[Sinopsis Remember Episode 6 Part 1]
Kdramastory - Gyu Man bertemu diam-diam dengan Jaksa Hong. Ia mendengar kasus wapresdir Kang ditangani oleh seorang jaksa yang masih muda bernama Lee In Ah. Jaksa Hong membenarkan dan ia mengatakan ia mendengar In Ah sendiri yang memintanya.
Gyu Man mengatakan ia sudah mengeluarkan jutaan won untuk iklan untuk membangun image Il Ho Life Insurance yang bersih dan terpercaya. Ia berharap jaksa Hong segera menyelesaikan kasus ini sehingga tidak muncul lagi di media. Jaksa Hong menyanggupi dan berjanji akan memilih jaksa yang lebih senior.
--
Seok Kyu datang menemui Gyu Nam di sebuah klub, ia adalah hakim di kasus wapresdir Kang dan ternyata dia adalah teman sekolahnya Gyu Nam. Seok Kyu sempat berbasa basi, menyapa Sek. Ahn dan memujinya yang terlihat kurus. Saat Sek. Ahn menanggapi Seok Kyu, Gyu Nam langsung memotongnya, menyinggung tentang persidangan wapresdir Kang yang ditangani Seok Kyu.
Seok Kyu langsung tidak senang dan berniat untuk pergi, jika Gyu Nam memanggilnya ke sana untuk membicarakan tentang persidangan itu. Namun, Gyu Man menahan Seok Kyu dan menenangkan Seok Kyu, jika ia memang ingin minta tolong, ia tidak akan memintanya pada Seok Kyu. Seok Kyu mengatakan ia hanya tidak ingin merasa aneh jika bertemu dengan teman-temannya. Gyu Nam membenarkan ucapan Seo Kyu, Seok Kyu tidak perlu merasa aneh dan Seok Kyu harus memberi keputusan berdasarkan hatinya. Lalu Gyu Nam menawarkan Seok Kyu minum.
Sek. Ahn mencoba berbicara tentang hal lain, menanyakan apakah Seok Kyu akhir-akhir ini memiliki kekasih. Gyu Nam melirik Sek. Ahn, sepertinya ia tidak begitu suka saat Sek. Ahn membuka percakapan dengan Seok Kyu. Seok Kyu dengan jujur mengatakan ia sedang menyukai seseorang.
Gyu Nam langsung menyahut, jika adikku mendengar ini, ia pasti kecewa...
Seok Kyu berkata ia hanya menganggap Yeo Kyung itu seperti adiknya sendiri. Seok Kyu tertawa dan mengajak minum. Ketiganya bersulang. Saat minum, Gyu Nam terlihat melirik Sek. Ahn dan Sek. Ahn terlihat gugup dan memilih membelakangi Gyu Nam.
--
Di tangga depan gedung pengadilan, Seok Kyu berpapasan dengan In Ah dan mengajak In Ah minum kopi. In Ah berpikir Seok Kyu mengenalinya karena ia menjadi jaksa di sidang yang dipimpin oleh Seok Kyu.
Saat di kafe, Seok Kyu bertanya, sepertinya cukup berat bagi In Ah menangani kasus pemerkosaan. In Ah merasa tidak, menurutnya lebih berat lagi bagi korbannya. Seok Kyu bercerita dua tahun yang lalu, ia memimpin sidang pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pegawai sebuah perusahaan besar pada salah seorang direktur wanita di perusahaan tersebut.
"Apa dia dinyatakan bersalah?", tanya In Ah. Seok Kyu membenarkan dan ia mengatakan setelah keputusan dijatuhkan, pria itu bunuh diri. Pada kenyataannya, memang terjadi kontak fisik atas dasar suka sama suka hanya saja jika kejadian tersebut terdengar oleh kantor, maka akan menjadi halangan bagi direktur wanita itu untuk mendapatkan promosi jabatan. Oleh sebab itulah direktur itu mengajukan tuntutan pelecehan seksual.
Seok Kyu memberitahukan In Ah bahwa kali ini ia tidak akan menjatuhkan hukuman bersalah tanpa bukti yang kuat. In Ah tersenyum kecut dan menganggukkan kepalanya.
--
Jae ik datang ke kantor tanpa membawa hasil yang diminta Jin Woo. Jin Woo meminta Jae Ik mencarinya lagi.
--
Jaksa Hong memanggil In Ah, memerintahkan In Ah agar sore nanti In Ah harus menyerahkan semua dokumen sidang kasus wapresdir Kang dan berhenti mengerjakannya. Dengan berani In Ah menolaknya, karena tidak ada alasan baginya untuk menyerahkan kasus itu. Dengan tegas pula jaksa Hong mengatakan sepertinya In Ah tidak mengenal siapa dirinya dan ia tidak menyukai jaksa yang berada di bawahnya gagal. Ia mengatakan akan memberikan kasus yang lebih ringan untuk In Ah.
Wajah In Ah terlihat sedih. Namun sesaat kemudian wajahnya kembali gembira saat ia mendapatkan kabar bahwa seseorang menghubungi mereka tentang keberadaan kotak hitam. In Ah tersenyum senang dan mengatakan pada jaksa Hong bhawa ia tidak boleh menyerah, ia berjanji akan menang dalam kasus ini.
In Ah berangkat bersama asistennya. Ia membaca dokumen yang berisi daftar kendaraan yang keluar masuk di basement hari itu tapi ada beberapa yang masih belum diketahui lokasinya. Ia meminta assitennya untuk mendapatkan black box itu bagaimanapun caranya.
In Ah dan asistennya itu bertemu dengan si informan di sebuah parkiran. Pria itu menyerahkan sebuah memory kecil dan mengatakan ia baru ingat pernah datang ke parkiran tempat kejadian saat menonton berita tentang persidangan.
In Ah memberikan memory itu pada asistennya dan meminta asistennya mengeceknya langsung. Tidak jauh dari mereka, Dong Ho mengawasi.
Dan video rekaman itu pun diputarkan di persidangan. Istri dan putri wapresdir Kang terlihat kecewa. Sementara Han Na menangis.
--
Jin Woo menemui wapresdir Kang. wapresdir Kang langsung menanyakan tentang keluarganya, apakah mereka pulang ke rumah dengan selamat. Jin Woo membenarkan dan memberitahukan bahwa istri wapresdir Kang sangat mengkhawatirkan wapresdir Kang.
wapresdir Kang berkata, awalnya saat ditangkap ia merasa tidak melakukan kejahatan itu dan merasa akan bisa segera bebas. Namun setelah melihat video itu, ia mulai meragukan dirinya sendiri, apakah ia benar melakukan kejahatan itu dan mulai takut pada dirinya sendiri.
Jin Woo meminta wapresdir Kang untuk tidak terbawa suasana dalam situasi seperti ini. Sampai hakim belum memberikan keputusannya, wapresdir Kang tidak bersalah.
wapresdir Kang mengatakan saat ini yang ia takuti bukan lah perusahaan atau pun orang lain, yang ia takuti adalah istri dan putrinya akan memperlakukannya seperti seekor hama dan meninggalkannya. wapresdir Kang mulai menangis.
--
Jin Woo datang ke sebuah proyek konstruksi untuk menemui ayah Han Na yang bernama Kim Kyung In. Tuan Kim menanyakan kabar putrinya. Dan Jin Woo mengatakan Han Na sudah lulus dan kuliah dan sekarang bekerja di sebuah perushaan yang besar. Jin Woo bertanya kenapa Tuan Kim tidak kembali pada keluarganya.
Tuan Kim merasa dirinya adalah pendosa. Setelah perusahaannya bangkrut, ia dikejar-kejar oleh kreditor, ia tidak bisa lagi kembali ke keluarganya. Jin Woo bertanya apakah Tuan Kim tidak merindukan Han Na. Tuan Kim mengakui ia selalu teringat kenangan indah bersama keluarganya, bahkan setiap malam pun ia memimpikannya. Tapi saat ini ia sedang berjuang keras untuk bisa mewujudkannya.
Jin Woo tertegun mendengar ucapan Tuan Kim. Ia teringat saat terakhir sarapan bersama ayahnya. Tuan Kim menitipkan pesan pada Jin Woo untuk Han Na. Ia ingin Jin Woo mengatakan pada Han Na bahwa ia minta maaf karena tidak bisa berada di sisi Han Na. Dan Tuan Kim pun menangis.
--
Jin Woo memutar kembali video rekaman itu dan menemukan ada satu kejanggalan. Pria yang melakukan tindakan asusila pada Han Na tidak memiliki tanda bekas cincin di jari manis sementara wapresdir Kang ada. Jin Woo langsung menelpon istri wapresdir Kang dan mengkonfirmasikannya.
Saat itu juga, Jin Woo langsung bergerak. Sambil mengendarai mobilnya, Jin Woo menelpon Jae Ik, meminta Jae Ik mencari informasi keberadaan informan black box karena video yang diberikannya itu palsu. Informan itu sangat penting karena dia adalah kunci dalam kasus ini.
Jin Woo menunggu di sebuah tempat parkir dan melihat seorang pria berjalan ke arah sebuah mobil dan memasukkan koper ke dalamnya. Sebelum pergi dengan mobil itu, pria itu mengawasi sekelilingnya.
Saat Jin Woo melihat wajahnya, ia teringat pria itu adalah salah satu pria yang mengusirnya dari kantor Dong Ho.
Saat mobil itu mulai bergerak, mobil Jin Woo pun mengikuti dari belakang. Dan di belakang mobil Jin Woo, ada mobil Sek. Byun. Sek. Byun melaporkan pada Dong Ho melalui telpn bahwa ia masih mengikuti Jin Woo dan menurutnya, sepertinya Jin Woo akan menyebabkan masalah.
Jin Woo mengikuti mobil itu hingga malam hari, sampai ke sebuah pelabuhan. Ia melihat pria itu dan seorang pria yang lain bertemu dengan sekelompok pria. Pemimpin kelompok itu, yaitu Joo Il memeluk kedua pria itu, berterima kasih atas kerja keras mereka dan berjanji akan menghubungi mereka setelah persidangan trial selesai.
Jin Woo membayangkan (sepertinya ya?) kejadian yang sesungguhnya terjadi. wapresdir Kang dibawa oleh kedua pria itu ke dalam mobil mereka. Setelah keadaan aman, pria yang satu memberi tanda pada pria yang satunya lagi yang sudah menunggu di lift bersama Han Na, sementara kamera di mobilnya berkedip-kedip, pertanda bahwa kamera itu mulai merekam. Pria itu keluar dari lift dengan berpura-pura sempoyongan dan dibantu oleh Han Na. Han Na membawa pria itu ke mobil wapresdir Kang.
Joo Il memberi mereka uang dan pasport. Saat mereka mulai bergerak ke arah kapal, Jin Woo mulai panik dan berniat mendekati mereka. Namun tiba-tiba seseorang menahannya, dia adalah Dong Ho. "Jin Woo-ya, aku yakin aku sudah memperingatkanmu!".
Kapal sudah mulai dinyalakan. Dan Jin Woo semakin panik, ingin segera menghalangi mereka pergi. Tapi Dong Ho kembali menahan Jin Woo lebih kuat. Jin Woo menatap Dong Ho marah dan menarik tangannya dari pegangan Dong Ho. Dong Ho menghela nafasnya.
Belum jauh Jin Woo berlari, ia sudah dihajar oleh beberapa orang. Sementara kapal sudah berangkat. Jin Woo masih dihajar bahkan dipukuli dengan kayu. Dong Ho yang tadinya diam, mendekati orang-orang yang menghajar Jin Woo, menyuruh mereka berhenti. Ia berpesan pada Jin Woo, "Mulai sekarang, jangan berpikir lagi akan menangkap Nam Gyu Man, mengerti?".
Jin Woo memaki Dong Ho brengsek. Ia berusaha berdiri tapi sulit karena seluruh tubuhnya sakit.
Dengan wajah yang babak belur, Jin Woo menemui Han Na yang saat itu sedang berada di rumah sakit, menunggu ibunya selesai dioperasi. Setelah operasi selesai dan ibu Han Na dibawa keluar dari ruang operasi, dokter memberitahukan Han Na bahwa operasi ibu Han Na berjalan dengan baik, jadi ia minta Han Na tidak khawatir lagi. Han Na menangis bahagia.
Saat akan ikut mengantar ibunya ke kamar, langkah Han Na berhenti saat melihat Jin Woo ada di sana. Mereka akhirnya berbicara. Jin Woo memberitahukan Han Na bahwa ia bertemu dengan ayah Han Na dan menyampaikan pesan ayah Han Na.
Han Na marah mendengar pesan yang disampaikan oleh Jin Woo itu dan bertanya apa sebenanrnya yang ingin dikatakan Jin Woo.
"Tidak ada sakit yang lebih besar pada seorang anak melainkan tidak memiliki ayah di sampingnya. Kau mungkin tau ini benar. Aku berharap ibumu akan segera pulih dan ucapanku ini tulus. Tapi saat ini Kim Han Na, kau mencuri ayah milik orang lain. Jangan lupakan itu". Setelah mengatakan itu, Jin Woo pun pergi.
--
Saat sarapan pagi, Yeo Kyung mengingatkan ayahnya bahwa hari ini adalah hari terakhir persidangan wapresdir Kang. Yeo kyung bertekad akan pergi ke persidangan untuk melihat apa yang terjadi dengan matanya sendiri, jika ada ketidakadilan ia akan mengajukan banding.
Namun Tuan Nam mengatakan sulit bagi wapresdir Kang kembali ke perusahaan, ditambah lagi dengan adanya bukti video. Yeo Kyung mencoba membantah ayahnya, sepertinya ia kurang setuju dengan ayahnya. Namun lagi-lagi dengan tegas Tuan Nam mengatakan ia sudah membangun perusahaannya dengan baik, ia tidak rela reputasi perusahaannya dirusak oleh wapresdir Kang. Yeo Kyung terdiam, tidak bisa membantah lagi.
--
Sek. Ahn memberikan daftar nama kandidat yang akan menggantikan wapresdir Kang. Gyu Nam bertanya dari daftar itu siapa yang terbaik. Sek. Ahn mengatakan direktur Lee Young Ho, karena Lee Young Ho adalah orang yang akan melakukan apa pun yang diperintahkan. Gyu Nam tersenyum senang dan kemudian menanyakan Park Byun. Sek. Ahn mengatakan Park Byun pergi ke persidangan dan akan segera memberitahukan pada mereka hasil persidangan nanti.
Gyu Nam merasa lega dan menyuruh Sek. Ahn keluar.
Gyu Nam menelpon temannya (masih belum tau namanya), mengajak temannya itu keluar untuk minum bersama. Temannya itu bertanya ada apa. Gyu Nam mengatakan hari ini ia akan merayakan wapresdir dihancurkan.
--
Jin Woo datang ke persidangan dengan wajahnya masih terluka. In Ah sedikit kaget melihatnya tapi kemudian ia kembali meneruskan membaca dokumen. Saat wapresdir Kang dibawa masuk ke ruang sidang, orang-orang mulai berbisik-bisik.
Saat duduk di samping Jin Woo, wapresdir Kang memberikan sebuah surat pada Jin Woo. Ia yakin jika hari ini ia dinyatakan bersalah, ia pasti akan langsung dihukum mati dan ia ingin Jin Woo menyampaikan suratnya itu pada keluarnya.
Jin Woo tersenyum tipis dan mengembalikan surat itu pada wapresdir Kang. "Kita akan menang dalam trial ini. Dan anda bisa memberikan sendiri surat ini pada mereka". wapresdir Kang menatap Jin Woo.
Sementara itu, Han Na juga menatap istri dan putri wapresdir Kang, wajahnya terlihat menyimpan rasa bersalah.
Jin Woo memutar ulang video rekaman dan menghentikannya di bagian yang terlihat jari tangan si pria. Jin Woo menjelaskan bahwa video yang ia putarkan adalah video dari jaksa, di video itu terlihat di jari tangan pria itu tidak ada cincin. Sementara wapresdir Kang tidak pernah melepaskan cincinnya di luar rumah sejak menikah. Jin Woo memperlihatkan daftar benda yang disita dari wapresdir Kang saat wapresdir Kang ditangkap. Cincin pernikahan adalah salah satu benda yang disita.
Han Na mulai gelisah. In Ah bertanya pada Jin Woo kemungkinan wapresdir Kang melepaskan cincin dan menyimpannya di dalam saku karena merasa bersalah. Hakim menanyakan maksud Jin Woo memutar video itu, apakah menurut Jin Woo video yang diputar oleh jaksa adalah palsu.
Jin Woo membenarkan, menurutnya pria yang ada di dalam video bukanlah wapresdir Kang. In Ah langsung marah dan berdiri dari kursinya. Ia marah karena seolah-olah Jin Woo menuduhnya mengedit videonya dan memutarkannya di ruang sidang.
Namun Jin Woo membantah, maksudnya adalah video yang diputar oleh In Ah adalah video yang palsu. Jin Woo memberitahukan hakim bahwa ia akan memanggil Han Na untuk mengkonfirmasi keaslian video itu.
Yeo Kyung masuk ke ruang sidang dan duduk di lantai atas. Ia melihat Jin Woo dan mengenalinya. Bgeitu juga dengan Dong Ho, namun ia duduk di lantai bawah, di dekat pintu masuk.
Jin Woo mulai bertanya pada Han Na. Ia menanyakan tentang Han Na yang akan segera menyelesaikan masa internnya di Il Ho Group sebulan lagi dan masih belum mendapatkan pekerjaan yang lain. Han Na membenarkan. Lalu Jin Woo juga menanyakan tentang perampokan yang dialami oleh Han Na.
In Ah langsung mengajukan keberatan karena Jin Woo bertanya diluar kasus dan hakim menerima keberatan In Ah dan menyuruh Jin Woo tetap dalam topik mereka.
Jin Woo memberitahukan bahwa Han Na kehilangan semua uang yang sudah disimpan untuk operasi ibunya dalam perampokan itu. Tapi kemarin, karena penyakit kankernya, ibu Han Na menjalani sebuah operasi besar. Jin Woo mengubah posisi berdirinya dan lebih mendekat ke arah Han Na. Ia bertanya tentang jalannya operasi ibu Han Na, apakah operasinya berjalan dengan lancar.
Mata Han Na memerah, menahan tangis. Jin Woo kembali mengajukan pertanyaan karena Han Na diam saja. "Apakah pertanyaan ini sulit? Aku bertanya apakah operasi ibumu berjalan dengan lancar?".
Han Na membenarkan.
Jin Woo mengatakan ia menduga biaya operasinya pasti membutuhkan uang yang banyak, bahkan jika Han Na menyimpan seluruh gaji internnya selama 9 bulan tanpa menggunakannya, itu tidak cukup. Jin Woo bertanya dari mana Han Na mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat.
Han Na diam. Jin Woo mulai mendesak Han Na menjawab pertanyaannya karena ia tau Han Na tidak mempunyai uang untuk membiayai rumah sakit dan bahkan tidak mampu membayar sewa kamarnya. Han Na mulai menangis. In Ah kembali mengajukan keberatan karena Jin Woo keluar dari topik mereka. Hakim kembali menperingatkan Jin Woo.
Tapi Jin Woo tidak peduli, ia semakin mendesak Han Na, ia bahkan mengatakan ibu Han Na pasti tidak akan senang jika mengetahui darimana Han Na memperoleh uang untuk biaya operasi. Hakim menegur Jin Woo lagi.
Jin Woo membentak Han Na, menyuruhnya melihat video dan mengatakan apakah benar orang yang ada di video itu adalah wapresdir Kang atau bukan. "Jawab aku!", teriak Jin Woo.
Han Na menoleh ke belakang, ke arah istri dan putri wapresdir Kang. Kemudian ia melihat lagi, di barisan belakang, duduk ayahnya. Tuan Kim menatap Han Na sambil menahan tangisnya.
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Han Na mengakui bahwa wapresdir Kang tidak bersalah dan tidak melakukan apa pun padanya. Han Na meminta maaf, ia tidak tau bagaimana lagi ia bisa mendapatkan uang.
wapresdir Kang menangis dan melihat ke arah istri dan putrinya.
--
Setelah sidang selesai, In Ah mengejar Jin Woo. Ia yakin insiden ini bukan hanya Han Na yang terlibat. Namun Jin Woo tidak peduli, yang penting baginya adalah kliennya menang. Dan tugas In Ah sebagai jaksa untuk mencari pelaku yang sebenarnya.
Saat Jin Woo akan keluar dari gedung pengadilan, Yeo Kyung memanggilnya, ia tidak tau Jin Woo mewakili wapresdir Kang dan berterima kasih karena Jin Woo membela wapresdir Kang dengan sangat baik. Yeo Kyung melihat wajah Jin Woo yang terluka dan terlihat khawatir, tapi Jin Woo mengatakan tidak ada apa-apa.
Yeo Kyung mengajak Jin Woo minum, ia akan mentraktir Jin Woo sebagai ungkapan rasa terima kasih. Dengan wajah gembira Jin Woo langsung menyetujuinya dan mereka pun pergi bersama-sama.
In Ahn menatap tidak percaya melihat keakraban antara Jin Woo dan Yeo Kyung.
--
Tuan Nam menonton berita dibebaskannya wapresdir Kang. Joo Il yang ada di sana langsung berlutut, mengakui kesalahannya. Tuan Nam mengingatkan Joo Il bahwa tidak ada satu pun yang jejak yang mengarah ke Gyu Man.
Joo Il meminta Tuan Nam tidak khawatir, karena segalanya ia dan Dong Ho yang mengurusnya. Tuan Nam mendesah, kecewa.
--
Gyu Man mendapatkan kabar dibebaskannya wapresdir Kang dari Dong Ho. Gyu Nam sangat marah dan melemparkan gelasnya ke dinding. Ia bertanya siapa pengacara yang menyebabkan persidangan menjadi seperti itu. Ia berteriak, menyuruh Dong Ho membawa pengaccara itu ke hadapannya, SEKARANG JUGA!
Di saat yang sama, Yeo Kyung masuk bersama dengan Jin Woo. Gyu Man melihat Jin Woo dan berkata sambil tersenyum sinis, "Siapa ini...".
Saat Gyu Man mendekatinya dan berdiri di depannya, Jin Woo berkata, "Presiden Nam Gyu Man, kau mengenalku bukan?".
Teman Gyu Man bertanya siapa Jin Woo pada Gyu Man. Dan Jin Woo menjawab, ia adalah Seo Jin Woo, pengacara wapresdir Kang. Gyu Man langsung mengubah ekspresinya. Ia mengatakan ia mendengar tentang persidangan itu. Ia memuji Jin Woo yang masih muda dan memiliki kemampuan, atau mungkin Jin Woo hanya beruntung saja? Ia mengatakan pada Jin Woo bahwa itu adalah pujian darinya untuk Jin Woo.
"Di dalam ruang sidang, mereka tidak melihat usia", ucap Jin Woo.
Gyu Man tertawa kecil, memberitahukan pada temannya bahwa berkat Jin Woo reputasi perusahaannya pulih kembali. Gyu Man berpikir bagaimana cara membalasnya dan bertanya pendapat Dong Ho, apa perlu ia menawarkan sebuah posisi di perusahaan hukum mereka.
"Terima kasih atas tawarannya, tapi aku sudah punya firma hukum sendiri", sahut Jin Woo.
Ekspresi Gyu Man berubah lagi. Ia menatap Jin Woo dengan tajam, sepertinya emosinya sudah mau meledak. Dong Ho yang sedari tadi hanya diam, berusaha mencegah hal itu terjadi, ia mengajak Gyu Man pulang.
Gyu Man tiba-tiba seperti tersadar dan kemudian tersenyum, menyetujui ajakan Dong Ho dan akan pergi. Namun Jin Woo memanggil Gyu Man kembali. Ia mengambil ponsel Gyu Man yang tertinggal di meja minuman dan mengembalikannya pada Gyu Man, sambil mengatakan, "Sudah empat tahun. Aku sedih karena kau pulang sangat cepat.."
Gyu Man mengambil ponselnya dan berkata, "Jika kau sangat ingin bertemu denganku, datanglah ke kantorku kapan-kapan...".
Jin Woo melangkah selangkah lagi mendekati Gyu Man dan berbisik, "Lain kali, kita akan bertemu di ruang sidang. Aku akan menempatkanmu di meja tersangka...".
Gyu Man hanya tersenyum, gila...
Bersambung...
Komentar :
Saya suka episode ini, secara keseluruhan disajikan dengan cepat dan ringkas tanpa melupakan tujuan utamanya Jin Woo. Namun ada satu scene yang menurut saya sangat tidak penting yaitu scene In Ah yang mabuk dan menelpon Jin Woo hingga Jin Woo harus mengantarkan In Ah. Entah kenapa, kok sy ngerasanya agak garing gimanaaaa gitu... Ga penting lah pokoknya... Dan entah kenapa, sy merasa adegan itu terkesan kekanak-kanakan.
Sy senang di episode ini Jin Woo terlihat semakin smart walaupun itu belum bisa menghilangnya faktanya bahwa ia terlihat sangat muda dibandingkan dengan pemain yang lainnya. Dan mungkin itu memang begitu, karena Jin Woo diceritakan adalah seorang pengacara yang seorang muda. Kalau dihitung-hitung kalau Jin Woo mendapatkan lisensinya di umur 22 tahun maka saat ini mungkin Jin Woo berusia sekitar 23 tahun. Ya, mungkin wajar saja ia terlihat sangat muda dibandingkan yang lain.
Sebuah rencana yang tepat jika Jin Woo membidik Yeo Kyung untuk bisa mendapatkan akses lebih banyak dan cepat tentang Gyu Man. Dengan membuat Yeo Kyung tertarik dengannya, maka akan mudah bagi Jin Woo untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Pertanyaannya apakah Yeo Kyung bisa mudah menyukai Jin Woo sementara sepertinya ia sudah lama menyukai teman oppanya yang sekarang menjadi hakim, Seok Kyu. Tapi sepertinya Yeo Kyung mulai memperhatikan Jin Woo...
Sebenarnya sy kasihan melihat Dong Ho. Di satu sisi ia tidak bisa mengkhianati Joo Il dan di satu sisi ia merasa urusannya dengan Jin Woo belum selesai dan sepertinya, ia juga mengkhawatirkan keselamatan Jin Woo. Sy berharap, suatu saat Dong Ho akan berubah pikiran dan memantapkan hatinya untuk berada di pihak Jin Woo. Agak kesal melihat Joo Il yang benar-benar patuh pada Tuan Nam. Kalau mereka sering mengasosiasikan dengan 'anjing', maka Joo Il adalah seekor 'anjing' yang sangat patuh. Sy kok 'geuleuh' lihatnya ya...
Sy suka dengan berbagai perubahan ekspresi Gyu Man dan sekaligus ngeri. Setiap lihat Gyu Man, seperti ada sesuatu yang bergerak-gerak di dalam perut sy. Di episode 5 yang lalu, saat In Ah tidak sengaja satu lift dengan Gyu Man, sy bisa merasakan gimana shock dan gemetarnya In Ah. Sy sendiri membayangkan, jika seandainya satu lift dengan Gyu Man dan ditatap dengan tatapan seperti itu oelh Gyu Man, pasti udah ngompol sanking takutnya... :-P
Di akhir episode ini ga ada preview, jadi sy penasaran kasus apa yang akan ditangani Jin Woo nanti. Apa In Ah akan membongkar siapa pelaku sebenarnya dalam kasus wapresdir Kang seperti yang dikatakan oleh Jin Woo?
[Sinopsis Remember Episode 7 Part 1]
Note : All images credit to SBS.
Sinopsis Remember Episode 6 Part 2
![]() |
Credit : SBS |
Gyu Man mengatakan ia sudah mengeluarkan jutaan won untuk iklan untuk membangun image Il Ho Life Insurance yang bersih dan terpercaya. Ia berharap jaksa Hong segera menyelesaikan kasus ini sehingga tidak muncul lagi di media. Jaksa Hong menyanggupi dan berjanji akan memilih jaksa yang lebih senior.
--
Seok Kyu datang menemui Gyu Nam di sebuah klub, ia adalah hakim di kasus wapresdir Kang dan ternyata dia adalah teman sekolahnya Gyu Nam. Seok Kyu sempat berbasa basi, menyapa Sek. Ahn dan memujinya yang terlihat kurus. Saat Sek. Ahn menanggapi Seok Kyu, Gyu Nam langsung memotongnya, menyinggung tentang persidangan wapresdir Kang yang ditangani Seok Kyu.
Seok Kyu langsung tidak senang dan berniat untuk pergi, jika Gyu Nam memanggilnya ke sana untuk membicarakan tentang persidangan itu. Namun, Gyu Man menahan Seok Kyu dan menenangkan Seok Kyu, jika ia memang ingin minta tolong, ia tidak akan memintanya pada Seok Kyu. Seok Kyu mengatakan ia hanya tidak ingin merasa aneh jika bertemu dengan teman-temannya. Gyu Nam membenarkan ucapan Seo Kyu, Seok Kyu tidak perlu merasa aneh dan Seok Kyu harus memberi keputusan berdasarkan hatinya. Lalu Gyu Nam menawarkan Seok Kyu minum.
Sek. Ahn mencoba berbicara tentang hal lain, menanyakan apakah Seok Kyu akhir-akhir ini memiliki kekasih. Gyu Nam melirik Sek. Ahn, sepertinya ia tidak begitu suka saat Sek. Ahn membuka percakapan dengan Seok Kyu. Seok Kyu dengan jujur mengatakan ia sedang menyukai seseorang.
Gyu Nam langsung menyahut, jika adikku mendengar ini, ia pasti kecewa...
Seok Kyu berkata ia hanya menganggap Yeo Kyung itu seperti adiknya sendiri. Seok Kyu tertawa dan mengajak minum. Ketiganya bersulang. Saat minum, Gyu Nam terlihat melirik Sek. Ahn dan Sek. Ahn terlihat gugup dan memilih membelakangi Gyu Nam.
--
Di tangga depan gedung pengadilan, Seok Kyu berpapasan dengan In Ah dan mengajak In Ah minum kopi. In Ah berpikir Seok Kyu mengenalinya karena ia menjadi jaksa di sidang yang dipimpin oleh Seok Kyu.
Saat di kafe, Seok Kyu bertanya, sepertinya cukup berat bagi In Ah menangani kasus pemerkosaan. In Ah merasa tidak, menurutnya lebih berat lagi bagi korbannya. Seok Kyu bercerita dua tahun yang lalu, ia memimpin sidang pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pegawai sebuah perusahaan besar pada salah seorang direktur wanita di perusahaan tersebut.
"Apa dia dinyatakan bersalah?", tanya In Ah. Seok Kyu membenarkan dan ia mengatakan setelah keputusan dijatuhkan, pria itu bunuh diri. Pada kenyataannya, memang terjadi kontak fisik atas dasar suka sama suka hanya saja jika kejadian tersebut terdengar oleh kantor, maka akan menjadi halangan bagi direktur wanita itu untuk mendapatkan promosi jabatan. Oleh sebab itulah direktur itu mengajukan tuntutan pelecehan seksual.
Seok Kyu memberitahukan In Ah bahwa kali ini ia tidak akan menjatuhkan hukuman bersalah tanpa bukti yang kuat. In Ah tersenyum kecut dan menganggukkan kepalanya.
--
Jae ik datang ke kantor tanpa membawa hasil yang diminta Jin Woo. Jin Woo meminta Jae Ik mencarinya lagi.
--
Jaksa Hong memanggil In Ah, memerintahkan In Ah agar sore nanti In Ah harus menyerahkan semua dokumen sidang kasus wapresdir Kang dan berhenti mengerjakannya. Dengan berani In Ah menolaknya, karena tidak ada alasan baginya untuk menyerahkan kasus itu. Dengan tegas pula jaksa Hong mengatakan sepertinya In Ah tidak mengenal siapa dirinya dan ia tidak menyukai jaksa yang berada di bawahnya gagal. Ia mengatakan akan memberikan kasus yang lebih ringan untuk In Ah.
Wajah In Ah terlihat sedih. Namun sesaat kemudian wajahnya kembali gembira saat ia mendapatkan kabar bahwa seseorang menghubungi mereka tentang keberadaan kotak hitam. In Ah tersenyum senang dan mengatakan pada jaksa Hong bhawa ia tidak boleh menyerah, ia berjanji akan menang dalam kasus ini.
In Ah berangkat bersama asistennya. Ia membaca dokumen yang berisi daftar kendaraan yang keluar masuk di basement hari itu tapi ada beberapa yang masih belum diketahui lokasinya. Ia meminta assitennya untuk mendapatkan black box itu bagaimanapun caranya.
In Ah dan asistennya itu bertemu dengan si informan di sebuah parkiran. Pria itu menyerahkan sebuah memory kecil dan mengatakan ia baru ingat pernah datang ke parkiran tempat kejadian saat menonton berita tentang persidangan.
In Ah memberikan memory itu pada asistennya dan meminta asistennya mengeceknya langsung. Tidak jauh dari mereka, Dong Ho mengawasi.
Dan video rekaman itu pun diputarkan di persidangan. Istri dan putri wapresdir Kang terlihat kecewa. Sementara Han Na menangis.
--
Jin Woo menemui wapresdir Kang. wapresdir Kang langsung menanyakan tentang keluarganya, apakah mereka pulang ke rumah dengan selamat. Jin Woo membenarkan dan memberitahukan bahwa istri wapresdir Kang sangat mengkhawatirkan wapresdir Kang.
wapresdir Kang berkata, awalnya saat ditangkap ia merasa tidak melakukan kejahatan itu dan merasa akan bisa segera bebas. Namun setelah melihat video itu, ia mulai meragukan dirinya sendiri, apakah ia benar melakukan kejahatan itu dan mulai takut pada dirinya sendiri.
Jin Woo meminta wapresdir Kang untuk tidak terbawa suasana dalam situasi seperti ini. Sampai hakim belum memberikan keputusannya, wapresdir Kang tidak bersalah.
wapresdir Kang mengatakan saat ini yang ia takuti bukan lah perusahaan atau pun orang lain, yang ia takuti adalah istri dan putrinya akan memperlakukannya seperti seekor hama dan meninggalkannya. wapresdir Kang mulai menangis.
--
Jin Woo datang ke sebuah proyek konstruksi untuk menemui ayah Han Na yang bernama Kim Kyung In. Tuan Kim menanyakan kabar putrinya. Dan Jin Woo mengatakan Han Na sudah lulus dan kuliah dan sekarang bekerja di sebuah perushaan yang besar. Jin Woo bertanya kenapa Tuan Kim tidak kembali pada keluarganya.
Tuan Kim merasa dirinya adalah pendosa. Setelah perusahaannya bangkrut, ia dikejar-kejar oleh kreditor, ia tidak bisa lagi kembali ke keluarganya. Jin Woo bertanya apakah Tuan Kim tidak merindukan Han Na. Tuan Kim mengakui ia selalu teringat kenangan indah bersama keluarganya, bahkan setiap malam pun ia memimpikannya. Tapi saat ini ia sedang berjuang keras untuk bisa mewujudkannya.
Jin Woo tertegun mendengar ucapan Tuan Kim. Ia teringat saat terakhir sarapan bersama ayahnya. Tuan Kim menitipkan pesan pada Jin Woo untuk Han Na. Ia ingin Jin Woo mengatakan pada Han Na bahwa ia minta maaf karena tidak bisa berada di sisi Han Na. Dan Tuan Kim pun menangis.
--
Jin Woo memutar kembali video rekaman itu dan menemukan ada satu kejanggalan. Pria yang melakukan tindakan asusila pada Han Na tidak memiliki tanda bekas cincin di jari manis sementara wapresdir Kang ada. Jin Woo langsung menelpon istri wapresdir Kang dan mengkonfirmasikannya.
Saat itu juga, Jin Woo langsung bergerak. Sambil mengendarai mobilnya, Jin Woo menelpon Jae Ik, meminta Jae Ik mencari informasi keberadaan informan black box karena video yang diberikannya itu palsu. Informan itu sangat penting karena dia adalah kunci dalam kasus ini.
Jin Woo menunggu di sebuah tempat parkir dan melihat seorang pria berjalan ke arah sebuah mobil dan memasukkan koper ke dalamnya. Sebelum pergi dengan mobil itu, pria itu mengawasi sekelilingnya.
Saat Jin Woo melihat wajahnya, ia teringat pria itu adalah salah satu pria yang mengusirnya dari kantor Dong Ho.
Saat mobil itu mulai bergerak, mobil Jin Woo pun mengikuti dari belakang. Dan di belakang mobil Jin Woo, ada mobil Sek. Byun. Sek. Byun melaporkan pada Dong Ho melalui telpn bahwa ia masih mengikuti Jin Woo dan menurutnya, sepertinya Jin Woo akan menyebabkan masalah.
Jin Woo mengikuti mobil itu hingga malam hari, sampai ke sebuah pelabuhan. Ia melihat pria itu dan seorang pria yang lain bertemu dengan sekelompok pria. Pemimpin kelompok itu, yaitu Joo Il memeluk kedua pria itu, berterima kasih atas kerja keras mereka dan berjanji akan menghubungi mereka setelah persidangan trial selesai.
Jin Woo membayangkan (sepertinya ya?) kejadian yang sesungguhnya terjadi. wapresdir Kang dibawa oleh kedua pria itu ke dalam mobil mereka. Setelah keadaan aman, pria yang satu memberi tanda pada pria yang satunya lagi yang sudah menunggu di lift bersama Han Na, sementara kamera di mobilnya berkedip-kedip, pertanda bahwa kamera itu mulai merekam. Pria itu keluar dari lift dengan berpura-pura sempoyongan dan dibantu oleh Han Na. Han Na membawa pria itu ke mobil wapresdir Kang.
Joo Il memberi mereka uang dan pasport. Saat mereka mulai bergerak ke arah kapal, Jin Woo mulai panik dan berniat mendekati mereka. Namun tiba-tiba seseorang menahannya, dia adalah Dong Ho. "Jin Woo-ya, aku yakin aku sudah memperingatkanmu!".
Kapal sudah mulai dinyalakan. Dan Jin Woo semakin panik, ingin segera menghalangi mereka pergi. Tapi Dong Ho kembali menahan Jin Woo lebih kuat. Jin Woo menatap Dong Ho marah dan menarik tangannya dari pegangan Dong Ho. Dong Ho menghela nafasnya.
Belum jauh Jin Woo berlari, ia sudah dihajar oleh beberapa orang. Sementara kapal sudah berangkat. Jin Woo masih dihajar bahkan dipukuli dengan kayu. Dong Ho yang tadinya diam, mendekati orang-orang yang menghajar Jin Woo, menyuruh mereka berhenti. Ia berpesan pada Jin Woo, "Mulai sekarang, jangan berpikir lagi akan menangkap Nam Gyu Man, mengerti?".
Jin Woo memaki Dong Ho brengsek. Ia berusaha berdiri tapi sulit karena seluruh tubuhnya sakit.
Dengan wajah yang babak belur, Jin Woo menemui Han Na yang saat itu sedang berada di rumah sakit, menunggu ibunya selesai dioperasi. Setelah operasi selesai dan ibu Han Na dibawa keluar dari ruang operasi, dokter memberitahukan Han Na bahwa operasi ibu Han Na berjalan dengan baik, jadi ia minta Han Na tidak khawatir lagi. Han Na menangis bahagia.
Saat akan ikut mengantar ibunya ke kamar, langkah Han Na berhenti saat melihat Jin Woo ada di sana. Mereka akhirnya berbicara. Jin Woo memberitahukan Han Na bahwa ia bertemu dengan ayah Han Na dan menyampaikan pesan ayah Han Na.
Han Na marah mendengar pesan yang disampaikan oleh Jin Woo itu dan bertanya apa sebenanrnya yang ingin dikatakan Jin Woo.
"Tidak ada sakit yang lebih besar pada seorang anak melainkan tidak memiliki ayah di sampingnya. Kau mungkin tau ini benar. Aku berharap ibumu akan segera pulih dan ucapanku ini tulus. Tapi saat ini Kim Han Na, kau mencuri ayah milik orang lain. Jangan lupakan itu". Setelah mengatakan itu, Jin Woo pun pergi.
--
Saat sarapan pagi, Yeo Kyung mengingatkan ayahnya bahwa hari ini adalah hari terakhir persidangan wapresdir Kang. Yeo kyung bertekad akan pergi ke persidangan untuk melihat apa yang terjadi dengan matanya sendiri, jika ada ketidakadilan ia akan mengajukan banding.
Namun Tuan Nam mengatakan sulit bagi wapresdir Kang kembali ke perusahaan, ditambah lagi dengan adanya bukti video. Yeo Kyung mencoba membantah ayahnya, sepertinya ia kurang setuju dengan ayahnya. Namun lagi-lagi dengan tegas Tuan Nam mengatakan ia sudah membangun perusahaannya dengan baik, ia tidak rela reputasi perusahaannya dirusak oleh wapresdir Kang. Yeo Kyung terdiam, tidak bisa membantah lagi.
--
Sek. Ahn memberikan daftar nama kandidat yang akan menggantikan wapresdir Kang. Gyu Nam bertanya dari daftar itu siapa yang terbaik. Sek. Ahn mengatakan direktur Lee Young Ho, karena Lee Young Ho adalah orang yang akan melakukan apa pun yang diperintahkan. Gyu Nam tersenyum senang dan kemudian menanyakan Park Byun. Sek. Ahn mengatakan Park Byun pergi ke persidangan dan akan segera memberitahukan pada mereka hasil persidangan nanti.
Gyu Nam merasa lega dan menyuruh Sek. Ahn keluar.
Gyu Nam menelpon temannya (masih belum tau namanya), mengajak temannya itu keluar untuk minum bersama. Temannya itu bertanya ada apa. Gyu Nam mengatakan hari ini ia akan merayakan wapresdir dihancurkan.
--
Jin Woo datang ke persidangan dengan wajahnya masih terluka. In Ah sedikit kaget melihatnya tapi kemudian ia kembali meneruskan membaca dokumen. Saat wapresdir Kang dibawa masuk ke ruang sidang, orang-orang mulai berbisik-bisik.
Saat duduk di samping Jin Woo, wapresdir Kang memberikan sebuah surat pada Jin Woo. Ia yakin jika hari ini ia dinyatakan bersalah, ia pasti akan langsung dihukum mati dan ia ingin Jin Woo menyampaikan suratnya itu pada keluarnya.
Jin Woo tersenyum tipis dan mengembalikan surat itu pada wapresdir Kang. "Kita akan menang dalam trial ini. Dan anda bisa memberikan sendiri surat ini pada mereka". wapresdir Kang menatap Jin Woo.
Sementara itu, Han Na juga menatap istri dan putri wapresdir Kang, wajahnya terlihat menyimpan rasa bersalah.
Jin Woo memutar ulang video rekaman dan menghentikannya di bagian yang terlihat jari tangan si pria. Jin Woo menjelaskan bahwa video yang ia putarkan adalah video dari jaksa, di video itu terlihat di jari tangan pria itu tidak ada cincin. Sementara wapresdir Kang tidak pernah melepaskan cincinnya di luar rumah sejak menikah. Jin Woo memperlihatkan daftar benda yang disita dari wapresdir Kang saat wapresdir Kang ditangkap. Cincin pernikahan adalah salah satu benda yang disita.
Han Na mulai gelisah. In Ah bertanya pada Jin Woo kemungkinan wapresdir Kang melepaskan cincin dan menyimpannya di dalam saku karena merasa bersalah. Hakim menanyakan maksud Jin Woo memutar video itu, apakah menurut Jin Woo video yang diputar oleh jaksa adalah palsu.
Jin Woo membenarkan, menurutnya pria yang ada di dalam video bukanlah wapresdir Kang. In Ah langsung marah dan berdiri dari kursinya. Ia marah karena seolah-olah Jin Woo menuduhnya mengedit videonya dan memutarkannya di ruang sidang.
Namun Jin Woo membantah, maksudnya adalah video yang diputar oleh In Ah adalah video yang palsu. Jin Woo memberitahukan hakim bahwa ia akan memanggil Han Na untuk mengkonfirmasi keaslian video itu.
Yeo Kyung masuk ke ruang sidang dan duduk di lantai atas. Ia melihat Jin Woo dan mengenalinya. Bgeitu juga dengan Dong Ho, namun ia duduk di lantai bawah, di dekat pintu masuk.
Jin Woo mulai bertanya pada Han Na. Ia menanyakan tentang Han Na yang akan segera menyelesaikan masa internnya di Il Ho Group sebulan lagi dan masih belum mendapatkan pekerjaan yang lain. Han Na membenarkan. Lalu Jin Woo juga menanyakan tentang perampokan yang dialami oleh Han Na.
In Ah langsung mengajukan keberatan karena Jin Woo bertanya diluar kasus dan hakim menerima keberatan In Ah dan menyuruh Jin Woo tetap dalam topik mereka.
Jin Woo memberitahukan bahwa Han Na kehilangan semua uang yang sudah disimpan untuk operasi ibunya dalam perampokan itu. Tapi kemarin, karena penyakit kankernya, ibu Han Na menjalani sebuah operasi besar. Jin Woo mengubah posisi berdirinya dan lebih mendekat ke arah Han Na. Ia bertanya tentang jalannya operasi ibu Han Na, apakah operasinya berjalan dengan lancar.
Mata Han Na memerah, menahan tangis. Jin Woo kembali mengajukan pertanyaan karena Han Na diam saja. "Apakah pertanyaan ini sulit? Aku bertanya apakah operasi ibumu berjalan dengan lancar?".
Han Na membenarkan.
Jin Woo mengatakan ia menduga biaya operasinya pasti membutuhkan uang yang banyak, bahkan jika Han Na menyimpan seluruh gaji internnya selama 9 bulan tanpa menggunakannya, itu tidak cukup. Jin Woo bertanya dari mana Han Na mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat.
Han Na diam. Jin Woo mulai mendesak Han Na menjawab pertanyaannya karena ia tau Han Na tidak mempunyai uang untuk membiayai rumah sakit dan bahkan tidak mampu membayar sewa kamarnya. Han Na mulai menangis. In Ah kembali mengajukan keberatan karena Jin Woo keluar dari topik mereka. Hakim kembali menperingatkan Jin Woo.
Tapi Jin Woo tidak peduli, ia semakin mendesak Han Na, ia bahkan mengatakan ibu Han Na pasti tidak akan senang jika mengetahui darimana Han Na memperoleh uang untuk biaya operasi. Hakim menegur Jin Woo lagi.
Jin Woo membentak Han Na, menyuruhnya melihat video dan mengatakan apakah benar orang yang ada di video itu adalah wapresdir Kang atau bukan. "Jawab aku!", teriak Jin Woo.
Han Na menoleh ke belakang, ke arah istri dan putri wapresdir Kang. Kemudian ia melihat lagi, di barisan belakang, duduk ayahnya. Tuan Kim menatap Han Na sambil menahan tangisnya.
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Han Na mengakui bahwa wapresdir Kang tidak bersalah dan tidak melakukan apa pun padanya. Han Na meminta maaf, ia tidak tau bagaimana lagi ia bisa mendapatkan uang.
wapresdir Kang menangis dan melihat ke arah istri dan putrinya.
--
Setelah sidang selesai, In Ah mengejar Jin Woo. Ia yakin insiden ini bukan hanya Han Na yang terlibat. Namun Jin Woo tidak peduli, yang penting baginya adalah kliennya menang. Dan tugas In Ah sebagai jaksa untuk mencari pelaku yang sebenarnya.
Saat Jin Woo akan keluar dari gedung pengadilan, Yeo Kyung memanggilnya, ia tidak tau Jin Woo mewakili wapresdir Kang dan berterima kasih karena Jin Woo membela wapresdir Kang dengan sangat baik. Yeo Kyung melihat wajah Jin Woo yang terluka dan terlihat khawatir, tapi Jin Woo mengatakan tidak ada apa-apa.
Yeo Kyung mengajak Jin Woo minum, ia akan mentraktir Jin Woo sebagai ungkapan rasa terima kasih. Dengan wajah gembira Jin Woo langsung menyetujuinya dan mereka pun pergi bersama-sama.
In Ahn menatap tidak percaya melihat keakraban antara Jin Woo dan Yeo Kyung.
--
Tuan Nam menonton berita dibebaskannya wapresdir Kang. Joo Il yang ada di sana langsung berlutut, mengakui kesalahannya. Tuan Nam mengingatkan Joo Il bahwa tidak ada satu pun yang jejak yang mengarah ke Gyu Man.
Joo Il meminta Tuan Nam tidak khawatir, karena segalanya ia dan Dong Ho yang mengurusnya. Tuan Nam mendesah, kecewa.
--
Gyu Man mendapatkan kabar dibebaskannya wapresdir Kang dari Dong Ho. Gyu Nam sangat marah dan melemparkan gelasnya ke dinding. Ia bertanya siapa pengacara yang menyebabkan persidangan menjadi seperti itu. Ia berteriak, menyuruh Dong Ho membawa pengaccara itu ke hadapannya, SEKARANG JUGA!
Di saat yang sama, Yeo Kyung masuk bersama dengan Jin Woo. Gyu Man melihat Jin Woo dan berkata sambil tersenyum sinis, "Siapa ini...".
Saat Gyu Man mendekatinya dan berdiri di depannya, Jin Woo berkata, "Presiden Nam Gyu Man, kau mengenalku bukan?".
Teman Gyu Man bertanya siapa Jin Woo pada Gyu Man. Dan Jin Woo menjawab, ia adalah Seo Jin Woo, pengacara wapresdir Kang. Gyu Man langsung mengubah ekspresinya. Ia mengatakan ia mendengar tentang persidangan itu. Ia memuji Jin Woo yang masih muda dan memiliki kemampuan, atau mungkin Jin Woo hanya beruntung saja? Ia mengatakan pada Jin Woo bahwa itu adalah pujian darinya untuk Jin Woo.
"Di dalam ruang sidang, mereka tidak melihat usia", ucap Jin Woo.
Gyu Man tertawa kecil, memberitahukan pada temannya bahwa berkat Jin Woo reputasi perusahaannya pulih kembali. Gyu Man berpikir bagaimana cara membalasnya dan bertanya pendapat Dong Ho, apa perlu ia menawarkan sebuah posisi di perusahaan hukum mereka.
"Terima kasih atas tawarannya, tapi aku sudah punya firma hukum sendiri", sahut Jin Woo.
Ekspresi Gyu Man berubah lagi. Ia menatap Jin Woo dengan tajam, sepertinya emosinya sudah mau meledak. Dong Ho yang sedari tadi hanya diam, berusaha mencegah hal itu terjadi, ia mengajak Gyu Man pulang.
Gyu Man tiba-tiba seperti tersadar dan kemudian tersenyum, menyetujui ajakan Dong Ho dan akan pergi. Namun Jin Woo memanggil Gyu Man kembali. Ia mengambil ponsel Gyu Man yang tertinggal di meja minuman dan mengembalikannya pada Gyu Man, sambil mengatakan, "Sudah empat tahun. Aku sedih karena kau pulang sangat cepat.."
Gyu Man mengambil ponselnya dan berkata, "Jika kau sangat ingin bertemu denganku, datanglah ke kantorku kapan-kapan...".
Jin Woo melangkah selangkah lagi mendekati Gyu Man dan berbisik, "Lain kali, kita akan bertemu di ruang sidang. Aku akan menempatkanmu di meja tersangka...".
Gyu Man hanya tersenyum, gila...
Bersambung...
Komentar :
Saya suka episode ini, secara keseluruhan disajikan dengan cepat dan ringkas tanpa melupakan tujuan utamanya Jin Woo. Namun ada satu scene yang menurut saya sangat tidak penting yaitu scene In Ah yang mabuk dan menelpon Jin Woo hingga Jin Woo harus mengantarkan In Ah. Entah kenapa, kok sy ngerasanya agak garing gimanaaaa gitu... Ga penting lah pokoknya... Dan entah kenapa, sy merasa adegan itu terkesan kekanak-kanakan.
Sy senang di episode ini Jin Woo terlihat semakin smart walaupun itu belum bisa menghilangnya faktanya bahwa ia terlihat sangat muda dibandingkan dengan pemain yang lainnya. Dan mungkin itu memang begitu, karena Jin Woo diceritakan adalah seorang pengacara yang seorang muda. Kalau dihitung-hitung kalau Jin Woo mendapatkan lisensinya di umur 22 tahun maka saat ini mungkin Jin Woo berusia sekitar 23 tahun. Ya, mungkin wajar saja ia terlihat sangat muda dibandingkan yang lain.
Sebuah rencana yang tepat jika Jin Woo membidik Yeo Kyung untuk bisa mendapatkan akses lebih banyak dan cepat tentang Gyu Man. Dengan membuat Yeo Kyung tertarik dengannya, maka akan mudah bagi Jin Woo untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Pertanyaannya apakah Yeo Kyung bisa mudah menyukai Jin Woo sementara sepertinya ia sudah lama menyukai teman oppanya yang sekarang menjadi hakim, Seok Kyu. Tapi sepertinya Yeo Kyung mulai memperhatikan Jin Woo...
Sebenarnya sy kasihan melihat Dong Ho. Di satu sisi ia tidak bisa mengkhianati Joo Il dan di satu sisi ia merasa urusannya dengan Jin Woo belum selesai dan sepertinya, ia juga mengkhawatirkan keselamatan Jin Woo. Sy berharap, suatu saat Dong Ho akan berubah pikiran dan memantapkan hatinya untuk berada di pihak Jin Woo. Agak kesal melihat Joo Il yang benar-benar patuh pada Tuan Nam. Kalau mereka sering mengasosiasikan dengan 'anjing', maka Joo Il adalah seekor 'anjing' yang sangat patuh. Sy kok 'geuleuh' lihatnya ya...
Sy suka dengan berbagai perubahan ekspresi Gyu Man dan sekaligus ngeri. Setiap lihat Gyu Man, seperti ada sesuatu yang bergerak-gerak di dalam perut sy. Di episode 5 yang lalu, saat In Ah tidak sengaja satu lift dengan Gyu Man, sy bisa merasakan gimana shock dan gemetarnya In Ah. Sy sendiri membayangkan, jika seandainya satu lift dengan Gyu Man dan ditatap dengan tatapan seperti itu oelh Gyu Man, pasti udah ngompol sanking takutnya... :-P
Di akhir episode ini ga ada preview, jadi sy penasaran kasus apa yang akan ditangani Jin Woo nanti. Apa In Ah akan membongkar siapa pelaku sebenarnya dalam kasus wapresdir Kang seperti yang dikatakan oleh Jin Woo?
[Sinopsis Remember Episode 7 Part 1]
Note : All images credit to SBS.
Post a Comment