Sinopsis Last Episode 13
Kdramastory - Tae Ho mulai bisa menebak siapa yang bertanggung jawab di balik kegagalannya dalam proyek Dae Dong Bio dan kematian sunbaenya, lalu apa yang ia lakukan selanjutnya? Lalu bagaimana dengan Ryu. Setelah berkali-kali menolak pergi, apakah kali ini ia akan pergi dari Stasiun Seoul?
"Ada yang bilang sejarah pasti terulang, kan?, ucap Heung Sam. Heung Sam memberikan satu kesempatan untuk menyelamatkan Mi Joo, walaupun tidak yakin Mi Joo dapat selamat tanpa luka bakar serius.
Jong Goo melihat ke arah kaki Mi Joo yang sudah basah dengan bensin, sementara Heung Sam memegang korek api yang tengah menyala, ia tidak punya pilihan lain selain berlutut di hadapan Heung Sam, memohon agar Heung Sam melepaskan Mi Joo. "Aku akan mati jika kau menyuruhku mati. Aku akan membunuh jika kau menyuruhku membunuh", ucap Jong Goo sambil menundukkan kepalanya pada Heung Sam.
Mi Joo menangis melihat Jong Goo harus merendahkan dirinya di depan Heung Sam. Heung Sam menatap marah pada Jong Goo dan menutup kembali korek apinya. Jong Goo sempat lega melihat Heung Sam tidak jadi membakar Mi Joo tapi tiba-tiba Heung Sam menendang kepalanya dengan keras dan kemudian pergi dari kantor Tae Ho itu. Mi Joo menangis dan memeluk Jong Goo.
Heung Sam naik lift menuju penthousenya bersama Mantis, wajahnya terlihat masih marah. Mantis melirik Heung Sam sesekali dan kemudian memberanikan diri bertanya kenapa Heung Sam melakukan itu, menyuruhnya memberitahukan Jong Goo dan kemudian menyelamatkan mereka berdua, Mantis ingin tau apakah itu memang rencana Heung Sam sejak awal. Heung Sam yang moodnya masih belum baik, memarahi Mantis, ia merasa akhir-akhir ini Mantis terlalu banyak bicara. "Kurangi!", perintah Heung Sam. Mantis terpaksa diam dan berkata ia akan berhati-hati.
Tae Ho sedang menunggu Heung Sam di penthouse. Ia teringat ucapan Heung Sam yang mengatakan bahwa tidak cukup hanya mencari dana dari luar, mereka harus membeli Presdir dari perusahaan dan membuat skenario, kartu nama mereka memang CEO dari sebuah perusahaan tapi mereka tidak memiliki keberanian, begitu diberi umpan, mereka langsung menggigitnya. Lalu Tae Ho teringat Presdir Jung pernah memarahinya karena percaya pada orang yang sudah menipunya karena orang itulah mereka ditikam dari dari belakang.
Heung Sam tiba di penthousenya dan melihat Tae Ho yang sudah menunggunya di sana. "Ada masalah apa?", tanyanya. Tae Ho mengatakan ada sesuatu yang harus ia laporkan setelah mereview rencana mereka. Heung Sam bertanya apakah itu penting. Tae Ho berkata tidak. Mendengar bahwa itu tidak penting, Heung Sam langsung menyuruh Tae Ho menemuinya besok saja, karena ia sudah lelah.
Tae Ho terdiam. Lalu sesaat kemudian, ia bertanya apakah Heung Sam tidak takut. "Anda pernah kehilangan 5 milyar won dalam proyek Dae Dong Bio. Ini bahkan lebih besar dari itu. Ditambah lagi, aku adalah orang yang gagal dalam proyek itu".
Heung Sam menatap Tae Ho sesaat dan kemudian tertawa dan balik bertanya apakah Tae Ho akan gagal juga kali ini. Tae Ho menjawab ia tidak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya karena ia tidak ingin berakhir seperti Presdir Choi dari Dae Dong Bio. Lalu Tae Ho bertanya bagaimana Heung Sam bisa menemukan Presdir Choi. Mantis terlihat waspada. Heung Sam berkata kalau masalah itu sebaiknya Tae Ho bertanya pada Jung Man Chul yang sudah mati. "Mana aku tau?", ucap Heung Sam cuek.
"Apa Presdir Jung yang melenyapkannya?", tanya Tae Ho lagi.
Heung Sam menjawab itu sudah jelas, bahkan ia mendengar senior Tae Ho pun dilenyapkan oleh Jung Man Chul. "Ya", jawab Tae Ho. Melihat Tae Ho sepertinya ragu, Heung Sam menyuruh Tae Ho untuk melupakan operasi yang gagal dan fokus pada operasi yang akan berhasil karena ia percaya Tae Ho akan berhasil melakukan operasi ini.
Mi Joo mengobati luka bekas sabetan pisau Mantis di lengan Jong Goo. Jong Goo meringis menahan sakit. Mi Joo tertawa, teringat masa lalu, dulu Jong Goo selalu merengek ketika diberikan disinfektan di lukanya. Jong Goo pura-pura kesal, merasa tidak pernah seperti itu. Tapi Mi Joo bersyukur karena luka Jong Goo tidak terlalu dalam. Lalu ia meminta maaf karena Jong Goo selalu terluka dan menderita karena dirinya, Jong Goo bahkan harus berlutut di depan orang itu sementara ia tidak bisa melakukan apa pun untuk Jong Goo.
Ragu-ragu, Jong Goo memegang bahu Mi Joo dan mengajak Mi Joo pergi dari Stasiun Seoul, melupakan dan membuang segalanya. Mi Joo mulai menangis dan Jong Goo menarik Mi Joo ke pelukannya dan Mi Joo pun menyetujui ajakan Jong Goo itu.
Na Ra datang ke kebun bunganya sambil membawa wadah siram bunga di tangannya dan melihat Tae Ho ada di sana. Karena Na Ra akan merawat bunga-bunga itu, Tae Ho memutuskan untuk pergi. Namun Na Ra berkata Tae Ho boleh melihat kebun bunganya karena di sana ada bunga Tae Ho juga, bunga yang pernah diberikan Tae Ho untuknya di RS. Lalu Na Ra berkomentar sepertinya kebun bunganya sudah terlalu sesak dan ada bunga yang harus ditanam di tempat lain.
Tapi Tae Ho teringat bahwa Na Ra pernah berkata kebun bunga Na Ra itu adalah rumah bunga-bunga itu, jika mereka dipindahkan supaya bisa dinikmati oleh manusia, mereka pasti akan stres. Na Ra membenarkan ucapan Tae Ho, ia memang pernah mengatakan itu, tapi menurutnya jika situasinya berubah, kita harus beradaptasi, entah itu bunga ataupun manusia. "Tidak ada yang bisa kita lakukan", ucap Na Ra lagi.
Tae Ho memberitahukan Na Ra bahwa ia sengaja menghindar dari Na Ra, ia berpikir Na Ra akan mengomelinya jika mereka bertemu. Ia menduga Na Ra pasti sudah mendengar rumor tentang dirinya dan banyak orang yang mengutuk dirinya juga. Na Ra tersenyum dan berkata ia memang mendengar dari paman bahwa Tae Ho kalah tapi ia berpikir kalau Tae Ho kalah untuk apa juga Tae Ho berusaha menjadi orang jahat. Tapi walaupun begitu masih banyak orang menyukai dan mengkhawatirkanmu, Tae Ho, ucap Na Ra.
Na Ra yang sedari tadi duduk menghadap kebun bunganya, sekarang berdiri, menghadap Tae Ho dan berkata ia tidak tau apa yang akan dilakukan oleh Tae Ho dengan pemikirannya yang seperti itu, namun ia berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. Jika terasa berat dan melelahkan, ia mengizinkan Tae Ho mengunjungi dan melihat bunga di kebun bunganya. Setelah Na Ra kembali jongkok dan mulai merawat bunga, Tae Ho memutuskan untuk pergi. Na Ra menatap kepergian Tae Ho dan menghela nafasnya.
Tae Ho berjalan dan melihat pedagang kaki lima yang menjual sosis bakar di pinggir jalan dan membeli satu. Ia teringat ketika pertama kali di Stasiun Seoul dalam keadaan lapar berat, ia melihat sosis yang terjatuh di lantai dan tidak jauh dari sosis itu ada uang 5000 won. Ia mengambil uang itu dan kemudian dirampas oleh Snake Eye. Setelah mengambil uang itu, Snake Eye mengoleskan saus yang tercecer di lantai ke sosis itu dengan menggunakan sepatunya dan menyuruh Tae Ho memakan sosis itu. "Apa gelandangan makan karena rasanya? Tidak, mereka makan untuk hidup", ucap Snake Eye waktu itu.
Dan sekarang, Tae Ho menggigit besar-besar sosis itu, sampai mulutnya kepenuhan dan mengunyahnya cepat-cepat.
Malam itu, Jong Go mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Ia mengambil sabuk juaranya dan memutuskan tidak membawanya. Lalu ia mengambil boneka yang ia dapatkan dari permainan dan menyimpannya di dalam tas. Sementara di penthouse, Heung Sam terlihat tidak bisa tidur dan juga tidak menyalakan musik yang biasa ia dengar. Sedangkan Tae Ho, ia kembali ke depan kebun bunga Na Ra dan berdiri di sana sampai menjelang pagi.
Tae Ho mencari Mi Joo dan menemukan Mi Joo sedang berjalan dengan membawa dua koper di tangannya. Awalnya Mi Joo berpikir Tae Ho datang karena Heung Sam yang menyuruhnya, ia khawatir karena akan pergi tanpa sepengetahuan Heung Sam. Namun Tae Ho tidak mempedulikan masalah itu. Baginya, urusannya lah yang harus dirahasiakan dari Heung Sam.
Mi Joo membawa Tae Ho ke klub. Tidak ada siapa-siapa di sana. Mi Joo menawarkan Tae Ho minuman tapi Tae Ho langsung menolaknya. Lalu Mi Jo bertanya apa yang ingin ditanyakan Tae Ho padanya secara rahasia.
Tae Ho mulai bertanya. "Chairman Kwak... Jika ia perlu memberikan layanan kepada tamu yang penting atau membicarakan sesuatu yang rahasia selalu dilakukan di tempat ini, kan?".
"Kebanyakan. Kenapa?".
"Apa kau mengenal Presdir Choi Yoong Min dari Dae Dong Bio? Dia pasti sering datang kesini dengan Chairman Kwak, kan?". Mi Joo diam sesaat dan kemudian mengatakan ia tidak kenal orang itu dan pergi. Tapi Tae Ho menarik tangan Mi Joo dengan kasar. "Kenapa kau seperti ini?", ucap Mi Joo.
Dengan menahan marah, ia menyuruh Mi Joo berhenti bicara omong kosong. Ia lelah sekarang dan tidak ingin tertipu atau dimanfaatkan lagi, oleh sebab itulah ia ingin Mi Joo mengatakan padanya apa hubungan Heung Sam dan Presiden Choi Yoong Min.
Mi Joo mendengus dan menarik kembali tangannya dari genggaman Tae Ho dan meminta Tae Ho menganggap ini adalah hadiah pertama dan terakhirnya untuk Tae Ho. Lalu ia bertanya apa Tae Ho ingat yang dikatakannya di hotel dulu tentang sudah terlambat untuk melarikan diri. Jauh sebelum Tae Ho datang ke Stasiun Seoul, Tae Ho sudah masuk dalam jaring Heung Sam.
=== Flashback ===
Heung Sam dan Presiden Choi berbicara di ruang pribadi klub. Saat itu sepertinya Heung Sam menerangkan sesuatu pada Presiden Choi. Ada Mi Joo juga di sana.
=== Flashback End ===
"Perjanjian bahkan termasuk membantunya melarikan diri ke luar negeri dengan diam-diam. Selanjutnya, persis seperti yang kau alami sendiri", ucap Mi Joo. Mi Joo mengatakan bahwa Heung Sam tidak tau siapa yang ditangkap oleh Presiden Jung yang dianggapnya sebagai penipu tapi kemudian ternyata orang tersebut muncul di Stasiun Seoul. (penipu itu maksudnya Jang Tae Ho. Pekerjaan Tae Ho sebelumnya memngerjakan proyek skenario manipulasi harga saham).
Mi Joo mengatakan lagi secara tidak sadar Tae Ho telah masuk dalam jaring laba-laba Heung Sam dan melakukan sebuah operasi yang sudah direncanakan untuk gagal dari awal. "Jadi tentu saja, tuntutan dia atas hilangnya 5 milyar won juga bohong? Dia sudah berada di dalam rencana, melepaskan diri di tengah-tengah dan melarikan diri. Dan mengambil keuntungan juga, kan? Sejak awal, targetnya adalah Presiden Jung", simpul Tae Ho.
Mi Joo berkata jika Tae Ho mengambil satu langkah ke depan dan lawannya juga melakukan hal yang sama, maka mereka akan seri. "Namun begitu mengambil setengah langkah kedepan, dengan cepat ia malah memukul jatuh lawannya", sambung Tae Ho. Tae Ho menghela nafasnya dan tertawa, ia merasa itu benar-benar seperti Heung Sam, cermat dan teliti.
Tae Ho merasa sangat menyesal, ia sama sekali tidak tau jika kejadiannya seperti itu, ia bahkan menyeret seniornya bergabung di proyek itu, padahal seniornya itu sudah merasa ada yang tidak benar. Tae Ho tiba-tiba merasa marah dan mengebrak meja, lalu pergi dari klub.
Sepanjang jalan Tae Ho berjalan sempoyongan seperti orang linglung, ketika di sebuah halte bus, ia duduk dan jatuh ke tanah.
Heung Sam masih terlihat kesal karena kejadian kemarin, ketika Jong Goo memutuskan berlutut padanya, memohon agar mengampuni Mi Joo. Heung Sam menghela nafasnya.
Beberapa saat kemudian Mantis masuk dengan membawa Poison Snake dan Crocodile. Poison Snake dan Crocodile memberi hormat, Crocodile berbasa-nasi bertanya apakah semalam Heung Sam tidur dengan nyenyak. Tapi Heung Sam menjawabnya dengan serius dan agak ketus. Ia berkata ia tidak bisa tidur nyenyak karena terus memikirkan Stasiun Seoul, mereka sudah terlalu malas dan ia malah membiarkan mereka beristirahat lebih lama akhir-akhir ini. Poison Snake menenangkan Heung Sam dan berkata mereka akan bangkit lagi kalau kita memecut mereka.
Crocodile merasa bukan itu penyebabnya, tapi karena Jong Goo selalu ikut campur dalam bisnis. Heung Sam menyuruh mereka tidak mengkhawatirkan Jong Goo lagi, karena Jong Goo tidak akan ikut campur lagi dalam segala hal yang menyangkut Stasiun Seoul. Poison Snake dan Crocodile terkejut dan bertanya apa maksud Heung Sam. Tapi Heung Sam tidak mau menjelaskan lebih jauh.
Tae Ho keluar dari lift dan berpapasan dengan Crocodile dan Poison Snake di koridor. Crocodile menegur Tae Ho, walaupun mereka tidak saling menyukai satu sama lain, setidaknya di pagi hari seperti ini, Tae Ho memberi senyuman untuk seniornya. Tae Ho diam saja, wajahnya kusut. "Kenapa dengan wajahmu. Kau seperti kucing yang kehilangan anaknya?', ganggu Crocodile. Poison Snake tersenyum sinis. "Apa yang terjadi? Apa kau menginjak kotoran anjing ketika kau ke sini?", tanya Crocodile lagi.
"Aku baru saja menginjaknya", sahut Tae Ho. Crocodile terkejut dan melihat ke arah kaki Tae Ho, tapi sesaat kemudian ia baru sadar bahwa Tae Ho baru saja mengatainya dengan kotoran anjing. Crocodile akan menyerang Tae Ho tapi Poison Snake menahannya. Poison Snake menyinggung tentang Jong Goo. Ia dengar dari Bos, Jong Goo tidak akan ikut campur lagi dalam segala hal di Stasiun Seoul. Dengan ketus Tae Ho menjawab ia juga tidak tau dan kemudian pergi ke arah penthouse Heung Sam.
Crocodile merasa sangat kesal melihat sikap kurang ajar Tae Ho pada mereka. Poison Snake menyuruh Crocodile bersabar karena ia yakin waktu untuk Tae Ho juga akan tiba.
Heung Sam keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi dan terkejut melihat Tae Ho sudah menunggunya. Ia merasa ia tidak menelpon Tae Ho dan menyuruhnya datang menemuinya. Ia bertanya kenapa Tae Ho datang menemuinya. Tae Ho berkata sepertinya mereka perlu mulai membuka sebuah rekening untuk rencana itu dan memutar dana ke bank-bank asing beberapa kali. Tae Ho merasa Heung Sam perlu memecahkan dana itu kemudian menyatukannya kembali untuk menghindari kecurigaan.
Heung Sam ingin tau kapan Tae Ho perlu melakukannya. "Lebih cepat lebih baik", ucap Tae Ho. Heung Sam mentertawakan ide Tae Ho itu karena curiga Tae Ho akan membawa lari uangnya. Tae Ho tersenyum dan bertanya kemana ia akan pergi sementara ia tidak diperbolehkan ke luar negeri dan bahkan tidak punya paspor. "Apa kau akan merasa aman walaupun sudah ke luar negeri. Aku akan pergi ke ujung neraka untuk menangkapmu", ucap Heung Sam sambil tertawa. "Aku akan mengingat itu", sahut Tae Ho sambil tertawa juga. Heung Sam mengajak Tae Ho membuat rekening itu minggu depan dan juga menyuruh Tae Ho melaporkan sesuatu yang hanya perlu dilaporkan saja karena untuk beberapa hari kedepan ia akan sibuk dengan Proyek Kota Masa Depan.
Ketika mengantarkan Tae Ho ke koridor depan lift, Mantis meminta maaf karena butuh waktu yang agak lama untuk menghilangkan bau bensin di kantor Tae Ho. Tae Ho bingung, tidak mengerti maksud Mantis. "Kau belum bertemu Jong Goo?", tanya Mantis. Tae Ho bertanya apa yang terjadi. Mantis tidak mau menjelaskan, ia menyuruh Tae Ho bertanya langsung dari Jong Goo.
Tae Ho masuk ke dalam bus Jong Goo yang pada saat itu sedang bersiap-siap dengan jasnya. Ia bertanya apakah Jong Goo akan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya. Walaupun memberikan sepotong kue beras tidak mungkin untuk musuh tapi paling tidak seharusnya Jong Goo mengucapkan selamat tinggal padanya. Jong Goo diam saja. "Madam akan pergi denganmu, kan?", tanya Tae Ho.
"Untuk apa kau ingin tau?", ucap Jong Goo singkat. Tae Ho bertanya apa Heung Sam menyerah pada mereka berdua. "Aku yang menyerah. Aku bahkan berlutut di hadapannya. Puas?", sahut Jong Goo. Tae Ho merasa buruk karena sudah menempatkan Jong Goo dalam situasi seperti itu, dan ia minta maaf. Jong Goo merasa Tae Ho tidak perlu minta maaf padanya, sebaliknya ia malah berterima kasih pada Tae Ho, karena berkat Tae Ho ia bisa meninggalkan Stasiun Seoul yang sama sekali tidak memberikan memori yang indah baginya. Dan yang paling penting baginya, ia bisa memulai yang kehidupan baru dengan seorang wanita yang mau menerima pecundang sepertinya.
Tae Ho tersenyum dan mendoakan Jong Goo supaya bahagia dan membayar semua memori buruk yang terjadi di Stasiun Seoul dengan memori baru yang indah. Lalu Tae Ho bertanya tentang kedai nenek, apa Tae Ho sudah ke sana. Jong Goo berkata ia memang harus mampir ke sana dan membayar hutang-hutangnya di sana. Jika nenek tau ia akan meninggalkan Stasiun Seoul, nenek pasti akan menyumpahinya dan kemudian diikuti dengan menangis tersedu-sedu.
Lalu Jong Goo bertanya apa Tae Ho mau pindah ke busnya, menurutnya busnya itu sangat cocok untuk mengasingkan diri dari dunia luar. Tae Ho berkata tidak, ia punya tujuan yang lain, ia ingin naik sampai ke penthouse Heung Sam. "Apa Heung Sam mengatakan ia akan memberikannya padamu?", tanya Jong Goo. Dengan nada sedikit marah, Tae Ho menjawab tidak, ia akan merebutnya sebelum Heung Sam memberikan padanya.
Jong Goo menghela nafasnya dan kemudian mengajak Tae Ho minum untuk merayakan perpisahan mereka sebagai guru dan murid untuk terakhir kali. Tae Ho tersenyum dan berkata ia pikir Jong Goo sudah berhenti minum. "Kita menyimpan minuman untuk akhir yang bahagia untuk salah satu dari kita, ingat?", ucap Jong Goo. Tae Ho baru teringat dan tersenyum.
Tae Ho dan Jong Goo minum di luar bus. Melihat Tae Ho yang minum terburu-buru, Jong Goo menyuruhnya pelan-pelan, tidak ada yang mengejar Tae Ho. Tae Ho berkata Jong Goo pernah bilang sesuatu padanya ketika ia mencoba menyingkirkan Presiden Jung, 'Kau bahkan belum melihat taringnya Heung Sam', mengatakan bahwa ia akan mati setelah Heung Sam memanfaatkannya, itu setengah benar dan setengah salah. "Aku melihat taring tersembunyinya", ucap Tae Ho.
"Apa maksudmu?", tanya Jong Goo. Dalam setengah mabuk, Tae Ho berkata Jong Goo tidak perlu tau karena ini antara dirinya dan Heung Sam. Tapi satu hal yang perlu diketahui Jong Goo, ia tidak akan mudah diperalat lagi. "Tinju dengan tinju, otak dengan otak, aku akan melawan dia", ucap Tae Ho lagi. Jong Goo terlihat mengkhawatirkan Tae Ho dan bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi antara Tae Ho dan Heung Sam. Tae Ho berkata tidak ada, hanya saja semuanya bermuara pada orang yang buruk.
Tae Ho berjanji ia akan menghancurkan Heung Sam. Ia akan menjadi orang yang lebih kejam dan lebih jahat untuk bisa mencabik-cabik Heung Sam dan ia yakin ia bisa melakukannya. Jong Goo menatap Tae Ho khawatir dan mengambil botol soju yang sedari tadi diminum oleh Tae Ho dan menyuruhnya berhenti minum karena hari masih sore. Tapi Tae Ho berkata soju itu adalah untuk perayaan perpisahan mereka. Jong Goo hanya menatap Tae Ho. Akhirnya Tae Ho tidak melanjutkan minum lagi dan menyuruh Jong Goo dan Madam pergi secepatnya sedangnya dirinya, ia akan menghancurkan jaring laba-lab yang sudah dibuat oleh Heung Sam.
Tae Ho mulai memejamkan matanya sambil bergumam bahwa ia yakin ia bisa melakukannya. Jong Goo menatap Tae Ho dan mngusap kepala Tae Ho yang sudah tertidur.
Heung Sam sedang meninjau lokasi proyek Kota Masa Depannya bersama seorang perencana (anggap saja seperti itu ya...) dan beberapa orang lainnya. Perencana itu mengatakan ia percaya bahwa sudah saatnya Stasiun Seoul yang lama dibersihkan dan beberapa bangunan lama juga perlu dirubuhkan. Poison Snake datang dan bergabung dengan Heung Sam.
Tiba-tiba Heung Sam bertanya apa kedai nenek ada di sekitar sana. Mantis meng-iyakan. Lalu Heung Sam mengajak mereka semua ke kedai nenek untuk makan siang. Namun Poison Snake menawarkan mereka makan siang di restoran jepang saja, ia tau tempat yang enak di sekitar sana. Tapi Heung Sam malah bertanya apa mereka menjual sup kimchi di restoran jepang juga. Poison Snake terdiam.
Nenek menatap sinis pada Heung Sam yang sedang makan dengan sangat lahap. Heung Sam memuji rasa sup kimchi nenek yang masih sama dengan dahulu. Nenek dengan nada sinis memuji Heung Sam yang pasti sudah sangat berhasil kalau dilihat dari jas yang dipakainya. Poison Snake kesal dan menegur nenek tapi Heung Sam memberi isyarat supaya Poison Snake diam.
"Apa nenek mengingatku?", tanya Heung Sam. Nenek berkata wajah Heung Sam tidak pernah baik karena setiap hari Heung Sam selalu berkelahi. Lalu nenek kembali memuji Heung Sam yang terlihat sangat lebih baik sekarang. Poison Snake bertambah kesal dan berdiri dari kursinya. Heung Sam menyuruh Poison Snake duduk kembali.
Tiba-tiba Na Ra membuka pintu kedai dan melihat banyak orang di kedai neneknya. Heung Sam menyapa Na Ra dan Na Ra mengenali Heung Sam dan membungkukkan badannya pada Heung Sam. Nenek heran bagaimana Na Ra bisa kenal dengan 'si dungu' itu, nenek mengatakannya sambil menunjuk ke arah Heung Sam. Kontan saja Na Ra terkejut dan cepat-cepat menyuruh neneknya untuk berhenti. Ia mengatakan Heung Sam adalah orang yang donatur di kliniknya.
Nenek masih belum berhenti dan tetap bicara dengan nada sinis. "Dia bersikap seolah olah manusia dengan uang didapatnya dengan cara yang kotor". Na Ra menegur nenek dan meminta maaf pada Heung Sam. Heung Sam berkata tidak ada uang yang jelek atau baik, orang bisa mendapatkannya dengan cara yang kasar dan mempergunakannya dalam hal yang baik. Heung Sam melihat sekarang nenek sudah tua, sudah saatnya nenek hidup dengan nyaman bersama dengan cucunya yang cantik.
Nenek memuji Heung Sam yang sudah kaya dan bisa berbicara dengan baik sekarang. Kemudian nenek mengatakan pada semua orang untuk pergi jika mereka semua sudah selesai makan. Heung Sam mengerti nenek mengusir mereka semua. Sebelum pergi ia berterima kasih pada nenek tas makanan yang enak. Setelah Heung Sam keluar, Poison Snake mendekati nenek dan memberikan sejumlah uang. Ia memperlihatkan uang itu ke muka nenek dan agak melemparkannya ke atas meja.
Nenek terkejut melihat Poison Snake membayar sangat banyak. "Kau menyumbang untuk pengemis sekarang?", marah nenek. Nenek mengambil sedikit dari sejumlah uang yang diberikan Poison Snake dan melemparkan sisanya ke Poison Snake dan kemudian meludah ke lantai. Uang itu jatuh berhamburan ke lantai. Poison Snake tersenyum sinis, mengatai nenek yang tidak suka uang.
Lalu Poison Snake menyuruh nenek untuk tidak menolak uang karena sebentar lagi nenek tidak akan bisa melanjutkan usahanya lagi, dalam tahun ini mereka akan menghancurkan Stasiun Seoul dengan buldoser, setelah itu mereka akan membangun shopping mall dan apartemen. Na Ra dan Nenek sangat terkejut. Nenek marah dan memukul-mukul Poison Snake, dan berteriak-teriak mengatakan atas persetujuan siapa mereka bisa melakukan itu, apakah Stasiun Seoul milik kalian?
Na Ra mencoba menahan nenek tapi nenek masih saja memukul Poison Snake, Poison Snake terlihat kesal dan mendorong nenek sampai terjatuh. Kemudian ia dan anak buahnya membalikkan semua kursi dan meja sampai semua piring dan gelas jatuh berhamburan ke lantai.
Tae Ho terbangun dan Jong Goo sudah tidak ada lagi di sana. Lalu Tae Ho melihat Jong Goo meletakkan sarung tinjunya di atas sebuah rak. Tae Ho mengambil sarung tinju itu dan membawanya ke dalam bus. Di dalam bus, ia juga menemukan sabuk juara Jong Goo yang terjatuh di lantai bus, dan memungutnya. Lalu ia menyusun semua benda itu di atas tempat tidur dan mengucapkan, "Selamat tinggal, hyungnim".
Bersambung...
[Sinopsis Last Episode 14 Part 2]
Kdramastory - Tae Ho mulai bisa menebak siapa yang bertanggung jawab di balik kegagalannya dalam proyek Dae Dong Bio dan kematian sunbaenya, lalu apa yang ia lakukan selanjutnya? Lalu bagaimana dengan Ryu. Setelah berkali-kali menolak pergi, apakah kali ini ia akan pergi dari Stasiun Seoul?
Sinopsis Last Episode 14 Part 1
"Ada yang bilang sejarah pasti terulang, kan?, ucap Heung Sam. Heung Sam memberikan satu kesempatan untuk menyelamatkan Mi Joo, walaupun tidak yakin Mi Joo dapat selamat tanpa luka bakar serius.
Jong Goo melihat ke arah kaki Mi Joo yang sudah basah dengan bensin, sementara Heung Sam memegang korek api yang tengah menyala, ia tidak punya pilihan lain selain berlutut di hadapan Heung Sam, memohon agar Heung Sam melepaskan Mi Joo. "Aku akan mati jika kau menyuruhku mati. Aku akan membunuh jika kau menyuruhku membunuh", ucap Jong Goo sambil menundukkan kepalanya pada Heung Sam.
Mi Joo menangis melihat Jong Goo harus merendahkan dirinya di depan Heung Sam. Heung Sam menatap marah pada Jong Goo dan menutup kembali korek apinya. Jong Goo sempat lega melihat Heung Sam tidak jadi membakar Mi Joo tapi tiba-tiba Heung Sam menendang kepalanya dengan keras dan kemudian pergi dari kantor Tae Ho itu. Mi Joo menangis dan memeluk Jong Goo.
Heung Sam naik lift menuju penthousenya bersama Mantis, wajahnya terlihat masih marah. Mantis melirik Heung Sam sesekali dan kemudian memberanikan diri bertanya kenapa Heung Sam melakukan itu, menyuruhnya memberitahukan Jong Goo dan kemudian menyelamatkan mereka berdua, Mantis ingin tau apakah itu memang rencana Heung Sam sejak awal. Heung Sam yang moodnya masih belum baik, memarahi Mantis, ia merasa akhir-akhir ini Mantis terlalu banyak bicara. "Kurangi!", perintah Heung Sam. Mantis terpaksa diam dan berkata ia akan berhati-hati.
Tae Ho sedang menunggu Heung Sam di penthouse. Ia teringat ucapan Heung Sam yang mengatakan bahwa tidak cukup hanya mencari dana dari luar, mereka harus membeli Presdir dari perusahaan dan membuat skenario, kartu nama mereka memang CEO dari sebuah perusahaan tapi mereka tidak memiliki keberanian, begitu diberi umpan, mereka langsung menggigitnya. Lalu Tae Ho teringat Presdir Jung pernah memarahinya karena percaya pada orang yang sudah menipunya karena orang itulah mereka ditikam dari dari belakang.
Heung Sam tiba di penthousenya dan melihat Tae Ho yang sudah menunggunya di sana. "Ada masalah apa?", tanyanya. Tae Ho mengatakan ada sesuatu yang harus ia laporkan setelah mereview rencana mereka. Heung Sam bertanya apakah itu penting. Tae Ho berkata tidak. Mendengar bahwa itu tidak penting, Heung Sam langsung menyuruh Tae Ho menemuinya besok saja, karena ia sudah lelah.
Tae Ho terdiam. Lalu sesaat kemudian, ia bertanya apakah Heung Sam tidak takut. "Anda pernah kehilangan 5 milyar won dalam proyek Dae Dong Bio. Ini bahkan lebih besar dari itu. Ditambah lagi, aku adalah orang yang gagal dalam proyek itu".
Heung Sam menatap Tae Ho sesaat dan kemudian tertawa dan balik bertanya apakah Tae Ho akan gagal juga kali ini. Tae Ho menjawab ia tidak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya karena ia tidak ingin berakhir seperti Presdir Choi dari Dae Dong Bio. Lalu Tae Ho bertanya bagaimana Heung Sam bisa menemukan Presdir Choi. Mantis terlihat waspada. Heung Sam berkata kalau masalah itu sebaiknya Tae Ho bertanya pada Jung Man Chul yang sudah mati. "Mana aku tau?", ucap Heung Sam cuek.
"Apa Presdir Jung yang melenyapkannya?", tanya Tae Ho lagi.
Heung Sam menjawab itu sudah jelas, bahkan ia mendengar senior Tae Ho pun dilenyapkan oleh Jung Man Chul. "Ya", jawab Tae Ho. Melihat Tae Ho sepertinya ragu, Heung Sam menyuruh Tae Ho untuk melupakan operasi yang gagal dan fokus pada operasi yang akan berhasil karena ia percaya Tae Ho akan berhasil melakukan operasi ini.
Mi Joo mengobati luka bekas sabetan pisau Mantis di lengan Jong Goo. Jong Goo meringis menahan sakit. Mi Joo tertawa, teringat masa lalu, dulu Jong Goo selalu merengek ketika diberikan disinfektan di lukanya. Jong Goo pura-pura kesal, merasa tidak pernah seperti itu. Tapi Mi Joo bersyukur karena luka Jong Goo tidak terlalu dalam. Lalu ia meminta maaf karena Jong Goo selalu terluka dan menderita karena dirinya, Jong Goo bahkan harus berlutut di depan orang itu sementara ia tidak bisa melakukan apa pun untuk Jong Goo.
Ragu-ragu, Jong Goo memegang bahu Mi Joo dan mengajak Mi Joo pergi dari Stasiun Seoul, melupakan dan membuang segalanya. Mi Joo mulai menangis dan Jong Goo menarik Mi Joo ke pelukannya dan Mi Joo pun menyetujui ajakan Jong Goo itu.
Na Ra datang ke kebun bunganya sambil membawa wadah siram bunga di tangannya dan melihat Tae Ho ada di sana. Karena Na Ra akan merawat bunga-bunga itu, Tae Ho memutuskan untuk pergi. Namun Na Ra berkata Tae Ho boleh melihat kebun bunganya karena di sana ada bunga Tae Ho juga, bunga yang pernah diberikan Tae Ho untuknya di RS. Lalu Na Ra berkomentar sepertinya kebun bunganya sudah terlalu sesak dan ada bunga yang harus ditanam di tempat lain.
Tapi Tae Ho teringat bahwa Na Ra pernah berkata kebun bunga Na Ra itu adalah rumah bunga-bunga itu, jika mereka dipindahkan supaya bisa dinikmati oleh manusia, mereka pasti akan stres. Na Ra membenarkan ucapan Tae Ho, ia memang pernah mengatakan itu, tapi menurutnya jika situasinya berubah, kita harus beradaptasi, entah itu bunga ataupun manusia. "Tidak ada yang bisa kita lakukan", ucap Na Ra lagi.
Tae Ho memberitahukan Na Ra bahwa ia sengaja menghindar dari Na Ra, ia berpikir Na Ra akan mengomelinya jika mereka bertemu. Ia menduga Na Ra pasti sudah mendengar rumor tentang dirinya dan banyak orang yang mengutuk dirinya juga. Na Ra tersenyum dan berkata ia memang mendengar dari paman bahwa Tae Ho kalah tapi ia berpikir kalau Tae Ho kalah untuk apa juga Tae Ho berusaha menjadi orang jahat. Tapi walaupun begitu masih banyak orang menyukai dan mengkhawatirkanmu, Tae Ho, ucap Na Ra.
Na Ra yang sedari tadi duduk menghadap kebun bunganya, sekarang berdiri, menghadap Tae Ho dan berkata ia tidak tau apa yang akan dilakukan oleh Tae Ho dengan pemikirannya yang seperti itu, namun ia berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. Jika terasa berat dan melelahkan, ia mengizinkan Tae Ho mengunjungi dan melihat bunga di kebun bunganya. Setelah Na Ra kembali jongkok dan mulai merawat bunga, Tae Ho memutuskan untuk pergi. Na Ra menatap kepergian Tae Ho dan menghela nafasnya.
Tae Ho berjalan dan melihat pedagang kaki lima yang menjual sosis bakar di pinggir jalan dan membeli satu. Ia teringat ketika pertama kali di Stasiun Seoul dalam keadaan lapar berat, ia melihat sosis yang terjatuh di lantai dan tidak jauh dari sosis itu ada uang 5000 won. Ia mengambil uang itu dan kemudian dirampas oleh Snake Eye. Setelah mengambil uang itu, Snake Eye mengoleskan saus yang tercecer di lantai ke sosis itu dengan menggunakan sepatunya dan menyuruh Tae Ho memakan sosis itu. "Apa gelandangan makan karena rasanya? Tidak, mereka makan untuk hidup", ucap Snake Eye waktu itu.
Dan sekarang, Tae Ho menggigit besar-besar sosis itu, sampai mulutnya kepenuhan dan mengunyahnya cepat-cepat.
Malam itu, Jong Go mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Ia mengambil sabuk juaranya dan memutuskan tidak membawanya. Lalu ia mengambil boneka yang ia dapatkan dari permainan dan menyimpannya di dalam tas. Sementara di penthouse, Heung Sam terlihat tidak bisa tidur dan juga tidak menyalakan musik yang biasa ia dengar. Sedangkan Tae Ho, ia kembali ke depan kebun bunga Na Ra dan berdiri di sana sampai menjelang pagi.
Tae Ho mencari Mi Joo dan menemukan Mi Joo sedang berjalan dengan membawa dua koper di tangannya. Awalnya Mi Joo berpikir Tae Ho datang karena Heung Sam yang menyuruhnya, ia khawatir karena akan pergi tanpa sepengetahuan Heung Sam. Namun Tae Ho tidak mempedulikan masalah itu. Baginya, urusannya lah yang harus dirahasiakan dari Heung Sam.
Tae Ho mulai bertanya. "Chairman Kwak... Jika ia perlu memberikan layanan kepada tamu yang penting atau membicarakan sesuatu yang rahasia selalu dilakukan di tempat ini, kan?".
"Kebanyakan. Kenapa?".
"Apa kau mengenal Presdir Choi Yoong Min dari Dae Dong Bio? Dia pasti sering datang kesini dengan Chairman Kwak, kan?". Mi Joo diam sesaat dan kemudian mengatakan ia tidak kenal orang itu dan pergi. Tapi Tae Ho menarik tangan Mi Joo dengan kasar. "Kenapa kau seperti ini?", ucap Mi Joo.
Dengan menahan marah, ia menyuruh Mi Joo berhenti bicara omong kosong. Ia lelah sekarang dan tidak ingin tertipu atau dimanfaatkan lagi, oleh sebab itulah ia ingin Mi Joo mengatakan padanya apa hubungan Heung Sam dan Presiden Choi Yoong Min.
Mi Joo mendengus dan menarik kembali tangannya dari genggaman Tae Ho dan meminta Tae Ho menganggap ini adalah hadiah pertama dan terakhirnya untuk Tae Ho. Lalu ia bertanya apa Tae Ho ingat yang dikatakannya di hotel dulu tentang sudah terlambat untuk melarikan diri. Jauh sebelum Tae Ho datang ke Stasiun Seoul, Tae Ho sudah masuk dalam jaring Heung Sam.
=== Flashback ===
Heung Sam dan Presiden Choi berbicara di ruang pribadi klub. Saat itu sepertinya Heung Sam menerangkan sesuatu pada Presiden Choi. Ada Mi Joo juga di sana.
Presiden Jung percaya bahwa Presiden Choi berada dalam pihak yang sama waktu itu. Tapi pada kenyataannya, Presiden Choi sudah dibeli oleh Heung Sam dan menjalankan rencana yang berbeda. Jika Presiden Choi melepaskan sahamnya, mengambil uang perusahaan dan melarikan diri di hari-H, maka Heung Sam berjanji akan menyediakan tempat persembunyian untuknya. - Mi Joo.Heung Sam mengantar Presiden Choi ke depan dan menjabat tangan Presiden Choi dengan hangat.
=== Flashback End ===
"Perjanjian bahkan termasuk membantunya melarikan diri ke luar negeri dengan diam-diam. Selanjutnya, persis seperti yang kau alami sendiri", ucap Mi Joo. Mi Joo mengatakan bahwa Heung Sam tidak tau siapa yang ditangkap oleh Presiden Jung yang dianggapnya sebagai penipu tapi kemudian ternyata orang tersebut muncul di Stasiun Seoul. (penipu itu maksudnya Jang Tae Ho. Pekerjaan Tae Ho sebelumnya memngerjakan proyek skenario manipulasi harga saham).
Mi Joo mengatakan lagi secara tidak sadar Tae Ho telah masuk dalam jaring laba-laba Heung Sam dan melakukan sebuah operasi yang sudah direncanakan untuk gagal dari awal. "Jadi tentu saja, tuntutan dia atas hilangnya 5 milyar won juga bohong? Dia sudah berada di dalam rencana, melepaskan diri di tengah-tengah dan melarikan diri. Dan mengambil keuntungan juga, kan? Sejak awal, targetnya adalah Presiden Jung", simpul Tae Ho.
Mi Joo berkata jika Tae Ho mengambil satu langkah ke depan dan lawannya juga melakukan hal yang sama, maka mereka akan seri. "Namun begitu mengambil setengah langkah kedepan, dengan cepat ia malah memukul jatuh lawannya", sambung Tae Ho. Tae Ho menghela nafasnya dan tertawa, ia merasa itu benar-benar seperti Heung Sam, cermat dan teliti.
Tae Ho merasa sangat menyesal, ia sama sekali tidak tau jika kejadiannya seperti itu, ia bahkan menyeret seniornya bergabung di proyek itu, padahal seniornya itu sudah merasa ada yang tidak benar. Tae Ho tiba-tiba merasa marah dan mengebrak meja, lalu pergi dari klub.
Sepanjang jalan Tae Ho berjalan sempoyongan seperti orang linglung, ketika di sebuah halte bus, ia duduk dan jatuh ke tanah.
Heung Sam masih terlihat kesal karena kejadian kemarin, ketika Jong Goo memutuskan berlutut padanya, memohon agar mengampuni Mi Joo. Heung Sam menghela nafasnya.
Beberapa saat kemudian Mantis masuk dengan membawa Poison Snake dan Crocodile. Poison Snake dan Crocodile memberi hormat, Crocodile berbasa-nasi bertanya apakah semalam Heung Sam tidur dengan nyenyak. Tapi Heung Sam menjawabnya dengan serius dan agak ketus. Ia berkata ia tidak bisa tidur nyenyak karena terus memikirkan Stasiun Seoul, mereka sudah terlalu malas dan ia malah membiarkan mereka beristirahat lebih lama akhir-akhir ini. Poison Snake menenangkan Heung Sam dan berkata mereka akan bangkit lagi kalau kita memecut mereka.
Crocodile merasa bukan itu penyebabnya, tapi karena Jong Goo selalu ikut campur dalam bisnis. Heung Sam menyuruh mereka tidak mengkhawatirkan Jong Goo lagi, karena Jong Goo tidak akan ikut campur lagi dalam segala hal yang menyangkut Stasiun Seoul. Poison Snake dan Crocodile terkejut dan bertanya apa maksud Heung Sam. Tapi Heung Sam tidak mau menjelaskan lebih jauh.
Tae Ho keluar dari lift dan berpapasan dengan Crocodile dan Poison Snake di koridor. Crocodile menegur Tae Ho, walaupun mereka tidak saling menyukai satu sama lain, setidaknya di pagi hari seperti ini, Tae Ho memberi senyuman untuk seniornya. Tae Ho diam saja, wajahnya kusut. "Kenapa dengan wajahmu. Kau seperti kucing yang kehilangan anaknya?', ganggu Crocodile. Poison Snake tersenyum sinis. "Apa yang terjadi? Apa kau menginjak kotoran anjing ketika kau ke sini?", tanya Crocodile lagi.
"Aku baru saja menginjaknya", sahut Tae Ho. Crocodile terkejut dan melihat ke arah kaki Tae Ho, tapi sesaat kemudian ia baru sadar bahwa Tae Ho baru saja mengatainya dengan kotoran anjing. Crocodile akan menyerang Tae Ho tapi Poison Snake menahannya. Poison Snake menyinggung tentang Jong Goo. Ia dengar dari Bos, Jong Goo tidak akan ikut campur lagi dalam segala hal di Stasiun Seoul. Dengan ketus Tae Ho menjawab ia juga tidak tau dan kemudian pergi ke arah penthouse Heung Sam.
Crocodile merasa sangat kesal melihat sikap kurang ajar Tae Ho pada mereka. Poison Snake menyuruh Crocodile bersabar karena ia yakin waktu untuk Tae Ho juga akan tiba.
Heung Sam keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi dan terkejut melihat Tae Ho sudah menunggunya. Ia merasa ia tidak menelpon Tae Ho dan menyuruhnya datang menemuinya. Ia bertanya kenapa Tae Ho datang menemuinya. Tae Ho berkata sepertinya mereka perlu mulai membuka sebuah rekening untuk rencana itu dan memutar dana ke bank-bank asing beberapa kali. Tae Ho merasa Heung Sam perlu memecahkan dana itu kemudian menyatukannya kembali untuk menghindari kecurigaan.
Heung Sam ingin tau kapan Tae Ho perlu melakukannya. "Lebih cepat lebih baik", ucap Tae Ho. Heung Sam mentertawakan ide Tae Ho itu karena curiga Tae Ho akan membawa lari uangnya. Tae Ho tersenyum dan bertanya kemana ia akan pergi sementara ia tidak diperbolehkan ke luar negeri dan bahkan tidak punya paspor. "Apa kau akan merasa aman walaupun sudah ke luar negeri. Aku akan pergi ke ujung neraka untuk menangkapmu", ucap Heung Sam sambil tertawa. "Aku akan mengingat itu", sahut Tae Ho sambil tertawa juga. Heung Sam mengajak Tae Ho membuat rekening itu minggu depan dan juga menyuruh Tae Ho melaporkan sesuatu yang hanya perlu dilaporkan saja karena untuk beberapa hari kedepan ia akan sibuk dengan Proyek Kota Masa Depan.
Ketika mengantarkan Tae Ho ke koridor depan lift, Mantis meminta maaf karena butuh waktu yang agak lama untuk menghilangkan bau bensin di kantor Tae Ho. Tae Ho bingung, tidak mengerti maksud Mantis. "Kau belum bertemu Jong Goo?", tanya Mantis. Tae Ho bertanya apa yang terjadi. Mantis tidak mau menjelaskan, ia menyuruh Tae Ho bertanya langsung dari Jong Goo.
Tae Ho masuk ke dalam bus Jong Goo yang pada saat itu sedang bersiap-siap dengan jasnya. Ia bertanya apakah Jong Goo akan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya. Walaupun memberikan sepotong kue beras tidak mungkin untuk musuh tapi paling tidak seharusnya Jong Goo mengucapkan selamat tinggal padanya. Jong Goo diam saja. "Madam akan pergi denganmu, kan?", tanya Tae Ho.
"Untuk apa kau ingin tau?", ucap Jong Goo singkat. Tae Ho bertanya apa Heung Sam menyerah pada mereka berdua. "Aku yang menyerah. Aku bahkan berlutut di hadapannya. Puas?", sahut Jong Goo. Tae Ho merasa buruk karena sudah menempatkan Jong Goo dalam situasi seperti itu, dan ia minta maaf. Jong Goo merasa Tae Ho tidak perlu minta maaf padanya, sebaliknya ia malah berterima kasih pada Tae Ho, karena berkat Tae Ho ia bisa meninggalkan Stasiun Seoul yang sama sekali tidak memberikan memori yang indah baginya. Dan yang paling penting baginya, ia bisa memulai yang kehidupan baru dengan seorang wanita yang mau menerima pecundang sepertinya.
Tae Ho tersenyum dan mendoakan Jong Goo supaya bahagia dan membayar semua memori buruk yang terjadi di Stasiun Seoul dengan memori baru yang indah. Lalu Tae Ho bertanya tentang kedai nenek, apa Tae Ho sudah ke sana. Jong Goo berkata ia memang harus mampir ke sana dan membayar hutang-hutangnya di sana. Jika nenek tau ia akan meninggalkan Stasiun Seoul, nenek pasti akan menyumpahinya dan kemudian diikuti dengan menangis tersedu-sedu.
Lalu Jong Goo bertanya apa Tae Ho mau pindah ke busnya, menurutnya busnya itu sangat cocok untuk mengasingkan diri dari dunia luar. Tae Ho berkata tidak, ia punya tujuan yang lain, ia ingin naik sampai ke penthouse Heung Sam. "Apa Heung Sam mengatakan ia akan memberikannya padamu?", tanya Jong Goo. Dengan nada sedikit marah, Tae Ho menjawab tidak, ia akan merebutnya sebelum Heung Sam memberikan padanya.
Jong Goo menghela nafasnya dan kemudian mengajak Tae Ho minum untuk merayakan perpisahan mereka sebagai guru dan murid untuk terakhir kali. Tae Ho tersenyum dan berkata ia pikir Jong Goo sudah berhenti minum. "Kita menyimpan minuman untuk akhir yang bahagia untuk salah satu dari kita, ingat?", ucap Jong Goo. Tae Ho baru teringat dan tersenyum.
Tae Ho dan Jong Goo minum di luar bus. Melihat Tae Ho yang minum terburu-buru, Jong Goo menyuruhnya pelan-pelan, tidak ada yang mengejar Tae Ho. Tae Ho berkata Jong Goo pernah bilang sesuatu padanya ketika ia mencoba menyingkirkan Presiden Jung, 'Kau bahkan belum melihat taringnya Heung Sam', mengatakan bahwa ia akan mati setelah Heung Sam memanfaatkannya, itu setengah benar dan setengah salah. "Aku melihat taring tersembunyinya", ucap Tae Ho.
"Apa maksudmu?", tanya Jong Goo. Dalam setengah mabuk, Tae Ho berkata Jong Goo tidak perlu tau karena ini antara dirinya dan Heung Sam. Tapi satu hal yang perlu diketahui Jong Goo, ia tidak akan mudah diperalat lagi. "Tinju dengan tinju, otak dengan otak, aku akan melawan dia", ucap Tae Ho lagi. Jong Goo terlihat mengkhawatirkan Tae Ho dan bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi antara Tae Ho dan Heung Sam. Tae Ho berkata tidak ada, hanya saja semuanya bermuara pada orang yang buruk.
Tae Ho berjanji ia akan menghancurkan Heung Sam. Ia akan menjadi orang yang lebih kejam dan lebih jahat untuk bisa mencabik-cabik Heung Sam dan ia yakin ia bisa melakukannya. Jong Goo menatap Tae Ho khawatir dan mengambil botol soju yang sedari tadi diminum oleh Tae Ho dan menyuruhnya berhenti minum karena hari masih sore. Tapi Tae Ho berkata soju itu adalah untuk perayaan perpisahan mereka. Jong Goo hanya menatap Tae Ho. Akhirnya Tae Ho tidak melanjutkan minum lagi dan menyuruh Jong Goo dan Madam pergi secepatnya sedangnya dirinya, ia akan menghancurkan jaring laba-lab yang sudah dibuat oleh Heung Sam.
Tae Ho mulai memejamkan matanya sambil bergumam bahwa ia yakin ia bisa melakukannya. Jong Goo menatap Tae Ho dan mngusap kepala Tae Ho yang sudah tertidur.
Heung Sam sedang meninjau lokasi proyek Kota Masa Depannya bersama seorang perencana (anggap saja seperti itu ya...) dan beberapa orang lainnya. Perencana itu mengatakan ia percaya bahwa sudah saatnya Stasiun Seoul yang lama dibersihkan dan beberapa bangunan lama juga perlu dirubuhkan. Poison Snake datang dan bergabung dengan Heung Sam.
Tiba-tiba Heung Sam bertanya apa kedai nenek ada di sekitar sana. Mantis meng-iyakan. Lalu Heung Sam mengajak mereka semua ke kedai nenek untuk makan siang. Namun Poison Snake menawarkan mereka makan siang di restoran jepang saja, ia tau tempat yang enak di sekitar sana. Tapi Heung Sam malah bertanya apa mereka menjual sup kimchi di restoran jepang juga. Poison Snake terdiam.
Nenek menatap sinis pada Heung Sam yang sedang makan dengan sangat lahap. Heung Sam memuji rasa sup kimchi nenek yang masih sama dengan dahulu. Nenek dengan nada sinis memuji Heung Sam yang pasti sudah sangat berhasil kalau dilihat dari jas yang dipakainya. Poison Snake kesal dan menegur nenek tapi Heung Sam memberi isyarat supaya Poison Snake diam.
"Apa nenek mengingatku?", tanya Heung Sam. Nenek berkata wajah Heung Sam tidak pernah baik karena setiap hari Heung Sam selalu berkelahi. Lalu nenek kembali memuji Heung Sam yang terlihat sangat lebih baik sekarang. Poison Snake bertambah kesal dan berdiri dari kursinya. Heung Sam menyuruh Poison Snake duduk kembali.
Nenek masih belum berhenti dan tetap bicara dengan nada sinis. "Dia bersikap seolah olah manusia dengan uang didapatnya dengan cara yang kotor". Na Ra menegur nenek dan meminta maaf pada Heung Sam. Heung Sam berkata tidak ada uang yang jelek atau baik, orang bisa mendapatkannya dengan cara yang kasar dan mempergunakannya dalam hal yang baik. Heung Sam melihat sekarang nenek sudah tua, sudah saatnya nenek hidup dengan nyaman bersama dengan cucunya yang cantik.
Nenek memuji Heung Sam yang sudah kaya dan bisa berbicara dengan baik sekarang. Kemudian nenek mengatakan pada semua orang untuk pergi jika mereka semua sudah selesai makan. Heung Sam mengerti nenek mengusir mereka semua. Sebelum pergi ia berterima kasih pada nenek tas makanan yang enak. Setelah Heung Sam keluar, Poison Snake mendekati nenek dan memberikan sejumlah uang. Ia memperlihatkan uang itu ke muka nenek dan agak melemparkannya ke atas meja.
Nenek terkejut melihat Poison Snake membayar sangat banyak. "Kau menyumbang untuk pengemis sekarang?", marah nenek. Nenek mengambil sedikit dari sejumlah uang yang diberikan Poison Snake dan melemparkan sisanya ke Poison Snake dan kemudian meludah ke lantai. Uang itu jatuh berhamburan ke lantai. Poison Snake tersenyum sinis, mengatai nenek yang tidak suka uang.
Lalu Poison Snake menyuruh nenek untuk tidak menolak uang karena sebentar lagi nenek tidak akan bisa melanjutkan usahanya lagi, dalam tahun ini mereka akan menghancurkan Stasiun Seoul dengan buldoser, setelah itu mereka akan membangun shopping mall dan apartemen. Na Ra dan Nenek sangat terkejut. Nenek marah dan memukul-mukul Poison Snake, dan berteriak-teriak mengatakan atas persetujuan siapa mereka bisa melakukan itu, apakah Stasiun Seoul milik kalian?
Na Ra mencoba menahan nenek tapi nenek masih saja memukul Poison Snake, Poison Snake terlihat kesal dan mendorong nenek sampai terjatuh. Kemudian ia dan anak buahnya membalikkan semua kursi dan meja sampai semua piring dan gelas jatuh berhamburan ke lantai.
Tae Ho terbangun dan Jong Goo sudah tidak ada lagi di sana. Lalu Tae Ho melihat Jong Goo meletakkan sarung tinjunya di atas sebuah rak. Tae Ho mengambil sarung tinju itu dan membawanya ke dalam bus. Di dalam bus, ia juga menemukan sabuk juara Jong Goo yang terjatuh di lantai bus, dan memungutnya. Lalu ia menyusun semua benda itu di atas tempat tidur dan mengucapkan, "Selamat tinggal, hyungnim".
Bersambung...
[Sinopsis Last Episode 14 Part 2]
Post a Comment