== All images credit to the owner ==
Sinopsis Maids Episode 1 Part 1
Di suatu malam, salju sedang turun, In-Yub dan seorang pria yang memakai topi - sepertinya Moo-Myeong - berjalan di atas jembatan. In-Yub berjalan tanpa alas kaki dan salah satu kuku jari kakinya berdarah. In-Yub berjalan sambil menahan sakit dan lelah. Pria itu berjalan di belakang In-Yub sambil menenteng sepasang sepatu dari jerami. In-Yub berhenti kelelahan.
Pria itu berjalan dan memberikan sepatu itu pada In-Yub. Ia berkata, apakah In-Yub mau diseret kesana? Jika In-Yub tidak mau diperlakukan seperti tas, maka berjalanlah dengan kedua kakinya.
In-Yub memandang pria itu, sepatu jerami, kemudian kakinya yang berdarah. Ia seperti ketakutan dan perlahan-lahan ia berbalik arah dan mulai berlari.
Pria itu mengambil tali dipinggangnya dan melempar ke arah In-Yub yang mulai menjauh. Ia menjerat leher In-Yub sampai terjatuh dan menyeret In-Yub dengan tali itu ke arahnya. Ia menarik In-Yub berdiri dan mengikat keseluruh tubuh In-Yub. In-Yub menjerit melawan dan mulai marah.
In-Yub berkata pada pria itu apakah ia seorang manusia. Hanya karena situasi dirinya yang berubah maka pria itu berubah menjadi seperti orang lain dalam waktu hanya semalam. Baru kemarin ia membungkukkan badan di depannya. Dan hari ini ia meludahinya? In-yub berkata pria itu seperti monster. Apa ia masih berpikir kalau ia adalah seorang manusia?
Pria itu menjawab bahwa In-Yub benar. Mereka memang bukan manusia. Ia menyuruh In-Yub mengangkat kepalanya karena mulai hari ini In-Yub bukan lagi seorang manusia tapi seorang pembantu.
In-Yub menggeleng tidak percaya. Sambil menahan tangis ia berkata, "Tidak..tidak… kau salah”. Pria itu membalas berteriak “Tidak. Kau yang salah. Sekarang kau adalah seorang pembantu. Kau bukan lagi seorang manusia”. In-Yub tidak percaya. Ia mulai mundur dan berjalan ke arah tebing yang dibawahnya ada sungai. Sesampai di pinggir tebing, ia melompat ke bawah ke dalam air. Di dalam air, ia berusaha menyelamatkan diri dengan melepaskan tali yang mengikat tubuhnya. Namun, lama-kelamaan ia terlihat lelah dan mengambang di dalam air seperti sudah mati.
--
Wajah In-Yub sedang berada di dalam air. Ternyata ia sedang membersihkan wajahnya dan sedang berada di kamarnya ditemani oleh pelayannya, Sa-Wol. Sa-Wol memberikan handuk untuk mengeringkan wajah In-Yub. Kemudian ia juga memberikan In-Yub seikat bunga Hydrangea. Bunga itu diberikan oleh seorang pria. Sa-Wol tidak mengerti bagaimana pria itu bisa menemukan bunga yang selalu berbeda setiap harinya. In-Yub tersenyum mendengarnya.
Lalu ia teringat sesuatu dan bertanya pada Sa-Wol, apakah Sa-Wol sudah memeriksanya. Dan Sa-Wol menjawab sudah. Ia berkata sepertinya semua orang tidak akan melewati acara itu. Semua orang akan datang hari ini. Ada Un-Yun dari Kementerian Peradilan dan Chil-Bok dari Kementerian Administrasi Umum. Ia berkata semua orang sibuk mempersiapkan pesta itu. In-Yub tersenyum mendengarnya. Ia merasa ini adalah hari yang tepat. Ia mengajak Sa-Wol bersiap berangkat.
Sa-Wol berlari di halaman rumah diikuti oleh empat orang pria yang mengangkat kursi tandu untuk In-Yub. Begitu melihat kursi tandu itu, In-Yub menyuruh keempat orang itu berputar, berputar, dan berputar lagi. Ia tidak puas melihat kursi tandu tersebut. Ia meminta mereka mengambilkan yang lebih baik.
Karena tidak ada satupun yang membuatnya puas akhirnya In-Yub meminta pelayan pria itu menyewa kursi tandu yang lain. Ia memerintahkan untuk mencari yang model terbaru dan bayar berapapun yang mereka minta.
Setelah pelayannya pergi mencari tandu, In-Yub ingat bahwa ia belum mempersiapkan hadiah kain sutra untuk Yoon-Ok. Ia hanya mempersiapkan hadiah untuk Menteri Pertahanan. Di kamar, Sa-Wol memberikan kain-kain yang akan dipilih In-Yub untuk diberikan kepada Yoon-Ok. In-Yub merasa belum puas. Warna yang salah, benang kain yang kusut, dll.
Akhirnya ia meminta Sa-Wol untuk mengambil kain yang ada di lemari. Sa-Wol mengatakan tidak boleh. Tidak boleh yang itu. Kain itu dipersiapkan untuk gaun penikahan In-Yub. In-Yub berkata jika ayahnya belum kembali maka rencana pernikahannya sia-sia. Sa-Wol mengatakan ia mengerti. Tapi ini sudah berlebihan. In-Yub mengatakan bagaimanapun ia harus menyelesaikannya hari ini.
--
Scene beralih ke sebuah kediaman. Terlihat ramai para pelayan mempersiapkan makanan untuk pesta. Seorang wanita memberikan persembahan. Seorang pelayan pria sepertinya ia ahli memotong daging, mempersiapkan peralatannya. Ia meminta pelayannya membawa daging ke dalam. Dan ia mulai bekerja. Terlihat kesibukan memasak lainnya. Wanita yang tadi memberikan persembahan memeriksa pekerjaan para pelayan. Mungkin ia adalah kepala bagian dapur.
Seorang pelayan wanita bertanya pada Gae Ddong-Yi apakah ia melihat Dan-Ji. Ddong-Yi menjawab ia tidak melihat Dan-Ji seharian ini. Ia meminta Ddong-Yi mencari Dan-Ji.
--
Seorang pria bersama seorang wanita sedang berada di sebuah ruang. Sepertinya ruang dibawah tanah yang ada sumber air atau sumur di dalamnya. Mereka sibuk dengan “urusannya” sendiri. Mereka terkejut dan menghentikan aktifitas mereka karena ada yang tiba-tiba menurunkan timba untuk mengambil air di sumur itu. Setelah aman mereka melanjutkan kembali.
Sementara di dapur Ddong-Yi masih sibuk mencari Dan-Ji. Ia bertanya pada si pelayan pria yang sedang memotong daging sambil tersipu-sipu apakah ia melihat Dan-Ji. Si pria itu menjawab mungkin Dan-Ji disuruh pergi untuk keperluan rumah.
Setelah Ddong-Yi pergi, teman disampingnya berkata kepada si pelayan pria, “Disuruh pergi untuk keperluan rumah? Bukannya tadi aku lihat Dan-Ji pegi ke ruang yang itu? Itulah arti Dan-Ji untukmu”. Ia berkata sambil tertawa. Si pelayan pria itu marah dan memutar pisau dan menancapkannya dengan keras di dekat tangan temannya. Temannya itu terkejut dan langsung pergi.
Sementara itu si pria dan wanita yang ternyata bernama Dan-Ji telah selesai dengan “urusan” mereka. Dan-Ji buru-buru akan pergi. Si pria itu menahan dan bertanya kenapa harus terburu-buru. Dan-Ji berkata apa pria itu tidak tahu ini hari apa. Tentu saja jawab pria itu. Ini adalah hari ulang tahun ayahku. Ternyata pria itu adalah Tuan Muda, putra dari Menteri Pertahanan Heo Eung-Cham, yang bernama Heo Yoon-Seo. Ia berkata banyak pelayan yang ada di rumahnya. Mereka dapat mempersiapkan pesta ini walau tanpa Dan-Ji. Dan-Ji menjawab mereka mungkin sibuk di dapur. Yoon-Seo menjawab bahwa tempat Dan-Ji bukan di dapur, tapi disini #sambil meletakkan tangan Dan-Ji di dadanya..(hihi gombaaal..)
Dan-Ji mendorongnya dan menjawab dengan wajah marah, kalau memang begitu, bertanggungjawablah terhadapku. Seorang pria yang bermartabat tidak seharusnya mengendap-ngendap seperti seorang pencuri. Tapi Yoon-Seo malah menggodanya. Ia berkata ia sangat menyukai wajah Dan-Ji yang seperti itu. Lalu ia mengambil sesuatu di kantong celananya. Ia memberikan sebuah cincin yang cukup besar pada Dan-Ji.
Dan-Ji tersenyum dan bertanya ini apa. Yoon-Seo menjawab ini untuk Dan-Ji karena telah melakukan dengan baik. Yoon-Seo berkata “Cincin itu bagus, kan? Kau menyukainya, kan?”. Dan-Ji berkata apa ia membayarnya seperti ia membayar seorang geisha. Yoon-Seo bertanya apa maksud Dan-Ji. Ia mencoba memakaikan cincin itu di jari Dan-Ji. Tapi Dan-Ji sudah keburu marah. Ia melempar cincin itu dan berteriak pada Yoon-Seo, “Kau memperlakukanku seperti pelacur”. Yoon-Seo berkata apa yang maksud Dan-Ji. Tidak tahukah Dan-Ji berapa harga cincin itu.
Yoon-Seo berusaha mencari cincinnya. Ia memarahi Dan-Ji karena membuang cincin mahal itu. Dan-Ji yang sedang marah bertambah marah. Ia mengusir Yoon-Seo keluar. Ia mendorong Yoon-Seo keluar hanya dengan memakai celana dan membawa topi. Setelah Yoon-Seo keluar, Dan-Ji langsung mengunci pintu. Yoon-Seo berusaha membujuk Dan-Ji untuk bicara. Ia mengatakan ini adalah salah paham.
Dan-Ji yang marah tidak mempedulikan Yoon-Seo yang di luar. Ia berbalik arah dan keluar melalui pintu lain. Yoon-Seo terpaksa memanjat sebuah tali dan keluar di tempat lain, mungkin di halaman belakang. Ia hanya memakai celananya dan membawa topi panjang yang biasa dipakai bangsawan..hihi..
Dan-Ji sepertinya di sebuah ruangan penyimpanan. Ia mengambil serbuk dari tempayan dan mencampurnya dengan air di sebuah wadah. Ia mengaduknya dan mencicipi. Terasa enak. Perlahan-lahan ia berjalan keluar sambil menguap. Ia mendekati si pelayan pria yang sedang memotong daging sambil menguap lebih keras lagi. Si pria itu menoleh dan bertanya apa Dan-Ji sudah beristirahat dengan baik. Dan-Ji menjawab berkat bantuannya, ia dapat beristirahat dengan baik.
Lalu ia memberikan wadah yang berisi minuman yang dibuatnya tadi kepada pelayan pria itu. Si pelayan pria itu berkata pada Dan-Ji sebaiknya Dan-Ji segera ke dapur karena tadi Ddong-Yi mencarinya. Dan-Ji mengatakan pada pria itu bahwa ia pasti lelah setelah memotong daging dan memintanya meminum the tsampa (roated barley tea). Dduk-Swe (nama si pelayan pria yang memotong daging) harus lebih santai dan jangan terlalu lelah.
Dduk-Swe tersenyum dan meminum tehnya. Mungkin karena terburu-buru, ia malah tersedak dan tumpah di sekitar bibirnya. Dan-Ji dengan sengaja mengelap bibir Dduk-Swe dengan jarinya sambil tersenyum pada Dduk-Swe.
Setelah Dan-Ji pergi, Dduk-Swe tersenyum senang. Dan temannya yang mungkin pura-pura tidur, bangun sambil menguap ia berkata Dduk-Swe bodoh dan kembali berbaring melanjutkan tidurnya.
--
Di dapur, kesibukan masih terlihat. Sang kepala dapur masih mondar-mandir memeriksa. Terlihat seorang pelayan wanita yang sedang masak tiba-tiba merasakan mual-mual. Pelayan-pelayan wanita yang lain melihatnya. Sang kepala dapur, bernama Hae-Sang, berjalan ingin mendekati pelayan wanita yang mual-mual itu.
Namun, dari arah lain tiba-tiba Dan-Ji muncul dengan membawa sekeranjang penuh daging mentah. Ia berjalan salah tingkah melewati Hae-Sang. Setelah agak melewati Hae-Sang, ia berbalik dan berbicara kepada Hae-Sang,”Kita akan mengukus ini,kan?” sambil mengangkat keranjang. Kemudian Dan-Ji buru-buru pergi sambil berkata kita dapat merendam daging ini selama satu atau dua jam dan meminta semuanya minggir.
Hae-Sang memandang Dan-Ji penuh selidik. Ia berjalan mendekati Dan-Ji. Ia berdiri di samping Dan-Ji sambil tersenyum memandang Dan-Ji. Dan-Ji yang salah tingkah bertanya “Apakah kita akan memberikan permen warna-warni untuk pelayan yang membantu mempersiapkan pesta? Atau kue kering?”.
Hae-Sang hanya tersenyum dan berbalik bertanya, “Apakah kau pikir hanya aroma makanan saja yang tidak mungkin disembunyikan? Siapapun yang masuk ke ruangan yang ada makanan, maka ia sebaiknya mempunyai jiwa dan tubuh yang bersih. Dia tidak boleh membawa aroma asing ke dapur”. Dan-Ji tersenyum gugup mendengarnya dan hanya menjawab "Iya, tentu saja". Kemudian Hae-Sang pun pergi meninggalkan Dan-Ji yang sok sibuk membumbui daging. Sepeninggal Hae-Sang, Dan-Ji mencoba menbaui tangan dan bajunya. Ia mencoba menghela nafas lega.
--
Seorang gadis muda sedang menuangkan teh untuk ibu dan tamu ibunya, seorang mak comblang. Sang ibu yang merupakan istri dari Menteri Pertahanan mengatakan ia mendengar akan ada calon suami yang cocok yang akan datang hari ini. Si mak comblang membenarkan.
Bangsawan itu akan mengirimkan putranya ke pesta. Putra bangsawan itu adalah pemuda yang masa depan dipastikan akan sukses, hal itu dibuktikan pada umurnya yang muda ini ia sudah lulus ujian Negara dan menjadi siswa hebat di Sung Kyun Kwan. Mak comblang menambahkan masa depan pemuda itu sudah jelas, dan ia juga memiliki wajah yang tampan.
Si gadis yang bernama Yoon-Ok tersenyum senang mendengarnya. Mak comblang juga menambahkan pemuda itu berasal dari keluarga atas, bahkan di delapan propinsi, keluarga mereka berada di urutan atas.
Ibu Yoon-Ok menjawab pemuda itu adalah teman putranya juga, jadi ia sudah mengetahui hal itu. Yoon-Ok mengatakan kekayaan adalah sesuatu hal yang tidak kekal. Daripada mengukur kekayaannya, ia lebih menghargai kompetensi dan kebaikan seseorang. Tentu saja, jawab mak comblang sambil tertawa.
Ibu Yoon-Ok mengatakan bahwa putrinya adalah kandidat pengantin wanita terbaik di Do Seong. Mak comblang setuju dengan perkataan ibu Yoon-Ok. Siapa sih yang tidak menginginkan Yoon-Ok menjadi pengantin wanitanya. Yoon-Ok tersenyum senang mendengar pujian dari ibunya dan mak comblang, “Oh, tolong berhentilah. Aku tidak sesempurna itu”, katanya.
--
Seorang wanita sudah berumur sedang berbicara sambil tersenyum menggoda seorang pelayan pria. Pria itu adalah Moo-Myeong. "Jadi katakan berapa harganya. Berapa harga yang harus ia berikan agar Moo-Myeong pindah ke rumahnya".
Moo-Myeong meminta maaf. Ia tidak bisa meninggalkan tempatnya yang sekarang. Wanita itu tersenyum mendengarnya. Ia berkata, para pelayan hidup diatur oleh orang yang berada di atasnya. Ia mengatakan itu bukan suatu keputusan yang dapat diambil oleh Moo-Myeong sendiri. Kediaman Menteri Pertahanan mungkin berkuasa. Tapi kediamannya tidak kalah jika dibandingkan dengan kekayaan.
"Apakah ada sesuatu di dunia yang tidak bisa dibeli dengan uang? Jika Moo-Myeong tidak menyukai kediamannya, ia dapat membantu Moo-Myeong dengan cara lain. Bagaimana? Apa Moo-Myeong tertarik?:, tanya Nyonya itu lagi. Moo-Myeong bertanya bagaimana caranya. Wanita itu berkata untuk hari ini bisa dimulai dengan ini.
Ia mengambil tusuk rambut emasnya dan meletakkan di atas meja. Moo-Myeong mendekat dan mengambil tusuk rambut itu. Ia bangun dan mendekati wanita itu dan memasang tusuk rambut itu ke rambut wanita itu sambil berbisik ke telinga Nyonya tersebut, “Seorang pria hanya ingin memberi kepada wanita. Ia tidak suka hanya menerima. Ketika hari saat aku bisa memberi kepadamu, Nyonya, aku akan menemuimu kembali”.
Moo-Myeong hendak duduk kembali tapi dagunya ditahan oleh wanita itu dengan menggunakan kipasnya. Ia berkata bahwa Moo-Myeong harus memberikan bukti karena ia perlu tahu Moo-Myeong adalah orang yang pantas ditunggu atau tidak. Lalu ia berusaha menarik ikat baju Moo-Myeong. Moo-Myeong sendiri berusaha menahan tangan wanita itu dengan sesopan mungkin.
Tiba-tiba seseorang berteriak dari luar. Ia mengumumkan bahwa Eun-Ki dari Sung Kyun Kwan telah tiba. Moo-Myeong pun terbebas. Ia keluar dari kediaman Lady Han. Di luar ia bertemu dan membungkukkan badannya pada Eun-Ki dan berjalan melewatinya. Eun-Ki meminta Moo-Myeong berhenti dan bertanya siapa dia. Karena Moo-Myeong hanya diam ia kembali bertanya siapa Moo-Myeong dan darimana asalnya.
Pelayan Eun-Ki mendekat dan menjelaskan bahwa pria itu adalah Moo-Myeong, pelayan dari kediaman Menteri Pertahanan. Eun-Ki mendekati Moo-Myeong dan bertanya bagaimana pelayan dari kediaman lain bisa berada di bagian dalam kediamannya. Karena pelayannya sendiri tidak bisa keluar masuk dengan bebas di sana.
Moo-Myeong menjawab ia diperintahkan untuk masuk. Eun-Ki meminta Moo-Myeong untuk mendengarkan dengan baik. Seorang pelayan dari keluarga yang tidak ada hubungan tidak diizinkan berada di bagian dalam kediaman bangsawan.
Tiba-tiba Lady Han keluar dan bertanya apa yang Moo-Myeong lakukan disana. Bukankah ia sudah mengatakan untuk mengambil pelayan yang Moo-Myeong butuhkan di bagian pelayan. Moo-Myeonghanya diam dan membungkukkan badannya dan kemudian berlalu.
Setelah Moo-Myeong pergi, Lady Han bertemu putranya, Eun-Ki di dalam. Ia mengatakan ia mendengar dari kediaman Menteri Pertahanan Moo-Myeong adalah pelayan yang baik. Jadi ia ingin bertanya apakah Moo-Myeong tertarik bekerja di kediamannya. Eun-Ki berkata pada ibunya bukankah ibunya memilikinya dan Jin-Juk, jadi buat apa mengundang orang asing ke masuk ke rumah mereka.
Ibunya tidak mau berdebat lagi dan menyuruh Eun-Ki bergegas dan mengganti pakaiannya karena ayahnya menunggunya. Eun-Ki bertanya ada apa. Lady Han menjelaskan bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Menteri Pertahanan. Eun-Ki bertanya mengapa ia harus datang. Lady Han meminta Eun-Ki mengambil kesempatan ini untuk memberi hormat pada yang lebih tua. Biasanya akan ada pembicaraan tentang pernikahan jika dua keluarga yang memiliki status sosial yang sama jika bertemu.
Eun-Ki terkejut mendengarnya. Ia berkata bahwa ia telah berjanji pada seseorang. Lady Han meminta Eun-Ki untuk berhenti sekarang. Ia mengatakan janji yang telah diucapkan Eun-Ki adalah janji anak-anak. Itu bukan sebuah pertunangan. Selain itu, seharusnya Eun-Ki sudah tahu bagaimana kondisi keluarga itu sekarang. Pernikahan adalah masalah keluarga dan itu bukan sesuatu yang dapat diputuskan Eun-Ki seorang diri. Eun-Ki hanya bisa menunduk kecewa mendengar keputusan ibunya.
Sementara di luar, para pelayan sudah dikumpulkan untuk dibawa ke kediaman Menteri Pertahanan. Mereka akan mempersiapkan pesta untuk ulang tahun sang menteri. Mereka akan mendapatkan makan tiga kali dan bayaran yang banyak. Mereka berangkat dipimpin oleh Moo-Myeong. Ketika melewati pasar tiba-tiba terlihat ada orang yang membawa beberapa ekor sapi besar dan seorang wanita yang membawa nasi panas. Mereka meminta orang-orang menyingkir jika tidak mau terluka.
Sementara itu, In-Yub sedang berada di dalam tandu menuju ke kediaman Menteri Pertahanan. Di dalam tandu ia kembali memeriksa hadiah yang akan diberikan kepada Menteri Pertahanan. Sa-Wol mengajak pelayan pria yang mengangkat tandu In-Yub mengambil jalan pintas. Jalannya agak sempit untuk dilewati tandu In-Yub. Hingga di dalam tandu In-Yub sampai terguncang-guncang dan hampir terjatuh. Di persimpangan jalan mereka bertemu dengan rombongan Moo-Myeong. Moo-Myeong berhenti dan membiarkan rombongan In-Yub berjalan terlebih dahulu.
Tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang wanita (sepertinya yang membawa nasi panas tadi) berlari. Ia dikejar oleh beberapa ekor sapi yang mengamuk. Kekacauan terjadi di jalanan. Sementara In-Yub yang di dalam tandu kebingungan dan bertanya pada Sa-Wol apa yang terjadi. Belum sempat Sa-Wol menjawab salah seorang pelayan yang memegang tandu kakinya terinjak dan terjatuh. Dua ekor sapi terus berlari kearah tandu In-Yub. Moo-Myeong memerintahkan rombongannya merapat ke dinding yang ada di pinggir jalan. Sa-Wol berusaha meminta In-Yub cepat keluar dan lari.
Sa-Wol berusaha melindungi In-Yub dengan berdiri di depan tandu karena sapi terus mendekat. Ia diselamatkan oleh salah satu pelayan pria. Meninggalkan In-Yub yang baru menyadari apa yang terjadi ketika ia melihat dua ekor sapi berlari ke arahnya. In-Yub terpaku terdiam. Ia hanya mampu melihat sapi yang terus mendekat. Melihat hal ini, Moo-Myeong menyelamatkan In-Yub dengan cara menariknya ke pinggir jalan. Dan sapi pun langsung menubruk tandu In-Yub. Tanpa sengaja Moo-Myeong dan In-Yub terjatuh dengan posisi In-Yub berada di atas Moo-Myeong. Dan tidak sengaja juga bibir mereka saling bersentuhan.
In-Yub terkejut dan buru-buru memisahkan diri. Seorang pelayan wanita dari kediaman Eun-Ki yang menyukai Moo-Myeong, melihat kejadian itu. Ia terlihat seperti akan menangis. Sedangkan Moo-Myeong sendiri mendapat hadiah tamparan dua kali dari In-Yub. Pipi Moo-Myeong tergores dan berdarah karena In-Yub menampar dengan bunga yang sedang dipegangnya.
In-Yub berdiri dan berjalan menjauhi Moo-Myeong. Sa-Wol berjalan mendekati In-Yub dan bertanya keadaan nonanya. In-Yub berkata ia baik-baik saja. Sa-Wol membungkukkan badannya dan mengucapkan terima kasih pada Moo-Myeong. Sa-Wol melihat Poong-Yi, salah satu pelayan pria yang mengangkut tandu In-Yub, kakinya terluka. Tapi Poong-Yi lebih mengkhawatirkan tandu yang sudah rusak.
Sa-Wol menenangkan nonanya. Ia berkata pada In-Yub untuk menunggu di sana ia akan pulang dan mengambil tandu yang lain. In-Yub menolak. Karena sekarang sudah sangat terlambat, pestanya mungkin sudah dimulai. Sa-Wol bertanya jadi bagaimana. In-Yub mencabut pintu tandu yang telah rusak.
Moo-Myeong mengajak rombongannya untuk melanjutkan perjalanan. Sa-Wol berlari mendekati Moo-Myeong. Ia memohon agar Moo-Myeong mau membantu mereka sekali lagi. Moo-Myeong melihat ke arah In-Yub dan menjawab ia bukan pembawa tandu. In-Yub menghela nafas.
Ia memanggil Sa-Wol dan meminta Sa-Wol mengatakan bahwa Moo-Myeong akan dibayar dengan baik. Moo-Myeong menolak dan berkata ia sibuk dan harus pergi sekarang. Moo-Myeong mulai berjalan. In-Yub bertanya dimana Moo-Myeong bekerja. Moo-Myeong menghela nafas dan berbalik. Ia menjawab ia dari kediaman Menteri Pertahanan. In-Yub berkata itu bagus karena kebetulan ia sedang dalam perjalanan menuju ke sana.
Moo-Myeong bertanya pada In-Yub mengapa ia tidak berjalan saja. Mendengar pertanyaan Moo-Myeong, In-Yub sangat terkejut dan mungkin sedikit marah. Sa-Wol juga terkejut-mungkin pada zaman itu pertanyaan seperti ini termasuk pertanyaan yang kasar. In-Yub yang akan masuk ke tandu berbalik dan berjalan mendekati Moo-Myeong.
Ia bertanya apa yang baru saja Moo-Myeong katakan. Moo-Myeong menjawab kediaman Menteri Pertahanan sudah sangat dekat. Dan In-Yub bisa berjalan kaki ke sana. In-Yub bertanya apa kelas sosial Moo-Myeong. Moo-Myeong dengan tenang menjawab ia adalah seorang pelayan. Kemudian In-Yub bertanya lagi, menurut Moo-Myeong apa kelas sosialnya. Moo-Myeong menjawab sepertinya In-Yub adalah putri dari seorang bangsawan.
In-Yub menjawab Moo-Myeong salah. Ia adalah satu-satunya putri dari keluarga Gook, salah satu anggota pendiri dinasti Joseon. Artinya ia berasal dari kelas yang lebih prestisius tidak seperti putri bangsawan biasa lainnya. Dan itu juga berarti kelas sosial In-Yub dan Moo-Myeong sangat sangat jauh. Seperti langit dan bumi.
In-Yub berjalan kembali ke tandunya. Sementara Moo-Myeong melanjutkan kembali perjalanannya. Sa-Wol berusaha menggantikan Poong-Yi mengangkat tandu. Poong-Yi juga berusaha membantu Sa-Wol. Ia berkata walaupun kakinya harus patah ataupun cacat, tapi ia masih punya satu kaki lagi yang masih bisa bekerja. Ia berteriak sambil melihat kearah Moo-Myeong.
Akhirnya Moo-Myeong mengalah dan mau membantu mengangkat tandu In-Yub. Ia meminta Sa-Wol mengirim pulang pelayan yang sakit. Sa-Wol mengucapkan terima kasih.
--
Moo-Myeong tiba di kediaman Menteri Pertahanan. Ia menyerahkan pelayan dari kediaman Lady Han pada Kepala Dapur, Hae-Sang. Hae-Sang menjelaskan peraturan yang diterapkan di kediaman Menteri. Sementara itu, Dan-Ji yang juga berada di barisan pelayan itu sedang melamun. Ia teringat cincin yang diberikan oleh Yoon-Seo. Pelan-pelan ia mundur dan pura-pura mengambil makanan dan berjalan pergi tanpa sepengetahuan Hae-Sang.
Di dalam ia bertemu dengan Dduk-Swe. Dduk-Swe memanggil Dan-Ji. Ia memberikan sebuah bunga berwarna kuning yang baru mekar. Dduk-Swe berkata ketika ia melihat bunga itu, ia memikirkan Dan-Ji. Dan-Ji menolak dan berkata ia tidak menyukainya. Dan-Ji mengatakan mungkin diantara mereka terjadi suatu kesalahpahaman.
Hubungan mereka berdua tidak akan berhasil. Yang ia inginkan adalah saling membantu satu sama lain. Bukannya berkencan. Karena setiap orang harus memikirkan masa depan. Mendengar perkataan Dan-Ji, Dduk-Swe terlihat kecewa. Ia berkata bukankah setiap orang memiliki masa depan.
Dan-Ji malah menjawab apa bagusnya dua orang rendahan saling berkencan. Dan-ji buru-buru berbalik dan pergi. Dduk-Swe bertanya pada Dan-Ji, "Jadi apakah Tuan Muda Yoon-Seo masa depan Dan-Ji? Apakah masa depan Dan-Ji menjadi mainan Yoon-Seo?". Dan-Ji terlihat sedikit marah dan kemudian berbalik mendekati Dduk Swe. Ia menendang Dduk-Swe. Dan-Ji menendang tepat di bagian vital Dduk-Swe. Dduk-Swe menahan sakit.
Dan-Ji bertanya apa hak Dduk-Swe berkata seperti itu. Siapa yang mengatakan ia menjadi mainan Yoon-Seo. Dan Dan-Ji pun berlalu dari hadapan Dduk-Swe.
Dan-Ji kembali ke tempat ia membuang cincin. Ia mencari-cari dan melihat cincin itu ada di sela-sela tempayan-tempayan besar. Ia berusaha meraih dengan tangannya tapi belum berhasil. Ia mengambil sesuatu-seperti cangkul?- dan berhasil menggeser cincin itu. Ia meraih cincin itu dan tersenyum senang melihat cincin itu terpasang di jarinya.
Sementara, In-Yub dan Sa-Wol sudah tiba di kediaman Menteri Pertahanan.
[Sinopsis Maids Episode 1 Part 2]
Post a Comment