Sinopsis Maids Episode 4 Part 2

Sinopsis Maids Episode 4 Part 2 di Kdramastory.com
== All images credit to jTBC==
 
[Sinopsis Maids Episode 4 Part 1]

Sinopsis Maids Episode 4 Part 2

Yoon Seo mendorong Dan Ji ke kamar yang ada di dapur. Dan Ji berusaha menolak. "Aku akan berada dalam masalah besar", ucap Dan Ji. Yoon Seo mengatakan bukankah pertemuan seperti ini sungguh mendebarkan. Ia mengenggam kedua tangan Dan Ji dan menciumnya. Dan Ji luluh dan tersenyum. Yoon Seo mendekatkan wajahnya. Dan Ji juga akan mencium Yoon Seo. Tiba-Tiba Gae Ddong membuka tirai dan memanggil nama Dan Ji.

Refleks Dan Ji mendorong Yoon Seo, sedangkan ia sendiri langsung bersimpuh di depan Yoon Seo, pura-pura minta maaf, dan ia berjanji akan menjaga Lady Kang dengan lebih baik. Yoon Seo berusaha mengikuti sandiwara Dan Ji dan meminta Dan Ji menjaga Lady Kang. Kemudian ia segera pergi dari kamar itu.

Gae Ddong yang agak oon malah mengira Dan Ji benar-benar dimarahi Yoon Seo. Ia menangis dan menenangkan Dan Ji.

--

Dan Ji masuk ke kamar Lady Kang dengan takut-takut. Lady Kang menyuruh Dan Ji duduk di depannya. Lady Kang seperti habis menangis. Ia menuangkan minuman di gelas dan meminta Dan Ji meminumnya. Dan Ji terkejut. "Tidak apa-apa. Minum saja", ucap Lady Kang. Dan Ji mengambil gelas itu dan meminumnya sambil menoleh ke belakang.

Lady Kang curhat pada Dan Ji. Ia menanyakan bagaimana pendapat Dan Ji tentang dirinya. Mengapa suaminya tidak mau tidur dengannya. Ia bertanya pada Dan Ji karena ia mendengar Dan Ji sangat populer di antara para pria. Dan Ji kegeeran mendengar pujian dari Lady Kang.

Ia memberi tips pada Lady Kang. Mulai dari dandanan sampai cara bersikap di depan suaminya. Ia mengatakan bahwa Lady Kang seharusnya bersikap pura-pura lemah dan menjatuhkan dirinya ke lengan suaminya. Tiba-tiba Gae Ddong berkata bahwa suami Lady Kang...

Belum selesai Gae Ddong mengumumkan, Lady Kang cepat-cepat bangun dan membukakan pintu kamarnya lebar-lebar. Ternyata yang dimaksud Gae Ddong adalah bahwa suami Lady Kang mengirimkan seorang dokter karena mendengar Lady Kang kurang sehat. Lady Kang keluar dari kamar dan melihat tabib di luar. Dan Ji tertawa mengejek di balik pintu.
 

Eung Cham berjalan ditemani oleh Moo Myeong. Eung Cham menanyakan pada Moo Myeong bagaimana wanita itu. Moo Myeong mengatakan wanita itu adalah wanita yang sangat berhati-hati. Eung Cham segera masuk dan Moo Myeong berjaga di luar.
 

Eung Cham menemui seorang wanita tua dan bertanya apa benar wanita itu yang menulis surat untuk raja.

"Siapa anda, Tuan?", tanya wanita itu. Ia meminta untuk diizinkan menemui raja secara langsung. Eung Cham memarahi wanita itu karena berkata sembarangan. "Bunuh saja saya, jika itu yang anda inginkan. Saya tidak takut apa pun", jawab wanita itu.

"Kau perlu menjawab beberapa pertanyaan ini", ucap Eung Cham. "Apa benar putrimu tidur dengan raja?". Wanita itu diam saja. "Dimana putrimu?". Tapi wanita itu tetap tidak menjawab dan berkata bahwa ia hanya ingin meminta izin bertemu dengan raja. Eung Cham bertanya mengapa wanita itu berkeras ingin bertemu dengan raja padahal ia telah mengirimkan surat padanya.

"Ada sesuatu yang harus aku berikan padanya. Dan hanya raja yang akan mengenali benda itu", ucap wanita itu. Eung Cham terdiam dan memandangi wanita itu penuh selidik.

--

Eung Cham pulang kerumahnya. Ia bertemu dengan In Yub yang sedang membawa gentong air di atas kepalanya. "Kau harus memberi salam pada majikanmu jika bertemu", ucap Moo Myeong pada In Yub.

In Yub menurunkan gentong itu dari kepalanya dan meletakkan di atas tanah. Kemudian ia membungkuk memberi hormat pada Eung Cham.

"Mari, Tuan", ucap Moo Myeong pada Eung Cham setelah In Yub selesai memberi salam pada Eung Cham. Eung Cham akan melangkah, namum tiba-tiba In Yub memanggilnya.

"Tuan. Bolehkah saya.. meminta satu permohonan?", ucap In Yub perlahan. Eung Cham menoleh ke arah In Yub. "Saya ingin mengurus jenazah ayah saya".

Eung Cham mengatakan bahwa tubuh seorang pengkhianat disebar ke delapan propinsi. Kalaupun In Yub itu keluarga dari pengkhianat tapi menerima jenazah seorang pengkhianat adalah perbuatan yang ilegal.

In Yub mengatakan bahwa bagaimana ia bisa melupakan kewajibannya sebagai seorang anak dan takut kepada hukum. Ia juga mendengar bahwa ada pengecualian jika ada permintaan dari anggota keluarga yang masih hidup.

"Baik. Kalau begitu aku akan memberitahu mereka", ucap Eung Cham. "Moo Myeong kau pergi dan urus semua itu", perintah Eung Cham pada Moo Myeong.

"Saya ingin melakukannya sendiri, tuan", ucap In Yub.

Eung Cham mengatakan bahwa pintu gerbang ke sana terlarang untuk wanita.

In Yub berkeras bahwa ia tetap ingin melakukannya sendiri. Moo Myeong melihat ke arah In Yub. Mungkin ia sedikit terkejut dengan tekad In Yub.

Eung Cham menyerah dan berkata, "Moo Myeong, kau pergi dengannya".

"Baik", jawab Moo Myeong sambil membungkukkan kepalanya.

Eung Cham kembali akan pergi, tapi In Yub menghentikan langkahnya dengan bertanya mengenai pendapatnya tentang kejahatan yang dituduhkan terhadap ayahnya. Eung Cham berkata bahwa semua itu sudah terbukti di pengadilan. Yang mengetahui kebenaran hanya raja Taejo di Ham Heung, tapi tidak ada seorang pun di Joseon mau datang dan bertanya ke sana, Ia mengerti kesulitan In Yub namun ia meminta In Yub untuk membuang semua pikirannya tentang hal itu dan urus saja jenazah ayahnya. "Hanya itu yang dapat kau lakukan", ucap Eung Cham dan berlalu dari sana.

Moo Myeong memandang In Yub yang termenung mendengar ucapan Eung Cham.

--

Pagi hari Moo Myeong dan In Yub pergi ke suatu tempat untuk mengambil jenazah Gook Yoo. Mereka bertemu dengan beberapa orang yang sudah mengambil jenazah dari sana.

Moo Myeong berkata pada penjaga di pintu gerbang bahwa mereka akan mengambil jenazah Penasehat Kerajaan. "Kau pasti sudah mendengarnya dari Menteri Pertahanan', ucap Moo Myeong.

Penjaga mengatakan bahwa jenazah itu baru saja diambil oleh seseorang. In Yub bertanya siapa yang mengambilnya.

"Ia berkata bahwa ia dulu melayani Penasehat Kerajaan", jawab penjaga itu.

In Yub terkejut dan mengingat sepertinya ia melihat seseorang yang ia kenal tadi. In Yub segera berbalik dan berlari. Moo Myeong menyusulnya. Mereka melihat orang itu di ujung jalan.

Mereka mengejar sampai ke sebuah pasar, tapi tidak terlihat orang tersebut. Moo Myeong melihat selintas orang yang mendorong sebuah gerobak di lorong yang lain. Ia berlari memotong sebuah kedai. In Yub menyusul Moo Myeong. Ketika akan melompat ke jalan karena letaknya yang cukup tinggi, Moo Myeong membantu In Yub dengan mengulurkan tangannya pada In Yub.

Moo Myeong kembali melihat selintas orang itu dan ia melihat tangan yang berdarah keluar dibalik tutup jerami. Moo Myeong segera berlari dan melompati beberapa dagangan di pasar. In Yub yang berlari menyusul Moo Myeong. Ia menabrak orang di pasar sampai terjatuh. Orang itu memegang In Yub tapi InYub mendorongnya. In Yub kembali berlari tanpa mempedulikan orang-orang.

Ia bertemu kembali dengan Moo Myeong dan hampir bisa menangkap orang yang membawa jenazah ayahnya. "Duk Goo!", panggil In Yub.

Mereka kehilangan jejak Duk Goo. Ternyata Duk Goo bersembunyi dibalik sebuah rumah. Ia merasa lega In Yub tidak bisa menemukannya.
 

Terlihat Eun Ki pergi ke tempat yang sebelumnya In Yub datangi. Ia bertanya tentang jenazah Penasehat Kerajaan. Penjaga mengeluh karena banyak sekali yang mencari jenazah itu hari ini.

Eun Ki bertanya siapa yang mencari jenazah itu. "Seorang pria, kemudian seorang pria dengan seorang wanita", jawab penjaga itu kesal.

Eun Ki bertanya siapa wanita itu dan apa yang dikatakannya. Penjaga itu marah dan mengusir Eun Ki dengan kesal.
 

In Yub dan Moo Myeong masih berjalan di pasar itu dan mencari Duk Goo. In Yub tiba-tiba berhenti dan melihat Eun Ki di depannya. Moo Myeong yang berjalan di depan In Yub juga berhenti dan berbalik melihat In Yub yang tiba-tiba berhenti.

Eun Ki tidak memperhatikannya, entah mungkin karena In Yub memakai baju pelayan. In Yub terdiam karena Eun Ki hanya melewatinya. Eun Ki tiba-tiba berhenti dan berbalik berjalan mendekati In Yub.
 

In Yub tidak melihat Eun Ki yang berjalan mendekatinya. Begitu tiba didekat In Yub, Eun Ki langsung menarik tangan In Yub sampai-sampai In yub terkejut.

"In Yub!", Eun Ki memandangi In Yub dengan penuh kerinduan. In Yub hanya terdiam dan matanya berkaca-kaca.

--

Eun Ki dan In Yub berbicara berdua. Moo Myeong menunggu tidak jauh dari sana. In Yub terlihat gugup dan meremas-remas tangannya. Eun Ki bertanya bagaimana keadaan In Yub. Apa ia baik-baik saja? Apa ia makan dengan baik? In Yub hanya menganggukkan kepalanya. Ia melihat jari tangan In Yub yang di masih memakai cincin darinya. Eun Ki meraih tangan In Yub dan menggenggamnya. "Terima kasih karena kau masih hidup", ucap Eun Ki sungguh-sungguh.

Mata In Yub berkaca-kaca dan berkata bahwa sebaiknya mereka tidak bertemu lagi.

"Mengapa tidak boleh? Aku sudah mencarimu kemana-mana", jawab Eun Ki.

"Apa.. yang akan terjadi pada kita sekarang?", tanya In Yub.

Eun Ki memasangkan cincin satu lagi di jari manis In Yub. "Aku sudah berjanji, setelah kita menikah, kau akan memakai dua cincin. Aku tidak membiarkan seperti ini. Tunggu aku. Aku akan bersiap-siap", ucap Eun Ki.

In Yub tidak menjawab. Eun Ki meminta In Yub mengikuti instruksi yang ditulisnya di surat. In Yub terkejut. Eun Ki berkata ia menitipkan surat pada Yoon Ok dan ia meminta In Yub membaca dan mengikuti instruksi yang sudah ia tuliskan. Eun Ki memegang pundak In Yub dan berbisik, "Kita akan melarikan diri bersama. Tidak ada jalan lain. Jika kita ingin bersama, maka ini satu-satunya jalan", ucap Eun Ki.

In Yub terdiam dan Moo Myeong melirik kearah mereka.

--

Yoon Ok memberikan surat Eun Ki pada Lady Han. Ia mengatakan bahwa ia merasa menderita karena surat itu. Ia tidak ingin kehidupan dan masa depan seorang pemuda rusak karena hal ini, jadi oleh karena itu ia mengembalikan surat itu pada Lady Han.

Ibu Eun Ki membaca surat itu dan terkejut. Ia berterima kasih karena Yoon Ok mengembalikan padanya.

Yoon Ok mengatakan bahwa ia tidak tahu ia melakukan hal yang benar atau tidak. Jika Eun Ki mengetahui hal ini, Eun Ki pasti akan marah padanya.

"Yoon Ok, kau baru saja mengubah hidupnya", ucap Lady Han. Lady Han berpikir dan bertanya mengapa Yoon Ok sampai bersusah payah melakukan hal ini. "Apa kau mungkin tertarik...?".

Yoon Ok menjawab bahwa ia hanya mengkhawatirkan Eun Ki.

Lady Han kembali bertanya apa Yoon Ok tertarik pada putranya. Putranya pernah menikah sekali, tapi apa Yoon Ok mau menerimanya. Yoon Ok tersenyum.
 

Eun Ki dan In Yub selesai berbicara. Eun Ki berpesan pada Moo Myeong bahwa mulai sekarang ia meminta Moo Myeong melindungi In Yub. Lalu ia mengambil uangnya dan akan memberikanyan pada Moo Myeong. Ia meminta Moo Myeong untuk memastikan In Yub dapat hidup dengan nyaman dan dilayani dengan baik.

Moo Myeong minta maaf karena ia tidak dapat menerima perintah dari Eun Ki. Ia tidak bisa melayani seorang pelayan seperti seorang majikan. Ia juga merasa tidak benar melakukan hal itu pada pelayan.

Eun Ki marah mendengar ucapan Moo Myeong. Tapi In Yub membela Moo Myeong. Ia berkata ucapan Moo Myeong memang benar adanya. Eun Ki terkejut mendengar ucapan In Yub.

"Tidak masalah dari mana asalku, tapi aku sekarang adalah pelayan. Mencoba mendapatkan perlakuan seperti status sosialku yang dulu, aku rasa itu tidak benar", ucap In Yub.

Eun Ki meminta In Yub bertahan sedikit lagi. "Percaya padaku dan tunggu aku. Kau harus bertahan dan tidak boleh lemah", ucap Eun Ki.

In Yub memandang Eun Ki dan menganggukkan kepalanya.

Moo Myeong mengajak In Yub pergi. In Yub pergi menyusul Moo Myeong. Eun Ki hanya bisa melihat dari kejauhan.

Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba hujan turun.
 

Moo Myeong dan In Yub berteduh di pinggir sebuah rumah. In Yub membersihkan tetasan air di bajunya. Ia melihat dua cincin yang diberikan oleh Eun Ki. Tidak terasa matanya berkaca-kaca. Terlihat Eun Ki masih berada di tempat dia berbicara dengan In Yub tadi. Ia berteduh di sana. Moo Myeong melihat ke arah In Yub yang terlihat bersedih.

--

Hujan sudah berhenti. Para pelayan di kediaman Menteri Pertahanan memulai kembali pekerjaannya. Yoon Ok tiba di depan rumahnya. Ia turun dari tandu dibantu oleh Gae Ddong. Ketika Gae Ddong merapikan bajunya, tidak sengaja ia melihat In Yub pulang bersama Moo Myeong. 

 


Moo Myeong dan In Yub memberi hormat pada Yoon Ok.

"Sekarang kalian berjalan-jalan keluar? Kemana kalian pergi?", sindir Yoon Ok.

Moo Myeong dan In Yub tidak menjawab. In Yub mendekati Yoon Ok dan bertanya, "Tidakkah kau memiliki sesuatu milikku?"

"Apa maksudmu?", tanya Yoon Ok.

"Surat dari Tuan Eun Ki", jawab In Yub.

Yoon Ok berkata bahwa ia baru pertama kali mendengarnya, ia tidak memiliki surat itu. Yoon Ok berbalik dan berjalan masuk ke rumah. In Yub mengejarnya dan memegang tangan Yoon Ok. "Kau menerimanya. Tuan Eun Ki mengatakannya padaku. Berikan padaku. Surat itu milikku", ucap In Yub.

Yoon Ok tersenyum kesal, apalagi In Yub memegang tangannya. Moo Myeong segera melepaskan tangan In Yub dan menegurnya. Ia mengatakan bahwa In Yub tidak boleh menyentuh majikan ataupun berbicara seperti itu kepada majikan. "Jika kau menghina majikan, maka kau bisa kehilangan nyawamu", ucap Moo Myeong.

"Kau mendengarnya, bukan?", ucap Yoon Ok. "Aku tidak apa-apa tapi hukum yang berjalan seperti itu. Jika kau menyentuhku tanpa seizinku, kau akan mati. Aku akan membiarkanmu berbicara tidak formal padaku untuk terakhir kalinya. Aku menganggap kau belum bisa memperbaiki kebiasaan lamamu.".

Yoon Ok melihat ke arah Moo Myeong dan berkata bahwa Moo Myeong harus mengubah kebiasaannya juga sehingga pelayan baru juga bisa memperbaiki kebiasaannya. "Kau harus berhenti berbicara formal padanya, bagaimana ia bisa menjadi pelayan?". Moo Myeong diam saja.

Yoon Ok segera pergi dari sana. "Saya minta maaf", ucap In Yub menghentikan langkah Yoon Ok. Yoon Ok yang sudah berada di tangga yang cukup tinggi menoleh, melihat In Yub yang ada di kaki tangga. In Yub berlutut pada Yoon Ok. Yoon Ok tersenyum mengejek. "Saya minta maaf, Nona. Tuan Eun Ki mempercayai anda, jadi ia membuat permintaan itu pada anda. Mohon, berikan surat itu padaku".

Yoon Ok tersenyum dan turun dari tangga. Ia berkata bahwa ia merasa buruk, karena In Yub sekarang sangat baik dan ia sangat ingin memberikan surat itupada In Yub, namun ia tidak bisa memberikannya lagi walaupun ia sangat ingin. Karena surat itu sekarang sudah ada di rumah Tuan Eun Ki. "Ada yang bilang orang yang haus akan menggali sumurnya sendiri, jadi mungkin Eun Ki akan mengirim surat lagi. Jadi, tunggu saja", ucap Yoon Ok sambil berbalik menaiki tangga dan masuk ke rumahnya.

In Yub terdiam. Moo Myeong juga memperhatikannya. Mungkin ia kasihan pada In Yub. Lalu ia berkata pada In Yub, "Ayo masuk ke dalam". Tapi In Yub hanya diam saja, tetap berlutut seperti tadi.

--

Lady Han menemui suaminya, Chi Kwon. Ia mengatakan bahwa keadaan sungguh kacau. Kediaman Menteri Pertahanan mau mempertimbangkan pernikahan, jika kita mengizinkan pasangan yang baru menikah tinggal bersama mereka, curhat Lady Han. "Apa yang sebaiknya kita lakukan, tuan? Mereka mencoba mencuri Eun Ki kita. Anak laki-laki mereka sungguh tidak memiliki kemampuan", ucap Lady Han.

"Bukankah kau yang ingin menikahkannya dengan keluarga itu?", tanya Chi Kwon.

"Kapan? Aku hanya ingin menaikkan posisi penawaran kita. Kita bisa mendapatkan tawaran pernikahan yang lebih baik", ucap Lady Han.

Chi Kwon berpikir dan meminta istrinya mengatakan pada mereka bahwa kita tidak masalah dengan permintaan mereka itu. Lady Han terkejut dan kesal mendengar keputusan suaminya. Lalu ia meletakkan surat Eun Ki di depan Chi Kwon dan berkata bahwa Eun Ki tidak akan mau mendengar. "Ini yang sedang ia rencanakan".

Chi Kwon membuka surat itu. "Yoon Ok yang membawa surat itu padaku. Aku sungguh malu", tambah Lady Han lagi. Chi Kwon membaca surat itu dan kemudian meremasnya dengan kesal.

--

Malam hari, Eun Ki mendatangi sebuah rumah kosong. Ia masuk ke sana. Kemudian terdengar narasi isi surat Eun Ki untuk In Yub.
Aku tahu ini berat dan aku tahu melarikan diri juga menakutkan. Jika aku hidup hanya satu hari lagi atau bahkan 100 tahun lagi, aku akan hidup hanya untukmu, In Yub. Ayo kita pergi bersama. 15 hari dari sekarang, aku akan menunggumu di rumahmu di pagi hari.
Terlihat rumah yang didatangi Eun Ki adalah rumah In Yub dulu.
--


Sekelompok pria berkuda mengejar seorang wanita. "Tangkap dia", ucap salah satu dari mereka. Mereka mempercepat lari kuda dan mengepung Sa Wol. Sa Wol kebingungan dan kemudian melihat celah dan mulai lari lagi. Para pria itu mengejar Sa Wol. Kali ini sambil membawa tali dan memutarnya seperti laso. Sa Wol terdesak sampai ke pinggir sebuah sungai.

Salat satu pria mendekati Sa Wol. Sa Wol tidak punya pilihan selain masuk ke sungai. Ia mulai berjalan, yapi pria itu menjerat lehernya dengan tali dan menariknya keluar dari sungai. "Kau bisa menganggap ini sebagai istrihat. Sudah berapa kali kau melakukan ini", ucap pria itu.

Sa Wol berkata bahwa ia hanya ingin kembali pada nonanya, dia tidak akan bisa tanpa dirinya. "Dia tidak dapat hidup!", ujar Sa Wol sambil menahan tangis.

Pria itu menyuruh Sa Wol sadar, karena nona itu juga sekarang sudah menjadi pelayan. "Apa yang akan kau lakukan jika sampai disana?", tanya pria itu sambil menarik tali di leher Sa Wol.

"Lepaskan aku! Aku harus pergi!", ucap Sa Wol sambil menahan sakit. "Aku mohon!".
 

Pria-pria itu berkumpul. Pria yang menangkap Sa Wol berkata pada temannya bahwa majikan Sa Wol sudah menyerah pada Sa Wol. Setiap ada kesempatan, Sa Wol pasti melarikan diri. Ia diperintahkan oleh majikannya untuk menjual Sa Wol pada siapa pun yang akan membelinya. -Terlihat Sa Wol diikat dan ditutup matanya dengan kain hitam.

"Berapa harganya?", tanya pria itu. -Ternyata ia Ba Woo, pelayan di rumah Eun Ki.

"Apa kau benar-benar mau membelinya?", tanya pria itu. Ba Woo mengangguk.

Sa Wol diangkat dan diberdirikan di depan Ba Woo. Ba Woo menoleh ke suatu arah. Dan di sana terlihat Chi Kwon sedang menunggu dan menganggukkan kepalanya tanda setuju. Ba Woo membalas menundukkan kepalanya pada Chi Kwon. Kemudian ia mengajak para pria itu pergi dari sana sambil membawa Sa Wol.

--

In Yub sedang menjemur. Terlihat Duk Goo mengintip di balik pagar dan melemparkan batu yang sudah dililit dengan kertas. In Yub mendengarnya dan mendekati pagar.

Ia melihat batu itu dan mengambilnya. Ia membaca surat itu dan bergegas berlari keluar mencari orang yang mengirimkan surat.

Tapi tidak ada siapa pun. Ia membaca surat itu yang berisikan tulisan "tempat pemakaman ibu".

Tiba-tiba Dan Ji muncul di pagar dan memanggilnya, "Hei.. hei!". In Yub terkejut. "Kau harus makan dan mencuci piring!". Ya, jawab In Yub gugup.

In Yub menyimpan surat itu di balik lengan bajunya. Seorang pria memperhatikannya. -sepertinya anak buahnya Moo Myeong, ga tahu juga.

In Yub hanya diam di depan makanannya. Dan Ji memarahi In Yub, "Jika kau sudah selesai makan, ambil piring kotor dari kamar Kepala Pelayan dan kamar Moo Myeong".

In Yub terkejut, "Hah?... Baiklah".

Gae Ddong memperhatikan In Yub dan bertanya pada Dan Ji, apa Dan Ji berpikir ia bersikap aneh?. "Bukannya dia selalu aneh. Sudah! Makan saja!", ucap Dan Ji.

In Yub mengambil piring dari kamar Kepala Pelayan. Kemudian ia mengetuk pintu kamar Moo Myeong. Moo Myeong membukakan pintu. Suasana terlihat sedikit canggung. Kemudian Moo Myeong memberikan piring kotornya pada In Yub. Ketika ia mengambil piring kotor, tidak sengaja In Yub meilhat pedang Moo Myeong tergantung di dinding kamar.

--

Sementara itu, Eun Ki sedang menunggu In Yub dengan penuh bahagia. Ia mengenggam jepit rambut milik In Yub. Terlihat seseorang masuk dari gerbang. Eun Ki terkejut melihat ibunya datang.

Lady Han datang beserta beberapa pelayan. Lady Han berkata ia minta maaf karena ia bukan orang yang ditunggu oleh Eun Ki. Kemudian ia membuang surat Eun Ki ke tanah. Eun Ki mengambil surat itu.

"Sampai kapan kau akan sadar? Sampai kapan kau melakukan ini pada ibumu?", ucap Lady Han marah.

Eun Ki bertanya bagaimana ibunya bisa mendapatkan surat itu.

"Apa itu penting sekarang? Aku akan kehilangan satu-satunya putraku tanpa menyadari apa pun!", ucap Lady Han.

Eun Ki marah dan tapi ia tidak mengatakan apa pun. Ia membulatkan tekadnya dan beranjak pergi. Lady Han bertanya kemana Eun Ki akan pergi. Eun Ki diam saja dan berlalu pergi. Eun Ki berlari dan Ba Woo mengejar di belakangnya.

--

Malam hari, Moo Myeong melihat In Yub keluar dari kamarnya dan membawa pedangnya. In Yub berjalan dan Moo Myeong diam-diam mengikutinya dari belakang.

Ternyata In Yub pergi ke tempat ibunya di kuburkan. Ia melihat ada gundukan tanah yang baru dan ada dupa yang masih menyala. Ia melihat ke arah gubug yang tidak jauh dari sana.
 

Duk Goo yang mengintip dari dalam, kemudian mengangkat penutup yang menutupi lilin di dekatnya. Perlahan gubuk itu menjadi lebih terang. In Yub meilhatnya dan mendekati gubuk.
 

Duk Goo keluar dari gubuk dan memanggil In Yub. Ia membuka ikat topi kepalanya dan kemudian berlutut. Duk Goo berkata bahwa ia telah menguburkan ayah In Yub di tempat ibu In Yub dikuburkan karena tidak ada tempat lain untuk menguburkannya. In Yub menangis dan menarik pedangnya. Ia mengacungkan pedang itu pada Duk Goo.

"Siapa? Siapa yang mengatakan kau boleh mengurus jenazah ayahku? Siapa yang menyebabkan keluargaku mengalami kekacauan ini?", ucap In Yub marah.

"Jangan maafkan saya. Mereka mengancam keluarga saya jadi... aku tidak punya pilihan lain".

"Siapa? Siapa di belakang semua ini?". Duk Goo masih diam tak menjawab. "Katakan sekarang! Siapa yang menjebak ayahku?".

Moo Myeong juga mengintip di balik kayu.

"Ayah anda ditugaskan secara rahasia oleh Raja Taejo. Ia diperintahkan untuk menemukan anggota Man Wol yang bersembunyi di luar Joseon. Jadi... saya ditugaskan untuk menyusup ke dalam kelompok itu", ucap Duk Goo sambil menangis.

Tiba-tiba seseorang memanah punggung Duk Goo. Ia terjatuh. Terlihat pria yang tadi memperhatikan In Yub sedang melepaskan anak panah kedua ke arah Duk Goo. Duk Goo terkena panah yang kedua. Dengan segera ia memasang badan di depan In Yub agar In Yub tidak terkena panah.

Moo Myeong melihat hal itu. Ia berjalan mendekati arah datangnya panah.

Duk Goo mengatakan bahwa ayah In Yub meninggalkan pesan untuk In Yub dipenjara. "Walaupun saya mengkhianatinya, tapi ia mempercayai saya sekali lagi. Dia ingin aku memberikan pesan itu pada anda". Duk Goo akan mengambil buntalan kain yang dibawanya dari dalam gubuk. Tapi ia terkena panah lagi. Kali ini sampai menembus tubuhnya. Dan Duk Goo pun terjatuh tewas.

In Yub memanggil-manggil Duk Goo. "Kau tidak boleh mati!", ucap In Yub sambil menangis. Pria itu kembali mengarahkan panahnya ke arah In Yub. Dan ia kan melepaskan anak panahnya...

Sementara In Yub terus menangis di samping Duk Goo...

Bersambung...

Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes