tapi ia adalah milik Menteri Keuangan.
"Apa kau suka hidup seperti itu?", tanya Moo Myeong.
Hee Ah sedikit tertegun. "Aku akan segera memasuki istana". Moo Myeong sedikit terkejut. "Seorang gisaeng sepertiku akan melayani raja. Apa lagi yang diinginkan oleh wanita sepertiku?".
"Apa kau berencana akan menjadi wanitanya Raja?", tanya Moo Myeong.
Hee Ah mendekati Moo Myeong, "Setelah itu terjadi, aku akan menjadi sayapmu...", Hee Ah akan menyentuh wajah Moo Myeong. Tapi Moo Myeong mencegahnya dengan kasar. Hee Ah terkejut dengan perlakuan Moo Myeong terhadapnya.
Moo Myeong berkata bahwa itu bisa membahayakan untuk Hee Ah.
Hee Ah beralasan bahwa itulah yang menarik untuknya. Ia belum memiliki semua yang diinginkannya. "Sama juga denganmu, bukan?", tanya Hee Ah. Ia meminta Moo Myeong untuk lebih jujur.
Moo Myeong melepas tangan Hee Ah dan mengucapkan selamat tinggal pada Hee Ah. Setelah menutup pintu gerbang, Moo Myeong terlihat berpikir dan menutup matanya sejenak.
--
In Yub sedang mencuci pakaian, mungkin di pinggir sungai atau danau. Tanpa sadar ia tertidur. Tiba-tiba ia terbangun karena ada yang memanggilnya. In Yub menoleh dan melihat Sa Wol di sana. Ia diantar oleh Ba Woo. Wajah Sa Wol sangat kotor.
In yub segera berlari ke arah Sa Wol, "Ini bukan mimpi kan?", tanya In Yub sambil menangis.
Kemudian mereka berpelukan. "Bagaimana kau bisa sampai ke sini?", tanya In Yub.
Sa Wol menjawab bahwa Tuan Eun Ki yang mengirimnya ke sini, "Dia mengatakan agar aku pergi dan hidup bersama Nona".
In Yub melepaskan pelukannya. Sa Wol melihat keadaan In Yub sekarang dan berkata apa yang dilakukan In Yub di luar di saat dingin seperti ini. Sa Wol meniup tangan In Yub yang kedinginan.
In Yub menangis dan mengatakan bahwa keadaan sekarang sangatlah sulit. Bahkan ia tidak bisa mati di saat ia sangat ingin mati. Tapi ia merasa bahagia sekarang. "Untuk pertama kalinya sejak ayahku meninggal, saat ini aku benar-benar merasa bahagia. Kau di sini sekarang". In Yub memeluk Sa Wol lagi.
Ba Woo ikut tersenyum melihat mereka.
Bersambung...
Post a Comment