[Sinopsis Maids Episode 10 Part 1]
Sinopsis Maids Episode 10 Part 2
In Yub sudah kembali ke kamarnya. Ia sedang duduk merenung. Ia mengingat Moo Myeong yang ternyata adalah anggota dari kelompok Man Wol. Tiba-tiba Hee Ah datang meminta izin untuk masuk ke kamar. Ia datang membawakan obat untuk In Yub. Ia meminta In Yub minum obat yang dibawakannya agar In Yub memperoleh kembali kekuatannya. Hee Ah mengatakan bahwa Tuan Eun Ki dan Moo Myeong memintanya untuk menjaga In Yub.
In Yub mengambil mangkuk dan meminum obat yang diberikan oleh Hee Ah. Kemudian ia meminta izin menanyakan sesuatu pada Hee Ah.
"Silahkan saja", jawab Hee Ah.
In Yub bertanya sudah berapa lama Hee Ah mengenal Moo Myeong. Hee Ah terlihat sedikit gugup. "Orang seperti apakah Moo Myeong itu? Apakah kau pernah mendengar kelompok Man Wol?". Hee Ah terkejut mendapatkan pertanyaan seperti itu dari In Yub.
Scene beralih ke halaman rumah gisaeng. Terlihat Eun Ki berdiri di depan pintu gerbang memandang ke arah rumah gisaeng. Sepertinya ia mengingat In Yub. Tetapi sesaat kemudian ia berbalik, dan pergi dari sana.
Moo Myeong sudah kembali ke kediaman Menteri Pertahanan bersama dengan Hae Sang. Moo Myeong menutup pintu gerbang. Kemudian Hae Sang mengingatkan Moo Myeong untuk tidak pernah melewati batas lagi. "Ini kesempatan terakhir untukmu".
"Saya tahu", ucap Moo Myeong. Ia tahu bahwa ketua belum memaafkannya, ketua hanya memberikan penawaran padanya.
"Kecuali kalau kau berencana hidup bersama In Yub di alam baka, kembali ke tempat asalmu!", perintah Hae Sang. "Aku tidak bisa... kehilanganmu seperti ini".
Moo Myeong agak terkejut mendengar ucapan Hae Sang. Moo Myeong menjawab walaupun tanpa In Yub sebagai hadiahnya, ia tetap akan menyelesaikan tugasnya karena ini adalah tujuan utama hidupnya.
Hae Sang berbalik menghadap Moo Myeong, "Kau harus... berhasil!", ucapnya. Dan kemudian ia berbalik melanjutkan langkahnya.
Mereka akan sampai di depan pintu dapur. Kebetulan Poong Yi keluar dari dapur. "Kemana saja kau?", tanya Poong Yi pada Moo Myeong. "Nyonya mencarimu".
Moo Myeong menghela nafasnya dan berbalik. "Bukan ke arah sana", ucap Poong Yi. "Ke sana..", sambung Poong Yi sambil menunjukkan arah dengan wajahnya.
Hae Sang sedikit terkejut tapi tidak mengatakan apa pun.
Moo Myeong turun ke ruang bawah tanah. Di belakangnya, Poong Yi berjalan santai dan terlihat senang. Moo Myeong terkejut melihat Ok Yi diikat di sana.
"Moo Myeong!", ucap Ok Yi menangis.
"Jelaskan padaku apa yang terjadi, sekarang juga", perintah Nyonya Yoon pada Moo Myeong. Moo Myeong hanya diam.
Hae Sang masuk ke dapur. Ia heran melihat keadaan dapur yang sangat sepi, tidak ada siapa pun di sana. Kemudian ia mendengar suara orang menangis dan suara orang memukul dari ruang bawah tanah.
Di ruang bawah tanah, Poong Yi menyiram wajah Moo Myeong agar ia sadar kembali. Punggung Moo Myeong merah-merah bekas pukulan dari Poong Yi.
"Aku bertanya sekali lagi. Apa alasanmu membiarkan wanita ini hidup?", tanya Nyonya Yoon. Moo Myeong tidak menjawab. "Apa tuan yang memberi perintah padamu? Apa ia yang memerintahkanmu menyembunyikannya? Apakah kau juga diam-diam membawanya masuk ke rumah ini seperti tikus di malam hari?"
Moo Myeong masih diam. Nyonya Yoon menyerah. Ia merasa ini tidak akan berhasil. Ia memerintahkan Poong Yi memukul Moo Myeong lagi sampai ia mau bicara. Ok Yi menangis memohon dimaafkan. Ia tidak bisa berbicara karena mulutnya disumpal dengan kain.
Poong Yi mengambil ancang-ancang dan memukul Moo Myeong dengan keras. Moo Myeong berteriak menahan sakit.
Sementara itu Eung Cham baru pulang. Hae Sang menemui Eung Cham. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan. Nyonya Yoon sudah menemukan Ok Yi dan membawanya ke ruang bawah tanah. Dan saat ini Moo Myeong juga disiksa karena telah membiarkan Ok Yi hidup.
Eung Cham terkejut. Ia meminta Hae Sang menunjukkan jalannya.
--
Poong Yi masih memukul Moo Myeong. Nyonya Yoon memerintahkan Poong Yi untuk berhenti. Nyonya Yoon berkata bahwa ia lebih kecewa terhadap Moo Myeong daripada terhadap Ok Yi. "Kau tangan kananku. Aku mempercayaimu. Kau membelot dengan mudahnya. Berani-beraninya kau menusukku dari belakang!".
Moo Myeong hanya meminta maaf pada Nyonya Yoon.
"Oleh sebab itu! Kau harus mengatakan semuanya padaku! Siapa yang memerintahkanmu membiarkannya hidup?", teriak Nyonya Yoon.
Moo Myeong masih tidak menjawab.
"Itu perintahku!", sahut Eung Cham yang terburu-buru menuruni tangga. Ok Yi melihat Eung Cham yang datang bersama Hae Sang dan dua pelayan pria lainnya.
"Ini bukan masalah yang seharusnya anda intervensi, Tuan. Naiklah ke atas", ucap Nyonya Yoon.
"Ini juga bukan tempat seharusnya kau berada", sahut Eung Cham cepat sambil memandang tajam pada istrinya. "Pindahkan mereka ke atas dan panggilkan dokter", perintah Eung Cham pada pelayan pria yang ada di sana.
"Hukuman mereka belum selesai", cegah Nyonya Yoon.
"Apa yang sebenarnya kesalahan mereka?", tanya Eung Cham kesal. "Bersalah karena menerima peintah dariku dan hamil? Bersalah karena menyelamatkan pelayan wanita yang hamil? Tidak ada satu perbuatan pun yang berhak menerima hukuman", ucap Eung Cham.
"Mereka bersalah karena tidak mematuhi perintah majikannya dan karena itu mereka ada di sini", ucap Nyonya Yoon keras kepala.
Dengan sinis Eung Cham bertanya balik, perintah seperti apa yang diberikan oleh Nyonya Yoon pada mereka. Nyonya Yoon tidak bisa menjawab. Ia terkejut karena suaminya berani membantah dirinya. Ia memandang Eung Cham dengan marah.
Eung Cham kembali menyuruh pelayan untuk membawa Moo Myeong dan Ok Yi ke atas. Pelayan pria membuka tali yang mengikat tangan Moo Myeong dan memapah Moo Myeong ke atas. Ketika melewati Eung Cham, Eung Cham melihat sesuatu di bahu Moo Myeong. Tapi Eung Cham tidak bisa melihat dengan jelas karena punggung Moo Myeong keburu ditutup dengan baju. Eung Cham mengernyitkan wajahnya. Ia terlihat memikirkan sesuatu.
Para pelayan sedang memasak di dapur. Dari arah belakang, Ok Yi dan Moo Myeong keluar dari ruang bawah tanah. Yong Joon yang pertama kali melihat mereka. Ia terkejut. Ia berpikir ia melihat hantu. Pelayan lainnya juga melihat Ok Yi. Mereka menangis menyambut Ok Yi. Mereka menyalahkan Ok Yi yang tidak mengatakan seusatu apa pun sehingga mereka salah paham pada Moo Myeong selama ini.
"Apa yang kalian lakukan? Segera bawa dia ke tempat tidur", perintah Hae Sang.
Mereka membantu Ok Yi berjalan ke kamar. Ibu Dan Ji menahan Moo Myeong. Ia meminta maaf karena sudah salah paham pada Moo Myeong selama ini. Moo Myeong tidak menjawab.
Nyonya Yoon berkata bahwa saat ini Eung Cham pasti sangat bahagia, sebentar lagi Ok Yi akan melahirkan seorang anak.
Dengan kesal, Eung Cham membanting teko teh yang sedang dipegangnya. "Walaupun begitu, membunuh seorang wanita yang sedang mengandung adalah sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang manusia".
Dengan kesal Nyonya Yoon berkata bahwa ia tidak mempedulikan hal itu, saat ini mereka akan segera mendapatkan pelayan yang baru di rumah mereka dan dengan cepat kejayaan mereka akan meningkat. Eung Cham tersenyum sinis.
Nyonya Yoon melanjutkan. Ia berkata bahwa ia menghukum mereka bukan karena ia merasa cemburu. Ia menghukum mereka karena mereka tidak mematuhi perintahnya.
"Mereka tidak melawan perintahmu. Mereka hanya mengikuti perintahku", sahut Eung Cham.
Nyonya Yoon bertanya hasil dari perilaku Eung Cham. Saat ini jumlah pelayan di rumah mereka akan meningkat. Walaupun bukan ia yang melahirkan anak itu, anak itu tetap memiliki garis darah dari Eung Cham. "Apa kau mengerti bahwa aku tidak mau memperlakukan anakmu sebagai orang rendahan?", ucap Nyonya Yoon sambil menahan tangisnya.
Eung Cham memandang istrinya dengan tajam. "Aku tidak tahu kau tulus ataupun tidak, tapi aku memberi peringatan pada mu sekarang. Jangan pernah menyentuh Moo Myeong atau Ok Yi!". Nyonya Yoon memandang Eung Cham dengan marah. "Walaupun itu kau, aku tidak akan memaafkanmu", ancam Eung Cham.
--
Hae Sang merawat Moo Myeong yang tertidur di kamarnya. Tiba-tiba pintu dibuka oleh Eun Ki, tanpa diketuk. Ia memandang ke arah Hae Sang.
Hae Sang menemui Eun Ki sepertinya di kamarnya Hae Sang. Dengan suara yang lemah Eun Ki bertanya apa hubungan Hee Sang dengan ayahnya. Hae Sang sangat terkejut mendengar pertanyaan Eun Ki dan mengangkat wajahnya memandang ke arah Eun Ki. "Pekerjaan rahasia apa yang dilakukan oleh ayahku?", tanya Eun Ki lagi.
Hae Sang tersenyum dan menjawab bahwa ia tidak berhak menjawab pertanyaan itu. Ia menyarankan agar Eun Ki menanyakan langsung pada ayahnya.
"Apakah ayahku ada hubungannya dengan kelompok Man Wol? Apakah karena sebab itu aku dibiarkan hidup dan In Yub dihukum?", tanya Eun Ki lagi. Hae Sang tidak menjawab pertanyaan Eun Ki. Ia mengalihkan pandangannya dari Eun Ki. Eun Ki berkata lagi, jika Hae Sang menolak menjawab pertanyaan yang sebelumnya, ia yakin bahwa Hae Sang bisa menjawab pertanyaannya yang ini. "Apakah Moo Myeong... bekerja untuk ayahku?".
Hae Sang hanya tersenyum dan menjawab bahwa sepertinya Eun Ki benar-benar harus berbicara dengan ayahnya.
Eun Ki hanya memandang Hae Sang. Ia terlihat putus asa.
--
Eun Ki pulang ke kamarnya dengan langkah lesu. Ia masuk ke kamarnya dan menutup pintu.
"Apa kau yang membantu In Yub melarikan diri?", tanya Yoon Ok yang sudah ada di kamar Eun Ki. Eun Ki terkejut. Ia melihat Yoon Ok dengan tatapan marah. Ia menghela nafasnya dengan berat dan membuka topinya. "Aku akan menggunakan seluruh kekuatanku untuk menemukan In Yub. Dan aku akan memastikan ia membayar karena ia sudah mempermalukan kediaman kita dan mempermalukan majikan!", ucap Yoon Ok marah.
Eun Ki terdiam sejenak mendengar ucapan Yoon Ok. Tapi sesaat kemudian ia meminta Yoon Ok pergi dan meninggalkannya sendirian.
Yoon Ok menoleh ke arah Eun Ki. Dengan marah ia berdiri dan mendekati Eun Ki, "Kau bertingkah seperti ini karena kau mengkhawatirkannya...".
Eun Ki melempar topinya ke dalam lemari dengan kasar. "Pergi!", teriak Eun Ki. Yoon Ok terlihat mengkeret. Eun Ki mendekati In Yub. Ia mencengkeram bahu Yoon Ok dengan kuat dan menguncang-guncang bahunya. "Apa yang kau inginkan? Kau tidak menginginkan In Yub. Kau menginginkanku! Kau tidak bisa mengontrolku, makanya kau menghukum In Yub! Berhenti membicarakan orang yang tidak bersalah! Apa yang kau inginkan? Aku!".
Eun Ki melepas cengkeramannya dengan kasar. Ia berbalik dan membuka pintu kamar dengan keras, meninggalkan Yoon Ok sendirian di kamarnya. Yoon Ok tertegun, ia terkejut dibentak oleh Eun Ki.
--
Eung Cham datang ke kamar Moo Myeong. Moo Myeong terkejut dan terbangun dari tidurnya. "Jangan khawatir. Ini aku", ucap Eung Cham.
Moo Myeong terbangun dan segera memakai bajunya. Eung Cham bertanya apakah Moo Myeong merasa sangat kesakitan.
Moo Myeong menjawab ia baik-baik saja.
Eung Cham meminta memeriksa luka Moo Myeong. Moo Myeong berusaha menolak. Tapi Eung Cham membuka baju Moo Myeong dan melihat ada tanda di pundak Moo Myeong. Eung Cham mengingat ucapan wanita tua itu beberapa waktu yang lalu.
"Aku lihat kau memiliki tanda di bahumu. Sejak kapan tanda itu ada? Apakah sejak kau lahir?", tanya Eung Cham.
Moo Myeong sedikit bingung. Ia menarik kembali bajunya dan menjawab iya.
Eung Cham bertanya lebih lanjut. "Kau tumbuh tanpa orang tua? Dan apakah kau hidup berpindah-pindah bersama para saudagar ketika kau masih kecil?"
Moo Myeong terkejut mendengar pertanyaan Eung Cham. Tapi kemudian ia membenarkan pertanyaan Eung Cham.
Eung Cham bertanya apakah Moo Myeong memiliki benda yang ditinggalkan oleh orang tuanya, benda yang selalu dibawa oleh Moo Myeong.
Moo Myeong mengerutkan dahinya. Ia menjawab bahwa ia tidak memiliki benda semacam itu.
--
Nyonya Yoon memanggil Ok Yi. Ok Yi datang bersama Hae Sang. Nyonya Yoon memandang Ok Yi cukup lama. Ok Yi terlihat gugup. Ia menundukkan wajahnya. Lalu Nyonya Yoon tersenyum dan bertanya bagaimana keadaan Ok Yi.
Hae Sang menjawab bahwa Ok Yi sedikit stres, jadi perutnya terasa sedikit sakit. Saat ini Ok Yi dalam masa pemulihan.
Nyonya Yoon tersenyum dan bertanya pada Hae Sang kapan perkiraan Ok Yi akan melahirkan.
"Ia akan melahirkan dalam bulan ini", jawab Hae Sang.
Nyonya Yoon tersenyum dan melirik ke arah Ok Yi. Ia berkata bahwa Ok Yi telah mengalami masa yang sulit terakhir kali ia berada di kediamannya. Ia mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan lain ketika melakukan semua hal yang dilakukannya pada Ok Yi. Ia melakukan itu demi kedamaian di rumah tangganya. Saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan lagi dan ia bisa menerima Ok Yi kembali. Ia mendoakan agar Ok Yi bisa melahirkan dengan selamat.
Ok Yi mengangkat wajahnya. "Apa anda benar-benat tulus?".
Nyonya Yoon berkata bahwa sejujurnya ia tidak bisa melakukan ini dengan tulus. Ok Yi kembali menundukkan wajahnya. Nyonya Yoon berkata bahwa Tuan Seo sudah mengetahui semua ini dan sangat baik pada Ok Yi. Jadi ia harus tunduk pada keinginan suaminya.
Hae Sang terkejut mendengar ucapan Nyonya Yoon. Nyonya Yoon berkata pada Hae Sang bahwa walaupun ia tidak bisa mempersiapkan segalanya untuk persalinan Ok Yi tetapi ia tetap meminta Hae Sang untuk tidak menahannya dan mempersiapkan perlengkapan untuk ibu dan bayinya. Ia meminta dipersiapkan popok secukupnya dan juga sup rumput laut.
"Baik, Nyonya", ucap Hae Sang. OK yi terlihat senang. -sepertinya ucapan Nyonya Yoon tidak tulus, begitu juga Hae Sang. Raut wajah mereka terlihat mencurigakan.
--
Dan Ji mengantarkan makan ke kamar Yoon Seo. Yoon Seo menerima kedatangan Dan Ji dengan bahagia. Ia bertanya apa makanan ini dibuat oleh Dan Ji semuanya. Kau benar-benar hebat, puji Yoon Seo. Ia mengambil sendok dan akan menyuapi makan untuk Dan Ji. Dan Ji diam saja. Wajah dan matanya memerah menahan tangis.
Dan Ji memberitahu Yoon Seo bahwa In Yub melarikan diri. Sepertinya ia akan pergi menggantikan In Yub. Jadi ia meminta Yoon Seo dan Lady Kang untuk hidup berbahagia.
Yoon Seo tertawa. Ia meminta Dan Ji tidak khawatir. Semuanya akan berlalu, ibunya pasti tidak akan membiarkan semua ini. Saat ini ibunya sedang sibuk dengan urusan In Yub dan Ok Yi, dia mungkin sudah melupakan segalanya tentang Dan Ji. Wajah dan mata Dan Ji semakin memerah karena ucapan Yoon Seo. Yoon Seo tidak mempedulikan perubahan wajah Dan Ji, ia malah mencoba membujuk Dan Ji mencoba makanan yang ada di hadapannya.
"Apakah ini rencanamu? Berharap semua orang melupakanku? Kau benar-benar keterlaluan!", ucap Dan Ji mulai menangis. Yoon Seo kaget melihat Dan Ji buru-buru keluar dari kamarnya. Ia mengejar Dan Ji sampai ke depan kamar.
Dan Ji pergi dengan pura-pura menggandeng tangan Dduk Swe. Di luar, Dduk Swe tersenyum pada Dan Ji yang memegang lengannya. Namun kemudian Dan Ji cepat-cepat melepaskannya dan pergi. Dduk Swe heran melihat tingkah Dan Ji yang tidak seperti biasanya.
Di dapur suasana sedang cerah karena kepulangan Ok Yi. Mereka menyiapkan makanan dengan gembira. Ok Yi membawakan meja kecil dengan beberapa mangkuk di atasnya. Ia berjalan namun tiba-tiba meja itu terjatuh. Ia merasa sedikit kesakitan. Teman-temannya khawatir, mereka bertanya apakah sekarang sudah saatnya.
Ok Yi menenangkan teman-temannya. Ia berkata bahwa bayinya hanya menendangnya. Ibu Dan Ji lega. Ia berbicara pada perut Ok Yi. Ia meminta pada bayi itu, agar ia tenang, sehingga ibunya tidak merasa terlalu capek. Kemudian ibu Dan Ji menyuruh Ok Yi untuk istirahat saja. Ia meminta pelayan wanita yang lain membantu Ok Yi.
--
Nyonya Yoon memangggil Poong Yi. Nyonya Yoon memberitahu Poong Yi bahwa ia kehilangan rasa percaya pada Moo Myeong setelah apa yang terjadi. Jadi saat ini ia sedang mencari kepala pelayan baru yang cocok. Poong Yi terkejut tapi kemudian ia duduk lebih tegak, seolah-olah menunjukkan bahwa ia pantas dipilih.
Nyonnya Yoon menambahkan bahwa menjadi kepala pelayan tidak hanya memiliki tugas mengurus para pelayan dan urusan rumah tangga. Tapi kadang-kadang kakinya harus kotor karena masuk ke dalam lumpur dan tangannya juga harus dikotori oleh darah.
Poong Yi membungkukkan badannya pada Nyonya Yoon. Ia memohon agar Nyonya Yoon memberikan posisi itu untuknya. Ia berjanji akan melaksanakan semua perintah Nyonya Yoon. Bahkan jika ia diperintahkan untuk melompat ke dalam api, ia akan melakukannya.
Nyonya Yoon tersenyum. Ia mengatakan bahwa Ok Yi akan mendekati waktu melahirkan. Banyak wanita yang meninggal karena melahirkan. "Kau mengetahuinya, bukan?".
Poong Yi sedikit terkejut dan menjawab, "Saya tahu. Saya pernah mendengar tentang hal ini, Nyonya".
--
Eung Cham terlihat bergegas berjalan di istana. Ia melaporkan pada raja bahwa ia menemukan seseorang yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan yang diceritakan oleh wanita tua itu. Eung Cham mengatakan bahwa ia telah melihat tanda lahir itu tetapi ia belum bisa mengkonfirmasi pin rambut tersebut.
Raja menanyakan apakah Eung Cham yakin bahwa dia adalah putranya.
Eung Cham menjawab bahwa ia belum yakin seratus persen. Ia berjanji akan melakukan investigasi lebih dalam dan jika menemukan sesuatu, ia akan segera melaporkan pada raja.
Raja terdiam. "Aku akan meninggalkan istana ini dan bertemu dengannya", raja memberitahu Eung Cham. Eung Cham membungkukkan kepalanya pada raja.
--
Terlihat kesibukan yang tidak biasa di rumah gisaeng. Sepertinya raja akan menjadikan rumah gisaeng sebagai tempat pertemuannya dengan Moo Myeong.
Hee Ah menemui In Yub di kamarnya. Ia menanyakan kondisi In Yub sekarang. In Yub mengatakan bahwa ia merasa jauh lebih baik hari ini, ia ingin membawa piring makannya sendiri ke dapur, karena ia tidak ingin menjadi beban untuk Hee Ah. Hee Ah menahan In Yub. Ia mengingatkan In Yub untuk tidak keluar dari kamarnya hari ini. Ia khawatir In Yub akan bertemu dengan Menteri Pertahanan.
In Yub terpaksa menuruti ucapan Hee Ah. Tetapi sesaat kemudian, ia terlihat berpikir dan memutuskan untuk menemui Eung Cham.
--
Sedangkan di tempat lain, terlihat Moo Myeong sedang berjalan, sepertinya ia menuju ke rumah gisaeng.
Raja tiba di rumah gisaeng. In Yub membuka pintu kamarnya sedikit. Ia melihat Eung Cham dan raja melewati kamarnya. In Yub terkejut dan memutuskan mengikuti raja dan Eung Cham.
"Apa ia dalam perjalanan?", tanya raja.
Eung Cham membenarkan. Ia mengatakan bahwa Moo Myeong tidak mengetahui situasi sebenarnya. Ia hanya meminta Moo Myeong menemuinya di rumah gisaeng.
"Orang mengatakan bahwa kita akan merasakan suatu koneksi jika bertemu dengan darah dagingnya sendiri. Walaupun semua belum pasti, apakah aku akan merasakan sesuatu jika bertemu dengannya?", ungkap raja.
Eung Cham menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba dari luar terdengar suara seorang wanita meminta izin untuk masuk. Eung Cham marah. Karena tadi ia jelas-jelas mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh masuk kecuali memang mereka yang memintanya.
In Yub tidak menggubris ucapan Eung Cham. Ia membuka pintu dan langsung masuk ke ruangan itu. "Bukankah sudah kukatakan...", ucapannya terputus karena ia terkejut melihat In Yub yang masuk ke ruangannya.
"Bukankah kau In Yub? Bukannya kau sedang melarikan diri? Kenapa kau ada di sini?", tanya Eung Cham keheranan.
In Yub tidak menjawab. Ia memberi hormat pada raja dan Eung Cham. Tiba-tiba dari sampingnya, muncul dua orang pengawal dan menghunuskan pedang ke lehernya. In Yub sedikit tersentak, namun ia menguatkan tekadnya dan memperkenalkan dirinya pada raja.
"Saya In Yub, putri Gook Yoo, mendiang Penasehat Kerajaan. Saya harus berbicara dengan anda, Yang Mulia", ucap In Yub. In Yub menceritakan tentang kelompok Man Wol dan menanyakan pada raja apakah raja pernah mendengar mengenai kelompok pemberontak itu?.
Raja terkejut. Eung Cham membentak In Yub dan menyuruh In Yub keluar. "Man Wol?", tanya raja.
In Yub mengatakan bahwa sebelum ayahnya menginggal, ia menitipkan pesan yang ditulis dengan darahnya untuknya. In Yub akan mengambil pesan di balik bajunya. Raja melirik ke arah pengawal, menyuruh mereka pergi. In Yub memberi pesan itu pada Eung Cham dan Eung Cham meneruskannya pada raja.
Raja membuka dan membaca pesan itu.
In Yub berkata bahwa kelompok Man Wol mencoba mengambil pesan itu darinya. Ia diculik dan disiksa karena pesan itu.
Raja menanyakan apa arti dari pesan itu karena baginya itu hanyalah kata-kata tanpa arti.
In Yub menjelaskan bahwa itu kode rahasia yang ditinggalkan ayahnya untuknya. 'Ayah dari tunanganmu mengetahui bahwa aku tidak bersalah', In Yub membacakan pesan itu pada raja. In Yub mengatakan bahwa pada saat itu ia bertunangan dengan putra Menteri Keuangan dan In Yub percaya bahwa Menteri Keuangan mengetahui bahwa ayahnya tidak bersalah.
Eung Cham sangat terkejut mendengar penjelasan In Yub. Raja bertanya jika demikian berarti Menteri Keuangan telah salah dalam memberikan tuduhan.
Eung Cham menegur In Yub karena berani bicara seenaknya pada raja. Ia bertanya apa In Yub mengetahui konsekuensi dari perkataannya. Karena ini tidak hanya menempatkan In Yub dalam bahaya juga semua orang yang disebutkan oleh In Yub.
In Yub terdiam.
Raja mengatakan bahwa ia mengerti In Yub merasa tidak mendapatkan keadilan dalam masalah ini. "Ini saja tidak bisa menjadi bukti yang cukup", ucap raja sambil mengangkat pesan ayah In Yub.
In Yub berjanji akan mencari lebih banyak bukti jika raja memberinya lebih banyak waktu. Ia juga mengatakan pada Eung Cham bahwa salah satu pengkhianat ada di kediaman Eung Cham. Eung Cham sangat terkejut, bibirnya sampai gemetar. Raja melihat Eung Cham dengan penuh selidik.
Sementara itu di luar, Moo Myeong sudah tiba di halaman rumah geisang...
Bersambung...
Komentar :
Saya penasaran hubungan seperti apa antara Hae Sang dan Moo Myeong. Hae Sang terlihat sangat memperhatikan Moo Myeong. Ia dengan cepat memberitahu Eung Cham ketika Moo Myeong dihukum oleh Nyonya Yoon. Sedangkan jika pelayan yang lain mendapat hukuman, ia hanya diam saja.
Di sini Eun Ki terlihat mulai putus asa. Setelah ia menyadari keterlibatan ayahnya atas kematian ayah In Yub dan takdir yang dijalankan In Yub saat ini. Bagaimana ia bisa menahan perasaan bersalahnya? Tunggu kelanjutannya ya... Gidarieoyo...
[Sinopsis Maids Episode 11 Part 1]
Post a Comment