Sinopsis Last Episode 6 Part 1

[Sinopsis Last Episode 5]

Sinopsis Last Episode 6 Part 1

Sinopsis Last Episode 6 Part 1

Kdramastory - Heung Sam dan Presiden Jung kembali mengadakan pertemuan, tujuan Heung Sam kali ini adalah untuk meredakan ketegangan antara dirinya dan Presiden Jung, yang pada akhirnya Presiden Jung akan menurunkan sikap waspada terhadap dirinya dan memuluskan rencana Tae Ho. Pada pertemuan kali ini Presiden Jung terlihat gembira, merasa di atas angin. Ia bahkan meniru ucapan Heung Sam ketika terakhir mereka bertemu di tempat yang sama, menyuruh Heung Sam makan karena timun lautnya masih segar. "Aku pikir kau memanggilku untuk makan bersama, tapi kenapa kau hanya melotot saja?", tanya Presiden Jung lagi.

Heung Sam berusaha menahan emosinya dan memberikan senyum terbaiknya pada Presiden Jung, meminta maaf atas apa yang sudah ia lakukan pada Presiden Jung akhir-akhir ini, ia mengakui ia adalah orang yang tidak tau berterima kasih. Heung Sam bahkan membungkukkan badannya sambil meminta maaf yang sedalam-dalamnya pada Presiden Jung. Tapi Presidden Jung tidak begitu saja percaya bahwa Heung Sam menyesal dan benar-benar minta maaf padanya. Ia sangat mengenal siapa Heung Sam dan ia yakin Heung Sam adalah tipe orang yang begitu ada kesempatan akan langsung menikamnya dari belakang. Ia tidak mau terjebak untuk kedua kalinya.

"Aku benar-benar jujur! Bagaimana aku bisa tidak menuruti keinginan Chairman Wang?", sanggah Heung Sam. Karena Chairman Wang sudah mendamaikan mereka berdua, Heung Sam minta Presiden Jung agar membantunya mengembangkan bisnis rentenir bersama-sama. Untuk membujuk Presiden Jung, Heung Sam mengambil sebuah kotak dan menunjukkan isinya pada Presiden Jung, yaitu bagian dari tubuh Jang Tae Ho. Presiden Jung terkejut, ia sempat mengaduk es yang menutupi bagian tubuh Tae Ho itu, ia segera mengelap tangannya.

"Apa ini... dia?", tanya Presiden Jung tidak yakin. Heung Sam tersenyum, menurutnya Tae Ho itu benar-benar menganggu mereka berdua, ia sudah membakar tubuh Tae Ho dan menguburkan tulang belulangnya.

"Jika kau yakin bisa membujukku dengan cara seperti ini. Kau salah!", ucap Presiden Jung. Wajah Heung Sam sedikit berubah, agak kesal tapi dengan cepat ia menutupinya. "Aku tau, tapi tetap, mohon bantu kami sehingga paling tidak anak buahku memiliki sesuatu yang bisa dimakan", ucap Heung Sam. Sekali lagi Heung Sam membungkukkan badannya, memohon bantuan Presiden Jung. Presiden Jung hanya menghela nafasnya, entah percaya entah tidak.

Pulang dari pertemuan itu, Heung Sam hanya diam saja di dalam perjalanan. Ia hanya melamun sambil melihat keluar jendela mobil. "Anda baik-baik saja, tuan?", tanya Mantis.

"Tidak", jawab Heung Sam menahan marah, ia bahkan mengata-ngatai Presiden Jung. Heung Sam berkata ia tidak mempercayai siapa pun, termasuk Tae Ho. Ia akan menghancurkan orang-orang yang membantu Presiden Jung dan membuktikan siapa bos yang sebenarnya di sini. Mantis memberitahukan bahwa Tae Ho sudah mulai bergerak, menjalankan rencananya.

"Aku pikir setiap orang memang punya kelebihan masing-masing, kan?", ucap Heung Sam sambil tersenyum.

--

Sementara itu, Jong Goo sedang berdiri di pinggir jalan, seperti menunggu seseorang. Tidak lama kemudian, Mi Joo datang dan mengajak Jong Goo masuk ke mobilnya. Tapi Jong Goo menolak, ia tidak mau membuat mobil Mi Joo bau. Mi Joo mengalah dan ikut berjalan kaki bersama Jong Goo.


Mereka pergi ke sebuah butik jas. Jong Goo melihat-lihat jas yang dipajang. Penjaga toko sempat akan mengusir Jong Goo dengan halus dengan cara memberikan sedikit uang supaya Jong Goo lekas pergi. Tapi kemudian Mi Joo muncul dan menggandeng lengan Jong Goo, meminta penjaga toko memilihkan jas yang terbagus untuk Jong Goo. Jong Goo mengatakan Mi Joo itu mengambil kesempatan untuk bisa menggandeng tangannya, tapi Mi Joo biasa saja, ia tau Jong Goo cuma berpura-pura.

Mi Joo meminta Jong Goo mencoba beberapa jas dan juga mengajaknya makan siang bersama karena ada restoran sup kepiting yang enak di daerah sana. Jong Goo terlihat senang dan bahkan minta ditraktir dua botol soju pada Mi Joo. Mi Joo tersenyum dan menyetujuinya. Lalu tiba-tiba Mi Joo mendapatkan telpon dan menjauh dari Jong Goo untuk menerima telpon itu.

Jong Goo terlihat tidak senang karena ia bisa menduga yang menelpon Mi Joo itu adalah Heung Sam. Jong Goo bertanya apa yang diinginkan Heung Sam dari Mi Joo. Mi Joo berkata Heung Sam menyuruhnya ke hotel karena ada sesuatu yang ingin Heung Sam bicarakan dengannya.

"Jangan pergi. Kau bilang kau akan mentraktirku sup kepiting. Kau yang mengatakannya tadi jadi sebaiknya kau tidak membiarkanku menunggu", ucap Jong Goo.

"Kau tau aku harus pergi", ucap Mi Joo. Ia meminta maaf dan berjanji akan mentraktir Jong Goo lain kali. Jong Goo kesal dan masuk ke ruang ganti baju begitu saja.

Dengan lesu Jong Goo kembali ke Stasiun Seoul dan tidak sengaja melihat Sergeant Bae sedang mengumpulkan setoran dari para gelandangan. Gelandangan itu menolak memberikan lebih banyak setoran karena si nomor tujuh sudah membuat peraturan pembagian 50-50. Tapi Sergeant Bae tidak peduli, ia bahkan mengeladah saku jaket gelandangan itu untuk mengumpulkan uang lebih banyak. Ia berkata ia akan menaikkan kembali setoran menjadi 80-20.

Si gelandangan itu menangis, jika seperti ini ia bisa mati kelaparan. "Kau mau mati dipukul atau mati kelaparan?", bentak Sergeant Bae. Lalu ia memperingatkan semua gelandangan yang ada di sana bahwa hari bahagia mereka bersama Jang Tae Ho sudah berakhir. Dan jika mereka begitu kesal, mereka bisa menuntut hantunya Jang Tae Ho...

Jong Goo yang sedari tadi hanya menonton, mulai mendekati Sergeant Bae. Sergeant Bae langsung membeku begitu melihat Jong Goo, ia membungkukkan badannya pada Jong Goo. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Jong Goo meminta kembali uang yang diambil oleh Sergeant Bae tadi. "Kau tau... hari ini hari pengumpulan. Aku harus memberikannya pada Bos", tolak Sergeant Bae ragu.

"Berhenti berpura-pura rajin dan berikan saja padaku". Karena Sergeant Bae diam saja, Jong Goo langsung mengambilnya sendiri dari tangan Sergeant Bae. Ia berkata Heung Sam sendiri sudah setuju dengan rasio yang diputuskan oleh Tae Ho, jadi kenapa sekarang malah Sergeant Bae yang seenaknya memutuskannya sendiri dan mengambil keuntungan untuk diri sendiri?

Sergeant Bae agak marah, ia minta Jong Goo berhenti menuduhnya melakukan kesalahan yang tidak pernah ia lakukan. Tapi Jong Goo tidak peduli. Ia berpesan pada Sergeant Bae untuk menyampaikannya pada Poison Snake dan Crocodile, bahwa rasio pengumpulan tetap 50-50, seperti yang sudah dilakukan oleh Jang Tae Ho. Lalu Jong Goo mengembalikan uang itu pada gelandangan tadi dan ia juga berpesan pada gelandangan itu untuk mengatakan pada yang lainnya bahwa pengumpulan tetap 50-50. dan jika ada yang protes, mereka bisa langsung melaporkan padanya... (Hoho... tantangan baru. Jong Goo mulai menunjukkan taringnya...)

Sergeant Bae hanya diam, memandang tajam pada Jong Goo. "Kau tidak menghormati wewenangku?", tanya Jong Goo. Sergeant Bae tidak berani membantah dan membungkukkan kepalanya pada Jong Goo.

--


Malam itu, Tae Ho, Hae Jin dan Mandor Oh mengintai Presiden Jung yang masuk ke tempat judi ilegal. Tae Ho berpesan pada Hae Jin agar bertahan di awal dan di akhir membiarkan Presiden Jung menang, jadi Presiden Jung akan merasa ia mendapatkan sesuatu yang berharga. "Kau tau, lebih sulit mendapatkan uang daripada kehilangan banyak uang ketika berjudi", sahut Hae Jin yang sudah rapi dengan jasnya. Ia meminta Tae Ho untuk tidak terlalu khawatir.

Tae Ho juga mengingatkan, jika Hae Jin sudah sampai di dalam nanti semuanya harus diatasi sendiri oleh Hae Jin karena ia tidak lagi dapat memonitor apa yang terjadi di dalam sana. Hae Jin menyuruh Tae Ho untuk percaya padanya karena ia akan melakukannya dengan baik.

Hae Jin keluar dari minivan dan berjalan ke arah tempat judi melewati si gendut dan temannya yang sedang berjaga di dekat mobil Presiden Jung. Tae Ho dan Mandor Oh sempat was-was karena si gendut mengikuti Hae Jin, khawatir si gendut akan mengenali Hae Jin. Hae Jin sendiri sempat melirik sesekali ke belakang, si gendut masih memperhatikannya. Di depan pintu masuk, ia membunyikan bel dan orang di dalam bertanya siapa dia. "Aku orang yang direkomendasikan oleh Tuan Woo", jawab Hae Jin. Sesaat kemudian pintu dibuka dan sebelum masuk Hae Jin sempat tersenyum mengejek pada si gendut.

Di dalam, Hae Jin melihat banyak orang yang memenuhi meja judi. Ia dipersilahkan bergabung dengan salah satu meja yang kursinya masih tersedia. Sementara di luar, Tae Ho sangat lega melihat si gendut kembali sendirian. Mandor Oh berkata ia merasa seperti akan terkena serangan jantung saja. Lalu ia bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang.

Tae Ho mengatakan mereka akan mengawasi Presiden Jung. Tapi sebelumnya ia harus kembali sebentar ke kantor dan meminta Mandor Oh yang mengawasinya terlebih dahulu. Mandor Oh menyanggupinya. Sementara itu, di dalam tempat judi, Hae Jin sudah bermain dan menang. Ia berteriak kesenangan karena malam ini adalah malam keberuntungannya, kemenangan kali ini sebagai pembalasan atas kekalahannya di Las Vegas. Suara Hae Jin didengar oleh salah seorang pria yang mengantarkan Hae Jin tadi, dan ia tersenyum senang.

Pria itu masuk ke ruangan tempat Presiden Jung bermain judi. "Kenapa ribut sekali?", tanya Presiden Jung pada pria itu. Pria itu membisikkan ada seorang first-timer, pria itu adalah keturunan Korea-Amerika dan ia merasa pria itu memiliki dompet yang tebal. Ia bertanya apakah Presiden Jung tertarik, apakah ia boleh membawa pria itu masuk?

Presiden Jung mempersilahkan, ia berkata banyak orang payah seperti itu di dunia ini.


Beberapa saat kemudian Hae Jin masuk dan memperkenalkan dirinya sebagai Daniel Park, dari New York. Ia merasa terhormat bisa bergabung bersama Presiden Jung. Presiden Jung mempersilahkan Hae Jin duduk di depannya. Hae Jin tertawa senang, memuji tempat permainan VIP memang benar-benar terasa berbeda dan ia merasa sangat tertarik untuk ikut bermain.

"Kalau begitu ayo kita bersenang-senang", ucap Presiden Jung. President Jung melirik penuh arti pada pria yang tadi membawa Hae Jin.

--


Tae Ho kembali ke kantor. Young Chil menunjukkan website sebuah perusahaan semikonduktor yang berpusat di Silicon Valley. Ia berkata ia akan membuat website berdasarkan desain website perusahaan itu dan hanya mengubah text dan gambarnya saja. Tae Ho setuju dengan ide Young Chil dan ia mengingatkan Young Chil agar membuat tampilan website benar-benar seperti tampilan website sebuah perusahaan yang sudah terdaftar.

Young Chil menenangkan Tae Ho. Ia hanya perlu mengubah beberapa kode, siapa pun yang mengunjungi website itu akan terlihat seperti mengunjungi sebuah perusahaan yang nyata. "Kau percaya padaku, kan?".

"Ya", jawab Tae Ho tersenyum senang. Ia meminta Young Chil untuk menyelesaikannya paling lambat besok sore. Young Chil menyanggupinya dan sebelum pergi, Tae Ho sempat tos dulu dengan Young Chil. Lalu Tae Ho mendekati Chairman Jo yang sedang membaca sebuah berkas dan menyapanya, "Anda tidak lelah?".

"Aku memang sedikit lelah setelah naik pesawat selama 12 jam. Walaupun duduk di kelas satu, tapi jarak sejauh itu cukup melelahkan untuk umur sepertiku", jawab Chairman Jo ngawur, antara memang benar menghayati perannya ataukah ia memang kumat pikunnya. :-)). Tae Ho senyam senyum aja mendengar jawaban ngawur Chairman Jo, ia memuji Chairman Jo yang sudah seperti orang Amerika saja.

Chairman Jo marah dipanggil dengan Chairman Jo, aku Bernard Park, ucapnya membenarkan ucapan Tae Ho tadi. Tae Ho tertawa kecil. Lalu ia mendapatkan telpon dari Heung Sam, Heung Sam ingin tau perkembangan dari rencana Tae Ho. Apakah Presiden Jung sudah menggigit umpan mereka atau belum. Tae Ho berkata mereka baru memulai rencananya dan sepertinya Presiden Jung terpancing dengan rencana mereka.

Tapi Heung Sam meminta Tae Ho untuk tidak terlalu yakin karena ia tau seperti apa Presiden Jung itu, ia bukan tipe orang yang akan mempercayai sesuatu dengan mudah sebelum ia yakin akan sesuatu itu. Heung Sam berkata jika ia berhasil membuat Senator Moon terlibat dalam rencana mereka, itu pasti akan menjadi jaminan yang bagus.

"Apakah Madam Seo terlibat secara langsung?", tanya Tae Ho. Sepertinya ia sedikit sungkan karena ia tau Jong Goo dekat dengan Mi Joo.

"Kenapa? Apa kau merasa sungkan karena Tuan Ryu?", tanya Heung Sam. Tae Ho tidak menjawab. Heung Sam berkata ia melakukan apa pun yang ia bisa untuk mensupport rencana Tae Ho. Jika rencana itu gagal, mereka semua akan mati.

"Aku yakin ini akan berhasil, tuan", jawab Tae Ho yakin.

--


Jong Goo kembali mengawasi klub Heung Sam. Ia melihat Mi Joo naik ke dalam mobil bersama Senator Moon dan ia terlihat khawatir dan tidak senang. Senator Moon membawa Mi Joo ke sebuah hotel.

Ketika sedang menunggu Senator Moon mandi, Mi Joo teringat pembicaraannya dengan Heung Sam tadi siang.

=== Flashback ===

Mi Joo menolak untuk melayani Senator Moon, yang diperlukan oleh Heung Sam hanya foto ia masuk dan keluar dari hotel bersama Senator Moon. Lagipula ada wanita yang lain di klub mereka. Tapi Heung Sam berkata yang diinginkan oleh Senator Moon hanyalah Mi Joo, bukan wanita yang lain... "Lagipula ini bukan pertama kalinya kau melakukan itu. Kenapa kau tiba-tiba berlagak seolah-olah seperti masih perawan tanpa dosa?", marah Heung Sam. (Ih, jahat bgt Heung Sam ini... :-( )

Mi Joo hanya terdiam, menahan tangis. "Apa kau berkencan dengan seseorang?", tanya Heung Sam lagi. Mi Joo berkata tidak. Heung Sam menyuruh Mi Joo untuk menyerah terhadap Ryu. Sampai hari dimana bekas luka di punggung Mi Joo menghilang, Jong Goo tidak akan mampu bersama Mi Joo. Menurut Heung Sam begitulah Jong Goo itu, orang yang menggantungkan masa lalu supaya ia tidak bisa mati walaupun pada kenyataannya, ia tidak mampu untuk hidup dalam arti yang sebenarnya.

Mi Joo tidak menjawab, ia berdiri dari sofa dan berkata ia akan menghubungi Senator Moon dan mengurus Senator Moon, jadi Heung Sam tidak perlu khawatir. Heung Sam menghela nafasnya, merasa sedikit tidak enak pada Mi Joo. Ia mengajak Mi Joo berlibur ke Saipan setelah semua ini berakhir. "Aku menunggunya", jawab Mi Joo tanpa ekspresi.

=== Flashback End ===

Mi Joo mengusap luka di balik bahunya. Tiba-tiba terdengar suara bel. Mi Joo berjalan ke arah pintu dan bertanya siapa. "Aku", jawab Jong Goo. Mi Joo terkejut dan berpaling ke arah kamar mandi, khawatir Senator Moon tau. Lalu ia membukakan pintu kamar dan Jong Goo berkata apa pun itu ia ingin makan sup kepiting sekarang juga. "Nanti. Saat ini aku...", jawab Mi Joo ragu-ragu sambil sesekali melirik ke dalam kamar.

Tanpa basa basi, Jong Goo langsung menarik tangan Mi Joo, membawanya keluar dari hotel. Ketika tiba di depan dropoff, Mantis yang masih berada di depan hotel melihat Jong Goo yang membawa Mi Joo naik ke dalam taksi. Saat itu Mantis sedang memeriksa foto-foto Senator Moon dan Mi Joo yang masuk ke dalam hotel. Ia mengawasi mereka dengan ekspresi yang tidak jelas.

--

Hae Jin mulai berpura-pura kalah. Ia memperlihatkan wajah yang tidak tenang. Ia mempertaruhkan semua uang yang ia miliki bahkan sebuah dokumen rahasia milik perusahaan ayahnya pun dijadikan taruhan. Presiden Jung sempat protes, orang lain biasanya surat properti yang dipertaruhkan, tapi dokumen itu tidak ada nilainya. Hae Jin menghela nafasnya, kesal. Ia berkata dokumen itu bernilai lebih tinggi daripada surat properti. Dokumen itu adalah rahasia perusahaan milik ayahnya.

Hae Jin memasang wajah memohon. Ia memohon agar Presiden Jung mau menolongnya dan mau menerima dokumen itu menjadi bagian dari taruhan mereka. Presiden Jung tertawa dan mau menolong Hae Jin. Lalu Hae Jin membuka kartunya dan melemparkannya ke atas meja. Ia merasa menang dan akan mengambil semua uang taruhan di atas meja. Tapi Presiden Jung menghalanginya dan melemparkan kartu miliknya. Dua kartu yang sama (Lupa nama-nama kartu...).

Presiden Jung tertawa senang karena malam ini ia menang besar. Sementara Hae Jin terlihat depresi dan kedua tangannya terus mengusap-usap wajahnya. Ia berjanji akan segera menyiapkan uang dan mengambil kembali dokumen yang dibawa oleh Presiden Jung itu. Oleh sebab itu ia mohon agar Presiden Jung mau menyimpannya dengan baik. "Dan jangan berani-berani membukanya", ancam Hae Jin.

Dengan cueknya, Presiden Jung berjanji ia akan menyimpannya dengan baik sampai Daniel Park datang mengklaimnya. Tipe janji yang hanya diucapkan di mulut saja. Hae Jin tertawa kecut dan menyindir permainan mereka adalah permainan yang bagus. Wajah Hae Jin terlihat kesal.

Setelah tugasnya selesai, Hae Jin melaporkan pada Tae Ho yang masih berada di kantor. Tae Ho meminta Hae Jin untuk langsung menuju ke hotel karena kemungkinan anak buah Presiden Jung mengikuti Hae Jin. Sepertinya Hae Jin bertanya tentang Chairman Jo. Tae Ho mengatakan Chairman Jo akan ke hotel besok pagi.

Setelah mendengar kabar dari Hae Jin, wajah Tae Ho terlihat sedikit lega. Ia membuka jendela kantor dan menghirup udara malam.

--


Jong Goo dan Mi Joo sekarang ada di restoran. Jong Goo makan kepiting dengan lahapnya sementara Mi Joo hanya diam saja melihat Jong Goo makan. Wajahnya terlihat khawatir. Ia berkata Heung Sam tidak akan membiarkan ini. Tapi Jong Goo malah dengan cueknya menyuruh Mi Joo makan. Lebih baik kenyang dan mati daripada lapar dan mati, ucapnya.

Lalu Mi Joo bertanya apakah Jong Goo masih mengkhawatirkan luka yang ada di punggungnya. Ekspresi Jong Goo berubah menjadi sedih. Jong Goo menghela nafasnya dan meletakkan sendok makannya di atas meja.

=== Flashback ===

Terjadi kebakaran di sebuah ruangan dan Eun Ji, putri Jong Goo, ada di sana bersama Mi Joo. Jong Goo masuk ke dalam ruangan itu, dan memanggil-manggil Eun Ji. Ketika Jong Goo mulai mendekat, sebuah balok kayu terjatuh dan Mi Joo berusaha melindungi Eun Ji dari api. Jaket Mi Joo sempat terbakar dan Jong Goo dengan paniknya berusaha memadamkan api yang membakar jaket Mi Joo.

=== Flashback End ===

Mi Joo mengatakan kebakaran itu adalah sebuah kecelakaan. Jadi ia minta Jong Goo berhenti merasa bersalah karena itu bukan kesalahan siapa pun. Jong Goo berkata kadang-kadang ia bepikir, jika hari itu ia ikut bersama Mi Joo naik ke kereta api, Mi Joo tidak akan mendapatkan luka bakar itu dan ia juga tidak akan berjuang terlalu banyak.

"Apa kau berpikir sekarang sudah sangat terlambat?", tanya Mi Joo. Jong Goo berkata ada hal yang masih harus ia lakukan. "Apa maksudmu Eun Ji?", tanya Mi Joo lagi. Jong Goo menganggukkan kepalanya. Ia mengajak Mi Joo untuk pergi meninggalkan Stasiun Seoul bersama-sama dengannya setelah ia menemukan Eun Ji. "Maukah kau pergi bersamaku?". Mi Joo mulai menangis, tapi ia menjawab ia akan memikirkannya.

Malam itu, malam yang panjang untuk sebagian orang. Jong Goo dan Mi Joo pulang bersama-sama. Mi Joo melingkarkan lengannya ke lengan Jong Goo. Kali ini Jong Goo tidak menolak, ia malah tersenyum tipis pada Mi Joo. Tae Ho masih saja memandang pemandangan malam hari, sementara Chairman Jo dan Young Chil sudah pulas tertidur. Lain lagi dengan Na Ra. Malam itu, ia pergi ke kamar yang pernah disewa oleh Tae Ho. Ia membuka pintu dan melihat kamar yang sudah kosong dan teringat saat mereka bersama-sama sewaktu hujan deras beberapa waktu yang lalu.

--


Keesokan paginya, Hae Jin langsung datang ke kantor Presiden Jung. Ia membawa sekoper uang untuk ditukarkan dengan dokumen yang ia titipkan semalam. Presdien Jung menahan nafasnya, melihat begitu banyak uang, ia langsung memanggil sekretarisnya untuk menyiapkan teh untuk Hae Jin. Hae Jin pura-pura tidak sabar karena Presdien Jung mengulurkan waktu. Ia meminta Presiden Jung segera memberikan dokumen itu, ayahnya... Bukan, Chairman, bisa-bisa akan marah padanya.

Presiden Jung langsung tertarik dengan Hae Jin, tidak menyangka Hae Jin putranya seorang keturunan Korea-Amerika yang sangat kaya. Ia bahkan bertanya apa nama perusahaan milik ayah Hae Jin. "Memangnya apa pedulimu? Cepat bawakan dokumen itu!", teriak Hae Jin marah.

Dengan cueknya Presiden Jung berkata ia benar-benar lupa dan meninggalkan dokumen itu di rumahnya. Hae Jin semakin terlihat marah. Presiden Jung memberi saran pada Hae Jin untuk pulang saja ke hotelnya terlebih dahulu, ia yang akan mengantar dokumen itu ke hotel Hae Jin. Dan ia juga menerima uang Hae Jin.

Hae Jin memandang tajam pada Presiden Jung. "Ya... Seharusnya kau tidak mempertaruhkan dokumen yang sebegitu penting", ucap Presiden Jung cuek. Hae Jin bertambah marah. Presiden Jung langsung tertawa, merasa salah ngomong.

Lalu Hae Jin meminta Presiden Jung untuk berjanji bahwa benar-benar akan mengembalikan dokumen itu. Presdien Jung berjanji ia akan mengantarkannya dan meminta Hae Jin untuk tidak khawatir. Hae Jin masih terlihat kesal, lalu ia menutup kopernya dan membawa kembali koper itu bersamanya. Setelah Hae Jin pergi, kita melihat Hae Jin berhasil menempelkan sebuah alat penyadap di bawah meja tamu Presiden Jung.

Setelah keluar dari kantor Presiden Jung, Hae Jin langsung menyetop sebuah taksi. Setelah masuk ke dalam taksi, ia mengeluarkan tangannya, memberi kode 'oke' dengan jarinya. Tae Ho yang berada di dalam mobil tidak jauh dari depan kantor Presiden Jung tersenyum senang dan pindah ke belakang mobil vannya. Di dalamnya sudah ada berbagai alat penerima hasil sadapan.


Tae Ho mendengar Presiden Jung sedang mengomel tentang isi dokumen yang berbahasa inggris, ia sama sekali tidak mengerti. Lalu ia menyuruh si gendut untuk membawakan dokumen itu ke Kepala Seksi Jo yang bisa berbahasa inggris sedikit-sedikit. Setelah si gendut pergi, Presiden Jung mendapatkan telpon dari seseorang yang ia panggil direktur.

Direktur itu berbicara tentang seseorang yang kepalanya akan melayang. Presiden Jung bertanya siapa dan setelah mendengar jawabannya, ia tertawa keras dan berkomentar siapa memangnya yang bisa memecat direktur itu dari Han Joong Group (Perusahaan milik ayah Jung Min) kecuali Chairman sendiri. Entah apa yang dikatakan oleh direktur dan itu membuat Presiden Jung terkejut.

--


Sementara itu, Se Hoon sedang mengantarkan ayah Jung Min ke bandara Incheon. Di dalam mobil, Se Hoon memperlihatkan bukti kesalahan direktur Choi pada ayah Jung Min. Ayah Jung Min berkata semakin kuat seorang lawan, maka Se Hoon akan membutuhkan busur yang lebih kuat di panahnya. Se Hoon mengerti, ia berkata ia berencana menyelidiki semua kegiatan pribadi Direktur Choi dan juga orang-orang yang berada di pihak Direktur Choi. Jika chairman memberikan kekuasaan padanya, mereka akan bisa merevitalisasi perusahaan.

"Apa pendapat Kepala Deputi Yoon Jung Min?", tanya chairman.

Se Hoon terkejut dan bertanya kenapa tiba-tiba chairman membawa nama Kepala Deputi. Chairman mengatakan dari kecil Jung Min sudah sangat dekat dengan Direktur Choi. Walaupun itu untuk kebaikan perusahaan, Jung Min tetap tidak akan menyukai rencana itu. Chairman berkata ia akan mengurus masalah Direktur Choi sepulangnya dari perjalanan bisnis. Untuk saat ini ia menyarankan Se Hoon untuk menyiapkan amunisi sebanyak-banyaknya. Jika tidak, maka orang yang akan jatuh adalah Se Hoon bukan direktur Choi.

Bersambung...

[Sinopsis Last Episode 6 Part 2]
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes