Sinopsis Last Episode 2 Part 1

[Sinopsis Last Episode 1]

Sinopsis Last Episode 2 Part 1

Sinopsis Last Episode 2 Part 1

Kdramastory - ===Flasback===

Kembali ke beberapa saat sebelum Heung San melihat Madam Seo terluka.

Jong Goo, Si Asian Champion, menuruti perintah Heung San dan datang ke club.


Sementara itu di dalam club, Madam Seo menyajikan minuman untuk Crocodile, Sergeant Bae, dan Poison Snake. Crocodile manahan Madam Seo yang akan pergi, ia ingin Madam Seo menuangkan minum untuk mereka. Tapi Madam Seo menolaknya dengan halus, wajahnya terlihat tidak senang.

Crocodile mendesaknya dan meminta dukungan dari teman-temannya. Poison Snake hanya diam saja, tapi Sergeant Bae mengatakan minuman terasa lebih nikmat jika dituangkan oleh Madam Seo. Madam Seo masih menolak dengan halus, ia berkata sebentar lagi bos akan datang.

"Apakah hanya bos saja pria di antara kami?", tanya Crocodile. Madam Seo diam saja. Poison Snake menyuruh Crocodile untuk membiarkan Madam Seo pergi. Tapi Crocodile tidak mau, ia merasa Madam Seo sudah tidak menghormati mereka. Madam Seo berniat akan pergi, namun tangannya ditahan oleh Crocodile.

Crocodile mengambil gelas dan meminta Madam Seo menuangkan minum untuknya. Madam Seo menuangkan minuman, terus dan terus, sampai meluber keluar gelas. Crocodile terkejut dan marah. Ia menampar Madam Seo dengan keras. "Dasar wanita jal*ng! Kau berani menatapku? Apa kau mau mati?". Crocodile kembali memukul Madam Seo, kali ini Madam Seo sampai terjatuh.


Jong Goo sudah masuk ke dalam ruangan pertemuan dan melihat apa yang dilakukan oleh Crocodile. Poison Snake dan Sergeant Bae terlihat canggung, sedangkan Crocodile menundukkan kepalanya, terlihat takut pada Jong Goo. "Keluar...", perintah Jong Goo pada Madam Seo, tanpa melihat ke arahnya, matanya hanya menatap Crocodile.

Madam Seo berdiri, bibirnya terlihat berdarah. "Aku bilang keluar. Dan berikan aku soju". Lalu Madam Seo keluar dari ruangan itu.

Jong Goo menegur mereka karena hanya menyapanya sambil duduk, apakah seperti itu sikap mereka pada orang yang kedudukannya lebih tinggi? Poison Snake enggan berdiri, ia menolaknya dengan halus dan berkata mereka tumbuh menjadi tua bersama-sama, jadi tidak perlu sikap seperti itu. Lalu tiba-tiba Jong Goo memukul Crocodile, Crocodile yang sama sekali tidak menyangka akan dipukul, tidak bisa mengelak.

Jong Goo mengambil gelas yang sudah penuh dengan minuman yang dituangkan oleh Madam Seo tadi. "Minum ini. Paling tidak untuk orang yang sudah menuangkan untukmu. Minum dalam sekali teguk". Crocodile pura-pura tidak mendengar ucapan Jong Goo. Jong Goo meletakkan kembali gelas itu di atas meja. "Sepertinya kalian semua perlu diberi pelajaran. Ayo kita selesaikan masalah kita sekarang!". Tanpa peringatan, Jong Goo kembali memukul Crocodile.


Heung San sudah tiba di klub, ia mendengar ada keributan di ruang pertemuan dan menghela nafasnya. Lalu ia juga melihat Madam Seo yang mengompres pipinya dengan es. Ia mendekati Madam Seo dan melihat pipi Madam Seo lembam. Heung San kembali menghela nafasnya dan masuk ke ruang pertemuan.

Perkelahian 1 lawan 3 terhenti karena Heung San tiba di ruang pertemuan. "Ayo hidup dengan damai. Bisa tidak?".

===Flashback End===

Heung San tertawa kecil melihat Jong Goo yang sampai berdiri di atas meja. Ia duduk dan mengambil minuman, mengajak Jong Goo yang sudah berjalan keluar ruangan untuk minum bersama.


"Aku sudah membuang kebiasaan minumku", sahut Jong Goo.

Heung San menatap Jong Goo sesaat dan tertawa keras. (Tau kan gimana ketawa khasnya Lee Beom Soo???). "Kau punya selera humor. Jangan begitu. Ayo duduk, okay?". Heung San bahkan menawarkan seorang gadis untuk dibawa pulang oleh Jong Goo. "Bagaimana Madam Seo?".

"Aku juga sudah membuang kebiasaan wanitaku. Aku akan pergi". Jong Goo membungkukkan badannya pada Heung San.

"Oy, Nomor 2! Kalau kau pergi seperti ini, kenapa juga kau merepotkan diri datang ke sini? Ayo minum..."

"Kau menelponku, bukan? Bukankah tugas bawahan untuk datang jika ditelpon?".

Heung San mengalah, ia membiarkan Jong Goo pergi kali ini, tapi ia mengajak Jong Goo bertemu lain kali. Heung San merasa jika Jong Goo memperlakukannya seperti ini, maka itu akan menghancurkan imagenya.

Jong Goo tidak mau meladeni ucapan Heung San. Ia berkata walaupun ia menjadi hantu, ia tidak akan terlibat duel satu lawan satu dengan Heung San. Jadi Heung San tidak perlu khawatir. Heung San tertawa keras melihat Jong Goo yang keluar dari ruangan.

Di luar, Madam Seo mencegah Jong Goo yang akan pergi. "Kau orang yang pintar, bukan?", tanya Jong Goo pada Madam Seo. Jong Goo meminta Madam Seo untuk bisa membaca situasi dan mengabaikan mereka, jika tidak, mereka akan menghancurkan Madam Seo.

"Kau menyuruhku melakukan sesuatu yang tidak bisa kau lakukan padaku?". Jong Goo tidak menjawab pertanyaan Madam Seo, ia hanya minta Madam Seo menyimpan dulu soju yang tadi ia minta dan kemudian pergi.

Sementara itu di dalam ruang pertemuan, Crocodile mengeluhkan tentang Jong Goo. Ia merasa Jong Goo tidak pernah melakukan apa pun untuk Heung San, ia mendapatkan posisi nomor 2 hanya karena diberikan oleh Heung San. Karena saat ini Straw Cutter masih di dalam penjara, jadi ia menganggap Poison Snake lah sebagai nomor 2.

Heung San bertanya apa sebenarnya maksud Crocodile. Apa mereka bertiga berencana bekerja sama untuk mendapatkan posisi nomor 2? "Bukan begitu...", rengek Crocodile. Tiba-tiba Heung San melemparkan gelas yang dipegangnya ke arah Crocodile. Crocodile berteriak kesakitan karena dahinya berdarah. "Jika kalian punya masalah dengan itu, maka atur duel dengannya! Jika aku mengetahui kalian merencanakan sesuatu dibelakangku, kalian akan mati. Mengerti?".

Poison Snake dan Crocodile terpaksa menuruti Heung San.

Lalu Heung San memberikan sebuah tugas pada Poison Snake. Ia berkata Poison Snake akan bertemu dengan tidak sengaja dengan orang dari Perusahaan Keuangan Dong Hae. "Apakah anda membicarakan tentang Presiden Jung Man Chool?", tanya Poison Snake. Heung San membenarkannya. Ia meminta Poison Snake untuk berhati-hati dan jangan sampai terjadi perkelahian terbuka dengan mereka.

Poison Snake menyanggupinya. Lalu ia bertanya kenapa sekarang Heung San ingin terlibat dengan perusahaan rentenir. Heung San menjadi marah, "Apa kau pikir aku memanggilmu untuk mendapatkan persetujuan darimu?". Poison Snake langsung meminta maaf. Sebelum pergi, Heung San tiba-tiba teringat pada Snake Eye. "Dimana dia?"

"Dia sudah didaur ulang", jawab Poison Snake. Heung San mengidik bahunya membayangkan apa yang terjadi pada Snake Eye dan bertanya siapa yang mengalahkan Snake Eye. "Ada seseorang yang muncul tiba-tiba baru-baru ini", jawab Poison Snake lagi. Lalu Heung San memerintahkan Poison Snake untuk meyelidiki secara diam-diam siapa dan kenapa orang itu muncul.

--


Keesokan paginya, Tae Ho terbangun dari atas sebuah tempat tidur tipis. Hae Jin menyapanya dan berkata bahwa tempat tidur itu memang bukan seperti di hotel, tapi itu lebih baik daripada tidur di atas kardus. Sekali Tae Ho tidur di sana, maka ia tidak akan pernah lagi tidur di luar. Tapi Tae Ho tidak mau puas, sebelum ia bisa tidur di tempat tidur nomor 1.

Hae Jin menertawakan Tae Ho yang mencoba berlari sebelum ia belajar berjalan, tapi sebelum itu, ia mengajak Tae Ho bekerja. Tae Ho tidak mengerti, apa maksud Hae Jin.


Ternyata yang dimaksud Hae Jin adalah mengumpulkan uang hasil mengemis dari para gelandangan. Hae Jin mengambil dan menghitung semua uang kertas yang dimiliki oleh salah seorang gelandangan. Gelandangan itu memohon diberikan sedikit uang karena ia juga perlu untuk hidup. Tapi salah satu teman Hae Jin berkata mereka sudah memberikan seluruh uang koin untuk gelandangan itu. Gelandangan itu hanya bisa pasrah.

"Okay, sekarang kita hanya perlu memberikan ini pada Yeon Cheon Gyo...", ucap Hae Jin pada Tae Ho setelah selesai menghitung semua uang. Tae Ho yang sedari tadi hanya mengawasi, ia ingin tahu berapa persen yang mereka ambil selama ini. "70%. Kalau ekonomi sedang bagus, 80%". Tae Ho merasa penghasilan itu terlalu kecil untuk para gelandangan.

Tapi Hae Jin membantahnya. Menurutnya yang ia ambil hanya sebagai pajak, pajak karena telah melindungi mereka daripada dicuri oleh orang lain. Lalu Tae Ho memutuskan mulai saat ini, di wilayah kekuasaannya, mereka akan membagi 50-50. Hae Jin dan teman-temannya terkejut. Tapi Tae Ho tetap pada keputusannya dan ia minta pada Hae Jin agar memberitahukan yang lainnya. Hae Jin berusaha mengubah keputusan Tae Ho. Jika semua orang tau, maka mereka akan datang mencari Tae Ho. Tapi Tae Ho tidak peduli, karena memang itulah tujuannya.

Sambil beristirahat di taman, Hae Jin menceritakan tentang kelebihan Sergeant Bae di bidang bela diri. Sergeant Bae selalu membuat arena pertarungannya menjadi banjir darah. Sejujurnya, ia merasa kemampuan berkelahi Tae Ho sangatlah kurang. Tae Ho beruntung jika hanya rusak salah satu bagian dari tubuhnya ataupun menderita kerusakan otak.

Tae Ho menganggap ucapan Hae Jin tadi hanyalah candaan saja. Ia merasa candaan Hae Jin benar-benar buruk. Tapi Hae Jin berkata itu bukan candaan, ia benar-benar serius. Lalu dari arah belakang, President Jo memangggil Hae Jin, ia memanggil dengan panggilan 'manager Cha'. President Jo bertanya tentang kabar Snake Eye, karena ia tidak pernah melihatnya lagi akhir-akhir ini.

Young Chil yang duduk di sebelah President Jo berkata ia mendengar orang-orang mengatakan bahwa Snake Eye dibawa ke pabrik, ginjalnya ke China, hatinya ke Filipina...

Hae Jin berpaling pada Tae Ho dan berkata, "Jika kau kehilangan posisimu sebagai salah satu dari Seoul 7, maka tubuhmu akan didaur ulang bahkan sebelum kau mengetahuinya... Oleh sebab itulah kau harus hidup dalam kewaspadaan tingkat tinggi. Mengerti?".

Tae Ho tercenung mendengar ucapan Hae Jin.

Tiba-tiba Sergeant Bae muncul dan memarahi para gelandangan yang sedang beristirahat di taman itu. Ia memarahi mereka karena tidak bekerja, menurutnya mereka lebih malas daripada tentara Cina. Salah satu dari gelandangan itu memberi alasan bahwa ia lupa. Alasan itu membuat Sergeant Bae bertambah marah, ia memukul dan menginjak-injak pengemis itu.


Sergeant Bae menyadari ada Tae Ho di sana dan mengenali siapa Tae Ho. Ia berjalan mendekati Tae Ho dan menyapanya, "Apa kau bangs*t yang mengalahkan Snake Eye?". Tae Ho hanya diam saja. Sergeant Bae merasa hal ini tidaklah mungkin. Dengan wajah Tae Ho yang cantik, bagaimana bisa ia mengalahkan Snake Eye. Sambil mengulurkan tangannya, Sergeant Bae mengucapkan selamat datang pada Tae Ho dan memperkenalkan dirinya sebagai salah satu dari Seoul 7.

Tae Ho berdiri dari kursi taman dan menyambut uluran tangan Sergeant Bae, "Aku Jang Tae Ho". Sergeant Bae diam-diam meremas tangan Tae Ho kuat-kuat dan mengajak Tae Ho minum-minum sebentar.

Sergeant Bae bersama beberapa gelandangan dan juga Tae Ho mendatangi sebuah klub malam, ia meminta pajak dari mereka. Pemilik klub menolak memberikannya, apalagi jika Sergeant Bae dan teman-temannya membuat kegaduhan seperti ini, ia tidak bisa menjalankan usahanya. Sergeant Bae tidak peduli, bukankah ia sudah membantu bisnis orang itu? Sergeant Bae menunjuk ke salah seorang gelandangan yang sedang menari tidak karuan di depan pintu klub malam. Pemilik klub putus asa melihat tarian gelandangan itu dan masuk ke dalam.


Sergeant Bae mendekati gelandangan itu dan memukulnya karena tariannya tidak benar. Lalu ia memanggil Tae Ho, dan memerintahkan Tae Ho untuk menari menggantikan pengemis itu. Ia menyuruh Tae Ho menarikan tari yang paling populer di Kpop saat ini. Tae Ho hanya diam saja dan menatap Sergeant Bae dengan tajam.

"Kenapa kau menatapku? Apa kau memilih berkelahi?". Hae Jin yang berdiri di samping Tae Ho, menawarkan diri untuk menggantikan Tae Ho. Tapi Sergeant Bae tidak mau, ia mencekik leher Hae Jin dan mendorongnya kasar. "Menari, Tuan Jang. Sekarang!".

Tapi Tae Ho tetap diam saja. Sergeant Bae bertambah marah, ia merasa ia harus memukul Tae Ho agar Tae Ho mematuhi perintahnya. Tae Ho masih tak bergeming.


Tiba-tiba sebuah mobil van datang. Beberapa pria berjas turun dari mobil dan mendekati kelompok Sergeant Bae. Tae Ho mengenali salah satu dari mereka, si pria gendut, sebagai anak buah President Jung, presiden yang pernah memerintahkan anak buahnya untuk membunuhnya beberapa waktu yang lalu. Tae Ho refleks memalingkan wajahnya, diam-diam menjauh.

Dari jauh, Tae Ho memperhatikan Sergeant Bae dan si pria gendut saling memperebutkan daerah kekuasaan. Sergeant Bae menggenggam erat botol minuman keras yang dipegangnya, siap menghantam ke si pria gendut. Tiba-tiba dari arah belakang Tae Ho, muncul Jong Goo dengan gaya santainya dan berdiri di antara sergeant Bae dan si pria gendut itu.


"Siapa gelandangan bangs*t ini?", tanya si pria gendut. Tapi Jong Goo tidak mempedulikan pertanyaan si gendut, ia malah bertanya pada Sergeant Bae apakah ia berhasil minta uang dari klub malam itu. Sergeant Bae bilang belum, pemilik klub itu menyuruh mereka cepat pergi. Lalu Jong Goo melirik sekilas pada si pria gendut dan berbisik pada Sergeant Bae untuk menyelesaikan masalahnya dengan segera dan jangan membuat keributan.

Si pria gendut itu kesal melihat Jong Goo akan pergi begitu saja. Ia merasa para gelandangan itu tidak memiliki rasa takut sedikitpun. "Aku kau harus memukul kalian sesuai dengan urutan?", tanyanya.

Jong Goo berpaling pada si pria gendut itu dan bertanya apakah mereka orang-orang bodohnya President Jung? Si gendut itu tersenyum sinis. Jong Goo mengatakan di sana adalah area publik, jadi ia minta mereka, antara si pria gendut itu dan dirinya, mengakhirinya saja sampai di sana. Jong Goo bersiap-siap dengan tinjunya. Si pria itu juga bersiap, ia melepaskan jasnya dan kemudian menyerang Jong Goo.

Dengan mudahnya Jong Goo bisa menghindar tinju pria gendut itu. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali sampai akhirnya Jong Goo berhasil meninju wajah si pria gendut itu dengan keras, membuat pria gendut itu langsung terjatuh di aspal. Anak buah si pria gendut itu langsung menyeret si pria gendut itu menjauh dari Jong Goo cs. Sebaliknya, melihat Jong Goo mengalahkan pria gendut itu, para gelandangan itu menjadi berani, mereka mengikuti ke arah kelompok pria gendut menjauh.

Tae Ho tersenyum melihat cara Jong Goo yang berhasil mengalahkan si pria gendut itu.


Hae Jin mencari Tae Ho ke restoran. Na Ra ada di sana, sedang membereskan mangkuk yang ada di atas meja. Hae Jin menanyakan apakah Tae Ho datang ke restoran. Na Ra bingung, tidak mengenal siapa Tae Ho. "Si anak baru itu...". Na Ra menggelengkan kepalanya dan berkata Tae Ho tidak datang ke restoran. Hae Jin bingung, kemana Tae Ho pergi. Lalu ia berpesan pada Na Ra agar memberitahukan Tae Ho bahwa ia mencari Tae Ho jika Tae Ho datang ke restoran. Na Ra menduga sepertinya Tae Ho jago berkelahi. "Tidak. Ia masih amatir. Aku berencana untuk membentuknya sedikit", sahut Hae Jin.

Akhirnya Hae Jin menemukan Tae Ho sedang merenung di atas sebuah gedung. Ia teringat kejadian di dalam gudang dan Min Soo yang tewas di mobil di dalam laut. Ia memperhatikan punggung tangannya yang terluka. Hae Jin memberitahukan bahwa Sergeant Bae menyebutkan Tae Ho sebagai orang yang pelit. Tae Ho tertawa, ia merasa ucapan Sergeant Bae itu ada benarnya. Dulu ia hidup tanpa rasa takut, tapi sekarang ia mulai hidup dengan takut pada semua hal.

"Oy... Jika kau mundur, kau membawaku bersamamu...", protes Hae Jin. Tae Ho merasa saat ini ia tidak bisa melarikan diri lagi. Ia merasa semakin lemah jika meremehkan musuhnya. "Kau benar sekali! Tapi kau beruntung aku menemukan solusi dari masalahmu...", ucap Hae Jin.

--



Keesokan paginya, Hae Jin membawa Tae Ho ke sebuah bengkel. Di sana ada sebuah mobil yang dijadikan tempat tinggal oleh Jong Goo. Saat itu, Jong Goo masih tertidur pulas di dalam mobil. Hae Jin melihat sebuah kesempatan untuk mengerjai Jong Goo, ia mengambil ancang-ancang dan meninju perut Jong Goo sekuat tenaga.

Jong Goo langsung terbangun, ia kesakitan sampai terbatuk-batuk. Hae Jin langsung meminta maaf, ia berkata ia tidak sengaja melakukannya. Sambil menahan sakit Jong Goo bertanya siapa yang mengirim Hae Jin. Hae Jin berkata tidak ada yang mengirimnya, ia datang dengan kemauannya sendiri. Ada hal yang ingin ia bicarakan dengan Jong Goo.


Lalu Hae Jin memperkenalkan Tae Ho pada Jong Goo. Dengan terbata-bata, Hae Jin mengatakan ia ingin membuat sebuah permintaan pada Jong Goo karena Jong Goo pernah menjuarai Asian Champion. Melihat Hae Jin yang terlalu lama menyampaikan maksudnya, Tae Ho yang tidak sabar langsung memotong ucapan Hae Jin dan bicara to the point, " Mohon ajarkan aku bagaimana caranya berkelahi".

Tapi Jong Goo tidak mau. Ia bisa melihat dari wajah Tae Ho, bahwa Tae Ho pernah terlibat masalah besar sebelumnya, jadi ia tidak mau membuat seorang troublemaker menjadi seorang yang jago berkelahi. Tae Ho terdiam, memandang Jong Goo. Hae Jin mencoba membujuk Tae Ho agar mengatakan yang sebenarnya pada Jong Goo agar Jong Goo tidak salah paham.

"Tidak perlu", putus Tae Ho. Dengan sombong ia berkata ia akan mengunjungi Jong Goo lagi setelah membereskan berandalan di bawah Jong Goo. Hae Jin sangat terkejut dengan ucapan Tae Ho. Dengan terbata-bata ia pamit dan bergegas menyusul Tae Ho. Jong Goo tidak begitu peduli, namun ia tersenyum tipis.

Hae Jin menyusul Tae Ho, bagaimana bisa Tae Ho menantang Jong Goo setelah membuat sebuah permintaan padanya. Ia minta Tae Ho untuk kembali dan minta maaf. Tapi Tae Ho tidak mau, menurutnya perkelahian adalah sebuah aktifitas solo.


Lalu tiba-tiba dari arah belakang muncul Mandor Oh, menanyakan janji Tae Ho yang akan duel dengannya. Hae Jin berkata bukan begitu, Tae Ho hanya punya hal lain yang harus mereka urus terlebih dahulu. Tapi Mandor Oh tidak mau mendengar penjelasan dari Hae Jin, ia minta Hae Jin tidak ikut campur dalam masalah ini. Tae Ho menerima tantangan dari Mandor dan minta pada Hae Jin agar menjelaskan peraturan duel. Hae Jin tidak bisa membantah, ia khawatir karena Tae Ho sama sekali belum siap untuk berduel.

Hae Jin menjelaskan peraturan dalam duel. Setelah tempat dan waktu sudah ditentukan, semua orang harus diinformasikan. Para tunawisma itu bukan saja sebagai penonton, mereka juga menjadi saksi. Peraturan pertama, duel adalah perkelahian satu lawan satu. Peraturan kedua, tidak boleh menggunakan senjata. Dan yang terakhir, tidak boleh membunuh lawan.

--


Banyak gelandangan sudah berkumpul di suatu tempat, mereka menggerumuni Tae Ho dan Mandor Oh yang sudah bersiap duel. Sementara di tempat yang lain, Jong Goo sedang berjalan di suatu tempat dan berpapasan dengan seorang pria yang menggendong anak perempuannya. Ia berhenti dan berpaling ke belakang, tersenyum melihat anak perempuan itu. Lalu tiba-tiba ia mendengar sebuah keributan.

Tae Ho dan Mandor Oh sudah mulai berduel. Kemampuan Mandor Oh berada di atas Tae Ho. Baru saja mulai, Tae Ho sudah tertendang sampai terjatuh ke tanah dan mulutnya mengeluarkan darah. Para penonton bersorak ribut, mandor Oh terlihat senang karena merasa berada di atas angin. Tae Ho bangun lagi dan mulai menyerang Mandor Oh. Tapi dengan mudah Mandor Oh menahannya. Berkali-kali begitu dan beberapa kali Tae Ho juga terjatuh. Sampai akhirnya Tae Ho menyadari sesuatu, kaki sebelah kiri Mandor Oh terlihat sedikit pincang. Tae Ho bangun lagi, kali ini ia hanya mengincar kaki kiri Mandor Oh.

Berkali-kali Tae Ho menendang kaki kiri Mandor Oh, sampai akhirnya Mandor Oh jatuh tertelungkup dan Tae Ho duduk di atasnya sambil terus menerus meninju kepala Mandor Oh. Hae Jin langsung menarik Tae Ho menjauh, "Tidak! Kau tidak boleh membunuhnya!", ucap Hae Jin. Lalu Hae Jin minta Tae Ho mentraktir mereka semua karena Snake Eye tidak pernah melakukannya sebelumnya.

Dalam terengah-engah, Tae Ho melihat wajah para gelandangan yang mendukungnya, mereka tampak begitu ingin ditraktir oleh Tae Ho. Tae Ho menganggukkan kepalanya dan seluruh gelandangan berteriak senang. Dari jauh, Jong Goo yang dari tadi mengawasi, tersenyum tipis dan pergi dari sana.

Bersambung...

Sinopsis Last Episode 2 Part 2
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes