Sinopsis Remember Episode 4 Part 2

[Sinopsis Remember Episode 4 Part 1]

Sinopsis Remember Episode 4 Part 2

Sinopsis Remember Episode 4 Part 2
Credit : SBS
Kdramastory - Berita di televisi menyiarkan tentang perkembangan persidangan kasus pembunuhan Jung Ah yang di dalamnya disebut-sebut nama Nam Gyu Man, penerus Ill Ho Construction. Namun jaksa penuntut mengatakan tidak ada kaitannya Nam Gyu Man dengan kasus itu dan ia juga tidak akan menambahkan dakwaan ke dalam kasus itu. Saat ini belum ada reaksi dari Ill Ho Group. Tapi setelah menganalisi perlu tidaknya tindakan yang lebih jauh, pihak Il Ho berencana mengajukan tuntutan hukum karena menyebarkan fitnah.

Yeo Kyung menemui oppanya yang sedang dipijat. Yeo Kyung menuntut penjelasan oppanya kenapa nama Gyu Nam bisa muncul di persidangan dan video apa yang dimaksud, apakah video itu memang benar ada atau tidak.

Gyu Nam memberi isyarat pada wanita yang memijatnya untuk keluar dari ruangan. Gyu Nam bertanya pendapat Yeo Kyung, apa menurut Yeo Kyung selama ini hal seperti ini hanya kali ini saja terjadi.

"Lalu bagaimana anak itu bisa tau namamu?", tuntut Yeo Kyung, masih belum tenang.

Gyu Nam merasa anak itu bisa saja mendengar namanya dari TV atau internet, atau mungkin juga dari tabloid. Gyu Nam mengatakan ia bukan orang yang bukan siapa-siapa.
Gyu Nam merasa anak itu bisa saja mendengar namanya dari TV atau internet, atau mungkin juga dari tabloid. Gyu Nam mengatakan ia bukan orang yang bukan siapa-siapa.

Yeo kyung kesal karena sekarang ia sedang tidak bercanda. "Saat ini ayah hanya sedang mencoba melindungi vila kita. setidak terduga dan setidak bertanggung jawabnya aku, apa kau pikir kau sanggup membunuh seseorang?", tanya Gyu Nam. Yeo Kyung terdiam.

--

Jin Woo keluar dari gedung pengadilan dengan lunglai. In Ah mendekatinya, menanyakan keadaan Jin Woo. "Apa kau percaya ini? Saat ini... pasti ada sesuatu yang terjadi. Dia benar-benar menjadi orang yang berbeda dengan kemarin", keluh Jin Woo, menahan tangisnya.

Jin Woo dan In Ah mendatangi kantor Dong Ho yang gelap. Walaupun tidak ada siapa-siapa, Jin Woo menggedor-gedor pintu kantor dan memanggil-manggil Dong Ho. Tapi tidak ada yang menjawab. Jin Woo mencoba menghubungi Dong Ho, tapi ponsel Dong Ho tidak aktif. Jin Woo hanya bisa menahan tangisnya.


Sementara itu, ayah Jung Ah menonton rekaman acara ulang tahun Jung Ah. Ayah menangis dan memanggil-manggil nama Jung Ah dan semakin menangis saat mendengar Jung Ah mengatakan orang yang paling ia cintai di dunia ini dan yang paling ingin ia bahagiakan adalah ayahnya ketika mc bertanya siapa orang yang paling dicintai Jung Ah.

Banyak yang ditanya oleh mc dan kebanyakan Jung Ah menjawab dengan menyebut nama ayahnya. MC meminta Jung Ah mengatakan sesuatu pada ayahnya, Jung Ah mengatakan pada kamera, "Ayah, aku mencintaimu!". Dan Jung Ah pun membuat tanda cinta dengan tangannya.

Ayah semakin menangis sambil memeluk foto Jung Ah.

Lalu ayah masuk ke kamar Jung Ah, mengelus piano Jung Ah dan kemudian membuka buku agenda Jung Ah. Ayah melihat Jung Ah menuliskan 'Pekerjaan menyanyi' di sebuah tanggal. Lalu ayah menemukan kartu nama Ahn Soo Bum dari Ill Ho Life.


Ayah Jung Ah langsung menghubungi jaksa Hong yang saat itu ternyata sedang makan di sebuah restoran mewah. Ayah Jung Ah memberitahukan bahwa ia menemukan sesuatu yang aneh saat sedang membersihkan kamar Jung Ah. Ia merasa kasus putrinya ada hubungannya dengan Ill Ho group. Ayah juga memberitahukan bahwa di malam kematian putrinya, putrinya pergi untuk melakukan pekerjaan dari seseorang dari Il Ho group.

Jaksa Hong merasa itu berbeda dengan kejadian yang dialami Jung Ah. Ayah Jung Ah bersikeras, ia jadi berpikir seperti itu karena hari ini Jin Woo juga menyebut nama Nam Gyu Man di persidangan. Namun Jaksa Hong mengatakan itu hanyalah asumsi dari putra tersangka.

Ayah Jung Ah kembali bersikeras, walaupun ia tidak berpendidikan seperti Jaksa Hong tapi ia yakin ini bukanlah suatu kebetulan semata. Ia tidak bisa membiarkan orang yang tidak bersalah mendapatkan hukuman atas kematian putrinya. Dan ia yakin, putrinya yang baik hati juga tidak menginginkan hal itu. Ayah memohon agar Jaksa Hong mau menyelidiki lebih lanjut mengenai Ill Hoo Life dan menangkap pelaku yang sebenarnya.

Jaksa Hong berjanji dan menutup telponnya. Saat itu kita baru melihat, orang yang makan bersama Jaksa Hong adalah Tuan Nam. Tuan Nam menuangkan minuman untuk Jaksa Hong. Dan keduanya saling bertukar senyum penuh arti.

Keesokan harinya, orang-orang dikagetkan dengan berita tentang ayah Jung Ah yang ditemukan meninggal di dalam rumahnya. Ayah Jung Ah ditemukan tewas gantung diri di kamar putrinya. Para tetangga mengatakan bahwa Tuan Oh sangat bersedih dengan kematian putrinya. Polisi mengatakan ada surat terakhir yang ditulis oleh Tuan Oh dan polisi berencana untuk meneruskan kasus ini sebagai kasus bunuh diri. Di dalam sebuah interview, Tuan Oh pernah mengatakan bahwa ia membesarkan putrinya dalam kesulitan dan sangat bahagia karena putrinya bisa tumbuh dengan baik.

Jin Woo melihat berita itu dengan sedih.

Lalu muncul berita yang lain, yang mengabarkan tentang perkembangan kasus Jung Ah. Saat ini dikabarkan bahwa polisi sedang menyelidikan vila di Seocheon tempat dimana terakhir kalinya Tuan Seo Jae Hyuk bekerja. Menurut seorang saksi yang juga bekerja di tempat yang sama malam itu, tersangka pulang kerja lebih awal tapi tidak langsung pulang ke rumah melainkan hanya berputar-putar di sekitar vila.

Dong Ho juga mendengarkan berita itu.

--


Persidangan kembali digelar, dan kali ini adalah persidangan trial terakhir. Kali ini Jaksa Hong membawa bukti berupa pisau lipat yang masih ada noda darah. Ia memberitahukan bahwa di pisau itu terdapat noda darah yang cocok dengan darah Jung Ah, oleh sebab itu pisau itu diusulkan untuk menjadi alat bukti.

Jaksa Hong memberikan bukti itu beserta beberapa lembar berkas pada hakim. Ia mengatakan karena bukti itu relevan maka ia mengajukan seorang informan yaitu Nona Kim Hyeon Ok sebagai saksi.


Jin Woo memperhatikan seorang ahjumma yang masuk ke ruang sidang dan teringat, wanita itu adalah wanita yang dilihatnya saat ia melakukan video call dengan ayahnya di vila. Saat itu Jin Woo sempat menyapa wanita itu dan wanita itu juga menyapa Jin Woo seperti sudah lama kenal dan memberitahukan Jin Woo bahwa ayah Jin Woo melupakan sesuatu lagi.

Saat bersaksi, Hyeon Ok mengatakan ia melihat Tuan Seo pulang kerja dan sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu di dalam sebuah ruangan. Jaksa Hong bertanya kenapa saksi baru melaporkannya sekarang. Hyeon Ok mengatakan awalnya ia ragu karena ia merasa tidak baik melaporkan rekan kerjanya tapi kemudian hatinya tergerak setelah pelajar yang masih muda dan ayahnya, keduanya meninggal dunia. Dengan menahan tangisnya, Hyeon Ok berkata ia berharap Tuan Seo bisa ikhlas menerima hukumannya.

Ruang sidang menjadi gaduh. Tuan Seo, Jin Woo, dan In Ah menatap Hyeon Ok, dengan mata yang berkaca-kaca. Hakim memerintahkan peserta sidang untutk tenang dan bertanya pada Dong Ho apakah Dong Ho ingin mengajukan keberatan. Dong Ho menjawab tidak.

Jin Woo menatap Dong Ho, mengatupkan bibirnya marah.

Kemudian hakim meminta jaksa penuntut untuk melakukan closing.

Jaksa Hong berbicara pada dewan juri, meminta dewan juri untuk melihat wajah Tuan Seo Jae Hyuk jelas-jelas, dibalik wajahnya yang terlihat baik, tersembunyi wajah yang terencana untuk memperkosa seorang mahasiswa yang sudah seperti putrinya sendiri dan untuk menciptakan kesalahan dalam investigasi polisi, wajah itu menyamar sebagai informan dari kejadian. Dibalik wajah yang baik itu juga tersembunyi wajah yang jahat, yang mencoba menggunakan alzeheimer untuk menghindar dari hukuman. Dan pagi ini, satu orang lagi sudah mengakhiri hidupnya.

Jaksa Hong mengakhiri closingnya dengan memperlihatkan surat terakhir ayah Jung Ah pada dewan juri dan membacakan bagian akhir yang ditulis oleh ayah Jung Ah, 'Saya harap Seo Jae Hyuk, orang yang membunuh putri saya mendapatkan hukuman yang keras'.

Tuan Seo hanya bisa pasrah. Sementara Jin Woo sudah mulai menangis, sambil menatap marah pada Dong Ho. In Ah bahkan sudah meneteskan air matanya.

Lalu hakim meminta Dong Ho untuk memberikan closingnya.

Dengan sangat singkat, Dong Ho hanya meminta hakim membuat keputusan dengan hati yang baik.

Hakim mengetukkan palu dan mengumumkan bahwa sidang akan diistirahatkan sebentar sebelum keputusan diberikan.

--

Sidang dimulai kembali. Jin Woo menggenggam erat-erat tangannya sendiri.

Dengan mempertimbangkan kejahatan yang sudah dilakukan oleh tersangka dan usaha yang dilakukan tersangka untuk menghindari hukuman dan sikap tersangka yang tidak menunjukkan rasa bersalah, hakim memutuskan menjatuhkan hukuman mati untuk Tuan Seo.

Tuan Seo memejamkan matanya, air matanya menetes. Begitu juga dengan Jin Woo. Sementara Dong Ho, ia hanya tertegun.

Saat akan dibawa pergi oleh petugas, Tuan Seo histeris, berteriak memanggil-manggil Jin Woo. Jin Woo juga hendak berlari ke arah ayahnya, tapi petugas menghalanginya. Petugas menyeret Jin Woo keluar dari ruang sidang, sementara Jin Woo masih histeris dan menangis, terus memanggil-manggil ayahnya. Sesaat sebelum keluar dari ruang sidang, Jin Woo memanggil-manggil Dong Ho.

Sesaat Dong Ho seperti terpengaruh dengan panggilan Jin Woo. Tapi saat In Ah mendatanginya dan memarahinya karena sudah mengingkari janjinya pada Jin Woo, Dong Ho berubah dingin kembali. Dong Ho membereskan berkas dan keluar dari ruang sidang.


Dong Ho berjalan gontai menuju mobilnya. Jaksa Hong menyapa Dong Ho dengan wajah yang sumringah. Jaksa Hong mengulurkan tangannya pada Dong Ho. Karena Dong Ho diam saja, Jaksa Hong mengambil tangan Dong Ho dan menjabatnya. Ia mengajak Dong Ho segera berkumpul karena Ketua juga mengetahui kontribusi Dong Ho dalam trial ini.

Dong Ho mendengar suara teriakan Jin Woo dan melihat Jin Woo dibawa ke mobil polisi. Dong Ho terlihat hatinya seperti tergerak. Tidak sengaja Jin Woo melihat Dong Ho dan berteriak, memanggil-manggil Dong Ho. Namun sesaat kemudian ia melihat Dong Ho berjabat tangan dengan Jaksa Hong. Jin Woo menatap marah pada Dong Ho sementara Dong Ho menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Jin Woo.


Hal yang sama terjadi pada In Ah. Ia keluar dari ruang sidang dengan langkah gontai. Yeo Kyung yang memang sudah menunggu, menyapa In Ah. Ia menebak saat ini In Ah pasti sangat kecewa karena orang yang diinginkan oleh In Ah bukanlah pelakunya. In Ah hanya melirik Yeo Kyung dan melanjutkan kembali langkahnya.

Yeo Kyung mengejar In Ah dan menahan In Ah. "Kau pikir ini adalah kebenaran?", tanya In Ah dengan suara gemetar karena menahan tangis.

Dengan santai Yeo Kyung berkata sidang berjalan adil sesuai dengan keinginan In Ah dan tersangka sudah melalui sebuah persidangan yang adil dan sekarang putusan sudah diberikan. Yeo Kyung bertanya apa In Ah masih bertgantung pada kebenaran.

In Ah menangis. Ia tidak menyangka Yeo Kyung bisa begitu mudah mengesampingkan kebenaran. Seorang yang lemah duduk di depan Yeo Kyung dan lebih nyaman bagi Yeo Kyung dengan membencinya. Karena bagi Yeo Kyung persidangan trial yang hanyalah permainan maka seluruh hidup seseorang hancur, termasuk putranya juga.

Yeo Kyung memandang bingung pada In Ah yang terlihat begitu sedih dan menangis.

--

Malam itu, Dong Ho minum bersama Joo Il. Joo Il menuangkan minum untuk Dong Ho dan memuji Dong Ho sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Tapi Dong Ho berkata, karena beberapa alasan hari ini alkohol terasa sangat pahit baginya. Joo Il kembali menuangkan minum untuk Dong Ho dan teringat apa yang dikatakan oleh Tuan Ham saat bertemu dengannya secara rahasia.

Saat itu, awalnya Joo Il tidak begitu menggubris ucapan Tuan Nam dan berniat akan pergi. Namun Tuan Nam menahannya, ia meminta Joo Il mendengarkan ucapannya sampai selesai. Saat itu Tuan Nam mengancam, jika Dong Ho memutar video itu di persidangan trial, maka sidang trial itu akan menjadi sidang trial terakhir bagi Dong Ho.

Kembali pada Dong Ho dan Joo Il, Dong Ho mengatakan perasaannya itu bukan hanya karena Joo Il. Joo Il bertanya apa maksud Dong Ho tapi Dong Ho tidak mau menjelaskannya lagi, ia hanya ingin Joo Il memahami cukup seperti itu saja.

Malam itu, Jin Woo menangis sendirian di dalam rumahnya yang gelap. Jin Woo teringat saat sarapan yang terakhir kali dengan ayahnya, saat itu ayah membuatkan dadar gulung untuknya.


Dong Ho duduk sendirian di dalam kantornya yang gelap dan menatap uang 50.000 won yang ditandatanginya dan Jin Woo. Dong Ho mendesah dan menyimpan kembali uang itu di dalam dompetnya.

Gyu Man tiba-tiba masuk dan pura-pura bertanya, ia tidak datang ke tempat yang tidak boleh ia datangi, kan? Dong Ho diam saja. Gyu Nam mengulang pertanyaannya yang dia pikir kurang sopan dengan menambahkan sebutan Pengacara Park Dong Ho di belakangnya. Dong Ho masih diam saja.


Gyu Man meminta Dong Ho berterima kasih padanya karena berkat dirinya, Dong Ho diangkat sebagai pengacara perusahaannya oleh ayahnya. Gyu Man melihat ke wajah Dong Ho, mengomentari Dong Ho yang bahkan tidak mau melihat dirinya dan mengelus alisnya lagi.

Gyu Man menambahkan, ayahnya bilang ini seperti seekor harimau bekerja di bawah seekor rubah. Gyu Man mengancam, jika Dong Ho macam-macam, maka itu akan merugikan Seok Joo Il, seseorang yang sudah dianggap ayah oleh Dong Ho. Gyu Man meminta Dong Ho untuk tidak membuat ayahnya itu seperti layang-layang yang putus.

Dong Ho sudah malas mendengar celoteh Gyu Man dan bertanya apa Gyu Man datang untuk mengatakan itu. Gyu Man tersenyum dan mengatakan tidak, ia datang untuk mengambil video itu. Dong Ho membuka lacinya dan melemparkan rekaman itu di atas meja. Gyu Man menegur, karena Dong Ho melemparnya begitu saja dan memastikan Dong Ho tidak memiliki copy-nya. Dong Ho tidak menjawab.

Sebelum keluar dari kantor Dong Ho, Gyu Man mengatakan karena semua ini sudah terjadi, ia berpikir hubungannya dengan DOng Ho kedepannya tidak akan bisa baik. Setelah Gyu Man pergi, Dong Ho baru mengeluarkan emosinya. Dong Ho melempar semua berkas dari atas mejanya.

Jin Woo mendatangi lagi kantor Dong Ho dan melihat Gyu Man baru keluar dari kantor Dong Ho. Jin Woo mengejar Gyu Man tapi Gyu Man sudah berlalu dengan mobilnya. Lalu Jin Woo melihat Dong Ho keluar dari kantornya dengan langkah gontai. Jin Woo berlari mendekati Dong Ho dan langsung menonjok Dong Ho. Jin Woo sangat marah karena Dong Ho pernah berkata akan membela ayahnya tapi sekarang Dong Ho bahkan lebih buruk dari pembunuh Oh Jung Ah.

Dong Ho mengatakan bahwa ayah Jin Woo masih hidup, selama ayah Jin Woo belum mati, sidang trial belum berakhir, dan orang yang bisa menyelamatkan ayah Jin Woo adalah seorang pengacara juga. Dong Ho mengatakan begitulah hukum bekerja.


Jin Woo histeris, ia bersumpah tidak akan percaya lagi pada pengacara atau apa pun itu. Ia bersumpah, ia akan menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan oleh Dong Ho. Ia juga bersumpah akan menyelamatkan ayahnya.

--


Keesokan paginya, Jin Woo menemui ayahnya. Ayah mengatakan pada Jin Woo, sepertinya mulai saat ini ia tidak bisa lagi bersama-sama dengan Jin Woo untuk waktu yang lama. Jin Woo meminta ayahnya untuk tidak mengkhawatirkannya. Ayah bertanya apakah Jin Woo tau cara membuat telur gulung dan sup kimchi, karena makanan itu adalah makanan kesukaannya Jin Woo. Ayah sangat menyesal karena ia tidak bisa lagi membuatkannya untuk Jin Woo.

DEngan menahan tangisnya, Jin Woo meminta ayah tidak mengkhawatirkannya, seharusnya ayah memikirkan dirinya sendiri, ayah tidak boleh melewatkan waktu makan walaupun rasa makanannya tidak enak. Ayah meulai menangis, ia sangat senang putranya sudah tumbuh besar dan berusaha menenangkannya. Jin Woo menangis mendengarnya. Ayah meminta Jin Woo melakukan sesuatu untuknya. Ayah ingin Jin Woo meletakkan sepatunya di depan rumah, supaya orang-orang mengira bahwa Jin Woo tidak tinggal sendirian.

Saat waktu berkunjung sudah usai dan petugas akan membawa ayah ke selnya, Jin Woo memanggil ayahnya, berjanji akan menjadi pengacara dan sebelum ayahnya dieksekusi, ia akan membebeskan ayah. Ia memohon agar ayah menunggu sampai waktu itu tiba dan tidak menyerah. Ayah tersenyum dan penjaga membawa ayah ke dalam.

--


Jin Woo melakukan seperti yang diminta oleh ayahnya. Ia meletakkan sepasang sepatu hitam di depan pintu masuk. Setelah itu Jin Woo pergi dengan membawa koper.

--

Jin Woo mendatangi upacara kematian ayah Jung Ah. In Ah dan ibunya ada di sana. Seorang wanita berumur, histeris begitu melihat Jin Woo, belum tau siapa ahjumma ini karena ayah Jung Ah 'kan tinggal sendirian. Para pelayat lain juga ikut mengatai Jin Woo.

Jin Woo berteriak, Ahjussi, untuk meredakan omongan orang-orang. Kemudian di depan altar, Jin Woo berlutut, meminta maaf pada ayah Jung Ah karena ia tidak bisa menepati janjinya. Jin Woo membungkukkan badannya dalam-dalam, meminta maaf sambil meneteskan air mata. In Ah juga ikut menangis melihatnya.

In Ah menyusul Jin Woo yang keluar dari rumah pemakaman dengan membawa koper. In Ha bertanya kemana Jin Woo akan pergi. Ia berjanji akan mencari pengacara yang lain untuk membantu ayah Jin Woo.

Tapi Jin Woo mengatakan ia sudah tidak percaya lagi pada seorang pengacara pun. Ayahnya tersudut ke pinggir jurang karena seorang pengacara dan menjadikannya sebagai putra dari seorang pembunuh. Sebelum berlalu, Jin Woo mengatakan ia tidak bisa kehilangan apa pun lagi.

--

Di depan abu ayahnya, Dong Ho mengatakan bahwa biasanya ia selalu datang dengan kabar yang dapat dibanggakan pada ayahnya. Dong Ho memperlihatkan uang yang ia dan Jin Woo tanda tangani pada ayahnya, sambil mengatakan bahwa kontrak ini belum berakhir. Ia berjanji tidak akan menyerah begitu saja seperti ini. Dong Ho meremas uang itu dengan kuat-kuat.

=== 4 Tahun Kemudian ===

In Ah sudah menjadi seorang jaksa dan bersiap-siap menuju ke ruang sidang. Di dalam ruang sidang, In Ah melirik kursi pembela dan kursi itu masih kosong.

Sementara itu seorang pria yang hanya diperlihatkan punggung dan langkah kakinya memasuki gedung pengadilan.

Hakim sudah masuk ke dalam ruang sidang dan bertanya tentang pembela yang belum datang. In Ah tersenyum samar.

Tak lama pintu ruang sidang pun terbuka. In Ah kaget dan refleks berdiri, orang yang masuk itu adalah Jin Woo. Setelah memberi hormat pada hakim, Jin Woo menoleh pada In Ah, memberi senyum samar pada In Ah...


Bersambung...

Komentar :

Ternyata memang benar, Yeo Kyung ini adiknya Gyu Nam... Melihat interaksi antara keduanya, sepertinya hubungan mereka tidak terlalu dekat. Jelas sekali Yeo Kyung tidak suka dengan oppanya itu, mungkin Yeo Kyung tidak suka dan terganggu dengan kelakukan Gyu Nam yang suka membawa masalah.

Sy sendiri merasa Gyu Nam seperti itu bukan tanpa sebab. Pola pengasuhan yang salah dan terlalu keras yang diterapkan oleh Tuan Nam membuat Gyu Nam terganggu mentalnya, ditambah lagi dengan dukungan kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki Tuan Nam. Gyu Nam tumbuh menjadi orang yang sombong, meremehkan orang lain, dan selalu berbuat sesuka hatinya pada orang lain.

Sy penasaran kemana ibunya Gyu Nam, meninggal kah atau bercerai dari Tuan Nam. Sy juga pensaran apa yang sebenarnya dirasakan pada Gyu Nam saat ia mengejar Jung Ah di hutan dan sesaat sebelum ia membunuh Jung Ah. Apakah itu disebabkan oleh efek dari alkohol atau memang ia sering dilanda sensasi yang aneh saat emosinya tidak stabil.

Vila milik Tuan Nam ini benar-benar unik. Dari ruang rias sepertinya terhubung dengan beberapa pintu lain. Jin Woo, In Ah, dan Jung Ah membuka pintu yang menghubungkan ruang rias dengan dapur dan kemudian ke foyer sebelum pintu keluar. Sedangkan Sek. Ahn membuka pintu yang menghubungkan ruang rias dengan ruang lain yang di sana ada beberapa pintu lain lagi. Di sana Sek. Ahn membuka salah satu pintu, dan di ruang itu, Sek. Ahn mengambil pisau lipat yang ia simpan di balik lukisan.

Entah bagaimana Hyeon Ok bisa bersaksi memberatkan Tuan Seo, padahal bisa dibilang Hyeon Ok cukup baik pada Tuan Seo. Dia pasti juga diancam dan mungkin di episode-episode ke depan akan terbongkar.

Tentang kematian ayah Jung Ah. Sy menduga orang suruhan Tuan Nam lah yang membunuh ayah Jung Ah dan membuatnya seolah-olah seperti bunuh diri. Tidak mungkin ayah Jung Ah menjadi tiba-tiba sangat depresi dan membunuh dirinya sendiri setelah menemukan bukti bahwa sesuatu yang tidak beres memang terjadi saat sebelum kematian putrinya.

Tentang Dong Ho. Dong Ho benar-benar seperti kehilangan semangat hidup setelah harus mengikuti keinginan Tuan Nam. Sepertinya Dong Ho belum tau bahwa Tuan Nam mengancam Joo Il bahwa ia akan membunuh Dong Ho jika Dong Ho berani memutarkan video itu. Joo Il hanya memberitahukan Dong Ho bahwa ia dijanjikan proyek oleh Ill Ho Contruction. Sy sedikit memiliki harapan dan senang, ternyata Dong Ho tidak begitu saja menyerah. Mudah-mudahan ke depannya Dong Ho bisa membantu Jin Woo dalam kasus ayah Jin Woo...

[Sinopsis Remember Episode 5 Part 1]
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes