Sinopsis Maids Episode 3 Part 2

Sinopsis Maids Episode 3 Part 2 di Kdramastory.
== All images credit to the owner ==


 [Sinopsis Maids Episode 3 Part 1]

Sinopsis Maids Episode 3 Part 2

Nyonya Yoon berkata pada suaminya bahwa In Yub telah sampai. "Mengapa tidak kau kirim saja dia ke tempat yang lain? Walaupun ini permintaan Yoon Ok, tapi hal ini akan memberatkan bagi kita".

"Aku tidak membawanya ke sini karena permintaan Yoon Ok. Dia satu-satunya yang tertinggal yang masih berhubungan dengan si kriminal. Aku harus melihat apakah Penasehat Kerajaan masih meninggalkan sesuatu dibelakangnya. Atau apakah para pemimpin Koryo mencoba menghubungi putrinya. Aku akan mengawasinya dan menjaganya tetap didekatku", jelas Eung Cham.

Nyonya Yoon berkata bahwa ia benar-benar tidak berpikir sejauh itu. Untuk mendukung rencana suaminya, ia berjanji akan terus mengawasi In Yub. 

--


Nyonya Yoon diikuti oleh Yoon Ok dan Lady Kang, beserta bebarapa pelayan di belakangnya datang menemui In Yun dan Poong Yi. Moo Myeong memberi hormat kepada mereka.

Yoon Ok berlari mendahului ibunya dan bertanya pada In Yub, bagaimana keadaannya. Nyonya Yoon menegur Yoon Ok. Ia mengatakan sungguh mengharukan melihat kesetiaan dan rasa persahabatan Yoon Ok pada In Yub. Tapi bagaimanapun, In Yub sekarang tidak sama dengan Yoon Ok. Status sosial mereka sudah berbeda.

Yoon Ok berkata bahwa ia hanya kasihan pada In Yub. Ia dibawa ketika hari pernikahannya, dan sampai sekarang ia belum mengganti bajunya. Nyonya Yoon meminta Yoon Ok menjaga sikapnya.

Nyonya Yoon mengatakan pada In Yub sebagai pelayan wanita untuk melapor pada Kepala Pelayan untuk diberikan pelatihan. "Moo Myung akan mengurus pelayan pria". Moo Myeong memberi hormat pada Nyonya Yoon.

Nyonya Yoon memandang In Yub cukup lama dan kemudian pergi dari sana. Sepeninggal ibunya, Yoon Ok tersenyum mengejek pada In Yub dan seketika juga wajahnya berubah. Kemudian ia pergi menyusul ibunya.

In Yub duduk di lantai di kelilingi oleh para pelayan wanita. Mereka dengan 'gembira' menyambut kedatangan In Yub. Dan Ji sebagai ketua memberi hormat dan mengucapkan selamat datang pada In Yub, orang yang pernah mereka layani dan sekarang tinggal bersama mereka di asrama pelayan. "Apa yang kau ingin kami lakukan?", tanya Dan Ji.

In Yub menghela nafasnya dan menutup matanya. Dengan lemah ia berkata, "Untuk sekarang, aku ingin mandi".

Para pelayan tertawa mendengar permintaan In Yub. Dan Ji berkata agar In Yub jangan khawatir, mereka akan melakukan sesuai dengan permintaan In Yub. Dan Ji bersiul mengajak teman-temannya memulai 'tugas' mereka. Beramai-ramai In Yub dipapah. Dan Ji yang sudah berjalan di depan melihat sepatu In Yub. Dengan sengaja ia memakainya dan memperlihatkan pada In Yub, "Ah, bagaimana ini kakiku tidak sengaja memakai sepatumu lagi. Sepatumu jadi kotor. Apa yang harus kulakukan?", ucap Dan Ji.

Teman-teman Dan Ji yang lain tertawa. Dan Ji segera membuka sepatu yang dipakainya dan meletakkan kembali di depan In Yub. In Yub diam saja. "Ah.. ya!", kata Dan Ji sambil menepuk-nepuk jidatnya seolah baru ingat. Ia baru ingat bahwa In Yub tidak bisa memakai sepatu yang telah dipakai oelh orang sepertinya. "Apa kau ingin kami menggelar karpet untukmu? Baiklah, akan kami lakukan", ucap Dan Ji.

Ia menyuruh teman-temannya mengambil kain dan membentangkan di depan In Yub.

"Inilah karpet yang kau sukai. Seberapa jauh kau ingin dibentangkan karpet? Sampai dapur? Halaman belakang?", ucap Dan Ji.

In Yub marah dan mendorong pelayan wanita yang memegang tangannya. "Dan Ji, beraninya kau berkata seperti itu. Tidakkah kau takut pada langit! Kau akan dihukum oleh langit!".

Dengan berani Dan Ji mendekati In Yub dan menamparnya sampai terjatuh. "Apa kau lupa apa yang kau lakukan padaku? Siapa yang dihukum oleh langit di sini? Ayahmu sudah tercabik dan pengantin priamu sudah melarikan diri. Lihatlah kenyataanmu saat ini".

In Yub bangun dan memegang tangan Dan Ji. "Beraninya kau, seorang budak, menganiaya seorang bangsawan hanya karena dendam sepelemu itu. Kau tidak akan bertahan karena ini".

Dan Ji berdiri dan berkata bahwa In Yub benar-benar belum mengerti. Saat ini ia dan In Yub sama, sama-sama budak. "Bawa dia keluar!", perintah Dan Ji pada temannya.

Dan Ji mendorong pintu. Di luar ternyata para pelayan pria berkumpul menguping pembicaraan di dalam. In Yub ditarik oleh para pelayan wanita. Ia bertemu dengan Moo Myeong dan Poong Yi. Sekali lagi Poong Yi ingin menolong In Yub. Tapi lagi-lagi Moo Myeong menghalanginya. Moo Myeong berkata agar Poong Yi tidak ikut campur dengan urusan pelayan wanita.

--

Moo Myeong memperkenalkan Poong Yi pada pelayan pria yang lain. Ia mengatakan bahwa mulai hari ini Poong Yi akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Moo Myeong meninggalkan para pelayan pria. Sepeninggal Moo Myeong, Poong Yi memandang takut-takut pada pelayan-pelayan pria yang ada di sana.
 

Sementara In Yub terus diseret ke arah sebuah sumur. Dan Ji memerintahkan teman-temannya untuk membenamkan wajah In Yub ke dalam air. Gae Ddong ikut disana, tapi ia takut-takut melihat kelakuan teman-temannya.

In Yub dihempas ke lantai. Dan Ji bertanya bagaimana dengan mandinya. Apa In Yub puas dengan pelayanan mereka. In Yub berkata agar Dan Ji membunuh dia saja. Dan Ji menjawab bahwa ia tidak bisa melakukannya. Karena sekarang In Yub menjadi bagian dari keluarga mereka. Jadi ia harus melindungi In Yub dari bahaya.

In Yub marah dan meludahi Dan Ji, "Kau rendahan!".

Dan Ji marah mendengar makian In Yub. Ia memerintahkan teman-temannya untuk menutupi In Yub. Dua orang pelayan menarik tirai dan yang lain menutupi In Yub dengan selimut. Kemudian mereka beramai-ramai menginjak-injak In Yub.

--


Di rumah gisaeng, Yoon Seo bersama teman-temannya sedang minum-minum. Yoon Seo terlihat terpesona dengan Hee Ah yang sedang bermain musik. Salah seorang temannya berkata bahwa ia mendengar keluarga Yoon Seo mendapatkan palayan wanita baru yang cantik. Yoon Seo berkata bahwa teman-temannya pernah melihat gadis itu. Ia gadis yang menyebabkan kekacauan di pesta ulang tahun ayahnya.

"Pengantin wanitanya Eun Ki?", tanya temannya. Hee Ah melirik mereka, seperti mencuri dengar pembicaraan mereka. "Ia terlihat sedikit pemarah, tapi manis. Ayo kita pergi dan lihat dia. Wanita yang paling menggairahkan adalah istri pria lain", ajak temannya.

"Seorang istri dan kemudian sekarang menjadi pelayan. Aku yakin para pria di kota ini bertaruh siapa yang paling pertama membuka bajunya", ucap teman-teman Yoon Seo. Mereka yakin pelayan itu masih perawan. Dan Yoon Seo yang juga tinggal di rumah yang sama dengan pelayan itu, jadi Yoon Seo mendapatkan keuntungan, canda teman-temannya.

Yoon Seo marah mendengar ucapan teman-temannya. Ia berkata bahwa Eun Ki adalah temannya. "Kalian anggap apa aku ini?". Hee Ah tersenyum sinis mendengar ucapan Yoon Seo.

Teman-temannya   berkata kalaupun Yoon Seo tidak mendekatinya, orang lain yang akan melakukannya. "Jika kau tidak mau, berikan ia padaku. Aku tidak terlalu dekat dengan Eun Ki. Jadi aku tidak akan merasa bersalah", ucap teman-temannya sambil tertawa. Yoon Seo terlihat marah.

Hee Ah juga menghentikan permainan musiknya. Yoon Seo menenangkan teman-temannya. Ia berkata di sini sudah banyak bunga jadi buat apa mereka membicarakan bunga yang lain.

"Ga Hee Ah! Sini, duduklah di sampingku! Kami datang ke sini bukan untuk mendengar musik. Kami datang untuk melihat wajahmu", ucap Yoon Seo pada Hee Ah.

Hee Ah berkata bahwa ia akan menghentikan permainan musik dan ia mempersilahkan Yoon Seo dan teman-temannya untuk bersenang-senang. Yoon Seo dan teman-temannya terkejut mendengar ucapan Hee Ah. Yoon Seo berkata bahwa ia meminta Hee Ah untuk duduk di dekatnya.

Hee Ah menolak secara halus dan berkata bahwa seorang gisaeng yang memberi pertunjukan tidak menuangkan minum kepada tamu. "Banyak gadis di sini. Jadi bersenang-senanglah!", ucap Hee Ah sambil membereskan alat musiknya.

Yoon Seo berdiri dan mencoba menahan Hee Ah. Ia memegang tangan Hee Ah dan mengajaknya duduk sebentar. Melihat Hee Ah hanya diam saja, Yoon Seo berkata bahwa mungkin Hee Ah tidak mengenal siapa dirinya. Hee Ah mendekati Yoon Seo. Yoon Seo kegeeran. Ia pikir Hee Ah akan memeluknya. Padahal Hee Ah mendekati Yoon Seo untuk membisikkan, "Ayahmu tidak akan menyukai ini!". Yoon Seo terkejut dan refleks melepaskan tangannya. Hee Ah tersenyum melihat Yoon Seo terkejut.

Yoon Seo terkejut dan berkata bahwa ia dalam masalah besar. "Aku merasakan ketertarikan itu lagi".

--

Sementara Poong Yi mentraktir para pelayan pria. Mereka berterima kasih karena kedatangan pelayan baru, mereka bisa makan daging. Gae Ddong keluar dan ikut makan bersama para pelayan pria. Gae Ddong bertanya mengapa para pelayan pria tidak melakukan 'penyambutan' pada pelayan yang baru. Mereka mengatakan bahwa hanya salah satu dari berdua yang harus melalui penyambutan itu. "Poong Yi, kau lulus penyambutan dengan melakukan ini", ucap salah satu pelayan pria.

Poong Yi tersenyum senang. Sementara para pelayan pria dan Gae Ddong sibuk dengan makanan dan minuman, perlahan-lahan Poong Yi masuk ke dalam asrama pelayan. Ia mengambil sesendok air dan mendekati In Yub yang masih ditutupi dengan tirai dan selimut. Dengan takut-takut ia mendekati In Yub sambil membawa sendok air.

Ia mencoba membangunkan In Yub, "Agashi!". Poong Yi menggoyangkan badan In Yub. Tapi tidak ada reaksi. Poong Yi membuka selimut yang menutupi kepala In Yub. Ia akan menyendokkan air, tapi karena sendoknya besar, jadi tidak bisa. Ia memutuskan untuk meminumnya dan seperti akan memasukkan air ke dalam mulut In Yub melalui mulutnya.

Poong Yi mendekati wajah In Yub. Tiba-tiba In Yub membuka matanya. Poong Yi terkejut dan segera menelan semua air yang ada di mulutnya. In Yub bangun. Poong Yi memberikan sendok air pada In Yub. Dengan perlahan, In Yub meminum air yang diberikan oleh Poong Yi.

Poong Yi memberi nasihat pada In Yub. Ia berkata bahwa ia tahu bahwa ini sulit, tapi In Yub harus bertahan. "Mereka mengatakan bahwa ini adalah sebagai penyambutan bagi pelayan baru. Semuanya harus melalui hal ini ketika mereka pertama kali datang ke sana.

"Sekarang, yang kau miliki di sisimu hanya aku", ucap Poong Yi. Perlahan ia akan menyibakkan rambut In Yub yang menutupi luka di dahinya. In Yub terkejut melihat sikap Poong Yi. Ia segera menepis tangan In Yub dengan kasar.

Awalnya Poong Yi terlihat takut. Tapi kemudian ia berkata bahwa sepertinya In Yub belum memahami dengan apa yang terjadi sekarang. Jika In Yub terus bersikap seperti ini, In Yub yang akan rugi.

"Apa?", ucap In Yub terkejut.

"Kita sekarang berada di kelas yang sama. Apa anda pikir mudah hidup sebagai pelayan tanpa perlindungan dari seorang pria? Apa lagi untuk anda yang tidak tahu sama sekali", ucap Poong Yi sambil mengejek.

"Jadi, sekarang kau berani berkata bahwa kau akan melindungiku?", tanya In Yub.

Poong Yi duduk mendekati In Yub. "Kita sudah melewati semuanya bersama-sama". Poong Yi dengan berani menggenggam tangan In Yub. "Jangan khawatir. Aku akan mengambil tanggung jawab dan akan melindungimu".

Poong Yi mulai mengelus tangan dan bahu In Yub. In Yub sangat terkejut dan melihat bantal(?) yang keras di dekatnya. Ia memukulkan bantal itu ke kepala dan tubuh Poong Yi. Kemudian ia berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki. Di tangga ia hanya melihat satu pasang jerami yang tersisa, ntah dimana sepatunya.

Sampai di luar asrama pelayan, ia melihat para pelayan pria dan pelayan wanita sedang menyaksikan sebuah pertunjukan yang dilakukan oleh temannya. Mereka tidak melihat kepergian In Yub. In Yub keluar dari kediaman Menteri Pertahanan. Dan In Yub berjalan sendirian di tengah malam. Ia terlihat kebingungan.
 


Yong Joon masuk ke dapur bersama Dduk Swe. Ia menyuruh Dduk Swe masuk duluan karena ia akan mengganti bajunya. Ia mendekati tempat In Yub disiksa. Ia mengintip di balik tirai. Tapi ia heran, karena In Yub tidak ada di sana.

Dan Ji mendekatinya dan mengejutkannya. Dan Ji bertanya apa yang dilakukan Yoon Joo di sana. Yong Joon yang terkejut tidak sadar celananya jatuh. Dan Ji berteriak terkejut melihat Yong Joon. Setelah habis rasa terkejutnya, Dan Ji bertanya, "Apa kau... ?" sambil menunjuk ke arah tempat In Yub.

"Jangan mengada-ngada. Tidak ada siapa pun di dalam", ucap Yong Joon. "Tidak ada siapa-siapa?", tanya Dan Ji terkejut. Cepat-cepat ia membuka tirai. Benar, tidak ada siapa pun di sana.

--

Sementara terlihat Eung Cham berbicara dengan seseorang secara rahasia. "Aku membutuhkanmu melakukan sesuatu secara rahasia untukku. Aku ingin kau menemukan satu... bukan dua orang. Seorang ibu dan seorang anak. Aku tidak tahu anak itu laki-laki atau perempuan. Dulu dia salah satu pelayan di kediaman ratu. Ibunya mengatakan bahwa ia masih hidup". Eung Cham memberikan secarik kertas pada orang di hadapannya. Terlihatlah orang itu adalah Moo Myeong.

"Bawa mereka ke sini", perintah Eung Cham pada Moo Myeong.

"Saya mengerti", jawab Moo Myeong.
 --

Terlihat Dan Ji mencari Moo Myeong. Setelah bertemu dengan Moo Myeong, Dan Ji mengatakan bahwa pelayan yang baru menghilang.

"Apa?", tanya Moo Myeong.

Dan Ji mengatakan setelah mereka melakukan perploncoan, mereka meninggalkan In Yub di kamar. Dan sekarang ia menghilang. Ia sudah mencari In Yub kemana mana tapi tidak ada. Moo Myeong segera masuk ke kamarnya dan mengambil peralatannya. Ia berpesan pada Dan Ji untuk memberitahu kepala asrama dan mencari di seluruh rumah. Moo Myeong segera pergi mencari In Yub.

In Yub telah sampai di depan rumahnya. In Yub melangkah di dalam kediamannya. Ia teringat ucapan ayahnya yang mengatakan bahwa ia berterima kasih In Yub sudah menjadi putrinya dan ia juga meminta maaf pada In Yub karena tidak bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama In Yub. In Yub teringat ia meminta doa restu pada ayahnya. In Yub juga mengingat kebersamaannya bersama Eun Ki.


Tiba-tiba ia melihat Eun Ki duduk bersandar di sebuah tandu di sana. Eun Ki tidak melihat In Yub. In Yub berniat mendekati Eun Ki. Tapi ia teringat dengan keadaannya yang kacau tanpa alas kaki. Sambil menangis, perlahan In Yub mulai mundur.

Eun Ki merasa ada seseorang dibelakangnya. Ia menoleh dan berkata, "Apakah itu kau In Yub? In Yub?", panggil Eun Ki.

Secepatnya In Yub bersembunyi di balik pintu.

Apa yang kau lakukan di sana?", tanya Chi Kwon. Ia datang bersama beberapa pelayannya. Chi Kwon mengajak Eun Ki pulang, tidak khawatirkah ia pada ibunya yang menunggu di rumah.

"Aku akan pergi ke Jeju", ucap Eun Ki.

"Lupakan dia", perintah Chi Kwon.

Eun Ki memohon pada ayahnya untuk menyelamatkan In Yub karena In Yub adalah istrinya. In Yub masih di persembunyiannya dan mendengar ucapan Eun Ki.

Chi Kwon mengatakan pada EUn Ki bahwa In Yub adalah putri seorang pengkhianat, pernikahan belum sempurna, bersyukur kita tidak menjadi besan mereka. "Kau harus bersyukur karena ia masih hidup!".

"Aku memilih untuk mati bersama!", ucap Eun Ki. Chi Kwon menampar Eun Ki. In Yub terkejut melihat Eun Ki ditampar oleh ayahnya.

"Bawa dia!", perintah Chi Kwon pada pelayannya. Kemudian Chi Kwon berbalik pergi.

Para pelayan memegangi Eun Ki. Eun Ki melepaskan tangannya dan berteriak, "Aku harus menemukan In Yub!".

Chi Kwon berbalik dan berkata, "Jika kau harus pergi dan ingin menjadi suami In Yub, pergilah!". Chi Kwon mendekati Eun Ki dan bertanya tahukah Eun Ki apa yang akan dihadapi oleh Eun Ki jika ia memutuskan menjadi suami In Yub. "Kau akan dituduh sebagai pengkhianat atau kau akan menjadi budak seperti dia. Keluarga kita akan diberi label sebagai pengkhianat! Sama seperti keluarganya, keluarga kita juga akan dilenyapkan. Jika jalan ini yang ingin kau tempuh, pergilah! Aku tidak akah menghentikanmu! Pergi!".

Eun Ki terdiam. Para pelayan mengajak Eun Ki untuk pulang. In Yub hanya bisa melihat kepergian Eun Ki. Air matanya menetes.


Tiba-tiba ada sebuah pedang ditodongkan dilehernya. In Yub hanya melihatnya dengan lemah. "Ayo kembali! Rumah ini bukan milikmu lagi, Nona!", perintah Moo Myeong.

==Kembali ke scene di awal episode 1==

In Yub berjalan tertatih diikuti oleh Moo Myeong. Mereka melewati jembatan. In Yub berhenti kelelahan dan kesakitan karena kuku kakinya luka. Ia juga tidak memakai alas kaki padahal salju sedang turun. Moo Myeong membuka alas kaki miliknya dan memberikannya pada In Yub. -O, dulu saya pikir Moo Myeong membawa sepatu yang lain.

Moo Myeong meletakkan sepatu itu di depan In Yub. In Yub hanya melihat sepatu itu. Moo Myeong berkata jika In Yub tidak berhati-hati dengan kaki beku, maka In Yub bisa kehilangan kakinya. Moo Myeong berjalan mendahului In Yub. Karena In Yub masih saja diam, ia berbalik dan mendekati In Yub. Moo Myeong berkata jika In Yub tidak mau diperlakukan seperti tas dan diseret ke sana, maka jalanlah dengan kakinya. Moo Myeong juga menyuruh In Yub memakai sepatu yang ia berikan jika In Yub masih ingin hidup.


In Yub mulai berlari ke arah yang berbeda. Moo Myeong mengambil tali dipinggangnya dan menjerat leher In Yub dari jauh. In Yub diseret seperti tas samapi ke dekat Moo Myeong. Begitu sampai di dekatnya, Moo Myeong menarik In Yub berdiri. In Yub dengan marah memukul Moo Myeong. Moo Myeong segera mengikatkan tali keseluruh tubuh In Yub.

In Yub memandang Moo Myeong dengan marah, "Kalian, apa kalian itu manusia? hanya karena situasi hidupku berubah, kalian juga berubah menjadi orang lain dalah waktu semalam saja? Baru kemarin, kalian membungkuk padaku, tapi hari ini kalian meludahiku? Kalian monster! Apa kalian pikir kalian itu manusia?".

Moo Myeong mengatakan bahwa In Yub benar. Kami bukan manusia. "Kapan kau pernah memperlakukan kami sebagai manusia?', tanya Moo Myeong. "Kau orang yang marah hanya karena seorang pelayan mencoba sepatumu, kau juga orang yang mengatakan punggung terlalu kotor untuk kau pakai. Sekarang kau seorang budak, apa kau kesal karena orang-orang yang kau injak tidak bersikap baik padamu? Angkat kepalamu! Sekarang kau bukan lagi seorang manusia, melainkan seorang budak!".

In Yub tidak percaya dengan ucapan Moo Myeong. Moo Myeong memarahi In Yub dan meyakinkan In Yub bahwa ini benar, In Yub adalah seorang pelayan bukan seorang manusia lagi. Dengan menggelengkan kepalanya, In Yub melangkah mundur. Ia mendekati tebing yang dibawahnya mengalir sebuah sungai. Dan ia melompat ke dalamnya. In Yub mencoba melepaskan tali yang mengikat tubuhnya. Tapi tidak berhasil. Perlahan In Yub lemah dan menutup matanya.

Sementara di atas tebing, Moo Myeong membuka ikatan topinya. Ia berjalan mendekati tebing dan melompat ke air. Ia mencari keberadaan In Yub dan menemukannya tak bergerak di dalam air. Moo Myeong mencoba mengguncang-guncangkan tubuh In Yub tapi In Yub hanya diam saja. Ia membawa In Yub ke atas air...
 

Bersambung...

Sedikit Komentar : 

Hmm... Gook Yoo, ayahnya In Yub menganggap Chi Kwon, ayah Eun Ki, benar-benar sebagai sahabatnya, apalagi anak-anak mereka akan menikah. Buktinya ia mempercayakan tentang rencana rahasianya pada Chi Kwon. Tapi apa Chi Kwon benar-benar sahabat Gook Yoo? Mungkin saja ia memang tidak mengkhianati Gook Yoo dan memberikan informasi yang salah tentang Gook Yoo. Ia juga menolak menjadi saksi bagi Gook Yoo karena takut keluarganya akan dibunuh, tapi dihadapan Eun Ki pun, ia sama sekali tidak membela Gook Yoo dan mengatakan yang sebenarnya. Apa ia takut dengan tindakan yang akan diambil oleh Eun Ki jika mengetahui kebenarannya?

Chi Kwon memang pura-pura baik pada Eung Cham, tetapi ternyata Eung Cham sendiri memiliki maksud-maksud tertentu yang belum diketahui. Ia juga mencurigai Chi Kwon berada di pihak siapa. Apasebenarnya rencana yang dibicarakan oleh Nyonya Yoon?

Apa Moo Myeong yang menjebak Gook Yoo. Sepertinya ia yang meletakkan batang kayu yang bertuliskan nama Gook Yoo di tumpukan tanah di lokasi persembunyian kelompoknya, tapi saya kurang yakin karena tidak begitu jelas. Jika memang benar, berarti nanti In Yub akan menyukai Moo Myeong, orang yang telah menjebak ayahnya. Apakah benar Moo Myeong yang melakukannya?

Poong Yi! Poong Yi! Saya pikir dia akan menjadi orang yang akan tulus melindungi In Yub, tapi ternyata ia juga tipe mengambil kesempatan dalam kesempita.

Kasian In Yub! Memang ia salah memperlakukan para pelayan di kediaman Menteri Pertahanan seperti itu, tapi ia bersikap baik pada Sa Wol. Apa sikap para pelayan di kediaman Eung Cham akan terus seperti itu? Apa mereka mau berteman dengan baik dengan In Yub? In Yub sama sekali clueless bagaimana beratnya hidup sebagai pelayan. Bisa dibilang ia tidak memiliki hak apa pun atas dirinya. Bagaimana ia melindungi dirinya sendiri?

Yuk, ikuti terus sinopsis drama ini yaa... Gomaweoyo...

[Sinopsis Maids Episode 4 Part 1]

Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes