[Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 13 Part 1]
Kdramastory - Shi Jin dan Mo Yeon janji bertemu di sebuah restoran fast food. Mo Yeon mengirimkan pesan bahwa ia akan terlambat 10 menit dan meminta Shi Jin memesankan makanan untuknya.
Saat Mo Yeon tiba, hal pertama yang ditanyakan Shi Jin adalah apakah mabuk Mo Yeon sudah hilang atau belum. "Tentu saja. Aku kan tidak minum banyak", sahut Mo Yeon pede.
"Kau minum banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk...", ucap Shi Jin. Mo Yeon membantah, mengatakan ia masih ingat semuanya. Shi Jin tidak percaya dan menanyakan apa yang ibu Mo Yeon katakan tentangnya, apakah ibu Mo Yeon menyukainya. Mo Yeon bingung, tidak ingat mereka bertemu dengan ibu Mo Yeon semalam.
"Kau bilang kau ingat semuanya...", keluh Shi Jin. Shi Jin melarang Mo Yeon minum dengan pria lain. Mo Yeon cemberut dan mengatakan Shi Jin cemburuan. Shi Jin kesal, mengatakan Mo Yeon yang sepertinya masih mabuk...
Tiba-tiba Shi Jin mendapatkan telpon dari seseorang. Wajah Shi Jin berubah serius. Melihat ekspresi Shi Jin, mau tidak mau Mo Yeon juga langsung sadar sepenuhnya. Setelah menutup telponnya, Shi Jin meminta maaf pada Mo Yeon karena ia harus pergi ke 'Mall' dulu.
Mo Yeon mengerti maksud Shi Jin. Wajahnya terlihat sedikit sedih tapi sedetik kemudian ia mengajak Shi Jin nonton film setelah Shi Jin pulang dari 'Mall'. "Kau mau atau tidak?", tanya Mo Yeon.
"Aku mau". sahut Shi Jin sambil tersenyum. Mo Yeon berpesan agar Shi Jin kembali dengan selamat. Shi Jin mengucapkan terima kasih pada Mo Yeon.
---
Dalam tugasnya kali ini, Shi Jin harus mengenakan jas berwarna hitam. Ia sedikit kaget saat bertemu dengan Dae Young yang juga berpakaian sama dengannya. Ia lebih kaget lagi saat melihat Byung Soo juga ada di sana. Byung Soo mengatakan tugas mereka kali ini adalah misi 1020 dan ia adalah komandannya. Ia menyuruh mereka segera ikut briefing.
Saat briefing, Byung Soo memerintahkan mereka mengecek senjata mereka dan mengeset radio mereka di channel 3. Beberapa orang datang dan memberikan mereka masing-masing satu bolpoin. Byung Soo mengatakan, mereka semua diizinkan memakai alat itu. Dalam keadaan darurat, apabila mereka menembakan bolpoin itu ke area dekat arteri, maka target akan mati dalam waktu kurang dari 10 detik.
---
Ternyata tugas Shi Jin di Hotel Korea yang berada di Pyeong Yang, Korea Utara. Mereka mengawal pertemuan antara wakil Korea Selatan dan Korea Utara. Shi Jin bertugas berjaga di depan pintu bersama dengan Jung Joon, tentara Korea Utara yang pernah menyandera tentara Korea Selatan di perbatasan.
Jung Joon masih mengenali Shi Jin dan menanyakan tentang luka Shi Jin, sudah sembuh atau belum. Shi Jin menyindir Jung Joon yang setelah kalah darinya sekarang tugasnya diganti menjadi pasukan presiden. Jung Joon melirik bolpoin yang tersemat di jas Shi Jin, dan mengatakan ia tidak keberatan untuk melanjutkan ronde kedua dengan bolpoint itu.
Shi Jin mendengus, berpikir bahwa Jung Joon bukan ingin mengajaknya menuliskan laporan bersama-sama. Walaupun Jung Joon tuan rumahnya, Shi Jin tidak keberatan menerima tantangan Jung Joon. Jung Joon mengatakan Shi Jin cukup beruntung karena kali ini Shi Jin adalah tamunya dan mereka memiliki tujuan yang sama. "Bagi tentara, memiliki tujuan yang sama artinya gencatan senjata dan perdamaian...", ucap Jung Joon lagi. Karena Jung Joon menganggapnya tamu, Shi Jin meminta bantuan Jung Joon. Ia ingin makan mi soba tradisional Pyeong Yang untuk makan siang.
---
Jung Joon benar-benar membawa Shi Jin makan mi soba. Masing-masing mereka makan di meja terpisah bersama dengan tim mereka. Shi Jin berterima kasih atas traktiran Jung Joon dan berjanji akan gantian mentraktir Jung Joon di pertemuan berikutnya. Jung Joon mengatakan akan ada tim yang lain yang akan ke Korea Selatan karena mulai besok ia akan libur.
Shi Jin merasa tidak enak karena berhutang pada Jung Joon. Jung Joon menyuruh Shi Jin melupakannya dan makan saja.
---
Shi Jin datang ke RS Haesung. Secara kebetulan ia satu lift bersama Ketua Han yang naik belakangan bersama sekretarisnya. Ketua Han membicarakan tentang Mo Yeon. Tentang bunga yang setiap hari ia kirimkan. Sekretaris Kang mengatakan ia selalu mengirimkan tapi Mo Yeon selalu menolaknya. Menurut Sek. Kang, ada baiknya karena sekarang kantornya menjadi wangi. Shi Jin tersenyum mendengar percakapan Ketua Han dan sekretarisnya itu.
Senyum Shi Jin menghilang saat mendengar Ketua Han bertanya tentang pacar Mo Yeon. "Apa kau sudah mencari informasinya?", tanya Ketua Han. Sek. Kang mengatakan ia tidak mendapatkan informasi yang banyak, yang ia tahu hanyalah pacar Mo Yeon anggota pasukan khusus. Sek. Kang menunjukkan foto yang ia dapatkan. Ketua Han kesal karena foto yang ditunjukkan sekretarisnya adalah foto bersama-sama, saat tim medis berfoto bersama para tentara sebelum kembali ke Korea.
Ketua Han bertanya yang mana pacar Mo Yeon. "Tentang itu... saya juga belum tahu...", jawab Sek. Kang, takut-takut. Ketua Han kesal dan hampir memukul Sek. Kang. Shi Jin yang ikut mengintip dari balik punggung Sek. Kang menimpali, menunjukkan yang mana pacar Mo Yeon. Shi Jin bahkan menyebutkan dengan lengkap data dirinya, termasuk bintang dan golongan darahnya. :-P
Awalnya Ketua Han tidak mengenali Shi Jin, tapi kemudian ia sadar orang yang berbicara dengannya adalah pacar Mo Yeon, orang yang sedang ia cari informasinya. Shi Jin tersenyum dan keluar dari lift. Ketua Han berusaha menyusul Shi Jin, sampai-sampai sebelah tangannya terjepit di lift. :-D :-P
Ketua Han mengajak Shi Jin bicara. Sek. Kang langsung pamit, mengundurkan diri.
Ketua Han menegaskan kalau Shi Jin memang benar pacar Mo Yeon dan jika Mo Yeon menolak dirinya karena Shi Jin, itu benar-benar melukai harga dirinya. "Aku dengar kau kapten pasukan khusus. Apa kau jago berkelahi?", tanya Ketua Han.
Shi Jin tersenyum dan berjalan mendekati Ketua Han. "Aku dengar kau mengajaknya ke hotel saat kencan pertama kalian. Aku harap lain kali kau lebih berhari-hati. Jaga tubuh dan kepalamu". Shi Jin semakin mendekati Ketua Han dan berbisik, "Aku benar-benar jago berkelahi...". ketua Han terdiam, menahan nafas. :-D
---
Eun Ji bertemu dengan Mo Yeon di depan stasiun perawat. Eun Ji meminta Mo Yeon membantunya, tapi Mo Yeon tidak mau. Mo Yeon mau membantu orang lain tapi tidak mau membantu Eun Ji.
Saat itu, Shi Jin datang dan begitu melihat Shi Jin, Eun Ji langsung bergenit ria di depan Shi Jin. Eun Ji memperkenalkan dirinya dan mengatakan kalau ia adalah teman Mo Yeon. Shi Jin juga memperkenalkan dirinya dan mengatakan kalau dia adalah pacar Mo Yeon. Eun Ji langsung kesal karena ia baru mengetahui pacar Mo Yeon yang menurut gosip adalah seorang tentara, ternyata sangat tampan.
Mo Yeon yang tidak senang karena Shi Jin bersikap sopan di depan Eun Ji, langsung menarik Shi Jin pergi.
---
Hingga sampai di sebuah mall, Mo Yeon masih mengomel karena sikap Shi Jin pada Eun Ji tadi. "Apa kau tidak lihat dia menggodamu tadi?", kesal Mo Yeon. Tapi Shi Jin tidak merasa melakukan kesalahan karena ia hanya bersikap sopan saja pada Eun Ji. Mo Yeon masih tidak terima. "Apa kau cemburu sekarang? Kalau kau tahu dengan siapa aku bertemu tadi, kau tidak akan bersikap seperti ini...", ucap Shi Jin.
"Apa? Siapa itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Han?", tantang Mo Yeon. Melihat ekspresi Shi Jin, Mo Yeon langsung tahu kalau Shi Jin tadi bertemu dengan Ketua Han. Mo Yeon langsung mengalihkan pembicaraan, pura-pura mengomentari air mancur yang cantik, dan lain-lain. Shi Jin tertawa dan menyuruh Mo Yeon berhenti. Mo Yeon belum mau berhenti dan masih terus berbicara. Shi Jin tiba-tiba meletakkan jarinya di leher Mo Yeon, seperti sedang mengukur leher Mo Yeon.
Shi Jin mengatakan dugaannya memang benar dan ia sudah menyiapkan sesuatu untuk Mo Yeon. Shi Jin mengeluarkan sebuah kotak. Mo Yeon protes karena Shi Jin tadi mengukurnya seperti mencekiknya. Shi Jin tidak menggubris protes Mo Yeon dan memasangkan kalung di leher Mo Yeon. Shi Jin mengatakan, ia sengaja memberikannya sekarang karena jika ia memberikan di depan Dae Young dan Myeong Ju akan terlihat aneh.
"Wow, cantiknya...", puji Shi Jin setelah kalung itu terpasang di leher Mo Yeon.
"Bukankah seharusnya kau bertanya dulu apa aku suka atau tidak?", protes Mo Yeon lagi.
"Baiklah. Kau suka atau tidak?", tanya Shi Jin.
"Ya aku suka... Apa aku terlihat cantik?", sahut Mo Yeon, masih pura-pura marah.
"Sangat cantik...".
"Kalau begitu, ayo...", ujar Mo Yeon sambil menggandeng tangan Shi Jin.
---
Shi Jin, Mo Yeon, Dae Young dan Myeong Ju melakukan double date. Pelayan kafe menyapa mereka Shi Jin dan Dae Young dan mengomentari mereka yang sudah mengganti pacar mereka. Mo Yeon dan Myeong Ju langsung curiga. Dan ternyata yang dimaksud pelayan itu adalah boneka serigala dan kelinci yang dulu pernah dibawa Shi Jin dan Dae Young.
Shi Jin dan Dae Young tersenyum penuh arti. Sementara Mo Yeon dan Myeong Ju menatap pacar mereka, tidak mengerti.
Dae Young meraih tangan Myeong Ju dan memperkenalkan pada Shi Jin bahwa Myeong Ju adalah pacarnya yang sesungguhnya. Shi Jin menunjuk kearah Mo Yeon dan mengatakan bahwa Mo Yeon adalah rekannya. Mo Yeon langsung protes. " Kami berjuang bersama-sama di Urk dan menang...", tambah Shi Jin. Mo Yeon tersenyum senang dan mereka berdua tos dengan tinju mereka.
"Apa hanya kalian berdua disini?", protes Myeong Ju saat melihat kemesraan Shi Jin dan Mo Yeon. Myeong Ju menanyakan kapan mereka datang ke kafe itu dan apa yang mereka maksud dengan boneka. Shi Jin mengatakan kejadian itu saat Dae Young kehilangan ponselnya. Dae Young hampir mati saat mencari ponsel itu karena masih ada foto Myeong Ju di sana.
Myeong Ju ingin tahu seperti apa fotonya di dalam ponsel Dae Young. Myeong Ju membuka sendiri kunci ponsel Dae Young dan melihat-lihat foto di dalam ponsel Dae Young. Ternyata di dalam ponsel Dae Young hanya ada taxi dan gedung. Mo Yeon mengenali salah satunya yaitu gedung tempat upacara pemakaman di RS-nya. Mo Yeon dan Shi Jin sama-sama teringat, hari itu adalah hari pertama kalinya mereka bertemu.
Shi Jin dan Mo Yeon lagi-lagi men-tos tinju mereka. Membuat Myeong Ju kesal sendiri. Myeong Ju semakin kesal saat melihat tidak ada satu pun fotonya di dalam ponsel Dae Young. Ternyata Dae Young sudah menghapus semua fotonya. Myeong Ju meletakkan kembali ponsel Dae Young ke atas meja. Shi Jin ikut melihat foto di dalam ponsel Dae Young dan kesal karena ia sudah berjuang keras hanya untuk foto yang tidak jelas.
Dae Young mengatakan baginya foto-foto itu adalah foto Myeong Ju. "Aku tidak tahu bagaimana berkencan. Setiap saat aku melihatnya, aku selalu minum. Jadi aku tidak bisa mengantarnya pulang, aku hanya bisa mengantarnya ke taxi. Itu semua adalah nomor plat taxi-taxinya. Ketika kami putus, aku menghapus semua foto kami, tapi akueon kembali, Dae Young merasa aku bisa bertahan melihat foto-foto itu karena tidak ada Myeong Ju disana. Jadi, aku menyimpannya...", jelas Dae Young, panjang lebar.
Mo Yeon merasa Dae Young sangat keren. Myeong Ju mengatakan, sepertinya ia jatuh cinta lagi pada Dae Young. Dae Young tersenyum tipis dan menatap Myeong Ju. "Apa hanya kalian berdua saja di sini?", kali ini Shi Jin yang protes. Mo Yeon heran kenapa Myeong Ju mengetahui kunci ponsel Dae Young. Myeong Ju mengatakan ia yang membuatkannya untuk Dae Young.
Shi Jin protes, karena seharusnya Dae Young bisa membuatnya sendiri dan bisa dipelajari di booklet saat Dae Young membeli ponsel. "Tidak apa, Bagiku, cukup dia yang melakukannya...", tolak Dae Young. Myeong Ju menatap Dae Young, penuh cinta. Haha...
Shi Jin dan Mo Yeon pura-pura mengambil tas mereka dan beranjak pergi. Myeong Ju dan Dae Young sudah melambaikan tangan mereka. Saat Shi Jin dan Mo Yeon kembali, Dae Young dan Myeong Ju pura-pura protes, menyuruh mereka pergi saja. :-D
---
Saat mengantarkan Myeong Ju pulang, Myeong Ju mendapatkan telpon dari seseorang. Saat tahu siapa yang menelponnya, Myeong ju langsung me-reject dan menyimpan ponselnya. Dae Young bertanya siapa tapi Myeong Jui. Myeon mengatakan dari orang yang tidak ia kenal. Dae Young menebak lagi, apakah itu Yoon Gi, Myeong Ju langsung membantah.
Dae Young merampas ponsel MYeong Ju karena ponsel Myeong Ju berbunyi lagi. Ia melihat dari Sersan Kim N+Beom Rae. Dae Young menerimanya dan menyalakan speaker. Di seberang telpn, Beom Rae langsung nyerocos tanpa henti, melaporkan kegiatan Dae Young pada Myeong Ju. Saat Dae Young berbicara untuk membenarkan laporan Beom Rae, Beom Rae baru tahu kalau Myeong Ju sedang bersama Dae Young.
Dae Young memberitahukan kalau ia akan kembali ke asrama jam 8 malam dan menyuruh Beom Rae membuatkan ramen untuknya dan stand by. Setelah itu, Dae Young memutuskan telpon dan menatap Myeong Ju. Dengan takut-takut, Myeong Ju mengatakan, itu hanya kebiasaannya saja. "Seseorang tidak akan berubah hanya dalamm satu malam...", Myeong Ju berusaha membela diri.
Dae Young diam sepanjang perjalanan. Hingga lampu merah selesai dan mobil kembali bergerak, Dae Young akhirnya tidak tahan dan mendekatkan dirinya ke arah Myeong Ju. Myeong kaget tapi kemudian ia menutup matanya. "Aku tidak akan melakukkannya. Ini hukumannya...", ucap Dae Young. Myeong Ju seketika kecewa dan memalingkan wajahnya. Sedetik kemudian, Dae Young menarik wajah Myeong Ju dan menciumnya. Wuih mobilnya keren, bisa di set otomatis dan ga perlu menyetir... #Iklan..
---
Sekembali ke asrama, Beom Rae sudah menyiapkan ramen. Dae Young mengeluhkan ramen yang Beom Rae buat lembek seperti tepung. Dae Young menanyakan apakah Beom Rae mau menjadi makanan pendampingnya atau mau menjadi mienya. Beom Rae terdiam dan tidak tahu mau menjawab apa.
Lalu di depan Dae Young, Beom Rae menelpn Myeong Ju dan melaporkan kegiatan Dae Young. Awalnya Dae Young tidak begitu memperhatikan ucapan Beom Rae pada Myeong Ju, namun saat Beom Rae menyinggung bahwa komandan akan kembali besok, Dae Young langsung tertegun.
---
Dae Young menemui Letjen Yoon di ruangan, di sana sudah ada Myeong Ju. Saat melihat Dae Young, Myeong Ju melambaikan tangannya dengan ceria. Berbeda dengan Myeong Ju, wajah Dae Young sangat serius.
Letjen Yoon menyuruh Dae Young duduk dan minum teh bersama, tapi Dae Young menolak dan mengatakan mereka akan minum di lain waktu dan di lain tempat. Letjen Yoon mengatakan bahwa ia menganggap Dae Young sudah membuat keputusan. Letjen Yoon meletakkan formulir yang diisi oleh Dae Young di atas meja. Dae Young mengatakan ia akan melepas seragamnya.
Myeong Ju marah karena ayahnya masih melakukan itu padahal ia sudah memohon pada ayahnya. Letjen Yoon memberitahukan Dae Young bahwa Myeong Ju mendengar pembicaraan antara mereka hari itu. Saat sakit keras, Myeong Ju memohon padanya seandainya hidup, ia harus membiarkan mereka berkencan dan tidak mengeluarkan Dae Young dari tentara.
Dae Young mengatakan itu adalah perjanjian antara Letjen Yoon dan Myeong Ju, tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Ia telah memilih Myeong Ju dan keputusannya itu adalah harga yang harus dibayar dan ia bersedia melakukannya. "Saya akan melepas seragam saya...".
"Atas izin siapa?", tanya Myeong Ju marah. Myeong Ju menyuruh Dae Young keluar dan berbicara dengannya. Dae Young menyelesaikan laporannya pada Letjen Yoon dan Letjen Yoon hanya berdehem saja.
---
Di luar, Myeong Ju dan Dae Young bertengkar. Myeong Ju sangat marah karena ia tidak tahu Dae Young melakukan itu. Dae Young membela diri, mengatakan kalau ia melakukannya supaya mereka tidak putus. Itu keputusan tidak mudah baginya. Myeong Ju mengerti itu tidak mudah, baginya juga sangat memalukan karena sudah membuat permohonan di masa kritisnya.
Dae Young tiba-tiba berteriak, bertanya kenapa Myeong Ju melakukan itu. Myeong Ju hampir menangis, "Itu karena kau terus menghindar. Kau dimana saat aku bertengkar dengan ayahku? Apa aku seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana kau bisa? Bahkan tanpa memberitahuku... Kenapa? Kau tak memberitahuku...".
Dae Young menyela, mengatakan kalau ia sudah memberitahukan Myeong Ju ribuan kali. "Tiap kali aku menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali aku tak bisa mengangkat teleponmu, aku sungguh tersiksa. Tapi, kenapa kau membuat janji seperti itu dengan komandan? Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita orang bodoh...".
Myeong Ju tidak mau disamakan, ia hanya mencoba membuat ayahnya mengerti. "Oleh karena itulah membuat aku malu. Aku tidak butuk pengertian tapi aku butuh penerimaan. Bukan karena 'putriku menginginkannya' tapi karena itu aku... Aku berharap, Komandan memilihku karena diriku sendiri. Tapi, jika Koemandan menerima hanya karena permintaan dari putrinya yang sekarat, aku tidak bisa bersamamu...".
Mata Myeong Ju berkaca-kaca, "Baiklah. Kita hentikan saja. Jika kau akan menderita karena aku, kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku serius kali ini...". Myeong Ju langsung berbalik pergi.
---
Mo Yeon dan Shi Jin sedang menonton film di rumah Mo Yeon. Tiba-tiba Mo Yeon mendapat telpon dari rumah sakit yang mengahruskannya datang ke rumah sakit karena ada pasien darurat. Shi Jin mengeluh karena kali ini Mo Yeon yang meninggalkannya. Shi Jin berniat untuk meneruskan nonton sendiri. Tapi Mo Yeon tidak mengizinkannya dan mengajak Shi Jin berangkat.
---
Shi Jin dan yang lainnya kembali bertugas mengawal tamu VIP untuk acara khusus di Hotel Seoul. Saat briefing, Byung Soo memberitahukan mereka bahwa akan ada pasukan tambahan untuk membackup mereka. Mereka semua bertugas untuk menjaga lantai 17 dan menjaga perimeter. Byung Soo memberikan tanggung jawab operasi latihan itu pada Shi Jin.
---
Saat di parkiran, Shi Jin memberi perintah istirahat untuk timnya selama 5 menit sebelum kendaraan latihan tiba. Semua anggota timnya keluar dari mobil dan pergi. Lalu Shi Jin mendekati Dae Young yang terus makan coklat. Shi Jin meminta satu pada Dae Young tapi Dae Young mengatakan ia sudah memakan semuanya karena ia sedang depresi. "Aku baru saja putus dengan Letnan Yoon...".
"Kenapa? Siapa yang memutuskan siapa?", tanya Shi Jin, bingung.
"Aku yang dicampakkan. Tapi aku tidak bisa bilang alasannya...", ucapan Dae Young terhenti karena pandangannya tiba-tiba fokus ke belakang Shi Jin. Shi Jin mengikuti arah pandangan Dae Young dan kaget saat melihat Jung Joon datang ke arah mereka dengan cepat, ditambah dengan tatapan yang tajam.
---
Di IGD, Min Ji melaporkan pada Mo Yeon bahwa ambulans akan masuk. Mo Yeon mengajak Min Ji keluar. Ambulans yang pertama datang, isinya adalah Jung Joon yang berlumuran darah.
Karena datang ambulans yang lain, Mo Yeon memberikan Jung Joon pada Sang Hyun. Saat ambulans kedua dibuka, refleks Mo Yeon menutup mulutnya. Di dalam ambulance itu, Shi Jin tidak sadarkan diri dan berlumuran darah...
Bersambung...
[Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 14 Part 1]
Note : All images credit to KBS2
Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 13 Part 2
![]() |
Credit : KBS2 |
Saat Mo Yeon tiba, hal pertama yang ditanyakan Shi Jin adalah apakah mabuk Mo Yeon sudah hilang atau belum. "Tentu saja. Aku kan tidak minum banyak", sahut Mo Yeon pede.
"Kau minum banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk...", ucap Shi Jin. Mo Yeon membantah, mengatakan ia masih ingat semuanya. Shi Jin tidak percaya dan menanyakan apa yang ibu Mo Yeon katakan tentangnya, apakah ibu Mo Yeon menyukainya. Mo Yeon bingung, tidak ingat mereka bertemu dengan ibu Mo Yeon semalam.
"Kau bilang kau ingat semuanya...", keluh Shi Jin. Shi Jin melarang Mo Yeon minum dengan pria lain. Mo Yeon cemberut dan mengatakan Shi Jin cemburuan. Shi Jin kesal, mengatakan Mo Yeon yang sepertinya masih mabuk...
Tiba-tiba Shi Jin mendapatkan telpon dari seseorang. Wajah Shi Jin berubah serius. Melihat ekspresi Shi Jin, mau tidak mau Mo Yeon juga langsung sadar sepenuhnya. Setelah menutup telponnya, Shi Jin meminta maaf pada Mo Yeon karena ia harus pergi ke 'Mall' dulu.
Mo Yeon mengerti maksud Shi Jin. Wajahnya terlihat sedikit sedih tapi sedetik kemudian ia mengajak Shi Jin nonton film setelah Shi Jin pulang dari 'Mall'. "Kau mau atau tidak?", tanya Mo Yeon.
"Aku mau". sahut Shi Jin sambil tersenyum. Mo Yeon berpesan agar Shi Jin kembali dengan selamat. Shi Jin mengucapkan terima kasih pada Mo Yeon.
---
Dalam tugasnya kali ini, Shi Jin harus mengenakan jas berwarna hitam. Ia sedikit kaget saat bertemu dengan Dae Young yang juga berpakaian sama dengannya. Ia lebih kaget lagi saat melihat Byung Soo juga ada di sana. Byung Soo mengatakan tugas mereka kali ini adalah misi 1020 dan ia adalah komandannya. Ia menyuruh mereka segera ikut briefing.
Saat briefing, Byung Soo memerintahkan mereka mengecek senjata mereka dan mengeset radio mereka di channel 3. Beberapa orang datang dan memberikan mereka masing-masing satu bolpoin. Byung Soo mengatakan, mereka semua diizinkan memakai alat itu. Dalam keadaan darurat, apabila mereka menembakan bolpoin itu ke area dekat arteri, maka target akan mati dalam waktu kurang dari 10 detik.
---
Ternyata tugas Shi Jin di Hotel Korea yang berada di Pyeong Yang, Korea Utara. Mereka mengawal pertemuan antara wakil Korea Selatan dan Korea Utara. Shi Jin bertugas berjaga di depan pintu bersama dengan Jung Joon, tentara Korea Utara yang pernah menyandera tentara Korea Selatan di perbatasan.
Jung Joon masih mengenali Shi Jin dan menanyakan tentang luka Shi Jin, sudah sembuh atau belum. Shi Jin menyindir Jung Joon yang setelah kalah darinya sekarang tugasnya diganti menjadi pasukan presiden. Jung Joon melirik bolpoin yang tersemat di jas Shi Jin, dan mengatakan ia tidak keberatan untuk melanjutkan ronde kedua dengan bolpoint itu.
Shi Jin mendengus, berpikir bahwa Jung Joon bukan ingin mengajaknya menuliskan laporan bersama-sama. Walaupun Jung Joon tuan rumahnya, Shi Jin tidak keberatan menerima tantangan Jung Joon. Jung Joon mengatakan Shi Jin cukup beruntung karena kali ini Shi Jin adalah tamunya dan mereka memiliki tujuan yang sama. "Bagi tentara, memiliki tujuan yang sama artinya gencatan senjata dan perdamaian...", ucap Jung Joon lagi. Karena Jung Joon menganggapnya tamu, Shi Jin meminta bantuan Jung Joon. Ia ingin makan mi soba tradisional Pyeong Yang untuk makan siang.
---
Jung Joon benar-benar membawa Shi Jin makan mi soba. Masing-masing mereka makan di meja terpisah bersama dengan tim mereka. Shi Jin berterima kasih atas traktiran Jung Joon dan berjanji akan gantian mentraktir Jung Joon di pertemuan berikutnya. Jung Joon mengatakan akan ada tim yang lain yang akan ke Korea Selatan karena mulai besok ia akan libur.
Shi Jin merasa tidak enak karena berhutang pada Jung Joon. Jung Joon menyuruh Shi Jin melupakannya dan makan saja.
---
Shi Jin datang ke RS Haesung. Secara kebetulan ia satu lift bersama Ketua Han yang naik belakangan bersama sekretarisnya. Ketua Han membicarakan tentang Mo Yeon. Tentang bunga yang setiap hari ia kirimkan. Sekretaris Kang mengatakan ia selalu mengirimkan tapi Mo Yeon selalu menolaknya. Menurut Sek. Kang, ada baiknya karena sekarang kantornya menjadi wangi. Shi Jin tersenyum mendengar percakapan Ketua Han dan sekretarisnya itu.
Senyum Shi Jin menghilang saat mendengar Ketua Han bertanya tentang pacar Mo Yeon. "Apa kau sudah mencari informasinya?", tanya Ketua Han. Sek. Kang mengatakan ia tidak mendapatkan informasi yang banyak, yang ia tahu hanyalah pacar Mo Yeon anggota pasukan khusus. Sek. Kang menunjukkan foto yang ia dapatkan. Ketua Han kesal karena foto yang ditunjukkan sekretarisnya adalah foto bersama-sama, saat tim medis berfoto bersama para tentara sebelum kembali ke Korea.
Ketua Han bertanya yang mana pacar Mo Yeon. "Tentang itu... saya juga belum tahu...", jawab Sek. Kang, takut-takut. Ketua Han kesal dan hampir memukul Sek. Kang. Shi Jin yang ikut mengintip dari balik punggung Sek. Kang menimpali, menunjukkan yang mana pacar Mo Yeon. Shi Jin bahkan menyebutkan dengan lengkap data dirinya, termasuk bintang dan golongan darahnya. :-P
Awalnya Ketua Han tidak mengenali Shi Jin, tapi kemudian ia sadar orang yang berbicara dengannya adalah pacar Mo Yeon, orang yang sedang ia cari informasinya. Shi Jin tersenyum dan keluar dari lift. Ketua Han berusaha menyusul Shi Jin, sampai-sampai sebelah tangannya terjepit di lift. :-D :-P
Ketua Han mengajak Shi Jin bicara. Sek. Kang langsung pamit, mengundurkan diri.
Ketua Han menegaskan kalau Shi Jin memang benar pacar Mo Yeon dan jika Mo Yeon menolak dirinya karena Shi Jin, itu benar-benar melukai harga dirinya. "Aku dengar kau kapten pasukan khusus. Apa kau jago berkelahi?", tanya Ketua Han.
Shi Jin tersenyum dan berjalan mendekati Ketua Han. "Aku dengar kau mengajaknya ke hotel saat kencan pertama kalian. Aku harap lain kali kau lebih berhari-hati. Jaga tubuh dan kepalamu". Shi Jin semakin mendekati Ketua Han dan berbisik, "Aku benar-benar jago berkelahi...". ketua Han terdiam, menahan nafas. :-D
---
Eun Ji bertemu dengan Mo Yeon di depan stasiun perawat. Eun Ji meminta Mo Yeon membantunya, tapi Mo Yeon tidak mau. Mo Yeon mau membantu orang lain tapi tidak mau membantu Eun Ji.
Saat itu, Shi Jin datang dan begitu melihat Shi Jin, Eun Ji langsung bergenit ria di depan Shi Jin. Eun Ji memperkenalkan dirinya dan mengatakan kalau ia adalah teman Mo Yeon. Shi Jin juga memperkenalkan dirinya dan mengatakan kalau dia adalah pacar Mo Yeon. Eun Ji langsung kesal karena ia baru mengetahui pacar Mo Yeon yang menurut gosip adalah seorang tentara, ternyata sangat tampan.
Mo Yeon yang tidak senang karena Shi Jin bersikap sopan di depan Eun Ji, langsung menarik Shi Jin pergi.
---
Hingga sampai di sebuah mall, Mo Yeon masih mengomel karena sikap Shi Jin pada Eun Ji tadi. "Apa kau tidak lihat dia menggodamu tadi?", kesal Mo Yeon. Tapi Shi Jin tidak merasa melakukan kesalahan karena ia hanya bersikap sopan saja pada Eun Ji. Mo Yeon masih tidak terima. "Apa kau cemburu sekarang? Kalau kau tahu dengan siapa aku bertemu tadi, kau tidak akan bersikap seperti ini...", ucap Shi Jin.
"Apa? Siapa itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Han?", tantang Mo Yeon. Melihat ekspresi Shi Jin, Mo Yeon langsung tahu kalau Shi Jin tadi bertemu dengan Ketua Han. Mo Yeon langsung mengalihkan pembicaraan, pura-pura mengomentari air mancur yang cantik, dan lain-lain. Shi Jin tertawa dan menyuruh Mo Yeon berhenti. Mo Yeon belum mau berhenti dan masih terus berbicara. Shi Jin tiba-tiba meletakkan jarinya di leher Mo Yeon, seperti sedang mengukur leher Mo Yeon.
Shi Jin mengatakan dugaannya memang benar dan ia sudah menyiapkan sesuatu untuk Mo Yeon. Shi Jin mengeluarkan sebuah kotak. Mo Yeon protes karena Shi Jin tadi mengukurnya seperti mencekiknya. Shi Jin tidak menggubris protes Mo Yeon dan memasangkan kalung di leher Mo Yeon. Shi Jin mengatakan, ia sengaja memberikannya sekarang karena jika ia memberikan di depan Dae Young dan Myeong Ju akan terlihat aneh.
"Wow, cantiknya...", puji Shi Jin setelah kalung itu terpasang di leher Mo Yeon.
"Bukankah seharusnya kau bertanya dulu apa aku suka atau tidak?", protes Mo Yeon lagi.
"Baiklah. Kau suka atau tidak?", tanya Shi Jin.
"Ya aku suka... Apa aku terlihat cantik?", sahut Mo Yeon, masih pura-pura marah.
"Sangat cantik...".
"Kalau begitu, ayo...", ujar Mo Yeon sambil menggandeng tangan Shi Jin.
---
Shi Jin, Mo Yeon, Dae Young dan Myeong Ju melakukan double date. Pelayan kafe menyapa mereka Shi Jin dan Dae Young dan mengomentari mereka yang sudah mengganti pacar mereka. Mo Yeon dan Myeong Ju langsung curiga. Dan ternyata yang dimaksud pelayan itu adalah boneka serigala dan kelinci yang dulu pernah dibawa Shi Jin dan Dae Young.
Shi Jin dan Dae Young tersenyum penuh arti. Sementara Mo Yeon dan Myeong Ju menatap pacar mereka, tidak mengerti.
Dae Young meraih tangan Myeong Ju dan memperkenalkan pada Shi Jin bahwa Myeong Ju adalah pacarnya yang sesungguhnya. Shi Jin menunjuk kearah Mo Yeon dan mengatakan bahwa Mo Yeon adalah rekannya. Mo Yeon langsung protes. " Kami berjuang bersama-sama di Urk dan menang...", tambah Shi Jin. Mo Yeon tersenyum senang dan mereka berdua tos dengan tinju mereka.
"Apa hanya kalian berdua disini?", protes Myeong Ju saat melihat kemesraan Shi Jin dan Mo Yeon. Myeong Ju menanyakan kapan mereka datang ke kafe itu dan apa yang mereka maksud dengan boneka. Shi Jin mengatakan kejadian itu saat Dae Young kehilangan ponselnya. Dae Young hampir mati saat mencari ponsel itu karena masih ada foto Myeong Ju di sana.
Myeong Ju ingin tahu seperti apa fotonya di dalam ponsel Dae Young. Myeong Ju membuka sendiri kunci ponsel Dae Young dan melihat-lihat foto di dalam ponsel Dae Young. Ternyata di dalam ponsel Dae Young hanya ada taxi dan gedung. Mo Yeon mengenali salah satunya yaitu gedung tempat upacara pemakaman di RS-nya. Mo Yeon dan Shi Jin sama-sama teringat, hari itu adalah hari pertama kalinya mereka bertemu.
Shi Jin dan Mo Yeon lagi-lagi men-tos tinju mereka. Membuat Myeong Ju kesal sendiri. Myeong Ju semakin kesal saat melihat tidak ada satu pun fotonya di dalam ponsel Dae Young. Ternyata Dae Young sudah menghapus semua fotonya. Myeong Ju meletakkan kembali ponsel Dae Young ke atas meja. Shi Jin ikut melihat foto di dalam ponsel Dae Young dan kesal karena ia sudah berjuang keras hanya untuk foto yang tidak jelas.
Dae Young mengatakan baginya foto-foto itu adalah foto Myeong Ju. "Aku tidak tahu bagaimana berkencan. Setiap saat aku melihatnya, aku selalu minum. Jadi aku tidak bisa mengantarnya pulang, aku hanya bisa mengantarnya ke taxi. Itu semua adalah nomor plat taxi-taxinya. Ketika kami putus, aku menghapus semua foto kami, tapi akueon kembali, Dae Young merasa aku bisa bertahan melihat foto-foto itu karena tidak ada Myeong Ju disana. Jadi, aku menyimpannya...", jelas Dae Young, panjang lebar.
Mo Yeon merasa Dae Young sangat keren. Myeong Ju mengatakan, sepertinya ia jatuh cinta lagi pada Dae Young. Dae Young tersenyum tipis dan menatap Myeong Ju. "Apa hanya kalian berdua saja di sini?", kali ini Shi Jin yang protes. Mo Yeon heran kenapa Myeong Ju mengetahui kunci ponsel Dae Young. Myeong Ju mengatakan ia yang membuatkannya untuk Dae Young.
Shi Jin protes, karena seharusnya Dae Young bisa membuatnya sendiri dan bisa dipelajari di booklet saat Dae Young membeli ponsel. "Tidak apa, Bagiku, cukup dia yang melakukannya...", tolak Dae Young. Myeong Ju menatap Dae Young, penuh cinta. Haha...
Shi Jin dan Mo Yeon pura-pura mengambil tas mereka dan beranjak pergi. Myeong Ju dan Dae Young sudah melambaikan tangan mereka. Saat Shi Jin dan Mo Yeon kembali, Dae Young dan Myeong Ju pura-pura protes, menyuruh mereka pergi saja. :-D
---
Saat mengantarkan Myeong Ju pulang, Myeong Ju mendapatkan telpon dari seseorang. Saat tahu siapa yang menelponnya, Myeong ju langsung me-reject dan menyimpan ponselnya. Dae Young bertanya siapa tapi Myeong Jui. Myeon mengatakan dari orang yang tidak ia kenal. Dae Young menebak lagi, apakah itu Yoon Gi, Myeong Ju langsung membantah.
Dae Young merampas ponsel MYeong Ju karena ponsel Myeong Ju berbunyi lagi. Ia melihat dari Sersan Kim N+Beom Rae. Dae Young menerimanya dan menyalakan speaker. Di seberang telpn, Beom Rae langsung nyerocos tanpa henti, melaporkan kegiatan Dae Young pada Myeong Ju. Saat Dae Young berbicara untuk membenarkan laporan Beom Rae, Beom Rae baru tahu kalau Myeong Ju sedang bersama Dae Young.
Dae Young memberitahukan kalau ia akan kembali ke asrama jam 8 malam dan menyuruh Beom Rae membuatkan ramen untuknya dan stand by. Setelah itu, Dae Young memutuskan telpon dan menatap Myeong Ju. Dengan takut-takut, Myeong Ju mengatakan, itu hanya kebiasaannya saja. "Seseorang tidak akan berubah hanya dalamm satu malam...", Myeong Ju berusaha membela diri.
Dae Young diam sepanjang perjalanan. Hingga lampu merah selesai dan mobil kembali bergerak, Dae Young akhirnya tidak tahan dan mendekatkan dirinya ke arah Myeong Ju. Myeong kaget tapi kemudian ia menutup matanya. "Aku tidak akan melakukkannya. Ini hukumannya...", ucap Dae Young. Myeong Ju seketika kecewa dan memalingkan wajahnya. Sedetik kemudian, Dae Young menarik wajah Myeong Ju dan menciumnya. Wuih mobilnya keren, bisa di set otomatis dan ga perlu menyetir... #Iklan..
---
Sekembali ke asrama, Beom Rae sudah menyiapkan ramen. Dae Young mengeluhkan ramen yang Beom Rae buat lembek seperti tepung. Dae Young menanyakan apakah Beom Rae mau menjadi makanan pendampingnya atau mau menjadi mienya. Beom Rae terdiam dan tidak tahu mau menjawab apa.
Lalu di depan Dae Young, Beom Rae menelpn Myeong Ju dan melaporkan kegiatan Dae Young. Awalnya Dae Young tidak begitu memperhatikan ucapan Beom Rae pada Myeong Ju, namun saat Beom Rae menyinggung bahwa komandan akan kembali besok, Dae Young langsung tertegun.
---
Dae Young menemui Letjen Yoon di ruangan, di sana sudah ada Myeong Ju. Saat melihat Dae Young, Myeong Ju melambaikan tangannya dengan ceria. Berbeda dengan Myeong Ju, wajah Dae Young sangat serius.
Letjen Yoon menyuruh Dae Young duduk dan minum teh bersama, tapi Dae Young menolak dan mengatakan mereka akan minum di lain waktu dan di lain tempat. Letjen Yoon mengatakan bahwa ia menganggap Dae Young sudah membuat keputusan. Letjen Yoon meletakkan formulir yang diisi oleh Dae Young di atas meja. Dae Young mengatakan ia akan melepas seragamnya.
Myeong Ju marah karena ayahnya masih melakukan itu padahal ia sudah memohon pada ayahnya. Letjen Yoon memberitahukan Dae Young bahwa Myeong Ju mendengar pembicaraan antara mereka hari itu. Saat sakit keras, Myeong Ju memohon padanya seandainya hidup, ia harus membiarkan mereka berkencan dan tidak mengeluarkan Dae Young dari tentara.
Dae Young mengatakan itu adalah perjanjian antara Letjen Yoon dan Myeong Ju, tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Ia telah memilih Myeong Ju dan keputusannya itu adalah harga yang harus dibayar dan ia bersedia melakukannya. "Saya akan melepas seragam saya...".
"Atas izin siapa?", tanya Myeong Ju marah. Myeong Ju menyuruh Dae Young keluar dan berbicara dengannya. Dae Young menyelesaikan laporannya pada Letjen Yoon dan Letjen Yoon hanya berdehem saja.
---
Di luar, Myeong Ju dan Dae Young bertengkar. Myeong Ju sangat marah karena ia tidak tahu Dae Young melakukan itu. Dae Young membela diri, mengatakan kalau ia melakukannya supaya mereka tidak putus. Itu keputusan tidak mudah baginya. Myeong Ju mengerti itu tidak mudah, baginya juga sangat memalukan karena sudah membuat permohonan di masa kritisnya.
Dae Young tiba-tiba berteriak, bertanya kenapa Myeong Ju melakukan itu. Myeong Ju hampir menangis, "Itu karena kau terus menghindar. Kau dimana saat aku bertengkar dengan ayahku? Apa aku seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana kau bisa? Bahkan tanpa memberitahuku... Kenapa? Kau tak memberitahuku...".
Dae Young menyela, mengatakan kalau ia sudah memberitahukan Myeong Ju ribuan kali. "Tiap kali aku menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali aku tak bisa mengangkat teleponmu, aku sungguh tersiksa. Tapi, kenapa kau membuat janji seperti itu dengan komandan? Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita orang bodoh...".
Myeong Ju tidak mau disamakan, ia hanya mencoba membuat ayahnya mengerti. "Oleh karena itulah membuat aku malu. Aku tidak butuk pengertian tapi aku butuh penerimaan. Bukan karena 'putriku menginginkannya' tapi karena itu aku... Aku berharap, Komandan memilihku karena diriku sendiri. Tapi, jika Koemandan menerima hanya karena permintaan dari putrinya yang sekarat, aku tidak bisa bersamamu...".
Mata Myeong Ju berkaca-kaca, "Baiklah. Kita hentikan saja. Jika kau akan menderita karena aku, kau bisa bahagia tanpa diriku. Aku serius kali ini...". Myeong Ju langsung berbalik pergi.
---
Mo Yeon dan Shi Jin sedang menonton film di rumah Mo Yeon. Tiba-tiba Mo Yeon mendapat telpon dari rumah sakit yang mengahruskannya datang ke rumah sakit karena ada pasien darurat. Shi Jin mengeluh karena kali ini Mo Yeon yang meninggalkannya. Shi Jin berniat untuk meneruskan nonton sendiri. Tapi Mo Yeon tidak mengizinkannya dan mengajak Shi Jin berangkat.
---
Shi Jin dan yang lainnya kembali bertugas mengawal tamu VIP untuk acara khusus di Hotel Seoul. Saat briefing, Byung Soo memberitahukan mereka bahwa akan ada pasukan tambahan untuk membackup mereka. Mereka semua bertugas untuk menjaga lantai 17 dan menjaga perimeter. Byung Soo memberikan tanggung jawab operasi latihan itu pada Shi Jin.
---
Saat di parkiran, Shi Jin memberi perintah istirahat untuk timnya selama 5 menit sebelum kendaraan latihan tiba. Semua anggota timnya keluar dari mobil dan pergi. Lalu Shi Jin mendekati Dae Young yang terus makan coklat. Shi Jin meminta satu pada Dae Young tapi Dae Young mengatakan ia sudah memakan semuanya karena ia sedang depresi. "Aku baru saja putus dengan Letnan Yoon...".
"Kenapa? Siapa yang memutuskan siapa?", tanya Shi Jin, bingung.
"Aku yang dicampakkan. Tapi aku tidak bisa bilang alasannya...", ucapan Dae Young terhenti karena pandangannya tiba-tiba fokus ke belakang Shi Jin. Shi Jin mengikuti arah pandangan Dae Young dan kaget saat melihat Jung Joon datang ke arah mereka dengan cepat, ditambah dengan tatapan yang tajam.
---
Di IGD, Min Ji melaporkan pada Mo Yeon bahwa ambulans akan masuk. Mo Yeon mengajak Min Ji keluar. Ambulans yang pertama datang, isinya adalah Jung Joon yang berlumuran darah.
Karena datang ambulans yang lain, Mo Yeon memberikan Jung Joon pada Sang Hyun. Saat ambulans kedua dibuka, refleks Mo Yeon menutup mulutnya. Di dalam ambulance itu, Shi Jin tidak sadarkan diri dan berlumuran darah...
Bersambung...
[Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 14 Part 1]
Note : All images credit to KBS2
Post a Comment