Sinopsis Maids Episode 5 Part 1

Sinopsis Maids Episode 5 Part 1 di Kdramastory.
== All images credit to jTBC ==
 
[Sinopsis Maids Episode 4 Part 2]

Sinopsis Maids Episode 5 Part 1

[Drama ini adalah drama fiksi/rekaan berdasarkan tokoh dan peristiwa sejarah yang sebenarnya]

Episode 4 berakhir ketika In Yub menemui Duk Goo di area pemakaman orang tua In Yub. Duk Goo menceritakan tentang ayah In Yub yang diberi tugas rahasia oleh Raja Taejo untuk menemukan anggota kelompok Man Wol. Moo Myeong mencuri dengar dari celah-celah kayu.

Duk Goo diperintahkan oleh ayah In Yub untuk menyusup terlebih dahulu ke dalam kelompok itu. Ia juga mengatakan bahwa ayah In Yub, Gook Yoo, menitipkan pesan padanya sewaktu di penjara dulu.

Belum selesai Duk Goo berbicara, ia dipanah oleh seseorang dari arah belakang. Duk Goo berusaha menghalangi In Yub agar tidak terkena panah. Duk Goo tewas setelah tertembus anak panah yang ketiga. In Yub menangis memanggil-manggil Duk Goo. Moo Myeong melihat ke arah datangnya anak panah dan mendekati orang itu.


Ketika pria itu akan melepaskan anak panahnya ke arah In Yub, Moo Myeong melempari tangan pria itu dengan batu dari jarak cukup jauh. Panah itu melesat, tapi hanya menggores wajah In Yub.

"Cukup!", kata Moo Myeong pada pria itu.

Pria itu marah dan dengan cepat mengambil anak panah lagi dan mengarahkannya ke In Yub. Moo Myeong berlari dan menarik baju pria itu, "Aku bilang sudah cukup!". Pria itu tidak mau mendengar. Ia berusaha memanah In Yub lagi. Dan kembali dihalangi oleh Moo Myeong. Terus saja mereka seperti itu. Si pria terus mencoba memanah dan Moo Myeong berusaha mencegah.

Sampai pria itu lepas dari Moo Myeong dan berhasil melepaskan anak panah. Namun Moo Myeong dengan cekatan berhasil menangkap anak panah itu. "Berhenti. Pria itu sudah mati", ucap Moo Myeong.

"Tapi gadis itu masih hidup", ucap pria itu keras kepala.

Moo Myeong berjanji dia yang akan mengurus gadis itu. Mereka berpandangan sejenak. Dan pria itu menurunkan busur panahnya. Begitu Moo Myeong agak lengah, ia langsung berlari ke arah yang lain dan mencoba memanah In Yub. Lagi-lagi Moo Myeong menghalanginya. Sampai Moo Myeong menendang busur tersebut dan lepas dari tangan pria itu.

"Kenapa kau lakukan ini? Kita harus menghabisi gadis itu!", pria itu marah.

Moo Myeong mencengkeram kerah baju pria itu dan berkata jika sudah waktunya, ia akan mengurus gadis itu.

Pria itu dengan marah menepis tangan Moo Myeong. Jika kita mendapat masalah lebih besar gara-gara kau membiarkannya hidup, kau yang akan menanggung akibatnya, ancamnya.

In Yub masih duduk di dekat mayat Duk Goo. Ia agak gemetar. Moo Myeong datang dari arah belakang gubuk. In Yub melihatnya, lalu menodongkan pedang pada Moo Myeong. "Jangan mendekat", kata In Yub.

Moo Meong mendekati In Yub. In Yub semakin takut, "Sudah kukatakan jangan dekati aku!".

Moo Myeong tidak peduli dan mengambil pedangnya. Ia memasukkan kembali pedang ke dalam sarungnya. "Apa kau sudah membunuhnya?", tanya In Yub.

Moo Myeong berkata ia datang untuk mengambil pedangnya dan ia mengancam In Yub untuk tidak menyentuh pedangnya lagi.

Moo Myeong mendekati mayat Duk Goo dan menyeretnya.

Begitu mayat Duk Goo sudah dipindahkan oleh Moo Myeong, In Yub teringat ucapan Duk Goo tentang pesan dari ayahnya. Ia buru-buru masuk ke dalam gubuk dan membongkar buntalan milik Duk Goo. Ia menemukan kain yang sudah ditulisi dengan darah oleh ayahnya. In Yub cepat-cepat menyembunyikan surat itu di dalam bajunya ketika mendengar Moo Myeong mendekat.

Moo Myeong menyuruh In Yub keluar dan memberi hormat pada makam orang tuanya. "Semua sudah dipersiapkan. Ayo!", ucap Moo Myeong.

--

Di asrama pelayan, Dan Ji terbangun dari tidurnya karena ingin buang air kecil. Ia akan buang air kecil di dalam pispot. Tapi ternyata pispotnya sudah penuh. Ketika akan membuang isi pispot, ia baru menyadari ada keanehan di asrama pelayan. Ia mulai menghitung, "Gae Ddong... Mal Bok dan Shin Ae... Aku dan Yong Ji... Cho Bok... In... In Yub? Hah? Apa wanita ini melarikan diri lagi?". Dan Ji menggepalkan tangannya.

Dan Ji segera mencari In Yub. Ia mengetuk kamar Moo Myeong. Tidak ada jawaban. Dan Ji membuka kamar Moo Myeong dan melihat kamarnya kosong. "Apa ini? Mereka berdua menghilang?".


In Yub sedang memberi hormat pada orang tuanya.

--

Moo Myeong menguburkan Duk Goo tidak jauh dari sana. Batu-batu disusun bertumpuk-tumpuk diatas tanah. In Yub bertanya pada Moo Myeong apa ia juga mendengar ucapan Duk Goo tentang kelompok Man Wol.

Moo Myeong tidak menjawab. Ia berjalan mendekati In Yub dan mengajak In Yub pulang karena sudah larut malam.

In Yub mengatakan bahwa ia juga mendengar mengenai kelompok itu di pelabuhan. Kelompok itu yang melakukan semua ini pada ayahnya. Jika ada yang diketahui oleh Moo Myeong, ia ingin Moo Myeong memberitahukan padanya.

"Kau hampir saja mati barusan. Apa kau sudah lupa?", ucap Moo Myeong.

In Yub berkeras bahwa ia harus tahu siapa yang bertanggung jawab atas kematian ayahnya.

Moo Myeong menghela nafasnya. "Aku harus pulang sekarang. Terserah padamu mau tetap tinggal di sini atau ikut pulang denganku", ucap Moo Myeong dan berlalu. In Yub tidak punya pilihan lain kecuali ikut bersama Moo Myeong.


Dan Ji keluar dari asrama pelayan dengan terburu-buru. Ia tidak melihat Eun Ki yang berjalan ke arahnya. Eun Ki menarik tangan Dan Ji. Tapi karena Dan Ji akan berteriak, ia terpaksa membekap mulut Dan Ji. Eun Ki bertanya apa In Yub ada di dalam. Dan Ji menggelengkan kepalanya.

Eun Ki bertanya kemana In Yub pergi. Apa ada asrama lain untuk pelayan?

"Tidak. Ia tinggal di sini tapi sekarang ia sedang tidak ada di sini", jawab Dan Ji yang sambil menahan pipis. "Ah! Kemana Moo Myeong? Kenapa ia menghilang di saat seperti ini."

Eun Ki terkejut Moo Myeong juga tidak ada. "Ya", jawab Dan Ji.

Eun Ki langsung masuk ke asrama pelayan. Ia berteriak memanggil-manggil In Yub. Para pelayan wanita refleks menutup tubuh mereka dengan selimut. "Apa yang anda lakukan, tuan? Anda tidak seharusnya di sini", ujar ibu Dan Ji. Para pelayan pria pun terbangun.


"Kumohon, berhentilah!", ucap Yoon Ok. Ia datang bersama Dan Ji. Eun Ki menoleh pada Yoon Ok. "Jika kau terus melakukan ini, maka orang tuaku akan tahu. Jika kau memang benar-benar ingin bertemu In Yub, aku akan membuatnya terjadi untukmu".

Eun Ki melangkah mendekati Yoon Ok. Ia menahan marahnya pada Yoon Ok. "Kau akan membuatnya terjadi untukku? Pada siapa kau sampaikan suratku? Apa ini yang kudapat setelah mempercayaimu? Kau memberitahu ibuku dan sekarang In Yub menghilang. Kemana In Yub? Apa ia selamat?".

Yoon Ok berkata jika In Yub bisa berjalan keluar maka ia menganggap In Yub baik-baik saja.

Eun Ki berkata jika In Yub kembali, ia akan membawa In Yub bersamanya.

"Tapi sepertinya bukan itu yang diinginkan oleh In Yub", jawab Yoon Ok.

"Jadi apa ini yang diinginkan In Yub? Menjadi pelayan dan tidur di asrama pelayan?", tanya Eun Ki.
Yoon Ok berdalih bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan. Ia juga menyesalkan hal ini terjadi. Beginilah hukum di negeri mereka.

"Apa kalian bukan teman?", tanya Eun Ki.

"Dulu... kami memang teman", jawab Yoon Ok. Eun Ki terkejut mendengar jawaban Yoon Ok. Yoon Ok berkata saat ini yang lebih ia khawatirkan adalah Eun Ki, seorang yang terpelajar yang terkenal di seluruh negeri, sibuk mengejar cinta lamanya. "Kau menghancurkan semuanya".

"Aku adalah prianya In Yub. Aku bukan milikmu yang harus kau khawatirkan", ucap Eun Ki.

Yoon Ok berusaha menahan tangisnya. Ia berkata, sama seperti Eun Ki yang rela mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan In Yub, ia juga rela mepertaruhkan segalanya, jika itu untuk Eun Ki.

"Cinta artinya mengorbankan dirimu sendiri, bukan mengorbankan orang yang ada disekitarmu", ucap Eun Ki. Eun Ki berkata Yoon Ok sepertinya membangun harapan atas dasar kesalahan mak comblang. "Bangunlah. Mungkin sampai saat ini, kau memperoleh apa pun yang kau inginkan di dalam hidupmu. Tapi tidak sekarang. Kau tidak akan pernah mendapatkan hatiku. Hatiku milik In Yub", ucap Eun Ki dengan menahan marah.

Semua pelayan di sana mendengar pengakuan Yoon Ok dan penolakan Eun Ki. Yoon Ok sangat marah sekaligus malu. Eun Ki pergi dari sana sambil menyenggol bahu Yoon Ok dengan keras. Yoon Ok memandang para pelayan yang masih di sana dengan marah. Para pelayan pura-pura sibuk sendiri dan membubarkan diri. Hihi..

Yoon Ok dengan marah meninggalkan dapur. -asrama pelayan dan dapur ada di satu bangunan. Dduk Swe berkomentar bahwa Eun Ki adalah seorang bangsawan yang berbeda dibandingkan dengan bangsawan lainnya. Ia berpikir Eun Ki yang suka bermain ke sana ke sini bersama para pelayan. Yong Joon berkata jika itu karena Eun Ki belum melewati malam pertama, jika ia sudah lama menikah, ia pasti mencari wanita lain.

Dduk Swe protes. Tidak semua pria sama seperti Yong Joon. Yong Joon tidak mau berdebat dan mengajak semuanya tidur saja.

Yoon Ok bertanya pada Dan Ji apa In Yub dan Moo Myeong sama-sama menghilang. Dan Ji membenarkan. Yoon Ok meminta Dan Ji mencari tau apa yang terjadi ketika mereka sudah kembali. Dan Ji bertanya apa Yoon Ok baik-baik saja.

"Kenapa aku harus tidak baik-baik saja?", tanya Yoon Ok balik sambil tersenyum sinis dan pergi meninggalkan Dan Ji.

Moo Myeong pulang bersama dengan In Yub. Pria yang tadi memanah In Yub dan Duk Goo mengikuti mereka. Moo Myeong menyadari ada yang mengikuti dan ia menoleh ke belakang. Moo Myeong melihat pria itu di balik sebuah rumah. Ia memberi tanda pada Moo Myeong untuk mengikutinya.

"In Yub, bisakah kau pulang sendiri dari sini? Ada sesuatu yang harus aku urus. Kau harus tiba di rumah sebelum dini hari", ucap Moo Myeong.

In Yub berkata bahwa ia meminta Moo Myeong berhenti berbicara formal padanya. Ia khawatir itu akan membawa masalah untuk Moo Myeong.

"Akan kuputuskan sendiri", jawab Moo Myeong.

Moo Myeong berbalik arah dan meninggalkan In Yub. In Yub pulang sendirian. Ia mencari tempat yang cukup aman untuk membuka pesan dari ayahnya. Ia mencoba membaca tapi tidak mengerti maksud pesan dari ayahnya itu.

Moo Myeong tiba di suatu tempat, mungkin markas kelompok Man Wol. Beberapa pria berbaris. Di ujung barisan terlihat seseorang duduk di atas kursi. Mereka menunggu Moo Myeong. Moo Myeong tiba di depan orang tersebut dan memberi hormat padanya.

"Apa alasanmu membiarkan gadis itu hidup? Dia sudah membuat kontak dengan Duk Goo. Kita tidak tau apa yang dia ketahui atau seberapa banyak yang ia ketahui.", tanya wanita itu. Ternyata ia adalah seorang wanita. Ia memakai topi dan kain tipis yang menutup wajahnya.

Moo Myeong mengatakan bahwa mereka punya alasan untuk mempertahankannya tetap hidup saat ini.

"Bunuh dia!", perintah wanita itu.

Moo Myeong memberi alasan bahwa Gook Yoo meninggalkan sesuatu. Jika pesan itu berhubungan dengan kelompok mereka, maka mereka harus menghancurkannya. Jika itu informasi tentang rekan Gook Yoo, maka mereka harus mendapatkannya. Moo Myeong juga mengungkapkan kemungkinan ada orang lain yang diberi tugas oleh Ham Heung.

Pria yang tadi menyusul Moo Myeong, menatap Moo Myeong dengan pandangan penuh selidik.


"Baiklah", ucap wanita itu. Di sini terlihat wanita itu ternyata adalah Hae Sang, kepala pelayan di kediaman Menteri Pertahanan. Hae Sang memerintahkan Moo Myeong untuk membunuh saksi segera setelah informasi itu diketahui dengan jelas.

Moo Myeong menundukkan kepalanya dan berjanji bahwa ia akan bertanggung jawab dengan urusan itu.

--

In Yub tiba di kediaman Menteri Pertahanan. Eun Ki masih menunggunya di sana. Eun Ki mendekati In Yub dan bertanya ke mana In Yub pergi. "Hari ini hari yang seharusnya kita pergi", ucap Eun Ki marah. "Apa kau sendiri? Kau tidak bersama Moo Myeong?"

In Yub terkejut mendengar pertanyaan Eun Ki.

Eun Ki mengajak In Yub pergi saat itu juga. Eun Ki menarik tangan In Yub, tapi In Yub tidak mau pergi. "In Yub?", ucap Eun Ki kesal.

Perlahan In Yub melepaskan pegangan tangan Eun Ki dari tangannya. Ia meminta maaf karena ia tidak bisa pergi. "Aku tidak bisa pergi sekarang".

"Sekarang adalah satu-satunya kesempatan kita", ucap Eun Ki. Mereka sudah mengetahui rencananya dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, tambah Eun Ki.

In Yub bertanya jika mereka pergi sekarang, apa yang akan terjadi? Eun Ki tidak akan bisa bertemu dengan keluarganya lagi atau tidak bisa mengikuti ujian negara. "Jangan lakukan ini", pinta In Yub. Moo Myeong tiba di sana dan mendengar semua pembicaraan antara In Yub dan Eun Ki.

"Aku seorang pelayan... dan kau masih putra dari keluarga bangsawan", ucap In Yub.

Eun Ki berkata bahwa ia dapat menurunkan statusnya. Mereka akan menurunkan status mereka bersama-sama.

In Yub tetap menolak ajakan Eun Ki. Ia berkata apakah ia akan bahagia melihat Eun Ki seperti itu. Apakah ia kan bahagia melihat Eun Ki jatuh ke dalam lubang yang dalam karenanya?

Eun Ki berkata bahwa orang tuanya akan menikahkannya dengan orang lain. "Untukku, itulah lubang yang paling dalam!", ucap Eun Ki marah.

In Yub berkata bahwa ia merelakan Eun Ki pergi. Ia juga meminta Eun Ki melepaskannya juga, Eun Ki bisa membuangnya sekarang dan ia tidak akan membenci Eun Ki. "Aku... akan mengerti", ucap In Yub.

"Mengapa kau seperti ini, In Yub?", tanya Eun Ki putus asa. In Yub diam saja.

"Pergilah dengannya!", ucap Moo Myeong tiba-tiba. Eun Ki dan In Yub menoleh ke arahnya. "Pergilah dengan Tuan Eun Ki", ucap Moo Myeong lagi. In Yub agak terkejut mendengar ucapan Moo Myeong.

Eun Ki meminta Moo Myeong mengurus urusannya sendiri. In Yub tidak perlu izin dari Moo Myeong.

"Bawa dia bersamamu dan pergilah!", ucap Moo Myeong.

"Urus urusanmu sendiri!", teriak Eun Ki marah pada Moo Myeong.

Tiba-tiba datang pelayan dari rumah Eun Ki. Mereka akan membawa Eun Ki pulang. Eun Ki masih berusaha mengubah pikiran In Yub. Tapi In Yub hanya berkata ia minta maaf dan meminta para pelayan membawa Eun Ki pulang.

Mereka membawa Eun Ki pulang. Eun Ki meronta-ronta minta dilepaskan dan memanggil-manggil In Yub. In Yub hanya diam dan menutup matanya.

Moo Myeong mendekati In Yub dan berkata bahwa mungkin ini adalah kesempatan In Yub yang terakhir.

"Aku tahu", jawab In Yub.

"Tuan Eun Ki benar-benar serius dengan perkataannya", ucap Moo Myeong lagi.

In Yub menutup matanya dan menjawab bahwa ia tidak bisa pergi begitu saja dengan Eun Ki. Tubuh ayahnya robek tepat di depan matanya, ia dipukul dan diinjak. Sekarang Duk Goo juga mati. "Apa aku bisa lari dan mencoba hidup dengan bahagia?", ucap In Yub. In Yub menggeleng kepalanya dan menyakinkan dirinya bahwa ia tidak bisa seperti itu.

Moo Myeong terdiam. In Yub juga berterima kasih karena Moo Myeong telah menolongnya hari ini. In Yub masuk ke dalam asrama pelayan, sementara Moo Myeong masih tetap berdiri di luar.

--

Wajah Eun Ki pucat. Ia berlutut di depan kedua orang tuanya. Sepertinya ia dihukum tidak diizinkan masuk rumah oleh ayahnya. Chi Kwon memarahi Eun Ki dan bertanya sampai kapan Eun Ki akan bersikap seperti itu. Lady Han juga membujuk anaknya untuk tidak melakukan hal ini lagi.

Eun Ki tidak menjawab. Ia terlihat pusing dan kemudian jatuh tak sadarkan diri. Lady Han segera berlari ke arah Eun Ki. Chi Kwon pun terlihat terkejut. Lady Han memandang marah pada suaminya. Chi Kwon memalingkan wajahnya, merasa bersalah. Kemudian ia masuk ke dalam rumah.

Lady Han merawat Eun Ki yang masih pingsan. Ia berkata begitulah rasanya jika kehilangan orang yang dicintai. Lady Han berkata jika Eun Ki terus seperti ini, In Yub yang akan merasakan sakit. "Jika kau ingin melindunginya, kau harus menjauh darinya".


Moo Myeong mengawasi Poong Yi dan Joo Yoon yang menguras jamban. Mereka mengeluh, dari semua pelayan mengapa mereka yang mendapatkan tugas itu.

Yoon Ok datang ke sana sambil menutup hidungnya. Ia datang bersama Gae Ddong. Gae Ddong mengeluh mengapa mereka harus datang ke sana.

Moo Myeong keluar dari ruang jamban dan menemui Yoon Ok. Ia memberi hormat pada Yoon Ok. Moo Myeong berkata seharusnya Yoon Ok tidak datang ke tempat seperti ini.

"Aku dengar kau keluar semalam. Dengan In Yub, kenyataannya", ucap Yoon Ok.

Moo Myeong memberi alasan bahwa Tuan Eung Cham memberi mereka izin, ada yang harus diselesaikan terkait dengan Penasehat Kerajaan.

Yoon Ok kesal sampai-sampai tidak sadar melepaskan tangan yang menutup hidungnya. "Kenapa kau harus terlibat dengan urusan ayahnya In Yub?" tanya Yoon Ok marah. Apa ini? Apa ia berencana membalas denadam?

Moo Myeong menjelaskan bahwa ia terlibat di banyak urusan yang berhubungan dengan pelayan di rumah Yoon Ok. Sebagai salah satu dari mereka, In Yub masuk dalam kategori pelayan.

"In Yub katamu? Apa kalian sekarang saling memanggil nama saja? Itu lebih baik daripada kau memanggilnya dengan lebih formal", ucap Yoon Ok.

Moo Myeong hanya diam dan menunduk. Kemudian ia berkata sebaiknya Yoon Ok kembali ke rumah. "Ini bukan tempat untuk anda, Nona".


Tiba-tiba Poong Yi dan Joo Yoon keluar dari jamban membawa sebuah gentong berisi air jamban. Dan dari arah lain masuk Dduk Swe dan seorang pelayan lain membawa gentong yang sudah kosong. Dan Yoon Ok terperangkap diantara keduanya. Mereka berputar-putar dan ujung-ujungnya, gentong yang dibawa Poong Yi dan Joo Yoon terjatuh dan isinya tumpah di rok Yoon Ok. Semua orang terkejut. Gae Ddong mual dan mengangkat tangannya pasrah.

Yoon Ok memandang Moo Myeong dengan kesal. Moo Myeong hanya diam dan pergi dengan cuek. Setelah Moo Myeong pergi, Yoon Ok baru sadar dan menjerit sekeras-kerasnya. Gae Dong ikut menjerit juga.

--

Lady Han memeriksa tiga orang pria yang akan menjadi pelayan di rumahnya. Lucu cara periksanya. Ia sampai menepuk dan meremas bok*ng pria-pria itu. Tiba-tiba Ba Woo datang mengantarkan Moo Myeong. Lady Han tersenyum senang. Moo Myeong memberi hormat pada Lady Han.

Lady Han berkata bahwa ia sedang mencari pelayan pria baru. Ia ingin Moo Myeong membantunya memilih pelayan yang bagus untuknya.

Moo Myeong berkata bahwa ia tidak berani memilih pelayan untuk kediaman Menteri Keuangan. Ia datang ke sana karena Lady Han memintanya datang untuk mengambil pesan untuk majikannya.

Lady Han mendekati Moo Myeong. Dengan ganjennya, ia berkata sambil berbisik, "Kau menolakku lagi? Jangan begitu. Tolong bantu aku", rayu Lady Han.

Moo Myeong menyerah dan mendekati tiga orang pelayan pria yang sedang berbaris. Ia memperhatikan mereka satu persatu. Kemudian ia memberi penilaiannya.

Kemudian Moo Myeong bertanya apa ada lagi yang diinginkan oleh Lady Han. Jika tidak, apa yang ingin Lady Han berikan untuk ia sampaikan pada majikannya.

Lady Han tersenyum dan memandang Moo Myeong dengan penuh ketertarikan.

--

Nyonya Yoon memberikan sebuah surat pada Yoon Ok. Ia berkata bahwa surat tentang pernikahan ini dibawa oleh Moo Myeong dari kediaman Menteri Keuangan. "Mereka secara resmi telah melamarmu. Mereka juga meminta kau tinggal di rumah ini setelah menikah. Bagaimana pendapatmu?", tanya Nyonya Yoon.

Yoon Ok tersenyum senang dan menjawab bahwa ia akan menikah dengan Eun Ki.

Nyonya Yoon berkata Yoon Ok dapat memilih calon pengantin pria lain, yang tidak memiliki masa lalu seperti Eun Ki dan dapat hidup dengan bahagia.

"Hanya karena In Yub, aku tidak mau kehilangan Eun Ki dan memilih pria lain", ucap Yoon Ok.

Jika memang keinginan Yoon Ok begitu, Nyonya Yoon berencana akan mengusir In Yub.

Yoon Ok tidak setuju. Ia berkata bahwa ia baik-baik saja dengan In Yub yang tetap berada di rumah mereka. Daripada mengusir In Yub dari rumah mereka dan membiarkan Eun Ki merindukan In Yub, lebih baik ia tetap mempertahankan In Yub dan membiarkan Eun Ki melihat In Yub setiap hari. "Aku akan menunjukkan betapa rendah dan tidak berharganya In Yub sekarang dan aku satu-satunya wanita yang cocok untuknya", ucap Yoon Ok.

Nyonya Yoon menasihati Yoon Ok agar tidak mempedulikan hal yang memusingkan seperti itu, semua akan berakhir ketika Yoon Ok menikah.

Yoon Ok tersenyum senang. Ia meminta ibunya memberikan pengantin pria yang terlahir paling rendah untuk In Yub. "Apa Eun Ki masih menginginkan In Yub setelah ia menikah dengan pria rendahan?", ucap Yoon Ok senang.

Nyonya Yoon mengatakan pada suaminya bahwa Yoon Ok menyetujui rencana pernikahan dengan Eun Ki.

"Benarkah?", Eung Cham terkejut.

Nyonya Yoon berkata sepertinya Yoon Ok sudah lama menyukai Eun Ki. Eung Cham yang lagi minum sampai tersedak mendengar ucapan istrinya.

"Apa kau masih kecil? Kenapa kau selalu melakukan ini?", marah Nyonya Yoon sambil mengambil kain dan mengelap mulut suaminya.

Eung Cham berkata bahwa ia memiliki sedikit keserakahan terhadap Eun Ki. Ia tidak tahu apa yang ada di pikiran Menteri Keuangan. Ia mengubah pikirannya tentang pernikahan ini beberapa waktu yang lalu, dan semua masalah In Yub. "Sebenarnya aku tidak ingin memiliki hubungan dengannya...", ucap Eung Cham.

Nyonya Yoon mengomeli suaminya. Ia mengatakan suaminya itu sudah menjadi menteri tapi masih buruk menilai suasana. "Dengan situasi sekarang, kapan aku akan menjadi nyonya anggota dewan?". Nyonya Yoon mendesak suaminya untuk berusaha agar keluarga Menteri Keuangan berada di pihak mereka. Jika Menteri Keuangan menjadi besan mereka maka mereka akan sukarela membuka rahasia mereka pada Eung Cham. Eung Cham juga akan mudah mengontrol orang dan meminta mereka bekerja untuknya. Nyonya Yoon mengatakan bahwa melalui pernikahan, ikatan keluarga akan kuat dengan alami.

Eung Cham masih terlihat kurang setuju.

"Jika kau tidak menyukainya, carilah solusi lain. Cari keluarga yang lebih memiliki pengaruh daripada Menteri Keuangan dan calon suami yang bisa membuat Yoon Ok mengubah keputusannya", ucap Nyonya Yoon kesal.

Eung Cham berkata jika Nyonya Yoon dan Yoon Ok sudah memutuskan, memangnya ia punya pilihan lain? Ucapannya tidak akan mengubah apa pun. Ia juga menasehati istrinya untuk tidak mencoba mengubah pria ini menjadi orang yang Nyonya Yoon inginkan. "Kau harus belajar menerimanya apa adanya. Hanya itu jalan untuk mengambil hatinya".

Nyonya Yoon memelototi Eung Cham. Eung Cham kaget melihat istrinya yang mau meledak. Akhirnya ia menutup ucapannya dengan lemah, "Itu yang harus Yoon Ok ketahui".

Hah! Tentu saja ia mengerti hal itu, ucap Nyonya Yoon. Ia putriku. Aku menerima seorang yang suka berz*na, dan dia tumbuh dengan melihat semua itu. "Kau pikir dia tidak tahu?".

Eung Cham mengancam istrinya. Jika istrinya berbicara seperti itu, ia juga bisa memulainya.

"Coba saja! Coba!", tantang Nyonya Yoon. "Jika kau berani melakukan itu, aku akan merobek mulutmu!".

Eung Cham terkejut mundur dan berkata, "Ah, teh ini enak juga".


Gae Ddong menuangkan air ke dalam baskom. Ia mengecek airnya. Kemudian Yoon Ok akan meletakkan kakinya ke dalam baskom. "Apa yang kau lakukan?", tanya Yoon Ok pada In Yub yang berdiri di depannya.

In Yub melihat ke arah Dan Ji. Dan Ji memberi tanda agar In Yub mencuci kaki Yoon Ok. In Yub tidak punya pilihan lain. Ia duduk dan meletakkan kaki Yoon Ok ke dalam baskom yang sudah berisi air.

Yoon Ok berkata setelah menikah ia akan membawa seorang pelayan bersamanya. "Apa kau mau ikut denganku?". In Yub diam saja. Yoon Ok meneruskan, jika ia pergi ke rumah Menteri Keuangan, In yub akan bertemu dengan kekasihnya yang dulu. "Kau pasti menyukai itu". Dan Ji dan Gae Ddong duduk dengan tegang menanti reaksi In Yub.

Yoon Ok memberi isyarat agar In Yub mendekat ke arahnya. Dengan perlahan In Yub, juga Dan Ji dan Gae Ddong mendekati Yoon Ok. "Aku akan menikah dengan Eun Ki. Pada akhirnya, dia bukan milikmu. Dia milikku", kata Yoon Ok penuh senyum kemenangan.

In Yub terkejut. Yoon Ok menghentakkan kakinya di dalam baskom, "Apa yang kau lakukan?".

In Yub berusaha menenangkan dirinya dan memberikan selamat untuk Yoon Ok.

"Selamat juga untukmu", ucap Yoon Ok. "Jika semuanya berjalan dengan lancar, kau akan menikah sebelum aku".

In Yub terkejut. Begitu juga Dan Ji dan Gae Ddong.

Yoon Ok berkata sepertinya In Yub tidak akan bisa ikut dengannya, karena suami In Yub tidak akan menyukainya. Pasangan yang menikah seharusnya tinggal bersama.

Dan Ji bertanya apa yang dimaksud oleh Yoon Ok.

"Ibu memilih Yong Joon sebagai calon suami In Yub. Tapi aku menolaknya. Aku rasa Yong Joon tidak cocok untuk In Yub. Ia bekerja di kuil dan memiliki terlalu banyak wanita. Bahkan untuk posisi In Yub saat ini, ia terlalu rendah untuk In Yub. Jadi aku meminta Poong Yi untukmu", ucap Yoon Ok dengan senyum kemenangan.

In Yub sangat terkejut mendengar ucapan Yoon Ok.

Yoon Ok berkata bahwa ia sudah mempertimbangkan ini dan itu dan jika sesuai dengan aturan, maka In Yub akan menikah lebih dulu daripada Yoon Ok. Kemudian Yoon Ok mengeluarkan kakinya dari baskom dan membawa ke depan wajah Gae Ddong. -Artinya ia memerintahkan Gae Ddong mengelap kakinya.

Gae Ddong mengambil kain dan mengelap kaki Yoon Ok.

"Bukankah itu lebih baik? Kau sudah mengenal Poong Yi cukup lama 1], jadi kalian bisa lebih bersahabat. Daripada dengan orang yang benar-benar asing... ".

In Yub memotong ucapan Yoon Ok dan berkata tidakkah Yoon Ok berpikir ia sudah keterlaluan? Yoon Ok hanya tersenyum.

Tiba tiba terdengar suara Poong Yi dari luar. In Yub terkejut. Yoon Ok berkata ia yang memanggil Poong Yi, supaya In Yub dan Poong Yi bisa menghabiskan waktu berdua. "Pergilah. Jangan malu", ucap Yoon Ok dengan senyum penuh kemenangan.

Bersambung...

[Sinopsis Maids Episode 5 Part 2]
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes