Sinopsis Remember Episode 8 Part 1

Sinopsis Remember Episode 8 Part 1


Credit : SBS

Kdramastory - Dong Ho yang datang ke kantor Jin Woo, bertemu dengan In Ah dan menanyakan dimana Jin Woo. Dong Ho mengingatkan In Ah, walaupun In Ah sangat peduli pada Jin Woo tapi tugas In Ah sebagai jaksa adalah menangkap seorang kriminal. Jin Woo yang mendengar dari balik rak buku, sempat terdiam sesaat, tapi kemudian ia meneruskan membereskan barang-barangnya dan memasukkan uang ke dalam tas ranselnya.
In Ah tertawa sinis, mengatakan itulah sebabnya ia datang ke sana. Ia berjanji akan menangkap orang yang menjebak Jin Woo.

Dong Ho mengatakan bukan hanya In Ah yang peduli pada Jin Woo, tapi ia juga. Kontraknya dengan Jin Woo masih berlaku dan entah Jin Woo masih ingat atau tidak, tapi ia masih mengingatnya.

Dengan menahan marah, In Ah menyuruh Dong Ho tidak bercanda karena ia tidak mempercayai Dong Ho dan tidak mau tertipu lagi. Dong Ho terdiam mendengar pendapat In Ah tentang dirinya.
--

Gyu Man memanggil Detektif Park untuk menanyakan tentang kegagalannya menangkap Jin Woo. Detektif Park berjanji cepat atau lambat ia pasti akan menangkap Jin Woo. Gyu Man menyuruh Detektif Park segera membereskannya, tidak peduli Jin Woo sudah menjadi mayat atau tidak, Detektif Park tetap akan mendapatkan uangnya. Detektif Park menyanggupi dan pamit keluar.

Saat akan keluar, ia berpapasan dengan Dong Ho yang masuk ke dalam ruangan Gyu Man. Dong Ho agak heran melihat kenapa Detektif Park menemui Gyu Man.

Setelah duduk, Dong Ho menanyakan tentang kejadian yang menimpa Jin Woo, ia menduga itu adalah rencana Gyu Man. Gyu Man membantah dengan nada santai, jelas sekali terdengar Gyu Man berbohong. Dong Ho menjadi emosi, meminta Gyu Man berkata jujur padanya sehingga sebagai pengacara Gyu Man, ia dapat bersiap jika terjadi sesuatu.

Gyu Man merasa reaksi Dong Ho itu berlebihan. Dong Ho kembali meminta Gyu Man mengatakan yang sejujurnya, ia khawatir akan Tuan Nam. Gyu Man menyuruh Dong Ho tidak khawatir karena Presdir Seok (Joo Il) akan mengurusnya.

Dong Ho kaget mendengar Joo Il ternyata terlibat dalam masalah ini. Gyu Man mengatakan Joo Il setuju melakukannya saat ia mengatakan jika Joo Il menolak ia akan menyuruh Dong Ho. Gyu Man merasa Joo Il pasti sangat menyayangi Dong Ho.

Dong Ho hanya bisa menghela nafas, kesal.

Dong Ho menunggu Joo Il di parkiran dengan wajah yang khawatir dan sedih.

--

Jin Woo sudah pergi dari kantornya. Saat melewati sebuah warung kaki lima, ia melihat berita di televisi menyiarkan berita tentang dirinya yang membunuh seorang wanita berusia 50 tahun. Disebutkan juga bahwa ia adalah putra dari Seo Jae Hyuk, seorang terpidana mati.

--

Joo Il menjelaskan bahwa ia tidak punya pilihan lain selain menuruti Gyu Man. Dong Ho menduga, Gyu Man melakukan ini untuk menghalangi persidangan. Joo Il membenarkan, saat ini Gyu Man merasa hidupnya terancam, oleh sebab itulah ia melakukan usaha apa pun untuk menghalangi sidang itu.

Dong Ho sangat menyesali keputusan Joo Il yang menuruti keinginan Gyu Man, walaupun mereka gengster tapi mereka tidak pernah melakukan sejauh itu. Joo Il membenarkan, menurutnya Gyu Man itu sangat kejam dan akan menggali neraka jika memang itu maunya. Joo Il meminta Dong Ho untuk segera menemukan Jin Woo. Karena dengan begitu, mereka akan bisa bertahan.

--

Jin Woo berjalan melewati sebuah toko sepatu. Jin Woo melihat sepatu yang mirip dengan sepatu yang pernah ia berikan untuk ayahnya. Saat itu Tuan Seo sangat senang dan mengatakan akan memakainya di wisuda dan pernikahan Jin Woo. Tuan Seo juga membelikan sepatu untuk Jin Woo. Ia mengatakan, ia membelinya karena ia mendapatkan bayaran dari pekerjaannya.

Jin Woo tersadar dari lamunannya. Saat akan melanjutkan langkahnya, ia melihat dua orang polisi sedang bertanya pada orang-orang yang sedang lewat. Jin Woo berpikir akan berbalik, tapi ia melihat ada dua polisi lain di belakangnya. Mereka juga sedang bertanya pada orang-orang.

Jin Woo berpikir sejenak dan memutuskan untuk berbalik dan lari. Jin Woo menabrak salah seorang polisi hingga polisi itu terjatuh. Jin Woo terus berlari dan empat polisi mengejarnya. Jin Woo berhasil melepaskan diri dari kejaran polisi dengan berpura-pura membantu gelandangan yang mendorong gerobak yang berisi kardus-kardus bekas. Saat polisi menoleh ke belakang, Jin Woo sudah tidak ada lagi.

Jin Woo pergi ke sebuah motel dan memesan kamar yang tidak memiliki jendela. Tanpa banyak bertanya, penjaga motel memberikan kunci pada Jin Woo.

Saat masuk ke dalam kamar, Jin Woo terdiam sesaat, melihat ke sekeliling kamar. Ia membayangkan bagan tentang Il Ho Group dan Gyu Man yang ditempel di dinding dan dirinya sedang belajar di kamar itu. Sepertinya Jin Woo memang pernah tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama.

--

Gyu Man mendekati Yeo Kyung yang saat itu sedang berpikir sambil mendengarkan musik klasik. Wajah Yeo Kyung terlihat gusar. Gyu Man memantikan musik dan menanyakan apakah Yeo Kyung memikirkan Jin Woo yang sekarang menjadi buronan.

Yeo Kyung menyuruh Gyu Man diam, ia sedang tidak ingin bercanda. Gyu Man menduga wanita itu pasti dibunuh saat mencoba melawan Jin Woo. "Bukankah sudah aku bilang jangan berteman dengannya...", ucap Gyu Man lagi.

"Siapa yang berteman dengannya? Apa hanya karena sudah minum bersama kami berteman?", tanya Yeo Kyung sewot.

Gyu Man merasa sepertinya Yeo Kyung langsung membenci Jin Woo setelah mendengar Jin Woo membunuh.


Lalu Gyu Man berdiri dan mendekati Yeo Kyung dan mengelus kepala Yeo Kyung. "Mulai sekarang kau harus mendengar oppamu ini, mengerti?". Yeo Kyung menatap Gyu Man kesal. Gyu Man tidak peduli, mengomentari teh yang diminum oleh Yeo Kyung yang beraroma enak. Gyu Man mencicipi sedikit teh Yeo Kyung dan kemudian pergi.

Yeo Kyung mendesah, beberapa kali dan memegang kepalanya, sepertinya pusing.

--

Jin Woo sedang berdiri melamun di atap motel. Manager Yoon datang, membuat Jin Woo kaget, bagaimana manager Yoon bisa menemukannya. Manager Yoon mengatakan ia mengenal Jin Woo dan ia juga tau kamar yang ditempati Jin Woo. kamar 213. Manager Yoon mengatakan Jin Woo berbeda dengan anaknya. Anaknya tidak menyukai kamar yang tidak ada jendela sedangkan Jin Woo menyukai kamar yang tidak ada jendela. Manager Yoon mengatakan ia merasa sedih saat mengetahui alasan Jin Woo memilih kamar tanpa jendela karena ayah Jin Woo yang sedang dipenjara.


Manager Yoon mengatakan motel yang ditinggali Jin Woo sekarang mengingatkannya saat ia masih bekerja sebagai manager di kantor umum. Saat itu suaminya yang pemabuk datnag ke kantor untuk meminta uang. Karena tidak menemukan uang, suaminya memukulnya. Saat itu Jin Woo membantunya, mengusir suaminya dari ruangannya dan mengunci pintu ruangannya. Saat itu Jin Woo juga meyakinkannya untuk tidak menyerah dan melepaskan diri dari suaminya. Manager Yoon merasa jika bukan karena Jin Woo, ia tidak akan pernah terbebas dari suaminya itu.

--

Seok Kyu menonton berita tentang Jin Woo di televisi. Ia memutuskan untuk menolak permohonan sidang ulang yang diajukan Jin Woo untuk Tuan Seo.


Jaksa Hong menelpon Gyu Man, memberitahukan bahwa hakim Seok Kyu sudah menolak permohonan Jin Woo. Gyu Man terlihat lega dan mengatakan yang harus dilakukan sekarang adalah menangkap Jin Woo dan ia menyerahkan tugas itu pada hakim Hong. Hakim Hong menyanggupinya dan menutup telponnya.

Gyu Man meminta Sek. Ahn untuk berbalik karena ada seseorang yang ingin ia temui. Sek. Ahn bertanya siapa. Gyu Man tidak menyebutkan siapa, ia hanya mengatakan, "Sidangnya sudah dibatalkan 'kan? Tentu saja orang itu harus mendengar kabar baik ini...".

--

In Ah menemui Seok Kyu untuk menanyakan tentang permohonan sidang ulang yang ditolak oleh Seok Kyu. Ia mengatakan permohonan sidang itu tidak ada kaitannya dengan kasus yang menimpa Jin Woo dan Jin Woo sudah menemukan saksi untuk sidang itu.

Seok Kyu mengatakan ia sudah memikirkan baik-baik tapi ia tidak bisa mengabulkannya karena saat ini pemohon adalah seorang buronan.

In Ah terdiam dan menatap Seok Kyu, "Pengacara Seo bukanlah orang yang tega membunuh orang lain...".

Seok Kyu menanyakan hubungan In Ah dan Jin Woo. Dengan jujur, In Ah mengatakan ia memutuskan menjadi jaksa karena kasus ayah Jin Woo dan ia percaya ayah Jin Woo tidak bersalah, dengan sidang ulang ini, ia yakin pelaku yang sebenarnya akan ditangkap.

Namun Seok Kyu tetap pada keputusannya, ia tidak bisa mengabulkan permohonan Jin Woo. In Ah tidak bisa memaksa, ia berusaha menahan kesedihannya.

--

Tuan Seo dibawa oleh petugas untuk bertemu dengan Gyu Man. Saat melihat Gyu Man, Tuan Seo terlihat ragu dan takut tapi dengan manis, Gyu Man mempersilahkan Tuan Seo duduk di depannya, mengatakan bahwa ia bukan orang jahat. Tuan Seo menurutinya walaupun masih terlihat takut-takut.


Awalnya Gyu Man bersikap perhatian pada Tuan Seo. Ia menanyakan tentang kesehatan Tuan Seo karena ia dengar Tuan Seo sakit. Tuan Seo membenarkan. Gyu Man merasa sakit bukan alasan seseorang, penjahat tetaplah penjahat, dan seorang penjahat harus mendapat hukuman. Tuan Seo mengatakan selama didalam penjara, ia menyadari kesalahannya.

Gyu Man berubah menjadi dirinya yang sebenarnya, ia mulai menekan Tuan Seo dengan kata-katanya yang tajam. "Banyak korban yang sudah tewas, kau baru menyadari kesalahanmu??", tanya Gyu Man. "Kau sungguh tidak tau malu. Kau pikir dosamu bisa dihapuskan? Tapi sepertonya hukumanmu tidak sepadan, ya? Kau tahu Nietzsche, 'kan? Nietzsche pernah berkata... bahwa kekuatan terbesar manusia adalah Bisa Melupakan Sesuatu..."

Tuan Seo memohon supaya Gyu Man berhenti. Tapi Gyu Man belum puas. Ia menduga Tuan Seo pasti merasa sangat bersyukur bisa melupakan sudah membunuh seorang wanita muda. Tuan Seo mengakui ia memang bersalah. Gyu Man tertawa kecil.

Lalu Gyu Man bertanya apakah Tuan Seo mengetahui kabar Seo Jin Woo sekarang. Tuan Seo kebingungan, berusaha mengingat. Lalu ia teringat Jin Woo adalah pengacaranya. Gyu Man tertawa dan membenarkan, ia mengatakan sama seperti Tuan Seo, Jin Woo juga membunuh orang.

Tuan Seo tidak mempercayai ucapan Gyu Man, menurunya Jin Woo bukan orang jahat. "Bagaimana kau bisa tau? Kau bahkan tidak tau siapa sebenarnya Jin Woo itu..", ucap Gyu Man lagi.

"Apa?", Tuan Seo memandang Gyu Man bingung. Gyu Man tersenyum senang.

Saat Gyu Man keluar dari ruangan, di koridor sudah ada dokter penjara dan seorang sipir. Mereka membungkuk hormat pada Gyu Man. Sek. Ahn memberitahukan Gyu Man bahwa ia sudah meyakinkan tidak ada seorang pun yang tau Gyu Man datang ke penjara dan menemui Tuan Seo.'

"Kau yakin?"

"Tentu saja...".

Gyu Man melihat sekeliling koridor dan mengomentari penjara itu sangat jorok. Ia merasa ia tidak akan sanggup tinggal sehari pun di sana. Sek. Ahn membenarkan dan mengatakan, karena pembunuh bukan manusia maka tempat ini sangat cocok untuk mereka.


Gyu Man langsung terdiam dan kemdian menoleh ke belakang, menatap Sek. Ahn tajam, membuat Sek. Ahn sadar ia sudah salah bicara. Sek. Ahn langsung mengatakan ia akan mengambil mobil dan kemudian pergi... :-P

--

In Ah pulang ke rumah dan ayah mengajaknya makan malam bersama. Ibu yang sudah mendengar berita tentang Jin Woo terlihat agak kesal dan menyuruh In Ah untuk tidak berhubungan lagi dengan Jin Woo. Ia tidak ingin image In Ah sebagai jaksa rusak karena berteman dengan Jin Woo. In Ah menatap ibunya tidak senang, ia merasa ibunya sudah kelewatan dan memohon supaya ibunya berhenti. Tapi ibu belum selesai, ia tidak ingin jaksa lain mencaci In Ah dan ia merasa sebagai jaksa, image itu sangatlah penting. In Ah menjadi emosi dan membentak ibunya, mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan omongan orang lain dan Jin Woo bukanlah pembunuh. Karena kesal, In memilih untuk masuk ke kamar, tidak mau makam malam. Ibu sangat kesal dan mengatai In Ah keras kepala.


Karena In Ah tidak mau makan malam, ayah membuatkan pizza untuk In Ah. Ia mengatakan, ia sudah hidup 25 tahun bersama ibu In Ah dan kadang-ladang ia juga tidak sependapat dengan ibu In Ah. In Ah mengatakan, ia tau ayah mengkhawatirkannya tapi menurutnya ibu sudah keterlaluan.

Ayah mencoba membesarkan hati In Ah. Menurutnya, selama ia hidup ada satu hal yang ia pelajari. Bahwa waktulah yang akan menjawab semua persoalan. Bahkan semua kejahatan yang ada di dunia secara alamiah akan menghilang begitu saja seiring dengan waktu. Ayah meminta In Ah untuk tidak mendengarkan omongan orang lain tapi dengarkan kata hati In Ah. In Ah harus melakukan apa yang dikatakan oleh hatinya dan jangan takut...

In Ah menatap ayahnya, terharu dan kembali bergembira setelah mendengar nasehat dari ayahnya. Saat akan memakan pizza buatan ayahnya, In Ah mendapatkan telpon dari seseorang, dari Jin Woo.


In Ah keluar sambil mencari-cari Jin Woo. Tiba-tiba Jin Woo menarik In Ah untuk berbicara di balik tembok. In Ah ingin Jin Woo menjelaskan maksud Jin Woo yang mengatakan bahwa ia dijebak oleh Gyu Man.

Jin Woo mengatakan ahjumma itu yang memintanya datang dan saat ia tiba di sana, ahjumma itu sudah tewas. Menurut Jin Woo, Gyu Man pasti mengetahui permohonan sidang ulangnya dan melakukan ini untuk mencegahnya sidang ulang itu dilakukan. Jin Woo merasa, jika seperti ini ayahnya tidak akan selamat dan saat ini kondisi ayahnya terus memburuk.

In Ah menyarankan Jin Woo untuk menyerahkan diri terlebih dahulu ke polisi. Tapi Jin Woo menolak. Jika ia menyerahkan diri, polisi pasti akan membuat barang bukti palsu dan akan menyatakan ia bersalah dan ia akan berakhir seperti ayahnya, di dalam penjara. Jin Woo bertekad ia tidak akan kalah dan berjanji akan menghubungi In Ah lagi.

--

Jae Ik mendesak Manager Yoon untuk mencari Jin Woo. Ia heran kenapa Manager Yoon malah naik ke atas. Manager Yoon mengatakan ia harus mengambil barang keperluan Jin Woo. Jae Ik kaget, manager Yoon ternyata mengetahui Jin Woo dimana. Manager Yoon mengatakan ada yang ingin ia perlihatkan pada Jae Ik.


Manager Yoon membawa Jae Ik ke ruang rahasia Jin Woo dan memperlihatkan bagan Il Ho Group yang sudah disusun Jin Woo. Jae Ik sangat terkejut, ia sama sekali tidak mengetahui Jin Woo ada kaitannya dengan kasus yang pernah ia tangani 4 tahun yang lalu. Manager Yoon mengatakan bahwa Nam Gyu Man yang menjebak Jin Woo. Jaek Ik tertawa, tidak percaya dengan ucapan Manager Yoon. Tapi Manager Yoon mengatakan itu kenyataannya dan ia ingin tau apa yang akan dilakukan Jae Ik sekarang.

--

In Ah keluar dari NFS (National Forensic Service) dan melihat Detektif Park sedang berada di dalam mobil di depan gedung NFS. In Ah bmenyindir detektif Park yang terus mengikutinya sejak ia keluar dari kantor. In Ah menyindir detektif Park yang seharusnya mengikuti penjahat bukan dirinya.

Dengan jujur, detektif Park mengatakan, ia hanya ingin tau apa yang disembunyikan oleh In Ah terkait dengan penjahat yang sedang ia kejar. In Ah tersenyum sinis dan mengancam detektif park akan menyesal sudah mengatakan itu padanya. Ia bersumpah akan menangkap semua orang yang sudah menjebak Jin Woo, termasuk detektif Park.


Setelah In Ah pergi, detektif Park langsung menghubungi jaksa Hong, melaporkan bahwa In Ah sedang menyelidiki kasus pembunuhan Cheonsamdong. Jaksa Hong menilai In Ah memang jaksa yang tidak mengenal rasa takut. Jaksa Hong meminta detektif Park untuk terus mengwasi In Ah karena akan buruk akibatnya jika In Ah mengetahui kebenaran dari kasus itu. Detektif Park mengerti, Gyu Man juga mengingatkannya tentang hal itu dan ia berjanji akan terus mengawasi In Ah.

--
In Ah kembali ke ruangannya dan membaca hasil otopsi yang menyatakan bahwa pembunuhan itu adalah pembunuhan menggunakan tali kail pancing. In Ah mengumpulkan semua dokumen dan anak buahnya. Ia memerintahkan anak buahnya untuk mencari kasus yang serupa yang mungkin pernah terjadi.


Manager Yoon datang bersama Jae Ik. Saat melihat Jin Woo, Jae Ik merasa sangat bersalah dan langsung memeluk Jin Woo. Jae Ik meminta maaf karena ia sama sekali tidak tau tentang Jin Woo. Ia merasa pasti sangat berat bagi Jin Woo untuk bisa bertahan. Jin Woo ingin menjelaskan tapi Jae Ik kembali memeluk Jin Woo. Jin Woo ahkirnya bisa sedikit tersenyum...


Jin Woo meminta Jae Ik mencarikan ponsel dan mobil untuknya. Jae Ik menyanggupinya. Jin Woo juga meminta Manager Yoon untuk memberikan usb yang berisikan penggelapan dana yang dilakukan oleh Il Ho Group pada wartawan yang dikenal oleh Manager Yoon tidak kenal takut. Jin Woo mengatakan ia ingin melakukan siaran langsung.


Jin Woo keluar dari motel dengan penampilan berbeda, memakai kacamata. Ia melihat ada polisi yang bertanya di sekitar motel dan diam-diam berjalan dan masuk ke dalam mobil yang sudah dicarikan oleh Jae Ik.


Saat di dalam perjalanan, Jin Woo menghubungi reporter Jang Hyun Soo, memberitahukan bahwa ia memiliki data penggelapan dana Il Ho Group dan ingin siaran langsung jam tiga besok sore.

--

Gyu Man bertemu dengan Seok Kyu, ia mentraktir Seok Kyu makan siang. Seok Kyu menebak sepertinya ada hal baik yang terjadi pada Gyu Man. Gyu Man membenarkan, ia mengatakan kemarin ia baru bertemu dengan teman lamanya.

Sek. Ahn melirik Gyu Man, ngeri.

Tak lama, Gyu Man mendapatkan telpon dan langsung mengangkatnya. "Kau senang berhasil menjebakku?", tanya Jin Woo. Gyu Man terdiam, menahan marah.

"Kau dimana, brengsek?", tanya Gyu Man.


Gyu Man keluar dari ruang privatnya dan melewati ruangan privat yang lain. Kita melihat pintu ruangan itu tidak tertutup rapat dan di dalamnya ada Jin Woo. Gyu Man berhenti di dekat sebuah cermin dan Jin Woo dapat melihat Gyu Man dengan jelas melalui cermin itu.

Jin Woo mengatakan sebenarnya ia juga ingin bertemu dengan Gyu Man, ia penasaran dengan reaksi Gyu Man.

"Kau tau, aku bisa membunuhmu?", ucap Gyu Man sambil tersenyum.

"Saat kau menjebak ayahku dulu, aku sudah mati", sahut Jin Woo. Senyum Gyu Man menghilang. Jin Woo meminta Gyu Man mengungkapkan pelaku sebenarnya besok, jika tidak data keuangan Il Ho Group akan diketahui oleh dunia besok.

"Keuangan apa?".

"Kau pikir kenapa aku mau menjadi pengacara wakil presiden Kang?". Jin Woo menyuruh Gyu Man memikirkan baik-baik tawarannya itu. Ia merasa pasti akan sangat menyenangkan jika seluruh dunia tau bagaimana kotornya Nam Il Ho dan Nam Gyu Man. Ia yakin para investor akan menarik uang mereka dari Il Ho Group.

Gyu Man berpura-pura tidak peduli, mempersilahkan Jin Woo menyiarkannya tapi jika Jin Woo melakukan itu, ia akan membunuh Jin Woo dan ayah Jin Woo.

"Sepertinya kau lupa situasi sekarang ini. Ayahku dan aku sudah kau jadikan pembunuh. Apa kau pikir aku mau kalah darimu? Ingat itu. Kau harus mengungkapnya besok sebelum jam 3 sore, dengan begitu maka data keuanganmu akan aman...".

Bersambung...

[Sinopsis Remember Episode 8 Part 2]
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes