Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 1 Part 1

Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 1 Part 1

Credit : KBS2
Kdramastory - Drama dibuka dengan beberapa tentara yang sudah siap dengan senjata yang terhunus, berjalan di sebuah tempat yang ditumbuhi oleh rumput-rumput yang tinggi. Mereka berada di sebuah titik di sekitar 680m arah selatan dari garis demiliterisasi.



Sementara di tempat lain, mungkin di sebuah markas komando, beberapa petinggi baik militer maupun sipil sedang membahas tentang 3 tentara Korea Utara yang melewati garis demiliterisasi pukul 1 dini hari dan menyerang pos penjagaan milik Korea Selatan dan menyandera 2 tentara Korea Selatan.

Mereka membahas tentang respons terbaik yang bisa mereka lakukan tanpa memprovokasi perang tapi tetap bisa menyelamatkan sandera. Salah seorang tentara, mungkin jenderal, memberitahukan bahwa ia sudah mengirim Pasukan Khusus, yaitu Tim Alpha.

Dan ternyata di lapangan, Tim Alpha memang sudah dikirimkan, menyusul tim lain yang sudah dikirimkan sebelumnya. Sepertinya anggota tim Alpha hanya berjumlah 3 orang saja. Tim pertama sudah bersiaga di depan pos penjaga yang sudah dikuasai oleh 3 tentara Korea Utara dan salah satu anggota tim tersebut baru saja selesai memasang bom di salah satu sudut pos dan menarik kabel untuk detonator.

Tim pertama sempat curiga dengan identitas tim alpha, tapi Yoo Shi Jin (Song Jong Ki) memperkenalkan dirinya sebagai komandan tim alpha dan memberitahukan bahwa mulai saat itu timnya akan mengambil alih operasi.

Shi Jin dan Seo Dae Young (Jin Goo) melepaskan semua peralatan tempur mereka termasuk senjata mereka, membuat anggota tim lain keheranan. Tapi Shi Jin mengatakan mereka berada di daerah demiliterisasi jadi yang harus mereka lakukan adalah berbicara.

Lalu perlahan Shi Jin dan Dae Young berjalan mendekati pos penjaga sambil mengangkat kedua tangan mereka. Shi Jin dan Dae Young berhenti sebentar, meneriakkan siapa dirinya dan menyuruh mereka mengakhiri penyanderaan dan berjanji akan mengirim mereka kembali kerumah mereka dengan selamat.

Tidak ada respon dari dalam pos dan Dae Young berpendapat ini tidak akan mudah dan mengajak Shi Jin masuk.

Shi Jin melapor melalui radio ke markas komando, memberitahukan kalau 'Bis Boss' akan masuk. Dalam operasi itu Shi Jin menamai dirinya dengan 'Big Boss', dan ada juga beberapa nama samaran lain yang disebut seperti 'Picolo' dan 'Harry Potter'.


Saat Shi Jin mulai mendekati pintu pos, seorang sniper Korsel melaporkan kalau ia sudah pada posisinya dan sudah mendapatkan visual yang baik.

Tentara yang memasangkan peledak baru kembali lagi ke posisinya, bergabung dengan anggota timnya dan melaporkan kalau ia sudah selesai memasangkan alat peledak. Seorang anggota tim Shi Jin kaget, karena ternyata tim pertama sudah memasangkan alat peledak, ia mengkhawatirkan keadaan Shi Jin dan Dae Young.

Komandan tim pertama mengatakan mereka akan menggunakan peledak itu hanya jika perundingan yang dilakukan Shi Jin gagal.

Shi Jin dan Dae Young sudah tiba di depan pintu pos dan kembali membujuk tentara Korea Utara untuk mengakhiri penyanderaan mereka dan segera kembali ke negara mereka karena keadaan akan semakin sulit jika hari semakin terang.


Pintu pos terbuka. Shi Jin dan Dae Young diperintahkan masuk oleh mereka dibawah todongan senjata.

Setelah keduanya masuk, pintu pos kembali ditutup.

Tapi pemimpin penyanderaan, Letnan Senior Ahn Jung Joon, menolak untuk kembali sebelum mereka membunuh salah satu dari Pasukan Khusus. Jung Joon menyerahkan senjatanya pada anak buahnya dan mengambil pisaunya, menghunuskannya ke arah Shi Jin.

Shi Jin tidak menolak tantangan itu. Tidak mau kalah, Shi Jin mengambil pisaunya juga dan menghunuskannya pada Jung Joon.

Mereka saling menyerang. Saat Shi Jin sibuk menghadapi ketiga tentara itu, Dae Young berusaha melepaskan ikatan dua tentara mereka yang disandera. Salah seorang tentara Korea Utara menyerang Dae Young dan untungnya Shi Jin berhasil menahannya.

Dae Young berhasil membuka ikatan sandera dan kembali bergabung dalam pertarungan. Ia mendorong salah satu tentara Korea Utara hingga menabrak tombol alarm. Entah Dae Young sengaja melakukannya agar pintu pos terbuka agar mereka bisa keluar atau tidak sengaja melakukannya.

Saat alarm berbunyi, lampu merah pun menyala, membuat tentara yang menunggu di luar menjadi semakin wapada.


Sekarang di dalam pos hanya tinggal Shi Jin dan Jung Joon. Shi Jin berusaha keras untuk menarik Jung Joon keluar dari pos. Dan saat di luar, Jung Joon berhasil melukai pinggang Shi Jin sementara Shi Jin berhasil meletakkan pisaunya di leher Jung Joon.

Jung Joon itu mengejek, mengatakan kalau Shi Jin tidak akan berani membunuhnya karena negara Shi Jin terlalu peduli dengan pendapat negara lain, dan itu berbeda dengan negaranya.

Salah seorang tentara Korut lain menodongkan pistolnya ke kepala Shi Jin, membuat Dae Young waspada.

"Kita sudah terpisah 70 tahun dan kalian masih saja salah paham. Kami selalu siap menyerang lebih dulu jika itu demi perdamaian...", ucap Shi Jin pede. Titik merah sniper Korsel muncul di kepala tentara Korut yang sedang menodongkan senjatanya pada Shi Jin.

Shi Jin memperingatkan Jung Joon untuk tidak membuat kesalahan lain karena ia tidak akan menyerang mereka kalau mereka mundur. Merasa sudah tersudutkan dan tidak punya pilihan lain, Jung Joon terpaksa mengalah dan mengajak anak buahnya pergi.

Setelah Jung Joon dan anak buahnya pergi, Shi Jin kembali menghubungi markas komando dan melaporkan bahwa operasi yang dilakukan Tim Alpha sudah selesai...

---


Shi Jin dan Dae Young bermain di arena bermain temba-tembakan dan skor mereka sangat rendah. Shi Jin dan Dae Young heran dan berpikir mungkin senjata mainan yang mereka pakai bengkok atau belum distel dengan benar.

Shi Jin berusaha mengokang senjata berkali-kali, membuat si penjaga arena mainan, yaitu Kwang Soo (beneran Kwang Soo) marah, takut senjatanya rusak. Kwang Soo memberitahukan Shi Jin dan Dae Young kalau senjatanya itu senjata yang biasa dipakai oleh pasukan Delta AS di Perang Gurun dan sangat berbeda dengan senjata yang digunakan di militer dulu.

Shi Jin dan Dae Young saling berpandangan dan hanya tertawa.

Terdengar suara wanita yang berteriak maling. Tanpa menghiraukan protes Shi Jin, Dae Young berlari keluar dengan membawa senjata mainan itu. Shi Jin terpaksa juga keluar dengan membawa senjata mainannya.


Mereka melihat seorang pria berlari keluar dari sebuah toko dan mencuri sebuah motor milik seorang pengantar dagangan yang kebetulan parkir di depan toko. Dae Young mengatakan senjata mainan mereka hanya memiliki jarak efektif yang pendek, sekitar 5 meter.

Shi Jin menyahut, kalau posisi si pencuri berjarak kurang lebih 10 meter dari mereka.

Mereka mulai berhitung mundur, 10... 7... , hingga beberapa saat setelah hitungan ke lima, mereka menembakkan isi senjata mainan itu dan tepat mengenai dahi si pencuri itu. Membuat si pencuri itu terjatuh dari motornya dan di dahinya terlihat titik noda darah. Kupon-kupon beterbangan keluar dari tas yang dicuri si pencuri itu.


Pemilik motor, seorang ahjussi, mengambil kembali motor dan tasnya. Dae Young menanyakan apakah ia tidak akan menelpon polisi. Ahjussi itu tidak mau repot-repot berurusan dengan polisi hanya karena kupon-kupon tidak berharga itu dan ia juga tidak mau mengurusi si pencuri yang sudah terluka itu.

Setelah mendapatkan kembali motor dan tas kuponnya, ahjussi itu pun cepat-cepat pergi. Dae Young terpaksa menghubungi ambulance dan melaporkan ada pasien yang terluka karena kecelakaan motor.


Sementara itu, Shi Jin sibuk memberikan pertolongan pertama pada si pencuri yang sepertinya mengalami patah di beberapa bagian dari tubuhnya. Beberapa orang merekam aksi Shi Jin. Si pencuri itu protes, mengatakan kalau ia baik-baik saja.

Shi Jin tidak peduli dan menjitak kepala si pencuri itu, menyuruhnya diam karena kalau tidak tulang belakangnya juga ikut patah. Si pencuri itu berteriak kesakitan sambil memegang dahinya yang sepertinya semakin sakit. Hihi...

Shi Jin mengambil tali dari saku celana si pencuri itu dan lagi-lagi si pencuri itu protes.

Shi Jin hanya bilang kalau itu untuk kebaikan masyarakat. Dan Shi Jin pun meminta Kwang Soo menjual dua boneka beruang yang ada di tokonya. Kwang Soo mengatakan boneka itu bukan untuk dijual.

Shi Jin tahu itu tapi ia ingin Kwang Soo menjualkan padanya, ia berjanji akan memenangkan seluruh permainan di arena bermainnya Kwang Soo.

Mau tidak mau, Kwang Soo terpaksa menuruti keinginan Shi Jin. Lalu Shi Jin juga minta dipinjamkan spidol pada Kwang Soo.

---


Shi Jin dan Dae Young duduk di dalam sebuah kafe. Dua wanita yang akan keluar dari kafe, berbisik-bisik dan tertawa sambil sesekali melihat ke arah Shi Jin dan Dae Young. Sepertinya mereka menertawakan Shi Jin dan Dae Young, yang masing-masing memiliki boneka di samping mereka.

Shi Jin memuji pacar Dae Young yang cantik. Dae Young mengelus telinga bonekanya dan mengatakan kalau boneka itu adalah tipe wanita idealnya. Lalu ia juga memuji pacar Shi Jin yang cantik.

Shi Jin mengatakan itu adalah teman seperjuangannya. Shi Jin tidak habis pikir, bisa-bisanya Dae Young menerima boneka itu. Dae Young mengatakan ia tidak punya pilihan lain karena Kwang Soo memaksanya mengambilnya dan melarangnya kembali lagi ke sana.

Shi Jin benar-benar heran, Dae Young memiliki hati yang mudah tersentuh tapi bisa bertahan di medan perang. Menurut Shi Jin, Dae Young benar-benar orang yang sulit dimengerti.

Lalu tiba-tiba Dae Young teringat si pencuri tadi dan berpikir apa si pencuri itu akan baik-baik saja. Ia merasa si pencuri itu harus bertemu mentor yang baik supaya bisa menjadi atlit.

Shi Jin tidak mengerti kenapa kejadian tadi begitu mengganggu pikiran Dae Young. Apa anak itu mengingatkanmu pada masa lalumu?, tanya Shi Jin.

"Aku hanya merasa kasihan padanya", sahut Shi Jin sambil memandang jauh ke luar jendela kafe, terlihat agak sedih. Shi Jin menebak, sepertinya saat seusia anak itu, Dae Young banyak melakukan hal buruk...

"Malah aku yang memerintahkan mereka...", potong Dae Young, wajahnya berubah biasa lagi, bahkan terkesan sombong. Shi Jin mengomentari ekspresi Dae Young yang mirip tokoh utama sebuah film noir dan membuat orang lain menjadi karakter jahat.

Lalu tiba-tiba ponsel Shi Jin bergetar dan Shi Jin mengambil ponselnya. "Dari batalyon?", tanya Dae Young.

"Ya...", jawab Shi Jin dan kemudian memperlihatkan pada Dae Young siapa yang menelponnya. "Tapi dari batalyon lain...", sambung Shi Jin lagi.

Dae Young melarang Shi Jin menerima telpon itu. Tapi Shi Jin malah menggoda Dae Young, mengatakan kalau ia akan menerima telpon itu dan bahkan menyuruh wanita itu datang ke kafe saat itu juga. Ia menyuruh Dae Young lebih jantan dengan menemui wanita itu dan bilang putus.

Dae Young membujuk Shi Jin dengan menjanjikan akan membelikan steak untuk makan malam. Tapi Shi Jin mengatakan ia punya cukup uang untuk membeli steak.

Dae Young tidak mau menyerah, mengatakan akan memberikan wiski yang berusia 17 tahun, tapi Shi Jin tetap menolak, mengatakan kalau wiski itu murah.

Akhirnya Dae Young terpaksa berjanji akan membuat janji kencan buta dengan sepupunya dari angkatan udara. Shi Jin tertarik mendengarnya. Dae Young menambahkan kalau sepupunya itu pramugari dan punya banyak teman.

Shi Jin setuju dan memberikan ponselnya pada Dae Young sembari meminta Dae Young memberikan ponsel Dae Young padanya. Dae Young mereject panggilan telpon di ponsel Shi Jin dan merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponselnya.

Dae Young tidak menemukan ponselnya dan merogoh-rogoh semua saku yang ada di jaketnya. Shi Jin tidak percaya, si pencuri itu berhasil mengambil ponsel Dae Young.


=== Flashback ===

Saat Shi Jin asik menuliskan sesuatu di lengan tangan si pencuri itu, Dae Young sibuk memeriksa apakah kaki si pencuri itu terluka atau tidak. Di saat itulah si pencuri itu diam-diam merogoh saku jaket Dae Young dan mengambil ponsel Dae Young.

Dae Young sepertinya sempat merasa ada seseorang yang merogoh saku jaketnya, sempat menoleh, menatap si pencuri itu dengan tajam. Tapi pencuri itu cepat-cepat menutup matanya dan menyembunyikan tangannya di balik badannya.

Pada saat yang bersamaan, petugas ambulans datang dan menanyakan tentang kecelakaan motor yang dilaporkan.

Saat Dae Young berbicara pada petugas ambulans, si pencuri itu diam-diam memasukkan ponsel Dae Young ke saku celananya.

=== Flashback End ===

Dae Young sangat kesal dan bersumpah akan membunuh si pencuri itu. Shi Jin tertawa, "Bukannya tadi kau kasihan padanya?'.

Dae Young tidak menanggapi candaan Shi Jin dan buru-buru pergi, menyusul si pencuri itu ke rumah sakit.

---


Ambulans tiba di rumah sakit Haesang, dua orang perawat, perawat yang masih muda bernama Choi Min Ji (Park Hwan Hee) dan perawat yang berwajah jutek bernama Ha Ja Ae (Seo Jung Yeon), menyambut kedatangannya di depan pintu masuk IGD.

Saat diturunkan dari ambulance si pencuri itu merasa perlakukan para petugas agak kasar dan memohon agar diperlakukan lebih lembut. Tanpa seorang pun tahu, sebuah ponsel jatuh dari saku celana si pencuri itu. Ponsel itu adalah ponsel Dae Young. Min Ji tersenyum saat melihat ada dua boneka beruang yang diikatkan di samping kepala si pencuri itu.

Si pencuri itu lagi-lagi protes, meminta agar boneka itu dilepaskan saja. Tapi tidak ada yang menggubrisnya.

Saat si pencuri itu akan dibawa masuk ke IGD, petugas ambulans memanggil Min Ji dan memberikan ponsel yang ia temukan pada Min Ji.

Kebetulan ponsel Dae Young bergetar lagi karena ada panggilan yang masuk. Min Ji melihat panggilan itu dari Yoon Myeong Ju. Min Ji mengangkatnya dan memberitahukan kalau ia adalah perawat di rumah sakit Haesung di bagian IGD. Ia memberitahukan kalau pemilik ponsel itu mengalami kecelakaan motor.

Min Ji ingin tahu apakah wanita yang menelpon itu keluarga pasien, tapi telpon keburu ditutup.


Kang Mo Yeon (Song Hye Gyo), seorang dokter di IGD datang menemui si pencuri itu, dan membaca tulisan di lengan si pencuri itu. Tenyata Shi Jin menuliskan 'Kemungkinan mengalami patah tulang rusuk dan keseleo pada pergelangan kaki'.

Mo Yeon tersenyum setelah membaca tulisan tersebut dan semakin tersenyum lagi saat melihat dua boneka yang diikatkan di leher si pencuri itu. Si pencuri itu merasa semakin malu dan lagi-lagi mengeluhkan boneka yang tidak dibuka-buka juga sedari tadi.

Mo Yeon tertawa kecil dan memuji pertolongan pertama yang dilakukan cukup rapi dan baik. Ia bertanya siapa yang memberikan pertolongan pertama pada si pencuri itu. Si pencuri itu mengatakan orang yang menyebabkan ia celaka lah yang menolongnya.

Mo Yeon memeriksa rusuk dan kaki si pencuri itu dengan cara menyentuh rusuk dan kaki si pencuri itu dan seketika itu juga si pencuri itu mengaduh kesakitan. "Apa kau pencuri?", tanya Mo Yeon.

Si pencuri itu kaget. Mo Yeon menunjukkan tulisan lain di lengan si pencuri itu, di sana tertulis kalau ia adalah pencuri dan kalau bisa diberikan perawatan yang paling menyakitkan.

Si pencuri itu membantah. Mo Yeon tidak membahas lagi dan menyuruh si pencuri itu untuk menghubungi perusahan asuransi untuk mengklaim biaya rumah sakit karena mereka juga harus melakukan x-ray.

Belum sempat si pencuri itu menjawab, Min Ji mendekati Mo Yeon dan memberitahukan kalau Kepala mencari Mo Yeon. Sebelum pergi, Mo Yeon berpesan pada Min Ji agar memanggilnya kalau hasil rontgen sudah keluar.

Min Ji memberikan ponsel Dae Young kembali pada si pencuri itu dan memberitahukan tadi ia menerima satu panggilan telpon. Ia berpesan agar si pencuri itu menunggu di sana karena butuh waktu agak lama untuk mempersiapkan rontgen. Dan kemudian Min Ji pun pergi.


Si pencuri itu mengambil kembali ponsel Dae Young dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Tak lama ia mendapatkan telpon dari seseorang yang mungkin teman gangnya. Ia memberitahukan keadaannya yang tidak begitu baik dan menyuruh temannya membawa motor untuk menjemputnya.

Si pencuri itu membuka kayu yang menahan pergelangan kakinya dan berguling ke samping, membuatnya jatuh dari tempat tidur. Hihi... Dengan menahan sakit, diam-diam ia pergi dari ruang IGD.


Mo Yeon sedang bicara dengan Ketua di koridor rumah sakit. Mereka membicarakan tentang bantuan Mo Yeon dalam tesis Ketua dan Ketua berharap materi itu dapat membantu studi Mo Yeon. Ketua juga menanyakan tentang interview posisi akademis dan Mo Yeon mengatakan ia sedang mempersiapkannya.

Mo Yeon menjadi tidak konsentrasi berbicara dengan Ketua karena tiba-tiba ia melihat si pencuri itu, pasiennya, berjalan di luar rumah sakit sambil tertatih-tatih. Mo Yeon meminta izin pamit pada Ketua dengan alasan pasiennya kabur dan kemudian berlari menyusul pasiennya itu.


Ja Ae memanggil Min Ji, menanyakan keberadaan si pencuri itu. Min Ji jelas kaget karena baru saja ia melihat si pencuri itu masih tidur di tempat tidur.

Tak lama terdengar suara si pencuri dan Mo Yeon. Si pencuri itu terus mengeluhkan kalau ia harus pergi, karena kalau tidak, ia bisa menyebabkan kekacauan di rumah sakit. Ia juga tidak mau tinggal karena kalau ia tertangkap, ia tidak akan berakhir di IGD tapi di kamar mayat. "Apa hakmu menahanku di sini? Bukannya terserah aku mau dirawat atau tidak?", protes si pencuri itu lagi.

Mo Yeon mengatakan itu memang bukan haknya tapi itu adalah tugasnya. Si pencuri itu terus keras kepala ingin pergi dan bertengkar dengan Ja Ae dan juga Mo Yeon. Saat akan pergi, Mo Yeon menahan pencuri itu, mengatakan kalau tempat tidur di arah yang lain.

Tapi engan kesal, pencuri itu mengatakan ia mau ke toilet. "Kau tidak percaya padaku? Ini, pegang ponselku...", ucap si pencuri itu sambil memberikan ponsel yang ada ditangannya pada Mo Yeon.

Mo Yeon mengalah dan membiarkan si pencuri itu masuk ke toilet.

Tak lama, ponsel yang dipegang Mo Yeon berbunyi, dari 'Big Boss'. Ponsel yang dipegang Mo Yeon ternyata bukan ponsel si pencuri itu, melainkan ponsel Dae Young.

Begitu melihat nama 'Big Boss', Mo Yeon langsung salah paham dan mengeluhkan kalau seharusnya orang-orang seperti itu ikut wajib militer supaya berpikir dewasa. Mo Yeon menyimpan ponsel itu di dalam saku jas dokternya dan tidak menjawab panggilan tersebut.

---


Sementara itu, Shi Jin dan Dae Young sudah tiba di depan IGD. Shi Jin yang sedang mencoba menghubungi ponsel Dae Young, memberitahukan Dae Young kalau telponnya tidak diangkat.

Alih-alih memperhatikan apa yang diucapkan Shi Jin, perhatian Dae Young malah tertuju pada sekelompok gangster yang sedang berjalan ke arah parkiran Gedung Pemakaman. Dae Young curiga dengan gerak-gerik mereka.

Shi Jin memanggil Dae Young, memberitahukan kalau IGD arahnya bukan ke sana. Dan Shi Jin mengajak Dae Young masuk.


Sesaat setelah mereka masuk, si pencuri itu muncul dari arah yang lain sambil menelpon temannya, mengabarkan kalau ia sudah di luar rumah sakit. Dan sepertinya temannya itu juga sudah tiba di sekitar rumah sakit.


Shi Jin masuk ke ruang IGD sambil terus mencoba menghubungi ponsel Dae Young. Ia mendengar suara ponsel lain dan berjalan mendekati arah bunyi ponsel tersebut dan tiba di belakang Mo Yeon yang saat itu sedang menjahit luka seorang pasien yang sudah agak tua.

Shi Jin mencoba menghubungi ponsel Dae Young lagi untuk memastikan apakah itu benar ponsel Dae Young atau bukan. Dan untungnya, kali ini Mo Yeon mau mengangkatnya, "Halo?".

Shi Jin mendekati Mo Yeon dan menjawab sapaan Mo Yeon, "Halo?". Mo Yeon kaget saat melihat Shi Jin dan melihat layar ponsel, tertulis 'Big Boss'.

Mo Yeong langsung menunjukkan wajah tidak suka. Dengan agak jutek, Mo Yeon bertanya, "Apa kau Big Boss-nya?".

Shi Jin membenarkan dan kemudian menanyakan kenapa ponsel itu ada pada Mo Yeon. Masih dengan nada jutek, Mo Yeon mengatakan pasien yang menitipkan padanya. Lalu ia bertanya apa Shi Jin keluarga pasiennya dan Shi Jin mengatakan tidak.

Mo Yeon semakin jutek dan saat Shi Jin mengatakan kalau ponsel itu milik mereka, Mo Yeon sama sekali tidak menggubris dan kembali berbicara dengan pasien yang sedang ditanganinya. Membuat Shi Jin bertanya-tanya kenapa ia diacuhkan.

Tiba-tiba Mo Yeon menyadari kalau pasien kecelakaan motornya menghilang lagi, ia tidak melihat si pencuri itu ada di tempat tidur. Mi Jin mengatakan kalau mungkin pasien Mo Yeon itu sedang menjalani pemeriksaan rontgen.

Namun Mo Yeon berpikir lain. Mo Yeon melihat ke arah Shi Jin lagi dan berpikir kalau Shii Jin adalah orang yang akan mengirim pasiennya ke kamar mayat. Shi Jin mencoba menjelaskan kalau Mo Yeon salah orang tapi Mo Yeon sudah tidak mau mendengarkan lagi. Ia memerintahkan Min Ji untuk mengusir Shi Jin dan Dae Young keluar dan memanggil security supaya mereka tidak menyebabkan kekacauan di rumah sakit.

Min Ji mendorong Shi Jin dan Dae Young agak jauh dari Mo Yeon dan kemudian menutup tirai tampat tidur pasien yang sedang ditangani oleh Mo Yeon.

Saat tirai ditutup, Shi Jin dan Mo Yeon saling menatap...


Dae Young menduga si pencuri itu pasti melarikan diri. Ia mengajak Shi Jin mencari si pencuri itu karena yakin si pencuri itu pasti belum jauh. Shi Jin setuju dengan Dae Young tapi ia menyuruh Dae Young pergi mencari sendiri.

Shi Jin menatap ke arah tirai sambil senyum-senyum senang. Dae Young menyadari ada sesuatu yang lain yang dipikirkan Shi Jin. Lalu Shi Jin berakting, memegang perutnya yang sisi kiri sambil mengeluhkan perutnya yang sakit dan usus buntunya yang sakit.

Dae Young mengatakan sisi yang dipegang oleh Shi Jin salah, karena usus buntu di sebelah kanan. Shi Jin tertawa, ketahuan bohongnya dan terpaksa pergi mengikuti Dae Young.

---


Shi Jin ingin tahu kemana Dae Young berencana akan mencari si pencuri itu. "Aku punya feeling, tadi aku melihat sekelompok gang...". Ucapan Dae Young terpotong saat ia melihat si pencuri itu ternyata sedang dipukuli oleh gang yang ia lihat tadi.

Shi Jin mencegah Dae Young yang mau ke sana, bertanya apakah isi ponsel itu sebegitu pentingnya bagi Dae Young. Apa ponselmu itu berisi file yang tidak boleh dilihat oleh orang lain?, goda Shi Jin.


Dae Young meng-iyakan dan Shi Jin memuji Dae Young yang memang pria sejati. Shi Jin sangat excited dan malah maju lebih dulu, 'menyapa' pada gangster itu. Dae Young mendekati dan berdiri di depan si pencuri itu, mengatakan kalau ia punya urusan yang belum selesai dengan si pencuri itu.

"Kalau begitu, kalian harus tunggu giliran", sahut salah seorang gangster.

Si pencuri itu memegangi kaki Dae Young, memohon agar Dae Young menolongnya. Shi Jin mendengus sinis, "Hei! Apa kau mencuri ponsel mereka juga?".

Dae Young mendekati si pencuri itu dan menanyakan alasan mereka memukulnya. Si pencuri itu tidak menjawab, ia hanya meminta Dae Young menolongnya dan berjanji akan mengembalikan ponsel Dae Young.

Shi Jin kembali mendengus sinis, ia merasa kesepakatan mereka tidak adil karena lawan yang harus ia dan Dae Young hadapi lebih banyak.

Lalu teman si pencuri menimpal, memberitahukan kalau temannya itu, Gi Beom tidak diperbolehkan keluar dari gang dan kalau mau keluar, mereka harus membayar sejumlah 5000 dolar.

Shi Jin kaget mendengarnya dan bertanya pada Dae Young, apa di dalam gang memang seperti itu. Dae Young tidak menjawab, dan hanya mengomentari harga yang harus dibayar semakin tinggi akhir-akhir ini.

"Oh, kau juga anggota gangster ya? Karena dia tidak punya apa-apa, bagaimana kalau kita berdua selesaikan saja disini?", tantang salah satu anggota gang pada Dae Young.

Dae Young menerima tantangan mereka dan setuju juga memberikan uangnya pada mereka. Dae Young mengambil dompetnya dan menantang gangster itu, siapa pun yang bisa merebut dompet itu darinya, maka mereka bisa memdapatkan isinya juga.

"Benarkah? Kau serius?", tanya salah seorang gangster, senang karena mendapatkan mangsa. Shi Jin juga menanyakan keseriusan Dae Young.

Dae Young mengatakan kalau ia serius, dan meminta Shi Jin tidak ikut campur.

Shi Jin mengerti dan mundur.

Dae Young menanyakan nama si pencuri itu lagi. "Kim Gi Beom...", jawab si pencuri itu. Dan Dae young mengatakan pada semua gangster itu kalau mulai hari ini ia adalah kakak Kim Gi Beom. Dae Young berjanji, ia akan membayar uang keluar Gi Beom.

Dua orang anggota gangster maju dan mengeluarkan pisau mereka. "Kau mati kalau dompet itu kosong", ancam salah seorang dari mereka. Dan mereka pun menyerang Dae Young.

Dengan sangat mudah Dae Young mengalahkan mereka, bahkan hanya memukul kepala mereka dengan dompetnya saja, mereka sudah jatuh kesakitan.

Shi Jin memungut pisau yang terjatuh di aspal dan membuang sembarangan. Ia merasa para gangster sok jagoan, membawa pisau kemana-mana tapi payah. Ia tidak bisa membiarkan gangster itu dan mengajak Dae Young untuk menghabisi mereka semua.

Semua gangster mengeluarkan pisau mereka dan bergerak maju mendekati Shi Jin dan Dae Young...

---

Min Ji memberitahukan Mo Yeon kalau pasien kecelakaan motor itu melarikan diri lagi. Mo Yeon sangat kesal. Mi Jin mengatakan ada orang yang mencari pasien itu.

Saat Mo Yeon bertanya siapa, Min Jin menunjuk ke arah seorang wanita yang berpakaian tentara yang membelakangi mereka.


"Yoon Myeong Joo?", tanya Mo Yeon agak kaget.

"Kang Mo Yeon?", ucap Myeong Joo (Kim Ji Won), juga agak kaget.

Mereka ternyata saling kenal. Mo Yeon menanyakan apakah Myeong Joo keluarga dari pasiennya. Myeong Jo malah balik bertanya, apa Mo Yeon yang bertanggung jawab pada pasien itu. Tanpa menjawab pertanyaan Mo Yeon, Myeong Joo meminta Mo Yeon memperlihatkan catatan medis pasien.

Mo Yeon menolak, karena rumah sakit itu bukan rumah sakit Myeong Joo dan pasien itu juga bukan pasiennya Myeong Joo. "Lucu ya? Kita selalu berhubungan dengan pria yang sama...", sindir Mo Yeon.

"Aku tidak mau bercanda denganmu, berikan saja catatan medisnya. Dia orang yang penting bagiku", desak Myeong Joo tidak sabaran. Mo Yeon agak kaget mendengarnya. Tapi Myoeng Joo merasa tidak perlu menjelaskan pada Mo Yeon. Ia menanyakan luka pasien dan menyalahkan Mo Yeon karena tidak bertanggung jawab dan membuat pasien kabur.

Mo Yeon hanya tersenyum. Ia juga tidak tahu kenapa pasien itu kabur dan bahkan belum membayar biaya rumah sakit. Karena Myeong Joo kenal dengan pasien itu, ia meminta Myeong Joo yang membayar biaya rumah sakit.

Lalu Mo Yeon berpesan pada Min Jin untuk meminta security mengecek toilet laki-laki. "Jika dia memang tidak ada disana, orang ini akan membayar biaya rumah sakitnya...".

Myeong Jo memanggil Mo Yeon yang akan pergi. Tapi Mo Yeon mengatakan ia sudah melakukan kewajibannya, ia sudah mengejar pasien yang tidak mau dirawat dua kali dan ia masih punya pekerjaan yang lain. Mo Yeon pergi, tidak mau menghiraukan Myeong Ju lagi.

Myeong Joo menanyakan dimana toilet laki-laki pada Min Ji. Dan Min Ji menunjukkan arahnya.

---


Mo Yeon memberitahukan teman sesama dokternya, Pyo Ji Soo (Hyun Jyu Ni), kalau teman mereka, Myoeng Joo saat ini ada di IGD. Ji Soo ingat dengan Myeong Joo, seorang dokter bedah tentara dengan wajah yang cantik dan yang mencuri pria yang ditaksir Mo Yeon.

Mo Yeon tidak suka Ji Soo menyebutkan Myeong Joo itu cantik, menurutnya Myeong Joo cantik karena memakai make up. "Dia tetap cantik tanpa make up", sahut Ji Soo lagi. Myeong Joo tidak bisa protes lagi dan hanya mengatakan kalau Myeong Joo juga tidak berkencan dengan pria itu.

"Itu masa lalu, tapi apa yang dia lakukan di sini? Apa dia terluka?", tanya Ji Soo, ingin tahu.

Mo Yeon mengatakan bukan, pacar Myeong Joo yang terluka. Lalu Mo Yeon mengungkapkan rasa herannya karena pacar Myeong Joo itu usianya sepertinya masih 20-an tahun. Namun Ji Soo tidak percaya, ia mendengar pacar Myeong Joo itu tentara.

Mo Yeon tidak percaya, pacar Myeong Joo itu rambutnya panjang. Namun Ji Soo mengatakan kalau kisah cinta Myeong Joo dengan pacarnya itu cukup terkenal di kalangan militer. Ji Soo mengatakan kalau pacar Myeong Joo itu seorang Busagwan (disebut juga dengan NCO - Non Comissioned Officer atau setara Bintara).

Mo Yeon tidak mengerti dengan maksud Ji Soo. Ji Soo menjelaskan kalau itu adalah pangkat dalam militer, seperti sersan, sersan staf, atau sersan pertama. Dan ia mendengar pacar Myeong Jo itu sudah mengambil ujian kualifikasi. Dan Myeong Joo adalah seorang perwira di akademi militer dan juga seorang dokter bedah, ditambah lagi ayah Myeong Joo adalah seorang jenderal bintang tiga. Jadi karena latar belakang itulah, mereka disebut dengan pasangan kontroversi, ungkap Ji Soo lagi.

"Benarkah? Jadi siapa orang yang meninggalkan ponselnya padaku ya?", tanya Mo Yeon, seperti pada dirinya sendiri.

Bersambung...

Komentar :

Sy baru menyelesaikan setengah dari drama ini. Drama ini keren! Kamu harus nonton langsung. Sy suka dengan latar belakang ceritanya tentang militer dan aksi bela dirinya juga keren, susah kalau diceritain dengan kata-kata.

Agak sedikit lama karena ini baru pengenalan, disamping namanya yang agak rumit, ceritanya juga agak rumit bagi sy. Terus terang sy tidak paham sama sekali dengan pangkat dalam militer. Jadi sepertinya, untuk kasus Myeong Joo dan Dae Young, ada perbedaan yang besar di antara mereka.

Myeong Joo sepertinya memiliki pangkat yang lebih tinggi dari Dae Young. Myeong Joo seorang officer sementara Dae Young hanya lah seorang NCO, non-commissioned officer. Perbedaannya kurang lebih, seorang officer boleh memberi perintah pada NCO, sebaliknya NCO tidak bisa memberi perintah pada officer. Begitu yang sy pahami dari penjelasan di wikipedia.

Untuk pangkat dalam militer Korea Selatan, kalian bisa baca di sini. Di bagian bawahnya ada pangkat khusus untuk NCO.

Oya, teman Mo Yeon, Ji Soo sepertinya disable deh, karena kalau diperhatikan sepertinya dia duduk di kursi roda. Coba liaht di screenshot terakhir....

Maaf agak lama ya... mudah-mudahan segera beres...

Gidaryeo...

Note : All images credit to KBS2

[Sinopsis Descendants of the Sun Episode 1 Part 2]
Share:

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes