![]() |
Moon-young tampak kaget namun tetap tenang dan mulai berbicara masalah takdir lagi...
Rupanya....
ini bukan takdir.
Apa pisaunya terluka?
Kenapa kau membalut pisaunya?
Jika dia mengalami gangguan jiwa, aku hanya membela diri. Aku hanya berniat memberi sedikit sayatan. Kau terluka karena terlalu berlebihan.
Berikan kepadaku.
Bukan pisau, tapi tanganmu.
Ini pelayanan spesial dariku.
Apa kau tahu?
Di dunia ini, ada orang-orang yang pantas mati mengenaskan.
Berkat beberapa psikopat yang diam-diam membunuh mereka, warga yang tak tahu apa pun
bisa tidur dan makan dengan tenang.
Menurutmu aku yang mana?
"Psikopat yang tak tahu apa pun." Jawab Kang-tae.
Setelah kejadian itu, Kang-tae langsung mendapatkan perawatan sekaligus peringatan dari atasannya bahwa ia lalai dalam mengawasi pasien. Meski itu bukan dalam pengawasannya, namun hoobae nya yang teledor membuat Kang-tae yang diberhentikan menjadi perawat di Rumah Sakit tersebut.
**huuhu~ poor uri So-hyunaa...huggg #eh
Sedangkan Moon-young tampak berada di kamar hotel dan mandi dengan tenang. CEO Moon-young dibuat pusing karena kejadian ini. Karena berita mengenai seorang penulis buku anak mengayunkan pisau hingga seorang perawat terluka takut tersebat dimana-mana.
Dengan tenang, Moon-young berkata, "Urus dengan uangmu... Kalau tidak bisa, akan aku urus dengan pesonaku."
**eaaa...percaya diri pissaan Moon-youngaaa..
**SCENE KANG-TAE MENUNGGU BUS DI HALTE
Mendadak ada seorang pria yang menjemputnya dengan sepeda motor, namun sayangnyaaa...motor tersebut malah mogok dan bikin Kang-tae yang sedang terluka harus ikut mendorong motor mogoknya.
"Sang-tae menunggu di rumah. Naik taksi dan pergilah.
Ini tidak berarti kau meninggalkanku!
Aku memahamimu!
Ini soal persahabatan dan kesetiaan!"
HARI YANG PANJANG LAIN, BENAR?
SEMANGAT!
KAU AKAN SEGERA BERTEMU BELAHAN JIWAMU
**from PD-Nim to Kang-tae
**SCENE MOON-YOUNG
Mendadak handphone CEO Moon-Young bergetar (panggilan masuk) lalu CEO menjawabnya dan segera keluar dari kamar hotel.
**entah apalagi yang akan dilakukan Pak CEO ini, hihii~
Bel kamar hotel berbunyi, ting-tong....ting-tong...
Sambil berteriak, Moon-Young berkata "Apakah servis hotel?"
Karena tak kunjung ada yang membukakan pintu, karena CEO nya pergi tanpa pamit dengan Moon-Young dan hal ini sukses membuat Moon-Young kesal.
Setelah membukakan pintu dan tahu siapa yang datang, senyum Moon-young mengembang.
"Kau banyak berubah.
Aku nyaris tidak mengenalimu karena kau melepas kenorakanmu.
Setelah aku pindah sekolah, sudah 20 tahun kita tak bertemu, ya?"
Perawat Juri.
dan akhirnya, mereka pun mengobrol. Tidak dengan intim tentunya. Moon-young kembali mencibir perawat Juri yang tampak resah berada di dekat Moon-Young.
"Seharusnya kau datang, dan...
Hanya untuk sebuah tanda tangan di dokumen ini, kau menempuh jarak tiga jam kemari.
Ini rasa tanggung jawab, atau sikap berlebihan?"
Dengan kalimat intimidasi dari Moon-Young, perawat Juri makin tidak nyaman. Ada hubungan apa antara perawat Juri dan Moon-young?
"Mau kuceritakan kisah lucu?
Jiwa ayahku telah tiada, tapi raganya masih hidup seperti zombi.
Sementara ibuku, raganya telah tiada sejak lama,
tapi...
jiwanya masih hidup sampai sekarang.
Jadi, di antara keduanya,
siapa yang sudah meninggal?
Siapa yang benar-benar meninggal?"
Sepulangnya dari kamar hotel, Perawat Juri tampak kesal dan menunduk sambil menangis kemudian membanting dokumen yang sudah ditanda tangani oleh Moon-young.
**SCENE KANG-TAE
"Arrg....aku melupakan sesuatu.
Aku lupa meminta tanda tangan penulis buku anak itu untuk hyeong.."
Ketika sahabatnya Kang-tae mengkhawatirkan keadaan Kang-tae yang terluka dan diberhentikan dari pekerjaannya, tapi Kang-tae malah mengkhatirkan kakanya. Dan mereka malah mencari cara agar hyeongnya tidak kecewa.
Akhirnya Jung-tae (sahabat Kang-tae) membantu dengan cara memalsukan tanda tangan Ko Moon-young. Dari goresannya, tanda tangan itu memang tampak tidak mudah. Dan Jung-tae mulai mengeluh.
Namun pada akhirnya, berhasil dan terlihat benar-benar mirip.
((Kang-tae tersenyum))
"Jangan tersenyum. Itu memuakkan." Kata Jung-tae
"Ada pasien yang mengatakannya juga.
Apa senyumku menyebalkan?" Jawab Kang-tae.
"Kau tidak tahu?
Kau benar-benar tak tahu?
Saat tersenyum, kau mirip dengan Joker.
Saat tersenyum, matamu terlihat sedih."
((Jung -tae tampak memperagakan senyuman Kang-tae yang dikatakan sangat menyedihkan))
Mereka pun pulang ke rumah dan bersiap memberikan tanda tangan Moon-young untuk hyeong, Sang-tae. Sesampainya di rumah, hyeongnya menyambut dengan bingung. Diamati tanda tangan yang diberikan Jung-tae untuknya.
"Palsu...
Palsu...ini palsuuu..."
(dengan wajah bingung, Jung-tae dan Kang-tae saling berpandangan)
Kemudian Sang-tae masuk ke dalam lemari pakaian sambil berkata,
"Palsu. Ini palsu. Semua palsu.
Kau membohongiku.
Kau berbohong?
Bohong itu tercela.
Bohong itu tercela. Kau berbohong.
Anak kecil pun tahu bohong itu salah."
(....terus saja Sang-tae bergumam di dalam lemari)
Sedangkan Kang-tae sibuk membujuk kakaknya untuk memaafkan kesalahan dirinya yang telah berbohong. Ia beralasan kalau tadi sibuk dan akan menggantikannya dengan jalan-jalan ke toko buku, besok. Sang-tae boleh membeli buku Dinosaurus keinginannya.
...namun, Sang-tae tidak juga goyah.
Hingga akhirnya Jung-tae berkata,
"Astaga. Kau menyedihkan sekali.
Wanita bernama Ko Mun-yeong ini adalah sumber masalah.
Aku akan membakar semua buku ini!
Buku apa ini?
Anak yang penuh ketakutan?"
Dan sejurus kemudian, Sang-tae keluar dari lemari untuk menghentikan Jung-tae memegang buku-buku kesayangannya. Dan di antara keributan itu, Kang-tae tidak sadar bahwa CEO Moon-young, Pak Lee Sang-In dari Penerbit SangSangESang mengirim pesan singkat ke handphone Kang-tae sebagai permintaan maaf atas kejadian tadi.
Pertama-tama, mengenai kejadian dengan penulis kami hari ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya.
Jika tak keberatan, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan. Aku berharap besok kita bisa bertemu di perusahaan kami.
Tolong jangan ditolak. Izinkan aku bertemu denganmu.
Kumohon!
"Ya"
(Jawaban singkat dari Kang-tae membuat CEO ini merasa heran).
Diceritakan kembali kisah yang tidak selesai dari Buku Moon-young sebelumnya.
Anak lelaki itu terbangun lagi dari mimpi buruk. Kenangan buruk dari masa lalu yang ingin dilupakan muncul kembali dalam mimpinya tiap malam dan terus mengganggu anak lelaki itu. Seiring waktu, anak lelaki itu tumbuh dewasa. Walaupun tak bermimpi buruk lagi, dia tidak bahagia sedikit pun.
Suatu malam, bulan darah memenuhi langit, dan penyihir muncul kembali di hadapannya untuk menagih janji anak lelaki itu. Dengan penuh kebencian, dia berteriak kepada penyihir.
'Semua kenangan burukku lenyap, tapi kenapa...Kenapa aku tidak bahagia?'
Sesuai dengan perjanjian, penyihir mengambil jiwa anak itu, dan berkata,
'Kenangan yang menyakitkan. Kenangan akan penyesalan.
Kenangan saat melukai dan dilukai.
Kenangan saat dibuang dan kembali.
Orang yang bisa tumbuh bersama semua kenangan itu, akan menjadi lebih kuat, bersemangat, dan mudah menyesuaikan diri.
Orang seperti itu yang bisa mendapatkan kebahagian.'"
Ingatlah dan hadapi. Jika tak dihadapi, kau hanya selalu menjadi anak kecil
dengan jiwa yang tak bertumbuh."
...Sementara itu, di televisi baru saja ada kabar bahwa sang Ayah yang mencoba bunuh diri bersama putrinya ditemukan tewas di bangsal Rumah Sakit Jiwa.
Keesokan paginya,
Kang-tae sudah sampai di kantor Penerbit SangSangESang dengan pakaian rapi. Karena Pak Lee Sang-In belum datang, maka Kang-tae diajak menunggu di ruang rapat. Saat tiba di ruangan tersebut, Kang-tae mulai membaca Buku Best-Seller karya Moon-young. Ia menatap lamaaa foto sang penulis. Hingga tak sadar, Moon-young telah berada di hadapannya dan berkata bahwa Kang-tae lebih baik tanpa pakaian seragam perawatnya. Kemudian menanyakan apa yang diinginkan di kantor ini?
"Ganti rugi?
Uang tutup mulut?
Atau (hubungan) badan?"
Tersinggung dengan perkataan Moon-young, Kang-tae membalas dengan jawaban bahwa semua yang disebutkan Moon-young tak berlaku baginya. Ia hanya menginginkan untuk bertemu Moon-young lagi, agar bisa menatap matanya. Karena mata Moon-young mengingatkan Kang-tae pada masa lalu.
**FLASHBACK
Kejadian Kang-tae dan Moon-young semasa muda. Mereka saling kenal dan Kang-tae tampak terjatuh di dalam sungai yang dingin. Moon-young bukannya menolong malah duduk sembari memetik kelopak bunga. Sudah diperlakukan buruk oleh Moon-young, Kang-tae tetap merangkai buket bunga yang cantik untuk Moon-young.
**FLASHBACK END
"Kau memiliki tatapan yang sama dengan orang yang aku kenal."
"Siapa dia?"
"Orang yang berkarakter buruk.
Orang yang tidak punya hati nurani.
Seorang wanita dengan tatapan tanpa kehangatan."
"Apa wanita itu menakutkan?"
"Aku menyukainya.
Aku menyukai gadis itu."
to be continued
Sinopsis It’s Okay to Not Be Okay Episode 2 part 1
writer :
lendyagasshi
Post a Comment