[Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 14 Part 2]
Kdramastory - Shi Jin akhirnya diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Mo Yeon mengatakan, kali ini ia akan menjadi pacar Shi Jin, bukan dokter Shi Jin, dan akan mengantarkan Shi Jin pulang ke rumah.
Mo Yeon keluar dari gedung rumah sakit sambil mendorong kursi roda Shi Jin. Ia mengomentari awan di Urk yang lebih bagus daripada di Korea. "Kau ingin kembali ke sana bersamaku?", tanya Shi Jin.
"Bersamamu?", tanya Mo Yeon, kaget.
"Kenapa? Apa kau mau pergi bersama pria lain?", Shi Jin malah bertanya balik. Mo Yeon bercanda, mengatakan itu bukan hal yang mustahil. Shi Jin pura-pura kesal mendengarnya.
Lalu Mo Yeon ingin tahu apa yang sedang didengar Shi Jin. Shi Jin memberikan headsetnya sambil mengatakan ia mendengarkan sesuatu yang menjadi kesukaannya.
Mo Yeon mendengarkan dengan serius dan ternyata, Shi Jin mendengar rekaman pengakuannya saat dulu ia hampir terjatuh ke jurang. :-P
Mo Yeon kesal dan tidak sengaja melepaskan pegangan tangannya dari kursi roda Shi Jin. Karena mereka berada di tempat yang miring, maka dengan bebas, Shi Jin meluncur ke bawah. Mo Yeon berlari, berusaha menangkap kursi roda.
Tapi laju kursi roda lebih cepat dari laju lari Mo Yeon. Dan akhirnya, kursi roda Shi Jin membentur pinggiran jalan dan Shi Jin tersungkur ke jalan...:-D
Mo Yeon panik dan mengkhawatirkan kursi rodanya yang mahal. Shi Jin menggerutu karena Mo Yeon malah mengkhawatirkan kursi roda, bukan dirinya. Padahal ia hampir saja mati setelah baru 10 menit keluar dari rumah sakit. Shi Jin melarang Mo Yeon naik transportasi umum karena khawatir akan membahayakan orang lain... :-P
--
Dae Young dan Myeong Ju makan siang bersama. Myeong Ju memakan semuanya dengan buru-buru. Ia menyuruh Dae Young mengatakan apa yang ingin Dae Young katakan karena ia akan langsung pergi setelah makannya selesai. "Dan sekarang aku sudah hampir selesai", ucap Myeong Ju, ketus.
Dae Young menatap Myeong Ju dan mengatakan, tidak ada yang ingin ia katakan. "Kalau begitu kenapa kau memintaku makan siang bersama?", tanya Myeong Ju.
"Karena kau terlihat terlalu kurus...", sahut Dae Young.
Myeong Ju tercekat, berusaha menelan makanannya dan menanyakan apa sebenarnya mereka sekarang. "Kita sudah putus atau cuma bertengkar saja? Aku sedikit bingung".
Dae Young mengatakan ia mencoba untuk mendapatkan Myeong Ju. Namun Myeong Ju tidak merasa senang dengan usaha Dae Young itu. Menurutnya Dae Young tidak akan bahagia jika Dae Young keluar dari tentara, bekerja di perusahaan pamannya dan menjadi menantu ayahnya. Myeong Ju juga mengatakan, ia akan meninggalkan tentara dan tidak akan bertemu lagi dengan ayahnya. "Ayahku punya kehidupan sendiri dan aku juga...".
Dae Young meminta Myeong Ju tidak berkata seperti itu. Myeong Ju memiliki karir dan masa depan yang bagus di tentara. Myeong Ju punya keahlian dan keberanian dan Myeong Ju bisa menjadi seorang Brigadir suatu saat nanti. "Jika aku menjadi ayahmu, aku juga tidak akan mengizinkannya...".
"Aku mengerti apa yang kau katakan tapi aku benci kau yang mengatakan itu...", ucap Myeong Ju.
"Kau pikir aku bahagia bersamamu? Kau sudah selesai makannya? Aku benar-benar datang untuk memberimu makan", ucap Dae Young. Tanpa menunggu jawaban Myeong Ju, Dae Young pamit pergi.
Sebelum Dae Young pergi, Myeong Ju berpesan, lain kali Dae Young tidak perlu memberinya makan. Dae Young hanya perlu memberinya jawaban, apa mereka sudah putus atau tidak.
Di ruang kerjanya, Letjen Yoon masih melihat formulir permintaan keluar dari tentara milik Dae Young. Entah apa yang dipikirkan oleh ayah Myeong Ju itu.
--
Mo Yeon sedang ada di rumah, Shi Jin mengirimkan pesan, menanyakan Mo Yeon sedang apa. 'Aku baru mau mandi', jawab Mo Yeon melalui pesan juga.
Sedetik kemudian Shi Jin malah menelponnya, dengan video call. Mo Yeon mengira Shi Jin merindukannya. Tapi ternyata bukan. Shi Jin kecewa karena ternyata Mo Yeon masih pakai baju. Mo Yeon kesal dan mengatai Shi Jin 'mesum'. Mo Yeon mengatakan ia baru akan membuka bajunya setelah menutup telpon dari Shi Jin.
Dan baru sebentar Mo Yeon menutup telponnya, tiba-tiba terdengar suara bel. Mo Yeon sangat kaget melihat Shi Jin ternyata ada di depan rumahnya dan menuduh Shi Jin sudah berbohong.
Shi Jin tidak menjawab tapi malah mengomentari Mo Yeon yang belum buka baju padahal telpon sudah ditutup. Tentu saja Mo Yeon kesal, apalagi Shi Jin seenaknya masuk ke rumahnya. Mo Yeon menanyakan apa Shi Jin pulang dari tempat kerja lebih cepat.
Shi Jin mengatakan ia mau mengambil cuti sakit dan ingin meminta surat dokter. Mo Yeon menyuruh Shi Jin ke rumah sakit. Tapi Shi Jin tidak mau, ia mau Mo Yeon yang menuliskan surat sakit untuknya. #modus
Mo Yeon mengometari Shi Jin yang membeli banyak bir padahal Shi Jin masih sakit. Mo Yeon menghitung jumlah kaleng dan mengancam Shi Jin tidak boleh minum sendirian karena ia sudah menghitung jumlah kalengnya.
Mo Yeon sudah selesai mandi dan melihat Shi Jin sudah menyalakan banyak lilin. Shi Jin mengatakan ia hanya ingin melihat Mo Yeon yang cantik dari berbagai sudut. Mo Yeon merasa tersanjung dan ingin tahu bagaimana Shi Jin bisa mengetahui lilin kesukaannya. Ia ingin tahu berapa kali Shi Jin sudah datang kerumahnya.
Shi Jin mengatakan ia adalah tipe orang yang suka mengamati. Mo Yeon tidak mengerti, padahal Shi Jin baru datang sekali ke rumahnya. Shi Jin membantah. Lalu mereka bertengkar tentang berapa kali Shi Jin sudah ke rumahnya dan ujung-ujungnya Shi Jin melarang Mo Yeon minum dengan pria lain.
"Memangnya kalau aku minum dengan pria lain kenapa? Apa kau akan menjemputku dengan helikopter?", tantang Mo Yeon.
"Memangnya tidak bisa?", Shi Jin balik menantang. Lau Mo Yeon tiba-tiba teringat saat Shi Jin menyelamatkannya dari sekapan Argus, Shi Jin memakai helikopter arab. Mo Yeon ingin tahu darimana Shi Jin mendapatkannya, apa Shi Jin sudah memakai kartunya?
Shi Jin tidak berani mengaku dan berpura-pura sakit karena tangannya keseleo. Mo Yeon terus menuntut penjelasan dari Shi Jin. Kenapa Shi Jin menggunakan kartu mereka, dua-duanya hanya untuk transportasi. "Apa itu kartu transportasi?", marah Mo Yeon.
Shi Jin tidak menjelaskan, ia hanya mencubit pipi Mo Yeon. Mo Yeon kesal sekali, sepertinya ia berharap bisa mendapatkan uang banyak dari kartu itu... :-D
--
Hari itu Gi Beom akan mengikuti wajib militer. Di depan gerbang, Shi Jin, Dae Young, Sersan Choi, dan yang lainnya (pokoknya seluruh tim alpha) datang untuk menyemangati Gi Beom. Mereka membawa hadiah berupa makanan supaya Gi Beom lebih semangat.
Gi Beom mengatakan ia adalah seorang tentara dan wamil tidak akan menjadi masalah baginya. Gi Beom berjanji akan kembali dengan membawa kemenangan.
Setelah Gi Beom masuk, Sersan Im memberitahukan bahwa orang-orang melihat mereka. Ia, Dae Young dan yang lainnya langsung menaikkan kerah jaket mereka. Shi Jin protes dan memperbaiki kerah jaket mereka karena kalau mereka naikkan, mereka akan semakin mirip dengan tentara.
Tiba-tiba mereka mendapatkan telpon. Tidak hanya seorang, tapi semuanya. Mereka semua serempak mendapatkan telpon. Ternyata mereka sudah mulai bertugas sebagai tim Alpha dan harus segera kembali ke markas.
Shi Jin dan yang lainnya sedang bersiap-siap. Sementara Dae Young hanya duduk diam, walaupun sudah berganti dengan baju tentara. Seseorang datang, memberitahukan Dae Young bahwa komandan ingin berbicara dengan Dae Young.
Letjen Yoon memberitahukan Dae Young bahwa operasi mereka akan berlangsung selama tiga bulan dan ia ingin mengirimkan Dae Young karena belum menemukan pengganti Dae Young. Ia juga mengatakan bahwa ia juga bisa menandatangani surat permintaan keluar dari tentara milik Dae Young saat itu juga. Ia mempersilahkan Dae Young memutuskan apa yang harus ia lakukan.
"Saya akan pergi, Pak", jawab Dae Young. Letjen Yoon mempersilahkan Dae Young pergi. Ia akan menahan surat itu sampai Dae Young kembali dari misi, walaupun ia tidak tahu kapan ia bisa menemukan pengganti Dae Young. Dae Young menanyakan apa maksud Letjen Yoon.
Letejn Yoon meminta saat Dae Young kembali menemuinya nanti, Dae Young datang bersama Myeong Ju dan mereka akan minum teh bersama. Tapi dae Young malah meminta maaf dan ingin mengatakan sesuatu. Letjen Yoon menyela, mengatakan kalau briefing akan dilakukan jam 9 malam dan ia berharap Dae Young tidak akan terlambat.
Setelah Dae Young pergi, Letjen Yoon mengambil surat Dae Young itu dan merobeknya.
--
Dae Young duduk lama di tangga depan apartemen Myeong Ju. Sepertinya myeong Ju tidak ada di rumah. Sampai akhirnya, Dae Young pergi dari sana.
Saat Myeong Ju kembali, ia melihat kalung ID milik Dae Young tergantung di pegangan pintu apartemennya.
--
Mo Yeon dan yang lainnya sedang santai. Chi Hoon mengeluhkan soal ketidaktahuannya tentang arti 'jardi'. Ia mengira 'jardi' adalah nama anak dari desa Blackey itu tapi ternyata, menurut Daniel 'jardi' itu artinya 'kambing' dalam bahasa arab. Chi Hoon merasa sedih karena itu artinya ia masih belum mengetahui nama anak itu.
Lalu Mo Yeon mendapatkan telpon dari Shi Jin. Mo Yeon segera berlari keluar untuk menemui Shi Jin. Awalnya Mo Yeon berpikir Shi Jin pulang lebih cepat, tapi saat melihat raut wajah Shi Jin yang serius, Mo Yeon bisa menebak, Shi Jin akan pergi ke mall lagi. "Berapa lama? Satu minggu? Dua minggu?", tanya Mo Yeon.
"Kali ini lebih lama... tiga bulan...", ucap Shi Jin.
"Apa mallnya di luar negeri?". Shi Jin berusaha menghilangkan kekhawatiran Mo Yeon, meminta Mo Yeon menganggap ia hanya bertugas seperti biasa, sudah lumrah bagi prajurit pergi setelah istirahat 100 hari. Shi Jin berpesan agar Mo Yeon tidak minum dengan pria lain.
Mo Yeon sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi ia malah ingin menangis. Mo Yeon meminta maaf karena ia sudah berusaha tapi ia tidak bisa menahan tangisnya. Shi Jin memeluk Mo Yeon, berjanji akan menjaga dirinya dan pulang dengan selamat.
Mo Yeon menghela nafasnya, berusaha untuk tidak menangis. Lalu Mo Yeon melepaskan Shi Jin dan bertanya apa mereka masih bisa saling berkomunikasi. Shi Jin berjanji ia berusaha menghubungi Mo Yeon kapan pun ia bisa. "Hanya satu musim tanpaku. Aku akan kembali saat musim berganti...", ucap Shi Jin dan kemudian pamit pergi.
"Sekarang?", ucap Mo Yeon kaget. Mo Yeon memanggil Shi Jin yang sudah pergi dan kemudian mendekati dan memeluk Shi Jin. Shi Jin mengatakan ia akan merindukan Mo Yeon. "Aku juga akan merindukanmu...', sahut Mo Yeon.
Mo Yeon melihat Shi Jin pergi dengan mobilnya. Saat kembali masuk ke rumah sakit, Mo Yeon teringat ucapan Argus. 'Shi Jin adalah orang yang pintar, lucu dan misterius. Tapi dia punya banyak rahasia. Dia akan sering menghilang dari waktu ke waktu. Akan sulit dihubungi. Dan sampai suatu waktu... Psss... dia tidak akan pernah kembali...'.
--
Mo Yeon terus melamun sepanjang waktu. Saat sedang mengambil makanan di kantin pun begitu. Chi Hoon memanggil Mo Yeon berkali-kali sampai Mo Yeon akhirnya tersadar. CHi Hoon menanyakan keadaan Mo Yeon karena sejak kemarin ia melihat Mo Yeon tidak begitu baik. Chi Hoon melihat Mo Yeon mengambil banyak sekali kimchi dan meletakkan kembali sebagian kimchi ke tempatnya.
Mo Yeon mendapatkan pesan dari Shi Jin. Shi Jin mengabarkan kalau ia sudah tiba dengan selamat dan sangat merindukan Mo Yeon. Setelah itu Mo Yeon baru kembali ceria.
Sejak saat itu, setiap ada kesempatan, Mo Yeon selalu mengirimkan pesan untuk Shi Jin. Mo Yeon menceritakan segalanya, hal-hal kecil yang ia lihat, hal-hal kecil yang ia lakukan, betapa ia merindukan Shi Jin dan berharap Shi Jin cepat pulang. Tapi tidak satupun pesannya dibalas.
Mo Yeon duduk di atas atap, tempat dulu ia pernah melihat Shi Jin naik helikopter. Ia mengirimkan pesan lagi untuk Shi Jin. Mengatakan bahwa musim sudah berganti tapi Shi Jin belum kembali. Tidak satu pun pesannya dibalas dan itu sedikit membuatnya marah.
Mo Yeon melihat sebuah helikopter melintas. "Aku berharap dia ada di dalam sana...", ucap Mo Yeon berusaha menahan kecewanya saat melihat helikopter itu semakin menjauh.
--
Sementara itu, Shi Jin sedang bertugas bersama tim alpha yang lain. Shi Jin menyuruh teman-temannya pergi lebih dulu dengan helikopter itu, sementara ia dan Dae Young akan menunggu helikopter yang lain.
Setelah helikopter berangkat, Shi Jin melaporkan pada komandan bahwa helikopter sudah berangkat bersama tiga warga sipil yang berhasil mereka selamatkan.
Shi Jin yang terlihat senang, menepuk punggung Dae Young, mengatakan bahwa 10 menit lagi mereka akan pulang. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan Shi Jin langsung roboh. Dae Young kaget dan segera menarik Shi Jin ke temapt yang lebih aman. Berlindung dibalik sebuah mobil yang sudah terbalik.
Shi Jin mulai kehilangan kesadaran, sementara Dae Young berusaha menekan luka tembakan di atas dada sebelah kanan Shi Jin. Shi Jin teringat sunbaenya yang juga gugur saat akan kembali pulang. Shi Jin bergumam, merasa ia akan ke sana juga. Dae Young berteriak, memohon agar Shi Jin tidak jatuh tertidur. Tiba-tiba terdengar usara tembakan lagi.
Kali ini bahu Dae Young yang terkena. Anggota tim alpha yang sudah di helikopter berusaha menghubungi Shi Jin dan Dae Young, tapi tidak ada jawaban. Tidak lama kemudian, mereka melihat area yang baru saja mereka tinggalkan meledak. Mereka berteriak, memanggil kapten mereka dan Dae Young. Mereka berteriak, meminta supaya helikopter kembali ke sana.
--
Mo Yeon kembali mengirimkan pesan untuk Shi Jin lagi. Kali ini dengan nada mengancam, ia akan minum dengan pria yang tampan. Mo Yeon menyuruh Shi Jin datang dan menjemputnya. Myeong Ju datang, mengatakan kalau Mo Yeon tidak pergi mengirim pesan setiap hari lalu marah-marah, anggap saja jika Shi Jin tidak membalas, itu artinya tidak ada sinyal telpon di sana.
Mo Yeon mengatakan ia melakukannya karena ingin membuat Shi Jin merasa tidak enak padanya karena sudah membuatnya marah. "Apa selalu sangat sulit menghubungi mereka?", tanya Mo Yeon. Myeong Ju mengatakan semua itu tidak pengaruh baginya, karena ia dan Dae Young lebih lama putus daripada bersama. Mo Yeon merasa tidak enak karena sudah berkeluh kesah di depan Myeong Ju.
Mo Yeon bertanya apa terakhir Myeong Ju belum berbaikan dengan Dae Young. Myeong Ju mengatakan baginya ini seperti pertempuran dan ia tidak boleh kalah. Myeong Ju merasa senang karena sebelum pergi, Dae Young memberikan IDnya, itu tandanya ia berada di atas angin. Myeong Ju mengajak Mo Yeon bersulang.
Mo Yeon berjanji jika Shi Jin pulang nanti, ia akan melupakan masalah pekerjaan dan akan sepanjang waktu bersama Shi Jin selama satu minggu. Myeong Ju tidak mau kalah. Ia berjanji, ia akan mencari hotel yang terpencil, yang tidak terjangkau, mematikan ponsel, dan mengurung Dae Young di sana untuk bertengkar sepanjang waktu.
Mo Yeon mendapatkan pesan dan berteriak senang. Myeong Ju mengira Mo Yeon mendapatkan balasan dari Shi Jin. Ternyata Mo Yeon bergabung di grup para wanita yang memiliki pacar tentara. Salah seorang teman grupnya, mempostkan bahwa Sersan Kim mendapatkan libur karena menang pertandingan bola. Myeong Ju tertawa, tidak percaya Mo Yeon sudah bergaul sejauh itu.
Mo Yeon melihat hujan yang turun. Ia berharap kedua pacar mereka juga ada di sana. "Mereka pasti akan segera kembali...", ucap Myeong Ju.
"Benarkah? Segera?", tanya Mo Yeon berusaha mencari keyakinan dari Myeong Ju. Myeong Ju tidak bisa menjawab dan mengalihkan pandangannya, melihat hujan yang turun. Mo Yeon menyentuh kalung hadiah dari Shi Jin.
--
Tim Alpha yang selamat sudah kembali ke Korea. Letjen Yoon sendiri yang menyambut mereka, walaupun dibawah hujan deras. Sersan Choi melaporkan bahwa misi mereka sudah selesai dan mayat anggota Tim Alpha yang gugur tidak ditemukan.
Wajah Letjen Yoon terlihat sedih.
--
Ayah Shi Jin datang menemui Letjen Yoon. Letjen Yoon memberikan surat dan kalung ID milik Shi Jin pada ayah Shi Jin. Tangan ayah Shi Jin gemetar, menggenggam erat-erat surat dan ID Shi Jin. Ayah Shi Jin tidak kuasa menahan tangisnya.
Letjen Yoon tidak mengatakan apa apa pada ayah Shi Jin. Ia hanya memberi hormat pada ayah Shi Jin.
--
Myeong Ju sedang asik melihat-lihat hotel-hotel melalui internet. Sersan Kim Beom Rae datang ke ruang Myeong Ju. Myeong Ju mengira Dae Young sudah tiba dan dengan ceria, mengambil ID Dae Young. Myeong Ju ingin langsung mengembalikannya sendiri. Tapi kemudian ia menyadari ekspresi wajah Sersan Kim yang terlihat aneh dan sadar sesuatu sudah terjadi pada Dae Young. Sersan Kim memberitahukan bahwa Shi Jin dan Dae Young gugur dalam misi.
--
Sementara itu, Mo Yeon berlari keluar dari rumah sakit. Menemui Sersan Choi yang sudah menunggunya di luar. Mo Yeon mengatakan saat melihat jeep tentara, ia mengira Shi Jin yang datang. "Kenapa kau datang ke sini?". Sersan Choi terlihat sulit menjawab. Tapi kemudian ia mengucapkan permintaan maaf dan memberitahukan bahwa Shi Jin dan Dae Young telah gugur dalam misi.
Myeong Ju dan Mo Yeon sama-sama shock. Myeong Ju marah-marah dan tidak percaya dengan laporan yang berikan oleh Sersan Kim. Ia menginginkan laporan yang sebenarnya. Mo Yeon kebingungan, mengatakan ia tidak mengerti ucapan Sersan Choi. Lalu Sersan Choi memberikan surat wasiat Shi Jin untuk Mo Yeon.
Setelah sendirian, Mo Yeon membaca surat Shi Jin itu.
Di dalam suratnya, Shi Jin mengatakan bahwa setiap menjalani misi, mereka diharuskan membuat surat wasiat. Ia berharap, Mo Yeon tidak pernah membaca suratnya itu. Tapi jika Mo Yeon membacanya, itu artinya ia tidak bisa menepati janjinya.
'Aku bilang padamu untuk tidak khawatir. Aku tidak akan terluka. Tidak akan mati. Aku bilang aku akan kembali. Tapi aku tidak bisa menepati semua janjiku itu... Maafkan aku... Dimanapun kau berada, kau selalu cemerlang. aku bertemu denganmu, jatuh cinta padamu dan beginilah caranya kita harus terpisah. Aku benar-benar minta maaf.'
Mo Yeon segera berlari pergi. Sepanjang jalan, ia menangis.
--
Sementara Myeong Ju, ia menemui ayahnya. Berharap bahwa semua itu bohong. Tapi Letjen Yoon hanya mengucapkan 'maaf'. Letjen Yoon memberikan surat Dae Young yang ditujukan untuk Myeong Ju. Myeong Ju tidak mau menerima ataupun membacanya. Karena jika ia menerimanya, itu artinya Dae Young memang benar-benar telah pergi.
Myeong Ju menangis. Menyalahkan ayahnya karena ayahnya telah mencuri saat-saat bahagianya bersama Dae Young. "Aku tidak bisa berbaikan dengannya. Semua yang kukatakan padanya hanya hal-hal yang menyakitkan saja...", tangis Myeong Ju.
Letjen Yoon kembali memberikan surat itu pada Myeong Ju, mengatakan bahwa itu adalah kata-kata terakhir dari seorang prajut yang terhormat. Myeong Ju lagi-lagi menolak. Ia merampas surat itu dan membuangnya...
Bersambung...
[Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 15 Part 2]
Note : All images credit to KBS2
Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 15 Part 1
![]() |
Credit : KBS2 |
Mo Yeon keluar dari gedung rumah sakit sambil mendorong kursi roda Shi Jin. Ia mengomentari awan di Urk yang lebih bagus daripada di Korea. "Kau ingin kembali ke sana bersamaku?", tanya Shi Jin.
"Bersamamu?", tanya Mo Yeon, kaget.
"Kenapa? Apa kau mau pergi bersama pria lain?", Shi Jin malah bertanya balik. Mo Yeon bercanda, mengatakan itu bukan hal yang mustahil. Shi Jin pura-pura kesal mendengarnya.
Lalu Mo Yeon ingin tahu apa yang sedang didengar Shi Jin. Shi Jin memberikan headsetnya sambil mengatakan ia mendengarkan sesuatu yang menjadi kesukaannya.
Mo Yeon mendengarkan dengan serius dan ternyata, Shi Jin mendengar rekaman pengakuannya saat dulu ia hampir terjatuh ke jurang. :-P
Mo Yeon kesal dan tidak sengaja melepaskan pegangan tangannya dari kursi roda Shi Jin. Karena mereka berada di tempat yang miring, maka dengan bebas, Shi Jin meluncur ke bawah. Mo Yeon berlari, berusaha menangkap kursi roda.
Tapi laju kursi roda lebih cepat dari laju lari Mo Yeon. Dan akhirnya, kursi roda Shi Jin membentur pinggiran jalan dan Shi Jin tersungkur ke jalan...:-D
Mo Yeon panik dan mengkhawatirkan kursi rodanya yang mahal. Shi Jin menggerutu karena Mo Yeon malah mengkhawatirkan kursi roda, bukan dirinya. Padahal ia hampir saja mati setelah baru 10 menit keluar dari rumah sakit. Shi Jin melarang Mo Yeon naik transportasi umum karena khawatir akan membahayakan orang lain... :-P
--
Dae Young dan Myeong Ju makan siang bersama. Myeong Ju memakan semuanya dengan buru-buru. Ia menyuruh Dae Young mengatakan apa yang ingin Dae Young katakan karena ia akan langsung pergi setelah makannya selesai. "Dan sekarang aku sudah hampir selesai", ucap Myeong Ju, ketus.
Dae Young menatap Myeong Ju dan mengatakan, tidak ada yang ingin ia katakan. "Kalau begitu kenapa kau memintaku makan siang bersama?", tanya Myeong Ju.
"Karena kau terlihat terlalu kurus...", sahut Dae Young.
Myeong Ju tercekat, berusaha menelan makanannya dan menanyakan apa sebenarnya mereka sekarang. "Kita sudah putus atau cuma bertengkar saja? Aku sedikit bingung".
Dae Young mengatakan ia mencoba untuk mendapatkan Myeong Ju. Namun Myeong Ju tidak merasa senang dengan usaha Dae Young itu. Menurutnya Dae Young tidak akan bahagia jika Dae Young keluar dari tentara, bekerja di perusahaan pamannya dan menjadi menantu ayahnya. Myeong Ju juga mengatakan, ia akan meninggalkan tentara dan tidak akan bertemu lagi dengan ayahnya. "Ayahku punya kehidupan sendiri dan aku juga...".
Dae Young meminta Myeong Ju tidak berkata seperti itu. Myeong Ju memiliki karir dan masa depan yang bagus di tentara. Myeong Ju punya keahlian dan keberanian dan Myeong Ju bisa menjadi seorang Brigadir suatu saat nanti. "Jika aku menjadi ayahmu, aku juga tidak akan mengizinkannya...".
"Aku mengerti apa yang kau katakan tapi aku benci kau yang mengatakan itu...", ucap Myeong Ju.
"Kau pikir aku bahagia bersamamu? Kau sudah selesai makannya? Aku benar-benar datang untuk memberimu makan", ucap Dae Young. Tanpa menunggu jawaban Myeong Ju, Dae Young pamit pergi.
Sebelum Dae Young pergi, Myeong Ju berpesan, lain kali Dae Young tidak perlu memberinya makan. Dae Young hanya perlu memberinya jawaban, apa mereka sudah putus atau tidak.
Di ruang kerjanya, Letjen Yoon masih melihat formulir permintaan keluar dari tentara milik Dae Young. Entah apa yang dipikirkan oleh ayah Myeong Ju itu.
--
Mo Yeon sedang ada di rumah, Shi Jin mengirimkan pesan, menanyakan Mo Yeon sedang apa. 'Aku baru mau mandi', jawab Mo Yeon melalui pesan juga.
Sedetik kemudian Shi Jin malah menelponnya, dengan video call. Mo Yeon mengira Shi Jin merindukannya. Tapi ternyata bukan. Shi Jin kecewa karena ternyata Mo Yeon masih pakai baju. Mo Yeon kesal dan mengatai Shi Jin 'mesum'. Mo Yeon mengatakan ia baru akan membuka bajunya setelah menutup telpon dari Shi Jin.
Dan baru sebentar Mo Yeon menutup telponnya, tiba-tiba terdengar suara bel. Mo Yeon sangat kaget melihat Shi Jin ternyata ada di depan rumahnya dan menuduh Shi Jin sudah berbohong.
Shi Jin tidak menjawab tapi malah mengomentari Mo Yeon yang belum buka baju padahal telpon sudah ditutup. Tentu saja Mo Yeon kesal, apalagi Shi Jin seenaknya masuk ke rumahnya. Mo Yeon menanyakan apa Shi Jin pulang dari tempat kerja lebih cepat.
Shi Jin mengatakan ia mau mengambil cuti sakit dan ingin meminta surat dokter. Mo Yeon menyuruh Shi Jin ke rumah sakit. Tapi Shi Jin tidak mau, ia mau Mo Yeon yang menuliskan surat sakit untuknya. #modus
Mo Yeon mengometari Shi Jin yang membeli banyak bir padahal Shi Jin masih sakit. Mo Yeon menghitung jumlah kaleng dan mengancam Shi Jin tidak boleh minum sendirian karena ia sudah menghitung jumlah kalengnya.
Mo Yeon sudah selesai mandi dan melihat Shi Jin sudah menyalakan banyak lilin. Shi Jin mengatakan ia hanya ingin melihat Mo Yeon yang cantik dari berbagai sudut. Mo Yeon merasa tersanjung dan ingin tahu bagaimana Shi Jin bisa mengetahui lilin kesukaannya. Ia ingin tahu berapa kali Shi Jin sudah datang kerumahnya.
Shi Jin mengatakan ia adalah tipe orang yang suka mengamati. Mo Yeon tidak mengerti, padahal Shi Jin baru datang sekali ke rumahnya. Shi Jin membantah. Lalu mereka bertengkar tentang berapa kali Shi Jin sudah ke rumahnya dan ujung-ujungnya Shi Jin melarang Mo Yeon minum dengan pria lain.
"Memangnya kalau aku minum dengan pria lain kenapa? Apa kau akan menjemputku dengan helikopter?", tantang Mo Yeon.
"Memangnya tidak bisa?", Shi Jin balik menantang. Lau Mo Yeon tiba-tiba teringat saat Shi Jin menyelamatkannya dari sekapan Argus, Shi Jin memakai helikopter arab. Mo Yeon ingin tahu darimana Shi Jin mendapatkannya, apa Shi Jin sudah memakai kartunya?
Shi Jin tidak berani mengaku dan berpura-pura sakit karena tangannya keseleo. Mo Yeon terus menuntut penjelasan dari Shi Jin. Kenapa Shi Jin menggunakan kartu mereka, dua-duanya hanya untuk transportasi. "Apa itu kartu transportasi?", marah Mo Yeon.
Shi Jin tidak menjelaskan, ia hanya mencubit pipi Mo Yeon. Mo Yeon kesal sekali, sepertinya ia berharap bisa mendapatkan uang banyak dari kartu itu... :-D
--
Hari itu Gi Beom akan mengikuti wajib militer. Di depan gerbang, Shi Jin, Dae Young, Sersan Choi, dan yang lainnya (pokoknya seluruh tim alpha) datang untuk menyemangati Gi Beom. Mereka membawa hadiah berupa makanan supaya Gi Beom lebih semangat.
Gi Beom mengatakan ia adalah seorang tentara dan wamil tidak akan menjadi masalah baginya. Gi Beom berjanji akan kembali dengan membawa kemenangan.
Setelah Gi Beom masuk, Sersan Im memberitahukan bahwa orang-orang melihat mereka. Ia, Dae Young dan yang lainnya langsung menaikkan kerah jaket mereka. Shi Jin protes dan memperbaiki kerah jaket mereka karena kalau mereka naikkan, mereka akan semakin mirip dengan tentara.
Tiba-tiba mereka mendapatkan telpon. Tidak hanya seorang, tapi semuanya. Mereka semua serempak mendapatkan telpon. Ternyata mereka sudah mulai bertugas sebagai tim Alpha dan harus segera kembali ke markas.
Shi Jin dan yang lainnya sedang bersiap-siap. Sementara Dae Young hanya duduk diam, walaupun sudah berganti dengan baju tentara. Seseorang datang, memberitahukan Dae Young bahwa komandan ingin berbicara dengan Dae Young.
Letjen Yoon memberitahukan Dae Young bahwa operasi mereka akan berlangsung selama tiga bulan dan ia ingin mengirimkan Dae Young karena belum menemukan pengganti Dae Young. Ia juga mengatakan bahwa ia juga bisa menandatangani surat permintaan keluar dari tentara milik Dae Young saat itu juga. Ia mempersilahkan Dae Young memutuskan apa yang harus ia lakukan.
"Saya akan pergi, Pak", jawab Dae Young. Letjen Yoon mempersilahkan Dae Young pergi. Ia akan menahan surat itu sampai Dae Young kembali dari misi, walaupun ia tidak tahu kapan ia bisa menemukan pengganti Dae Young. Dae Young menanyakan apa maksud Letjen Yoon.
Letejn Yoon meminta saat Dae Young kembali menemuinya nanti, Dae Young datang bersama Myeong Ju dan mereka akan minum teh bersama. Tapi dae Young malah meminta maaf dan ingin mengatakan sesuatu. Letjen Yoon menyela, mengatakan kalau briefing akan dilakukan jam 9 malam dan ia berharap Dae Young tidak akan terlambat.
Setelah Dae Young pergi, Letjen Yoon mengambil surat Dae Young itu dan merobeknya.
--
Dae Young duduk lama di tangga depan apartemen Myeong Ju. Sepertinya myeong Ju tidak ada di rumah. Sampai akhirnya, Dae Young pergi dari sana.
Saat Myeong Ju kembali, ia melihat kalung ID milik Dae Young tergantung di pegangan pintu apartemennya.
--
Mo Yeon dan yang lainnya sedang santai. Chi Hoon mengeluhkan soal ketidaktahuannya tentang arti 'jardi'. Ia mengira 'jardi' adalah nama anak dari desa Blackey itu tapi ternyata, menurut Daniel 'jardi' itu artinya 'kambing' dalam bahasa arab. Chi Hoon merasa sedih karena itu artinya ia masih belum mengetahui nama anak itu.
Lalu Mo Yeon mendapatkan telpon dari Shi Jin. Mo Yeon segera berlari keluar untuk menemui Shi Jin. Awalnya Mo Yeon berpikir Shi Jin pulang lebih cepat, tapi saat melihat raut wajah Shi Jin yang serius, Mo Yeon bisa menebak, Shi Jin akan pergi ke mall lagi. "Berapa lama? Satu minggu? Dua minggu?", tanya Mo Yeon.
"Kali ini lebih lama... tiga bulan...", ucap Shi Jin.
"Apa mallnya di luar negeri?". Shi Jin berusaha menghilangkan kekhawatiran Mo Yeon, meminta Mo Yeon menganggap ia hanya bertugas seperti biasa, sudah lumrah bagi prajurit pergi setelah istirahat 100 hari. Shi Jin berpesan agar Mo Yeon tidak minum dengan pria lain.
Mo Yeon sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi ia malah ingin menangis. Mo Yeon meminta maaf karena ia sudah berusaha tapi ia tidak bisa menahan tangisnya. Shi Jin memeluk Mo Yeon, berjanji akan menjaga dirinya dan pulang dengan selamat.
Mo Yeon menghela nafasnya, berusaha untuk tidak menangis. Lalu Mo Yeon melepaskan Shi Jin dan bertanya apa mereka masih bisa saling berkomunikasi. Shi Jin berjanji ia berusaha menghubungi Mo Yeon kapan pun ia bisa. "Hanya satu musim tanpaku. Aku akan kembali saat musim berganti...", ucap Shi Jin dan kemudian pamit pergi.
"Sekarang?", ucap Mo Yeon kaget. Mo Yeon memanggil Shi Jin yang sudah pergi dan kemudian mendekati dan memeluk Shi Jin. Shi Jin mengatakan ia akan merindukan Mo Yeon. "Aku juga akan merindukanmu...', sahut Mo Yeon.
Mo Yeon melihat Shi Jin pergi dengan mobilnya. Saat kembali masuk ke rumah sakit, Mo Yeon teringat ucapan Argus. 'Shi Jin adalah orang yang pintar, lucu dan misterius. Tapi dia punya banyak rahasia. Dia akan sering menghilang dari waktu ke waktu. Akan sulit dihubungi. Dan sampai suatu waktu... Psss... dia tidak akan pernah kembali...'.
--
Mo Yeon terus melamun sepanjang waktu. Saat sedang mengambil makanan di kantin pun begitu. Chi Hoon memanggil Mo Yeon berkali-kali sampai Mo Yeon akhirnya tersadar. CHi Hoon menanyakan keadaan Mo Yeon karena sejak kemarin ia melihat Mo Yeon tidak begitu baik. Chi Hoon melihat Mo Yeon mengambil banyak sekali kimchi dan meletakkan kembali sebagian kimchi ke tempatnya.
Mo Yeon mendapatkan pesan dari Shi Jin. Shi Jin mengabarkan kalau ia sudah tiba dengan selamat dan sangat merindukan Mo Yeon. Setelah itu Mo Yeon baru kembali ceria.
Sejak saat itu, setiap ada kesempatan, Mo Yeon selalu mengirimkan pesan untuk Shi Jin. Mo Yeon menceritakan segalanya, hal-hal kecil yang ia lihat, hal-hal kecil yang ia lakukan, betapa ia merindukan Shi Jin dan berharap Shi Jin cepat pulang. Tapi tidak satupun pesannya dibalas.
Mo Yeon duduk di atas atap, tempat dulu ia pernah melihat Shi Jin naik helikopter. Ia mengirimkan pesan lagi untuk Shi Jin. Mengatakan bahwa musim sudah berganti tapi Shi Jin belum kembali. Tidak satu pun pesannya dibalas dan itu sedikit membuatnya marah.
Mo Yeon melihat sebuah helikopter melintas. "Aku berharap dia ada di dalam sana...", ucap Mo Yeon berusaha menahan kecewanya saat melihat helikopter itu semakin menjauh.
--
Sementara itu, Shi Jin sedang bertugas bersama tim alpha yang lain. Shi Jin menyuruh teman-temannya pergi lebih dulu dengan helikopter itu, sementara ia dan Dae Young akan menunggu helikopter yang lain.
Setelah helikopter berangkat, Shi Jin melaporkan pada komandan bahwa helikopter sudah berangkat bersama tiga warga sipil yang berhasil mereka selamatkan.
Shi Jin yang terlihat senang, menepuk punggung Dae Young, mengatakan bahwa 10 menit lagi mereka akan pulang. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan Shi Jin langsung roboh. Dae Young kaget dan segera menarik Shi Jin ke temapt yang lebih aman. Berlindung dibalik sebuah mobil yang sudah terbalik.
Shi Jin mulai kehilangan kesadaran, sementara Dae Young berusaha menekan luka tembakan di atas dada sebelah kanan Shi Jin. Shi Jin teringat sunbaenya yang juga gugur saat akan kembali pulang. Shi Jin bergumam, merasa ia akan ke sana juga. Dae Young berteriak, memohon agar Shi Jin tidak jatuh tertidur. Tiba-tiba terdengar usara tembakan lagi.
Kali ini bahu Dae Young yang terkena. Anggota tim alpha yang sudah di helikopter berusaha menghubungi Shi Jin dan Dae Young, tapi tidak ada jawaban. Tidak lama kemudian, mereka melihat area yang baru saja mereka tinggalkan meledak. Mereka berteriak, memanggil kapten mereka dan Dae Young. Mereka berteriak, meminta supaya helikopter kembali ke sana.
--
Mo Yeon kembali mengirimkan pesan untuk Shi Jin lagi. Kali ini dengan nada mengancam, ia akan minum dengan pria yang tampan. Mo Yeon menyuruh Shi Jin datang dan menjemputnya. Myeong Ju datang, mengatakan kalau Mo Yeon tidak pergi mengirim pesan setiap hari lalu marah-marah, anggap saja jika Shi Jin tidak membalas, itu artinya tidak ada sinyal telpon di sana.
Mo Yeon mengatakan ia melakukannya karena ingin membuat Shi Jin merasa tidak enak padanya karena sudah membuatnya marah. "Apa selalu sangat sulit menghubungi mereka?", tanya Mo Yeon. Myeong Ju mengatakan semua itu tidak pengaruh baginya, karena ia dan Dae Young lebih lama putus daripada bersama. Mo Yeon merasa tidak enak karena sudah berkeluh kesah di depan Myeong Ju.
Mo Yeon bertanya apa terakhir Myeong Ju belum berbaikan dengan Dae Young. Myeong Ju mengatakan baginya ini seperti pertempuran dan ia tidak boleh kalah. Myeong Ju merasa senang karena sebelum pergi, Dae Young memberikan IDnya, itu tandanya ia berada di atas angin. Myeong Ju mengajak Mo Yeon bersulang.
Mo Yeon berjanji jika Shi Jin pulang nanti, ia akan melupakan masalah pekerjaan dan akan sepanjang waktu bersama Shi Jin selama satu minggu. Myeong Ju tidak mau kalah. Ia berjanji, ia akan mencari hotel yang terpencil, yang tidak terjangkau, mematikan ponsel, dan mengurung Dae Young di sana untuk bertengkar sepanjang waktu.
Mo Yeon mendapatkan pesan dan berteriak senang. Myeong Ju mengira Mo Yeon mendapatkan balasan dari Shi Jin. Ternyata Mo Yeon bergabung di grup para wanita yang memiliki pacar tentara. Salah seorang teman grupnya, mempostkan bahwa Sersan Kim mendapatkan libur karena menang pertandingan bola. Myeong Ju tertawa, tidak percaya Mo Yeon sudah bergaul sejauh itu.
Mo Yeon melihat hujan yang turun. Ia berharap kedua pacar mereka juga ada di sana. "Mereka pasti akan segera kembali...", ucap Myeong Ju.
"Benarkah? Segera?", tanya Mo Yeon berusaha mencari keyakinan dari Myeong Ju. Myeong Ju tidak bisa menjawab dan mengalihkan pandangannya, melihat hujan yang turun. Mo Yeon menyentuh kalung hadiah dari Shi Jin.
--
Tim Alpha yang selamat sudah kembali ke Korea. Letjen Yoon sendiri yang menyambut mereka, walaupun dibawah hujan deras. Sersan Choi melaporkan bahwa misi mereka sudah selesai dan mayat anggota Tim Alpha yang gugur tidak ditemukan.
Wajah Letjen Yoon terlihat sedih.
--
Ayah Shi Jin datang menemui Letjen Yoon. Letjen Yoon memberikan surat dan kalung ID milik Shi Jin pada ayah Shi Jin. Tangan ayah Shi Jin gemetar, menggenggam erat-erat surat dan ID Shi Jin. Ayah Shi Jin tidak kuasa menahan tangisnya.
Letjen Yoon tidak mengatakan apa apa pada ayah Shi Jin. Ia hanya memberi hormat pada ayah Shi Jin.
--
Myeong Ju sedang asik melihat-lihat hotel-hotel melalui internet. Sersan Kim Beom Rae datang ke ruang Myeong Ju. Myeong Ju mengira Dae Young sudah tiba dan dengan ceria, mengambil ID Dae Young. Myeong Ju ingin langsung mengembalikannya sendiri. Tapi kemudian ia menyadari ekspresi wajah Sersan Kim yang terlihat aneh dan sadar sesuatu sudah terjadi pada Dae Young. Sersan Kim memberitahukan bahwa Shi Jin dan Dae Young gugur dalam misi.
--
Sementara itu, Mo Yeon berlari keluar dari rumah sakit. Menemui Sersan Choi yang sudah menunggunya di luar. Mo Yeon mengatakan saat melihat jeep tentara, ia mengira Shi Jin yang datang. "Kenapa kau datang ke sini?". Sersan Choi terlihat sulit menjawab. Tapi kemudian ia mengucapkan permintaan maaf dan memberitahukan bahwa Shi Jin dan Dae Young telah gugur dalam misi.
Myeong Ju dan Mo Yeon sama-sama shock. Myeong Ju marah-marah dan tidak percaya dengan laporan yang berikan oleh Sersan Kim. Ia menginginkan laporan yang sebenarnya. Mo Yeon kebingungan, mengatakan ia tidak mengerti ucapan Sersan Choi. Lalu Sersan Choi memberikan surat wasiat Shi Jin untuk Mo Yeon.
Setelah sendirian, Mo Yeon membaca surat Shi Jin itu.
Di dalam suratnya, Shi Jin mengatakan bahwa setiap menjalani misi, mereka diharuskan membuat surat wasiat. Ia berharap, Mo Yeon tidak pernah membaca suratnya itu. Tapi jika Mo Yeon membacanya, itu artinya ia tidak bisa menepati janjinya.
'Aku bilang padamu untuk tidak khawatir. Aku tidak akan terluka. Tidak akan mati. Aku bilang aku akan kembali. Tapi aku tidak bisa menepati semua janjiku itu... Maafkan aku... Dimanapun kau berada, kau selalu cemerlang. aku bertemu denganmu, jatuh cinta padamu dan beginilah caranya kita harus terpisah. Aku benar-benar minta maaf.'
Mo Yeon segera berlari pergi. Sepanjang jalan, ia menangis.
--
Sementara Myeong Ju, ia menemui ayahnya. Berharap bahwa semua itu bohong. Tapi Letjen Yoon hanya mengucapkan 'maaf'. Letjen Yoon memberikan surat Dae Young yang ditujukan untuk Myeong Ju. Myeong Ju tidak mau menerima ataupun membacanya. Karena jika ia menerimanya, itu artinya Dae Young memang benar-benar telah pergi.
Myeong Ju menangis. Menyalahkan ayahnya karena ayahnya telah mencuri saat-saat bahagianya bersama Dae Young. "Aku tidak bisa berbaikan dengannya. Semua yang kukatakan padanya hanya hal-hal yang menyakitkan saja...", tangis Myeong Ju.
Letjen Yoon kembali memberikan surat itu pada Myeong Ju, mengatakan bahwa itu adalah kata-kata terakhir dari seorang prajut yang terhormat. Myeong Ju lagi-lagi menolak. Ia merampas surat itu dan membuangnya...
Bersambung...
[Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 15 Part 2]
Note : All images credit to KBS2
Post a Comment