[Sinopsis Last Episode 14 Part 1]
Kdramastory - Siang itu, Crocodile mengumpulkan gelandangan di stasiun bawah tanah dan memberi ceramah panjang lebar tentang pendapatan yang bisa mereka peroleh jika saja mereka semua tidak ada yang malas.
Crocodile berjalan mondar-mandir sambil membawa pentungan yang ia sebut dengan pentungan cinta. Ia mengatakan setiap kali ia memukul mereka, mereka harus menjawab berapa besar setoran yang harus mereka berikan padanya.
Tiba-tiba Jong Goo datang, dan Crocodile langsung terdiam, memberi hormat pada Jong Goo. Dengan takut-takut, ia memberitahukan Jong Goo bahwa ia hanya mendisiplinkan gelandangan itu dan ia mendengar dari Heung Sam bahwa Jong Goo tidak lagi berurusan dengan mereka jadi ia mempersilahkan Jong Goo pergi ke tempat lain yang lebih baik.
Jong Goo diam saja dan melanjutkan langkahnya, melewati mereka. Setelah Jong Goo lewat, Crocodile melanjutkan aksinya, kali ini ia menyuruh mereka semua tidur dan bersiap dipukul bokong mereka. Jong Goo sempat berhenti, terganggu dan tidak tega dengan aksi Crocodile itu, tapi kemudian ia menguatkan diri dan melanjutkan langkahnya.
Jong Goo membuka pintu kedai dan mendapati Hae Jin dan Mandor Oh sedang membereskan kedai nenek yang sudah berantakan. Ia bingung dan bertanya apa yang terjadi. Hae Jin menyuruh Jong Goo bertanya langsung pada Poison Snake karena Poison Snake yang melakukan semua itu. Lalu Mandor Oh mengatakan bahwa kejadian ini karena proyek Kota Masa Depan atau apalah itu, mereka akan mengusir mereka dan menghancurkan tempat ini.
Jong Goo menghela nafasnya dan kemudian bertanya bagaimana keadaan nenek, Mandor Oh mengatakan nenek sedang istirahat. Jong Goo langsung masuk ke dalam dan bertemu dengan Na Ra yang baru keluar dari kamar nenek. Jong Goo kembali menanyakan keadaan nenek dan kenapa tidak ke rumah sakit. Na Ra mengatakan nenek baik-baik saja tapi tidak ingin ke rumah sakit, menurutnya nenek hanya sedikit kaget dan sudah ia berikan obat.
Na Ra melihat Jong Goo sudah berpakaian rapi dan menduga sepertinya Jong Goo akan pergi ke suatu tempat. Jong Goo tidak menjelaskan, ia mengambil sebuah amplop dari balik jasnya dan meminta Na Ra memberikan amplop itu pada nenek, katanya itu untuk membahar hutang semua makanannya yang belum dibayar. Na Ra berkomentar nenek pasti akan kaget lagi melihat Jong Goo tiba-tiba membayar hutang.
Lalu Jong Goo mengatakan pada Na Ra sepertinya nenek memang harus pindah jika tempat itu direnovasi. Namun Na Ra langsung mengatakan ia tidak akan pergi, walaupun seandainya ia harus pergi suatu saat nanti, ia tidak ingin pergi karena dipaksa seperti ini. Jong Goo menasehati Na Ra, masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan keras kepala, ada hukum dan orang yang berduit di atas mereka.
Tapi Na Ra berkeras, jika memang demikian, ia dan nenek akan tinggal di stasiun bawah tanah. Jong Goo menegur Na Ra yang keras kepala dan bicara sembarangan. Tapi menurut Na Ra, jika seseorang harus pergi ke suatu tempat atau jika seseorang gagal, yang harus orang lain lakukan adalah membantunya untuk bangkit, jika ada yang sakit maka mereka harus mengobatinya terlebih dahulu bukannya menghakimi mereka karena mereka sakit atau pun mengatai mereka salah karena sudah sakit. Ia merasa hal itu pun sama terhadap para gelandangan di Stasiun Seoul, mereka dulunya mungkin pernah menjadi ayah, pemilik suatu bisnis, atau pun teman seseorang, tapi sekarang mereka sedang terpuruk dan terbuang.
Na Ra berkata ia tidak akan takut terjatuh, jika orang yang berkuasa mendorongnya jatuh, ia akan bangkit kembali, melawan sampai tidak sanggup lagi. Jong Goo berkata Na Ra memang lebih baik darinya, begitu juga dengan Tae Ho, mereka memiliki keberanian 100 bahkan 1000 kali lebih besar daripada dirinya. Jong Goo merasa seharusnya ia membantu Na Ra dan Tae Ho, tapi ia minta maaf. Lalu Na Ra bertanya apa Tae Ho tahu mengenai proyek itu. Jong Goo berkata sepertinya tidak, karena jika Tae Ho tau ia pasti akan melindungi Na Ra dan dirinya sekuat tenaga.
Tae Ho berada di tempat pemandian umum dan sedang merenung, teringat uang yang ada di lemari besi Heung Sam. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan mengambil 10 milyar won, tidak lebih dan tidak kurang.
Sepulang dari kedai nenek, Jong Goo kembali melewati stasiun bawah tanah, tempat para gelandangan tadi dipukul. Sekarang mereka semua sedang berbaring sambil memijit mijit punggung dan kaki mereka yang sakit. Gelandangan tua memanggil Jong Goo, meminta maaf karena mereka mengkhianati Jong Goo, Jong Goo sudah memberikan mereka tempat tinggal dan pekerjaan tapi mereka malah pergi hanya karena makanan dan minuman yang gratis. Gelandangan yang memakai training hijau juga meminta maaf karena sudah bolos dari pekerjaan. Jong Goo menghela nafasnya dan terdiam cukup lama.
Jong Goo kembali ke busnya dan tersenyum, mendapati susunan sarung tinju dan sabuk juara yang dibuat oleh Tae Ho. Lalu ia mencari alkitab milik Straw Cutter dan membuka halamannya. Ia teringat pesan Straw Cutter yang menyuruhnya untuk tetap tinggal dan melakukan apa yang bisa dilakukan, walaupun sudah terjatuh, belum akan berakhir sebelum dikalahkan. Lalu Jong Goo membuka kembali jas dan dasinya.
Mi Joo sudah menunggu Jong Goo di kursi taman dan tersenyum begitu melihat Jong Goo. Tapi wajahnya langsung berubah ketika melihat Jong Goo tidak berganti pakaian dan menanyakan kenapa Jong Goo tidak membawa tasnya. Jong Goo tersenyum dan menyuruh Mi Joo pergi duluan dan menunggunya di stasiun. "Kenapa?", tanya Mi Joo. Jong Goo memberi alasan nenek sedang sakit dan ia belum membayar hutangnya pada nenek.
Mi Joo mengajak bersama-sama ke tempat nenek, tapi Jong Goo menolaknya, kali ini ia beralasan jika mereka berdua ke sana, nenek pasti akan mengomel dua kali lebih banyak. "Kalau begitu aku akan menunggumu di sini", ucap Mi Joo.
"Bagaimana kalau Crocodile atau Poison Snake melihatmu di sini?", sahut Jong Goo. Ia menyuruh Mi Joo ke stasiun saja, membeli tiket dan menunggunya di sana. Ia akan segera menyusul Mi Joo setelah mengucapkan selamat tinggal pada nenek. Mi Joo masih diam, tapi Jong Goo menenangkannya agar tidak khawatir dan menunggunya di stasiun saja.
Mi Joo bertanya apa Jong Goo tau kenapa ia tidak mau berangkat dari Stasiun Seoul. Itu karena terlalu banyak memori yang ingin ia lupakan di sana, ia merasa Heung Sam selalu memata-matainya dari suatu tempat di sana, dan ia ingin bebas dari perasaan itu ketika pergi dengan Jong Goo. Itu sebabnya ia selalu pergi dan menunggu Jong Goo di stasiun yang lain setiap akhir bulan. Jong Goo menatap Mi Joo, terharu. Mi Joo menyentuh wajah Jong Goo dan mengatakan ia sudah menunggu Jong Goo terlalu lama jadi ia mohon agar Jong Goo tidak kemana-mana dan datang padanya.
Jong Goo menghentikan taksi untuk Mi Joo dan setelah sopir memasukkan koper Mi Joo ke bagasi mobil, Mi Joo masuk ke dalam taksi. Ketika taksi mulai berjalan, Mi Joo menoleh ke belakang, melihat Jong Goo yang semakin jauh.
Heung Sam bersama perencana sedang berada di atas atap, tempat yang dulu pernah Tae Ho dan Straw Cutter akan berduel. Perencana menjelaskan gambaran pembangunan gedung distrik bisnis yang akan dibangun sambil membawa gambar perencanaan, Heung Sam bisa membayangkan gedung-gedung pencakar langit miliknya yang akan berdiri di sana dan tersenyum.
Jong Goo berjalan diikuti oleh Hae Jin, Mandor Oh, Young Chil dan beberapa gelandangan yang lain menuju tempat Heung Sam berada. Sementara Heung bersama rombongannya mulai pulang. Wajah Heung Sam langsung keruh ketika melihat Jong Goo masih muncul di depannya. "Kau belum pergi? Aku pikir kau sudah menghilang dari semalam...", ucapnya.
Jong Goo tersenyum dan berkata masih ada urusan yang harus ia bereskan dan ia akan pergi setelah urusan itu beres. Heung Sam tertawa mengejek, tidak percaya Jong Goo akan membereskan urusannya, karena selama ini ia menganggap Jong Goo tidak punya kemampuan. "Apa aku pernah melakukan sesuatu karena aku mampu?", tanya Jong Goo balik.
Jong Goo mengatakan ia akan meminta dengan baik-baik tapi jika Heung Sam menolak, ia akan melakukan dengan cara yang kasar. Stasiun Seoul bukan milik Heung Sam dan para gelandangan bukanlah sapi perah yang bisa seenaknya diperah hanya untuk memenuhi nafsu Heung Sam. Sudah saatnya Heung Sam berhenti memerah mereka dan ia mohon Heung Sam pergi dari Stasiun Seoul sekarang.
Heung Sam tertawa. Ia merasa inilah masalah Jong Goo, menurutnya orang tidak harus selalu pintar tapi Jong Goo sealu bersikap bodoh pada saat yang genting. Mi Joo mungkin sedang menunggu, tapi apa yang dilakukan Jong Goo sekarang?. Heung Sam mengatakan ia bukanlah orang yang bisa bermurah hati berkali-kali, namun ia masih memberi Jong Goo satu kesempatan lagi. Jong Goo boleh pergi selagi belum terlambat.
Tapi Jong Goo tidak mau, ia tetap harus membereskan urusannya terlebih dahulu. Heung Sam terlihat marah, ia mengatakan masalah ini tidak bisa diurus hanya dengan menggunakan kekuatan Jong Goo saja karena Stasiun Seoul dan semua gelandangan yang ada di sana adalah miliknya, kecuali ada yang merebutnya.
"Jadi kau tidak mau?", tanya Jong Goo.
"Aku tidak mau", jawab Heung Sam keras kepala.
"Kalau begitu, aku akan merampasnya darimu. Heung Sam-a, kau dan aku... mari berduel", ucap Jong Goo.
Tae Ho sepertinya baru keluar dari pemandian umum dan berpapasan dengan gelandangan tua dan beberapa yang lainnya. Melihat mereka terburu-buru, Tae Ho bertanya ada apa. Gelandangan tua itu berkata ada duel antara nomor dua dan nomor satu. Tae Ho sangat terkejut.
Semua orang mulai berkumpul, termasuk Crocodile, Poison Snake sudah ada di sana dari tadi. Heung Sam membuka jasnya dan memberikannya pada Mantis. Mantis memberitahukan Heung Sam bahwa pukulan kanan Jong Goo sangat kuat, jadi ia memperingatkan Heung Sam untuk berhati-hati. "Aku sangat tau itu. Dia idolaku", sahut Heung Sam sambil tersenyum.
Jong Goo juga membuka jaketnya dan memberikannya pada Hae Jin. Hae Jin memohon pada Jong Goo untuk berhenti sebelum benar-benar terlambat. Mandor Oh juga berkata bahwa Jong Goo tidak harus melakukan ini demi mereka. Tapi Jong Goo tidak peduli dan mengalungkan kacamatanya di leher Mandor Oh.
Heung Sam dan Jong Goo saling mendekat. Heung Sam berkata ia mengenal beberapa idiot tapi hari ini Jong Goo di atas mereka semuanya. "Aku mungkin orang yang idiot tapi aku punya ingatan yang kuat. Kau pernah menjadi orang yang keren dulu", sahut Jong Goo.
"Lagi-lagi kau bicarakan masa lalu. Sebab itulah kau tidak pernah berhasil", ucap Heung Sam. Jong Goo mengajak Heung Sam menyelesaikan hutang diantara mereka dan Heung Sam bersedia. Heung Sam dan Jong Goo saling menjauh dan mengambil ancang-ancang, siap bertarung. Semua orang mundur, memberi ruang lebih luas untuk Heung Sam dan Jong Goo.
Heung Sam dan Jong Goo sama-sama berlari mendekat dan mulai berduel. Bisa dilihat, kemampuan Heung Sam memang sedikit diatas Jong Goo dan Heung Sam tau kelemahan Jong Goo ada di perutnya.
Terlihat Mi Joo sudah berada di stasiun dan memegang dua tiket di tangannya. Beberapa saat kemudian Mi Joo keluar dari stasiun dan duduk di kursi yang ada di pinggir rel. Sementara itu Jong Goo sedang berjuang mengalahkan Heung Sam. Dan itu tidaklah mudah, Jong Goo sudah berkali-kali terjatuh dan berkali-kali ditendang oleh Heung Sam.
Di tempat yang lain, Tae Ho berlari sekencang-kencangnya supaya cepat sampai di tempat duel dan akhirnya sampai juga di tempat duel. Mi Joo terus menerus melihat ke belakang, berharap melihat Jong Goo datang ke stasiun.
Heung Sam terjatuh dan berteriak, melampiaskan kemarahannya. Ia berkata inilah duel yang benar-benar menyenangkan dan paling ditunggu-tunggu sepanjang hidupnya. "Kau harus cepat bangun dari mimpi burukmu, Heung Sam-a!", teriak Jong Goo sambil melayangkan tinjunya ke kepala Heung Sam, tapi Heung Sam lebih dulu meninju kepala Jong Goo. Jong Goo agak kepayahan dan terjatuh tapi sempat melayangkan tinjunya ke perut Heung Sam sebelum Heung Sam meninjunya.
Heung Sam menggenggam kepalan tangan Jong Goo yang meninju perutnya tadi dan memelintirnya ke belakang dan kemudian menendang tulang belakang Jong Goo dengan keras dan Jong Goo pun terjatuh, terlentang, kepalanya terbentur dengan bongkahan pembatas beton yang ada di tanah. (A... Pertama kali nonton, feeling sy udah ga enak...)
Terlihat Poison Snake tersenyum licik. Jong Goo sempat seperti linglung sesaat tapi berusaha bangkit lagi. Heung Sam menghajarnya tanpa ampun, Dan sedetik kemudian darah mengucur dari hidung Jong Goo. Jong Goo sempat menatap Heung Sam dan Tae Ho yang berdiri di belakang Heung Sam. Sesaat sebelum Jong Goo jatuh, Heung Sam kembali melayangkan pukulannya ke wajah Jong Goo dan akhirnya Jong Goo pun ambruk ke tanah dan matanya mulai terpejam. (Sedih... :-(( )
Heung Sam menatap dingin dan sombong pada Jong Goo yang tidak bergerak lagi.
Sementara di stasiun, Mi Joo tidak sempat mencegah tiket yang dibelinya terbang tertiup oleh angin dan terjatuh di atas rel.
Orang-orang di pihak Heung Sam tersenyum gembira atas kemenangan Heung Sam, sementara tidak dengan pihak Jong Goo, mereka terlihat sangat sedih.
Tae Ho berlari dan menyuruh Hae Jin dan yang lainnya membantu menaikkan Jong Goo ke punggungnya. Tae Ho berlari, membawa Jong Goo ke klinik. Dokter dan beberapa perawat memeriksa Jong Goo dan memasangkan alat bantu pernafasan.
Sementara di penthouse, seorang dokter dan seorang perawat juga datang, sepertinya Heung Sam pun terluka. Setelah mengantarkan dokter dan perawat ke depan, Mantis kembali ke kamar Heung Sam dan mendapati Heung Sam duduk termenung. Mantis memutuskan untuk tidak mengganggu Heung Sam dan pergi.
Na Ra tiba di klinik dan bertanya pada Hae Jin, apakah Jong Goo akan baik-baik saja. Hae Jin menjawab mereka sedang menunggu. Lalu Na Ra beralih pada Tae Ho, menanyakan hal yang sama. Belum sempat Tae Ho menjawab, seorang perawat memanggil Tae Ho dan menyuruh Tae Ho masuk ke dalam karena Jong Goo mencarinya.
Ketika perawat itu akan masuk, Na Ra menahannya dan menanyakan hal yang sama lagi. Perawat itu mengatakan dengan jujur keadaaan Jong Goo tidak begitu baik, ia mengalami pendarahan otak. Na Ra terkejut dan terlihat sangat khawatir.
Jong Goo akan membuka alat pernafasannya ketika melihat Tae Ho datang, tapi Tae Ho menahan tangan Jong Goo. Jong Goo memberi isyarat agar Tae Ho mendekat, lalu ia berbisik, berpesan pada Jong Goo untuk tidak menjadi orang yang lemah, tidak menjadi orang yang jahat karena Tae Ho adalah anak yang baik. Tae Ho menghapus air matanya dan memanggil Jong Goo.
Jong Goo terlihat semakin kepayahan dan sesaat kemudian terdengar suara alat kesehatan yang mulai berbunyi tidak teratur. Jong Goo teringat saat ia bersama Mi Joo pulang bersama-sama setelah makan di kedai nenek, saat itu ia merasa bahagia. Dan tidak lama kemudian, Jong Goo menutup mata untuk selama-lamanya. Tae Ho hanya bisa menangisi kepergian Jong Goo.
Kabar Jong Goo sudah meninggal, disampaikan oleh Poison Snake pada Heung Sam malam itu juga. Heung Sam terlihat shock dan melampiaskan dengan mengambil botol minuman dan akan menegaknya. Mantis sempat menahannya , khawatir luka Heung Sam akan semakin parah, tapi Heung Sam malah memukul Mantis sampai terjatuh. Poison Snake juga terlihat terkejut melihat Heung Sam memukul Mantis tapi tidak mengatakan apa pun.
Heung Sam menegak minumannya sebanyak-banyaknya. Wajahnya juga terlihat sedih.
Mi Joo datang ke klinik, Na Ra mencoba berbicara dengannya tapi Mi Joo langsung berjalan masuk ke dalam. Sesampainya di samping Jong Goo yang seluruh tubuhnya sudah ditutupi kain putih, Mi Joo membuka penutup wajah Jong Goo. "Aku menyuruhmu datang padaku... tapi kau kemana? Kau... memang paman yang aneh. Maaf... aku tidak akan menangis untuk orang aneh sepertimu, bahkan air mata pun terasa tidak pantas untukmu. Jadi... jangan kecewa. Tidurlah dengan nyenyak", ucap Mi Joo.
Malam itu, Tae Ho kembali termenung di atas atap sebuah gedung, tidak mempedulikan hujan membasahi tubuhnya. Na Ra membawakan sebotol soju dan menuangkannya ke gelas untuk nenek. Nenek mengambil gelas itu dan meminumnya, untuk Jong Goo. Terlihat nenek sedih, begitu juga dengan Na Ra.
Mi Joo datang ke bus Jong Goo dengan tubuh yang basah kuyup. Ia menatap sedih sarung tinju dan jas Jong Goo yang tergantung rapi. Lalu membuka tas Jong Goo dan menemukan beruang yang dulu pernah Jong Goo berikan untuknya. Mi Joo mengambil beruang itu, menatapnya, dan mulai meneteskan air mata. Mi Joo duduk di atas tempat tidur Jong Goo, memeluk boneka itu sambil menangis sesunggukan...
Bersambung...
Komentar :
Wuaa... Speechless...Dari yang sudah-sudah, episode ini bener-bener sedih dan menyesakkan... Untuk drama ini sy ga pernah baca spoiler di soompi, jadi sama sekali ga tau episode 14 Jong Goo akan mati... Bener-bener akhir yang menyedihkan untuk Jong Goo, yang paling membuat sy sedih, Jong Goo bahkan belum bertemu dengan putrinya... :-(( :-((
Salut untuk PD yang pinter membuat kematian Jong Goo begitu dramatis, ga nyangka SWnim akan mematikan karakter Jong Goo. Waktu Tae Ho berharap akhir bahagia untuk mereka berdua, sy bener-bener berharap mereka berdua happy ending, dalam artian Jong Goo akan bersama Mi Joo dan bertemu Eun Ji lagi. Ternyata tidak... :-((
Tapi sepertinya dari awal, Jong Goo sudah mempersiapkan kepergiannya, ia sudah berpamitan pada orang-orang yang disayanginya. Ia sempat minum soju terakhir yang disimpan oleh Tae Ho untuk mereka berdua, ia sempat berpamitan pada nenek (walaupun melalui Na Ra) dan sudah membayar semua hutang-hutangnya... Dan yang apling terakhir, ia menggantungkan jasnya dengan rapi seolah-olah jas itu memang akan ia pakai untuk terakhir kalinya. Janjinya pada Tae Ho, bahwa akan menjadikan duelnya dengan Heung Sam sebagai duel yang terakhir dan ia akan berjuang sampai mati dalam duel itu, terkabulkan...
Heung Sam keterlaluan serakahnya. Kalau dia seperti ini, berarti niatnya balas dendam pada Chairman Yoon bukan tujuan akhirnya, tujuan akhirnya adalah menjadi orang terkuat secara ekonomi. Sudah saatnya seseorang menghentikan dia, cara Jong Goo sudah gagal dan berakhir dengan kematian Jong Goo, sekarang tinggal cara Tae Ho. Bagaimana cara Tae Ho menghancurkan Heung Sam? Tunggu di eps. 15 dan 16. Kata ratna yang udah nonton sampe habis keren bgt TOP BGT, sy belum nonton. Selesai publish sinopsis ini mo lanjut nonton... Tunggu ya selanjutnya... Gomawo...
Sinopsis Last Episode 15
Sinopsis Last Episode 14 Part 2
Kdramastory - Siang itu, Crocodile mengumpulkan gelandangan di stasiun bawah tanah dan memberi ceramah panjang lebar tentang pendapatan yang bisa mereka peroleh jika saja mereka semua tidak ada yang malas.
Crocodile berjalan mondar-mandir sambil membawa pentungan yang ia sebut dengan pentungan cinta. Ia mengatakan setiap kali ia memukul mereka, mereka harus menjawab berapa besar setoran yang harus mereka berikan padanya.
Tiba-tiba Jong Goo datang, dan Crocodile langsung terdiam, memberi hormat pada Jong Goo. Dengan takut-takut, ia memberitahukan Jong Goo bahwa ia hanya mendisiplinkan gelandangan itu dan ia mendengar dari Heung Sam bahwa Jong Goo tidak lagi berurusan dengan mereka jadi ia mempersilahkan Jong Goo pergi ke tempat lain yang lebih baik.
Jong Goo diam saja dan melanjutkan langkahnya, melewati mereka. Setelah Jong Goo lewat, Crocodile melanjutkan aksinya, kali ini ia menyuruh mereka semua tidur dan bersiap dipukul bokong mereka. Jong Goo sempat berhenti, terganggu dan tidak tega dengan aksi Crocodile itu, tapi kemudian ia menguatkan diri dan melanjutkan langkahnya.
Jong Goo membuka pintu kedai dan mendapati Hae Jin dan Mandor Oh sedang membereskan kedai nenek yang sudah berantakan. Ia bingung dan bertanya apa yang terjadi. Hae Jin menyuruh Jong Goo bertanya langsung pada Poison Snake karena Poison Snake yang melakukan semua itu. Lalu Mandor Oh mengatakan bahwa kejadian ini karena proyek Kota Masa Depan atau apalah itu, mereka akan mengusir mereka dan menghancurkan tempat ini.
Jong Goo menghela nafasnya dan kemudian bertanya bagaimana keadaan nenek, Mandor Oh mengatakan nenek sedang istirahat. Jong Goo langsung masuk ke dalam dan bertemu dengan Na Ra yang baru keluar dari kamar nenek. Jong Goo kembali menanyakan keadaan nenek dan kenapa tidak ke rumah sakit. Na Ra mengatakan nenek baik-baik saja tapi tidak ingin ke rumah sakit, menurutnya nenek hanya sedikit kaget dan sudah ia berikan obat.
Na Ra melihat Jong Goo sudah berpakaian rapi dan menduga sepertinya Jong Goo akan pergi ke suatu tempat. Jong Goo tidak menjelaskan, ia mengambil sebuah amplop dari balik jasnya dan meminta Na Ra memberikan amplop itu pada nenek, katanya itu untuk membahar hutang semua makanannya yang belum dibayar. Na Ra berkomentar nenek pasti akan kaget lagi melihat Jong Goo tiba-tiba membayar hutang.
Lalu Jong Goo mengatakan pada Na Ra sepertinya nenek memang harus pindah jika tempat itu direnovasi. Namun Na Ra langsung mengatakan ia tidak akan pergi, walaupun seandainya ia harus pergi suatu saat nanti, ia tidak ingin pergi karena dipaksa seperti ini. Jong Goo menasehati Na Ra, masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan keras kepala, ada hukum dan orang yang berduit di atas mereka.
Tapi Na Ra berkeras, jika memang demikian, ia dan nenek akan tinggal di stasiun bawah tanah. Jong Goo menegur Na Ra yang keras kepala dan bicara sembarangan. Tapi menurut Na Ra, jika seseorang harus pergi ke suatu tempat atau jika seseorang gagal, yang harus orang lain lakukan adalah membantunya untuk bangkit, jika ada yang sakit maka mereka harus mengobatinya terlebih dahulu bukannya menghakimi mereka karena mereka sakit atau pun mengatai mereka salah karena sudah sakit. Ia merasa hal itu pun sama terhadap para gelandangan di Stasiun Seoul, mereka dulunya mungkin pernah menjadi ayah, pemilik suatu bisnis, atau pun teman seseorang, tapi sekarang mereka sedang terpuruk dan terbuang.
Na Ra berkata ia tidak akan takut terjatuh, jika orang yang berkuasa mendorongnya jatuh, ia akan bangkit kembali, melawan sampai tidak sanggup lagi. Jong Goo berkata Na Ra memang lebih baik darinya, begitu juga dengan Tae Ho, mereka memiliki keberanian 100 bahkan 1000 kali lebih besar daripada dirinya. Jong Goo merasa seharusnya ia membantu Na Ra dan Tae Ho, tapi ia minta maaf. Lalu Na Ra bertanya apa Tae Ho tahu mengenai proyek itu. Jong Goo berkata sepertinya tidak, karena jika Tae Ho tau ia pasti akan melindungi Na Ra dan dirinya sekuat tenaga.
Tae Ho berada di tempat pemandian umum dan sedang merenung, teringat uang yang ada di lemari besi Heung Sam. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan mengambil 10 milyar won, tidak lebih dan tidak kurang.
Sepulang dari kedai nenek, Jong Goo kembali melewati stasiun bawah tanah, tempat para gelandangan tadi dipukul. Sekarang mereka semua sedang berbaring sambil memijit mijit punggung dan kaki mereka yang sakit. Gelandangan tua memanggil Jong Goo, meminta maaf karena mereka mengkhianati Jong Goo, Jong Goo sudah memberikan mereka tempat tinggal dan pekerjaan tapi mereka malah pergi hanya karena makanan dan minuman yang gratis. Gelandangan yang memakai training hijau juga meminta maaf karena sudah bolos dari pekerjaan. Jong Goo menghela nafasnya dan terdiam cukup lama.
Jong Goo kembali ke busnya dan tersenyum, mendapati susunan sarung tinju dan sabuk juara yang dibuat oleh Tae Ho. Lalu ia mencari alkitab milik Straw Cutter dan membuka halamannya. Ia teringat pesan Straw Cutter yang menyuruhnya untuk tetap tinggal dan melakukan apa yang bisa dilakukan, walaupun sudah terjatuh, belum akan berakhir sebelum dikalahkan. Lalu Jong Goo membuka kembali jas dan dasinya.
Mi Joo sudah menunggu Jong Goo di kursi taman dan tersenyum begitu melihat Jong Goo. Tapi wajahnya langsung berubah ketika melihat Jong Goo tidak berganti pakaian dan menanyakan kenapa Jong Goo tidak membawa tasnya. Jong Goo tersenyum dan menyuruh Mi Joo pergi duluan dan menunggunya di stasiun. "Kenapa?", tanya Mi Joo. Jong Goo memberi alasan nenek sedang sakit dan ia belum membayar hutangnya pada nenek.
Mi Joo mengajak bersama-sama ke tempat nenek, tapi Jong Goo menolaknya, kali ini ia beralasan jika mereka berdua ke sana, nenek pasti akan mengomel dua kali lebih banyak. "Kalau begitu aku akan menunggumu di sini", ucap Mi Joo.
"Bagaimana kalau Crocodile atau Poison Snake melihatmu di sini?", sahut Jong Goo. Ia menyuruh Mi Joo ke stasiun saja, membeli tiket dan menunggunya di sana. Ia akan segera menyusul Mi Joo setelah mengucapkan selamat tinggal pada nenek. Mi Joo masih diam, tapi Jong Goo menenangkannya agar tidak khawatir dan menunggunya di stasiun saja.
Mi Joo bertanya apa Jong Goo tau kenapa ia tidak mau berangkat dari Stasiun Seoul. Itu karena terlalu banyak memori yang ingin ia lupakan di sana, ia merasa Heung Sam selalu memata-matainya dari suatu tempat di sana, dan ia ingin bebas dari perasaan itu ketika pergi dengan Jong Goo. Itu sebabnya ia selalu pergi dan menunggu Jong Goo di stasiun yang lain setiap akhir bulan. Jong Goo menatap Mi Joo, terharu. Mi Joo menyentuh wajah Jong Goo dan mengatakan ia sudah menunggu Jong Goo terlalu lama jadi ia mohon agar Jong Goo tidak kemana-mana dan datang padanya.
Jong Goo menghentikan taksi untuk Mi Joo dan setelah sopir memasukkan koper Mi Joo ke bagasi mobil, Mi Joo masuk ke dalam taksi. Ketika taksi mulai berjalan, Mi Joo menoleh ke belakang, melihat Jong Goo yang semakin jauh.
Heung Sam bersama perencana sedang berada di atas atap, tempat yang dulu pernah Tae Ho dan Straw Cutter akan berduel. Perencana menjelaskan gambaran pembangunan gedung distrik bisnis yang akan dibangun sambil membawa gambar perencanaan, Heung Sam bisa membayangkan gedung-gedung pencakar langit miliknya yang akan berdiri di sana dan tersenyum.
Jong Goo berjalan diikuti oleh Hae Jin, Mandor Oh, Young Chil dan beberapa gelandangan yang lain menuju tempat Heung Sam berada. Sementara Heung bersama rombongannya mulai pulang. Wajah Heung Sam langsung keruh ketika melihat Jong Goo masih muncul di depannya. "Kau belum pergi? Aku pikir kau sudah menghilang dari semalam...", ucapnya.
Jong Goo tersenyum dan berkata masih ada urusan yang harus ia bereskan dan ia akan pergi setelah urusan itu beres. Heung Sam tertawa mengejek, tidak percaya Jong Goo akan membereskan urusannya, karena selama ini ia menganggap Jong Goo tidak punya kemampuan. "Apa aku pernah melakukan sesuatu karena aku mampu?", tanya Jong Goo balik.
Jong Goo mengatakan ia akan meminta dengan baik-baik tapi jika Heung Sam menolak, ia akan melakukan dengan cara yang kasar. Stasiun Seoul bukan milik Heung Sam dan para gelandangan bukanlah sapi perah yang bisa seenaknya diperah hanya untuk memenuhi nafsu Heung Sam. Sudah saatnya Heung Sam berhenti memerah mereka dan ia mohon Heung Sam pergi dari Stasiun Seoul sekarang.
Heung Sam tertawa. Ia merasa inilah masalah Jong Goo, menurutnya orang tidak harus selalu pintar tapi Jong Goo sealu bersikap bodoh pada saat yang genting. Mi Joo mungkin sedang menunggu, tapi apa yang dilakukan Jong Goo sekarang?. Heung Sam mengatakan ia bukanlah orang yang bisa bermurah hati berkali-kali, namun ia masih memberi Jong Goo satu kesempatan lagi. Jong Goo boleh pergi selagi belum terlambat.
Tapi Jong Goo tidak mau, ia tetap harus membereskan urusannya terlebih dahulu. Heung Sam terlihat marah, ia mengatakan masalah ini tidak bisa diurus hanya dengan menggunakan kekuatan Jong Goo saja karena Stasiun Seoul dan semua gelandangan yang ada di sana adalah miliknya, kecuali ada yang merebutnya.
"Jadi kau tidak mau?", tanya Jong Goo.
"Aku tidak mau", jawab Heung Sam keras kepala.
"Kalau begitu, aku akan merampasnya darimu. Heung Sam-a, kau dan aku... mari berduel", ucap Jong Goo.
Tae Ho sepertinya baru keluar dari pemandian umum dan berpapasan dengan gelandangan tua dan beberapa yang lainnya. Melihat mereka terburu-buru, Tae Ho bertanya ada apa. Gelandangan tua itu berkata ada duel antara nomor dua dan nomor satu. Tae Ho sangat terkejut.
Semua orang mulai berkumpul, termasuk Crocodile, Poison Snake sudah ada di sana dari tadi. Heung Sam membuka jasnya dan memberikannya pada Mantis. Mantis memberitahukan Heung Sam bahwa pukulan kanan Jong Goo sangat kuat, jadi ia memperingatkan Heung Sam untuk berhati-hati. "Aku sangat tau itu. Dia idolaku", sahut Heung Sam sambil tersenyum.
Jong Goo juga membuka jaketnya dan memberikannya pada Hae Jin. Hae Jin memohon pada Jong Goo untuk berhenti sebelum benar-benar terlambat. Mandor Oh juga berkata bahwa Jong Goo tidak harus melakukan ini demi mereka. Tapi Jong Goo tidak peduli dan mengalungkan kacamatanya di leher Mandor Oh.
Heung Sam dan Jong Goo saling mendekat. Heung Sam berkata ia mengenal beberapa idiot tapi hari ini Jong Goo di atas mereka semuanya. "Aku mungkin orang yang idiot tapi aku punya ingatan yang kuat. Kau pernah menjadi orang yang keren dulu", sahut Jong Goo.
"Lagi-lagi kau bicarakan masa lalu. Sebab itulah kau tidak pernah berhasil", ucap Heung Sam. Jong Goo mengajak Heung Sam menyelesaikan hutang diantara mereka dan Heung Sam bersedia. Heung Sam dan Jong Goo saling menjauh dan mengambil ancang-ancang, siap bertarung. Semua orang mundur, memberi ruang lebih luas untuk Heung Sam dan Jong Goo.
Heung Sam dan Jong Goo sama-sama berlari mendekat dan mulai berduel. Bisa dilihat, kemampuan Heung Sam memang sedikit diatas Jong Goo dan Heung Sam tau kelemahan Jong Goo ada di perutnya.
Terlihat Mi Joo sudah berada di stasiun dan memegang dua tiket di tangannya. Beberapa saat kemudian Mi Joo keluar dari stasiun dan duduk di kursi yang ada di pinggir rel. Sementara itu Jong Goo sedang berjuang mengalahkan Heung Sam. Dan itu tidaklah mudah, Jong Goo sudah berkali-kali terjatuh dan berkali-kali ditendang oleh Heung Sam.
Di tempat yang lain, Tae Ho berlari sekencang-kencangnya supaya cepat sampai di tempat duel dan akhirnya sampai juga di tempat duel. Mi Joo terus menerus melihat ke belakang, berharap melihat Jong Goo datang ke stasiun.
Heung Sam terjatuh dan berteriak, melampiaskan kemarahannya. Ia berkata inilah duel yang benar-benar menyenangkan dan paling ditunggu-tunggu sepanjang hidupnya. "Kau harus cepat bangun dari mimpi burukmu, Heung Sam-a!", teriak Jong Goo sambil melayangkan tinjunya ke kepala Heung Sam, tapi Heung Sam lebih dulu meninju kepala Jong Goo. Jong Goo agak kepayahan dan terjatuh tapi sempat melayangkan tinjunya ke perut Heung Sam sebelum Heung Sam meninjunya.
Heung Sam menggenggam kepalan tangan Jong Goo yang meninju perutnya tadi dan memelintirnya ke belakang dan kemudian menendang tulang belakang Jong Goo dengan keras dan Jong Goo pun terjatuh, terlentang, kepalanya terbentur dengan bongkahan pembatas beton yang ada di tanah. (A... Pertama kali nonton, feeling sy udah ga enak...)
Terlihat Poison Snake tersenyum licik. Jong Goo sempat seperti linglung sesaat tapi berusaha bangkit lagi. Heung Sam menghajarnya tanpa ampun, Dan sedetik kemudian darah mengucur dari hidung Jong Goo. Jong Goo sempat menatap Heung Sam dan Tae Ho yang berdiri di belakang Heung Sam. Sesaat sebelum Jong Goo jatuh, Heung Sam kembali melayangkan pukulannya ke wajah Jong Goo dan akhirnya Jong Goo pun ambruk ke tanah dan matanya mulai terpejam. (Sedih... :-(( )
Heung Sam menatap dingin dan sombong pada Jong Goo yang tidak bergerak lagi.
Sementara di stasiun, Mi Joo tidak sempat mencegah tiket yang dibelinya terbang tertiup oleh angin dan terjatuh di atas rel.
Orang-orang di pihak Heung Sam tersenyum gembira atas kemenangan Heung Sam, sementara tidak dengan pihak Jong Goo, mereka terlihat sangat sedih.
Tae Ho berlari dan menyuruh Hae Jin dan yang lainnya membantu menaikkan Jong Goo ke punggungnya. Tae Ho berlari, membawa Jong Goo ke klinik. Dokter dan beberapa perawat memeriksa Jong Goo dan memasangkan alat bantu pernafasan.
Sementara di penthouse, seorang dokter dan seorang perawat juga datang, sepertinya Heung Sam pun terluka. Setelah mengantarkan dokter dan perawat ke depan, Mantis kembali ke kamar Heung Sam dan mendapati Heung Sam duduk termenung. Mantis memutuskan untuk tidak mengganggu Heung Sam dan pergi.
Na Ra tiba di klinik dan bertanya pada Hae Jin, apakah Jong Goo akan baik-baik saja. Hae Jin menjawab mereka sedang menunggu. Lalu Na Ra beralih pada Tae Ho, menanyakan hal yang sama. Belum sempat Tae Ho menjawab, seorang perawat memanggil Tae Ho dan menyuruh Tae Ho masuk ke dalam karena Jong Goo mencarinya.
Ketika perawat itu akan masuk, Na Ra menahannya dan menanyakan hal yang sama lagi. Perawat itu mengatakan dengan jujur keadaaan Jong Goo tidak begitu baik, ia mengalami pendarahan otak. Na Ra terkejut dan terlihat sangat khawatir.
Jong Goo akan membuka alat pernafasannya ketika melihat Tae Ho datang, tapi Tae Ho menahan tangan Jong Goo. Jong Goo memberi isyarat agar Tae Ho mendekat, lalu ia berbisik, berpesan pada Jong Goo untuk tidak menjadi orang yang lemah, tidak menjadi orang yang jahat karena Tae Ho adalah anak yang baik. Tae Ho menghapus air matanya dan memanggil Jong Goo.
Jong Goo terlihat semakin kepayahan dan sesaat kemudian terdengar suara alat kesehatan yang mulai berbunyi tidak teratur. Jong Goo teringat saat ia bersama Mi Joo pulang bersama-sama setelah makan di kedai nenek, saat itu ia merasa bahagia. Dan tidak lama kemudian, Jong Goo menutup mata untuk selama-lamanya. Tae Ho hanya bisa menangisi kepergian Jong Goo.
Kabar Jong Goo sudah meninggal, disampaikan oleh Poison Snake pada Heung Sam malam itu juga. Heung Sam terlihat shock dan melampiaskan dengan mengambil botol minuman dan akan menegaknya. Mantis sempat menahannya , khawatir luka Heung Sam akan semakin parah, tapi Heung Sam malah memukul Mantis sampai terjatuh. Poison Snake juga terlihat terkejut melihat Heung Sam memukul Mantis tapi tidak mengatakan apa pun.
Heung Sam menegak minumannya sebanyak-banyaknya. Wajahnya juga terlihat sedih.
Mi Joo datang ke klinik, Na Ra mencoba berbicara dengannya tapi Mi Joo langsung berjalan masuk ke dalam. Sesampainya di samping Jong Goo yang seluruh tubuhnya sudah ditutupi kain putih, Mi Joo membuka penutup wajah Jong Goo. "Aku menyuruhmu datang padaku... tapi kau kemana? Kau... memang paman yang aneh. Maaf... aku tidak akan menangis untuk orang aneh sepertimu, bahkan air mata pun terasa tidak pantas untukmu. Jadi... jangan kecewa. Tidurlah dengan nyenyak", ucap Mi Joo.
Malam itu, Tae Ho kembali termenung di atas atap sebuah gedung, tidak mempedulikan hujan membasahi tubuhnya. Na Ra membawakan sebotol soju dan menuangkannya ke gelas untuk nenek. Nenek mengambil gelas itu dan meminumnya, untuk Jong Goo. Terlihat nenek sedih, begitu juga dengan Na Ra.
Mi Joo datang ke bus Jong Goo dengan tubuh yang basah kuyup. Ia menatap sedih sarung tinju dan jas Jong Goo yang tergantung rapi. Lalu membuka tas Jong Goo dan menemukan beruang yang dulu pernah Jong Goo berikan untuknya. Mi Joo mengambil beruang itu, menatapnya, dan mulai meneteskan air mata. Mi Joo duduk di atas tempat tidur Jong Goo, memeluk boneka itu sambil menangis sesunggukan...
Bersambung...
Komentar :
Wuaa... Speechless...Dari yang sudah-sudah, episode ini bener-bener sedih dan menyesakkan... Untuk drama ini sy ga pernah baca spoiler di soompi, jadi sama sekali ga tau episode 14 Jong Goo akan mati... Bener-bener akhir yang menyedihkan untuk Jong Goo, yang paling membuat sy sedih, Jong Goo bahkan belum bertemu dengan putrinya... :-(( :-((
Salut untuk PD yang pinter membuat kematian Jong Goo begitu dramatis, ga nyangka SWnim akan mematikan karakter Jong Goo. Waktu Tae Ho berharap akhir bahagia untuk mereka berdua, sy bener-bener berharap mereka berdua happy ending, dalam artian Jong Goo akan bersama Mi Joo dan bertemu Eun Ji lagi. Ternyata tidak... :-((
Tapi sepertinya dari awal, Jong Goo sudah mempersiapkan kepergiannya, ia sudah berpamitan pada orang-orang yang disayanginya. Ia sempat minum soju terakhir yang disimpan oleh Tae Ho untuk mereka berdua, ia sempat berpamitan pada nenek (walaupun melalui Na Ra) dan sudah membayar semua hutang-hutangnya... Dan yang apling terakhir, ia menggantungkan jasnya dengan rapi seolah-olah jas itu memang akan ia pakai untuk terakhir kalinya. Janjinya pada Tae Ho, bahwa akan menjadikan duelnya dengan Heung Sam sebagai duel yang terakhir dan ia akan berjuang sampai mati dalam duel itu, terkabulkan...
Heung Sam keterlaluan serakahnya. Kalau dia seperti ini, berarti niatnya balas dendam pada Chairman Yoon bukan tujuan akhirnya, tujuan akhirnya adalah menjadi orang terkuat secara ekonomi. Sudah saatnya seseorang menghentikan dia, cara Jong Goo sudah gagal dan berakhir dengan kematian Jong Goo, sekarang tinggal cara Tae Ho. Bagaimana cara Tae Ho menghancurkan Heung Sam? Tunggu di eps. 15 dan 16. Kata ratna yang udah nonton sampe habis keren bgt TOP BGT, sy belum nonton. Selesai publish sinopsis ini mo lanjut nonton... Tunggu ya selanjutnya... Gomawo...
Sinopsis Last Episode 15
Post a Comment