[Sinopsis Because It's The First Time Episode 2 Part 2]
=== Bab 7 - Kenapa Bukan Aku? ===
Kdramastory - Song Yi jelas bingung mendengar ucapan Tae Oh. Tapi ternyata Tae Oh maksudnya lain. Ia malah mengejek Song Yi, ingin tau apa yang akan dilakukan Song Yi untuk membuat ia tergila-gila pada Song Yi. Tae Oh mengeluhkan baju yang dipakai Song Yi bertahun-tahun dan juga wajah Song Yi yang membuatnya tidak tertarik. Ia tidak mengharapkan Song Yi akan bersikap seksi padanya tapi paling tidak Song Yi seharusnya bersikap seperti seorang gadis di hadapannya.
Song Yi mengatai Tae Oh sudah gila, si kunyuk gila. Tae Oh menyuruh Song Yi bicara yang cantik padanya, sedikit memalingkan wajah, mengdipkan mata dan tersenyum, begitulah seharusnya menggoda seorang pria. Song Yi mengatakan ia juga melakukan itu tapi di depan orang yang ia sukai...
"Tepat sekali! Jadi lakukan itu di depanku!", sahut Tae Oh yang lama kelamaan jadi kesal.
"Kenapa?", Song Yi bingung.
"Karena kau bilang kau suka padaku", sahut Tae Oh. Tae Oh mengeluhkan kenapa Song Yi bisa datang ke tempatnya dengan berpakaian seperti ini. Song Yi memandang kesal pada Tae Oh. Tae Oh meminta maaf karena marah-marah pada Song Yi. Tapi itu karena Song Yi menyukainya jadi ia ingin bisa menyukai Song Yi juga. "Aku tau kau naksir aku", tambah Tae Oh sambil tersenyum senang.
Song Yi menghela nafasnya, tidak habis pikir darimana datangnya ide itu di kepala Tae Oh. Tae Oh terus nyerocos, menjelaskan bahwa ia mengerti kenapa Song Yi bisa naksir padanya. Mereka berdua itu sangat cocok satu sama lain, ia tampan, kaya, pintar jika benar-benar mau serius belajar, dan juga suka mentraktir Song Yi. Menurutnya tidak ada yang bisa dibandingkan dengan dirinya.
Song Yi senyam senyum mendengar Tae Oh yang memuji diri sendiri.
Tae Oh kembali mengeluhkan gaya berpakaian Song Yi tapi sesaat kemudian ia memutuskan tidak mau mempermasalahkannya. Ia akan membelikan pakaian dan juga sepatu baru untuk Song Yi. Tapi ada dua hal yang ia inginkan dari Song Yi, jangan makan makanan yang terjatuh di lantai dan jangan bersendawa di depannya. Jika Song Yi tidak melakukan itu, ia rasa ia bisa menerima Song Yi. Song Yi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja sambil tersenyum simpul.
"Uhm... Aku tidak benar-benar membenci kelakuan itu tapi aku akan berusaha menerima itu. Mari kita coba ubah satu-satu", lagi-lagi Tae Oh berubah pikiran.
"Kau... Bukan kau. Bukan kau orang yang aku taksir", ucap Song Yi terus terang.
Senyum di wajah Tae Oh langsung menghilang.
Ji Ahn pulang dari bekerja dan teringat ucapan Tae Oh tadi siang. Ji Ahn terlihat kecewa dan sedih.
Ji Ahn tiba di toko ayahnya. Ayah berkata ia mendengar Ji Ahn bicara pada ayah Tae Oh agar tidak menaikkan uang sewa dan sebagai gantinya Ji Ahn akan bekerja membersihkan gedung di simpang, ayah menyuruh Ji Ahn tidak mencampuri urusan orang dewasa. Ia merasa Ji Ahn sudah menempatkan Tae Oh pada posisi yang tidak mengenakan. Ji Ahn menanyakan apa yang dilakukan ayahnya di saat ayah Tae Oh semakin kaya. Ayah mengatakan kekayaan ayah Tae Oh diwariskan dari generasi ke generasi.
"Tepat sekali! Kakeknya kaya jadi otomatis ayahnya kaya. Ayahnya kaya otomatis Tae Oh akan kaya. Jadi hanya tinggal satu jawaban yang tersisa untukku, Ayah. Harapan, impian, ambisi, apa pun tidak. Ujian pegawai negeri adalah jawaban yang tersisa untuk orang sepertiku". Ayah terdiam mendengar ucapan Ji Ahn. Lalu Ji Ahn mengatakan ada satu hal yang perlu mereka selesaikan terlebih dahulu sebelum ia mengambil ujian itu, yaitu melunasi kartu kredit. Ayah sudah membuat kartu kredit atas namanya dan pihak bank menelponnya mengatakan bahwa ia harus melunasi kreditnya sebelum akhir bulan ini. Ayah merasa tidak enak pada Ji Ahn dan dengan terbata-bata, ia berjanji akan segera melunasinya.
Tae Oh mengejar Song Yi yang sudah keluar dari rumahnya, menuntut Song Yi mengatakan dengan jelas siapa orangnya, karena Song Yi hanya mengatakan orang itu teman kerjanya. Tapi Song Yi tidak mau, menurutnya Tae Oh tidak perlu tau siapa orang itu.
Tae Oh masih penasaran, apa yang membuat Song Yi naksir orang itu dan apa kelebihan orang itu. Tae Oh merasa jika Song Yi memang ingin berkencan dengan orang itu, Song Yi harus melakukannya sehingga seluruh dunia bisa melihatnya.
Song Yi tidak mengatakan apa pun, ia hanya senyam senyum ga jelas. Tae Oh kesal, mendesak Song Yi mengatakan siapa orang yang membuat Song Yi seperti itu.
"Dia keren", ucap Song Yi sambil tersenyum.
"Itu aku...", sahut Tae Oh cepat.
Song Yi memandang kesal pada Tae Oh. "Benar-benar tampan".
"Itu aku!", sahut Tae Oh kesal.
"Ditambah lagi, dia juga pintar",
"Itu aku! Itu aku! Persis aku...", kali ini Tae Oh tidak yakin itu dirinya.
Song Yi menatap Tae Oh dan mulai mendekati Tae Oh, membuat Tae Oh grogi. Song Yi menatap Tae Oh intens, memegang pundak Tae Oh dan mendekatkan wajahnya pada Tae Oh, membuat Tae Oh refleks mundur. Tae Oh jadi fokus ke bibir Song Yi. "Kau... bukan orangnya. Kalaupun ada kehidupan yang lain, kau tetap bukan orangnya...". Song Yi mendorong Tae Oh menjauh dan pergi meninggalkan Tae Oh tertegun, di pipinya samar-samar terlihat memerah.
Ga In melihat Hoon sedang merapikan banyak kertas. Ia berpikir jika Hoon belajar sebanyak ini, Hoon pasti akan lulus di Universitas Seoul. Lalu Ga In membuka-buka notes yang lain dan menemukan catatan audisi yang diikuti Hoon, ia bertanya apa Hoon masih mengikuti audisi untuk pentas. Hoon tidak menjawab dan balik bertanya apa ayah Ga In sudah tidur.
"Belum... ", sahut Ga In. Hoon mengajak Ga In jalan-jalan bersamanya.
Hoon mengajak Ga In menemaninya pergi ke rumahnya. Hoon menggantungkan tas yang berisi kertas-kertas yang tadi ia bereskan di pagar rumahnya dan kemudian menekan bel rumahnya. Dari dalam ibu Hoon bertanya siapa. Hoon tidak menjawab, ia malah menekan bel berkali-kali, membuat ibunya marah dan keluar dari rumah. Hoon dan Ga In cepat-cepat berlari, Hoon sempat terjatuh dan Ga In membantunya berdiri. Mereka bersembunyi di balik tanaman yang ada di depan rumah Hoon.
Ibu keluar dan melihat tidak ada siapa-siapa di luar. Ketika akan masuk, ibu melihat tas yang tergantung di pagar dan melihat isinya. Hoon dan Ga In tersenyum lebar melihat ibu Hoon membawa masuk tas itu dan melakukan tos.
Tae Oh yang penasaran mulai mendatangi tempat kerja Song Yi satu persatu. Pertama, ia mendatangi pom bensin. Ia menyuruh Song Yi mengisi bensin untuk scooternya sambil memperhatikan satu persatu rekan kerja Song Yi. Song Yi tidak mau karena masih penuh.
"Kalau begitu, isi saja untuk 1.000 won", desak Tae Oh. Song Yi tetap tidak mau dan menyuruh Tae Oh datang kembali lain waktu.
"Baiklah, toh aku juga akan melakukan itu...", sahut Tae Oh cuek dan kemudian pergi. Song Yi menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa Tae Oh pasti sudah gila.
Kedua, Tae Oh mendatangi perpustakaan. Dari luar ia sudah memperhatikan orang-orang yang lalu lalang. Di dalam perpustakaan, ia melihat ke sana sini, mencari siapa kira-kira orang yang ditaksir Song Yi. Tidak sengaja ia malah berpapasan dengan Song Yi. "Apa yang kau lakukan di sini?", tanya Song Yi.
"Bukan urusanmu", sahut Tae Oh singkat dan pergi begitu saja. Tidak sengaja, Tae Oh berpapasan dengan Ji Ahn dan langsung menarik Ji Ahn ke tempat lain, untuk berbicara empat mata.
"Ada apa?", tanya Ji Ahn bingung.
"Hei, apa ada seseorang yang pintar dan tampan di sini?". Ji Ahn berpikir sesaat dan bertanya kenapa Tae Oh menanyakan itu. "Ada seseorang yang ditaksir Song Yi. Apa ada orang seperti itu di sini?".
Ji Ahn tidak yakin dan merasa tidak ada orang yang seperti itu. Lalu ia ingin tau kenapa Tae Oh ingin bertemu orang itu dan apa yang akan Tae Oh lakukan pada orang itu. Tae Oh beralasan ia cuma penasaran dan ingin tau seperti apa orang yang ditaksir Song Yi. Ji Ahn hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Lalu Tae Oh bertanya apa Ji Ahn tau tempat kerja Song Yi yang lain selain pom bensin.
"Sepertinya dia bekerja di restoran BBQ malam hari", ucap Ji Ahn. Tae Oh menepuk bahu Ji Ahn dan langsung pergi. Ia sempat terkejut karena bertemu Song Yi di balik rak, tapi ia tidak mengatakan apa pun dan pergi begitu saja.
Song Yi mendekati Ji Ahn yang menyibukkan diri merapikan buku-buku di rak dan bertanya apa yang dikatakan Tae Oh tadi.
"Dia tanya siapa orang yang kau taksir. Seseorang yang tampan, keren, dan pintar". Song Yi langsung mengkeret mendengar jawaban Ji Ahn. Ji Ahn berbalik, menghadap ke arah Song Yi dan bertanya, "Apa ada orang lain yang seperti itu di perpustakaan ini selain aku?". Song Yi tersenyum canggung, menggelengkan kepalanya dengan aneh dan langsung kabur.
Ji Ahn tertawa senang.
Malamnya, Tae Oh, Ji Ahn, dan Hoon minum-minum di restoran tempat Song Yi bekerja. Ji Ahn tidak kuat minum dan mulai mabuk setelah minum satu gelas. Karena mabuk, ia terus merasa seolah-olah ia pekerja di restoran itu. Setiap kali ada pelanggan yang meminta sesuatu, dengan sigap Ji Ahn langsung berdiri dari kursinya. Song Yi mengkhawatirkan Ji Ahn dan menegur Hoon dan Tae Oh yang membiarkan Ji Ahn minum. Tapi Hoon berkata Ji Ahn yang meminumnya sendiri.
Song Yi masih mengkhawatirkan Ji Ahn dan duduk di sebelah Ji Ahn, membantu membersihkan wajah Ji Ahn. Ji Ahn menggenggam tangan Song Yi dan menurunkan tangan Song Yi dari wajahnya. Song Yi agak kaget, refleks melihat ke arah Tae Oh. Ji Ahn tersenyum pada Song Yi.
Ji Ahn pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya. Di luar Song Yi sudah menunggu Ji Ahn untuk memberikan sapu tangannya pada Ji Ahn. "Apa kau sudah tidak mabuk?".
"Yeah...", jawab Ji Ahn singkat. Song Yi menasehati Ji Ahn agar tidak minum lagi karena Ji Ahn tidak kuat minum. Ji Ahn tersenyum tipis dan Song Yi kemudian berbalik, akan pergi. Ji Ahn memanggil Song Yi kembali, mengembalikan sapu tangan Song Yi. Song Yi tersenyum dan keadaan menjadi sedikit canggung. Lalu Ji Ahn berkata bukan cuma Song Yi yang naksir.
Song Yi tersenyum malu dan menundukkan wajahnya, "Aku tau...".
Malam itu, Tae Oh mencari Song Yi di tendanya. Song Yi yang akan berangkat tidur dengan perasaan berbunga-bunga dikagetkan oleh gedoran Tae Oh di tendanya. Tae Oh menyuruh Song Yi keluar karena ada yang ingin ia bicarakan. Song Yi membuka sedikit resleting tendanya, menjulurkan kepalanya dan bertanya kenapa.
Tae Oh tetap menyuruh Song Yi keluar tapi Song Yi tidak mau karena ia sudah memakai piyama. Tae Oh mendengus, siapa bilang ia melihat Song Yi sebagai wanita. Song Yi tetap tidak mau dan menyuruh Tae Oh mengatakan apa yang mau dikatakan.
"Aku tidak menyukaimu jadi jangan salah paham...", ucap Tae Oh. Tapi Song Yi malah menggoda Tae Oh, Tae Oh sendiri yang bilang ingin tergila-gila padanya. Tae Oh kesal sekali dan memegang kedua pipi Song Yi dengan kuat, membuat bibir Song Yi agak monyong. "Aku bersumpah! Dalam mimpimu, Han Song Yi!", teriak Tae Oh marah. Tapi sesaat kemudian, Tae Oh malah terdiam, memperhatikan bibir Song Yi.
"Masih ada yang mau kau katakan?", tanya Song Yi.
Tae Oh terdiam dan wajahnya sedikit sedih, "Kenapa... bukan aku orangnya?".
Song Yi menggeleng-gelengkan kepalanya agar terlepas dari tangan Tae Oh. "Kau juga bilang bukan aku orangnya. Kau hanya sukarela menyukaiku karena kasihan padaku. Tidak seperti kau tulus menyukaiku.."
Tae Oh terdiam.
Di kamarnya, dengan lesu Tae Oh merebahkan badannya di tempat tidur.
Tae Oh mematikan lampu dan memejamkan matanya.
Sementara itu, Ji Ahn yang tengah belajar tiba-tiba teringat Tae Oh yang tadi siang sibuk mencari tau siapa orang yang ditaksir Song Yi dan bertanya-tanya di dalam hati, kenapa Tae Oh penasaran sekali dengan orang yang ditaksir Song Yi.
=== 8 - Kalian Hanya Akan Membiarkannya Karena Kalian Berteman? ===
Tae Oh mencoba menghubungi Se Hyun dan belum juga berhasil. Di koridor kampus, ia melihat Song Yi berdiri di depan vending machine dan terlihat ragu membeli minuman. Ia mendekati Song Yi dan berdiri di belakang Song Yi. Song Yi yang tiba-tiba berbalik terkejut melihat Tae Oh yang tiba-tiba ada di depannya. Tae Oh memasukkan uangnya dan berkata Song Yi harus membayar kembali nanti, dan kemudian pergi. Song Yi mengerutu karena Tae Oh tidak memberinya tumpangan padahal mereka sama-sama harus ke kampus.
Song Yi mengambil minuman yang tadi dibayar oleh Tae Oh dan kebetulan Ji Ahn datang menyapanya. Song Yi langsung memberikan minuman itu untuk Ji Ahn dan Ji Ahn mengucapkan terima kasih. Lalu Ji Ahn menyinggung masalah semalam. Ia berkata ia mabuk dan begitu bangun tadi pagi, ia merasa malu. Song Yi tersenyum dan berkata tidak apa-apa. Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi, Ji Ahn pergi ke kelasnya, meninggalkan Song Yi yang senyum-senyum sendiri.
Di dalam kelas, Tae Oh masih mencoba menelpon Se Hyun tapi masih juga belum berhasil. Dengan tersenyum-senyum, Ji Ahn datang dan duduk di belakang Tae Oh dan berkata, "Dia imut...".
"Siapa?", tanya Tae Oh.
"Gadis yang bekerja denganku. Seluruh wajahnya memerah ketika dia memberikan minuman ini untukku", sahut Ji Ahn.
"Aku yakin dia cuma menggodamu saja", sahut Tae Oh tidak percaya.
"Jika memang begitu, itu bahkan lebih manis...". Tae Oh menyuruh Ji Ahn berkencan saja dengan gadis itu jika memang Ji Ahn suka padanya. "Lihat siapa yang bicara?", sahut Ji Ahn. Tae Oh terdiam dan teringat ketika Song Yi mengatakan bukan dia orangnya. Tae Oh berdehem dan menyuruh Ji Ahn melupakannya saja, karena semalam ia sudah menolak gadis itu.
Ji Ahn tidak mengerti, bukannya Tae Oh menyukai gadis itu? Tae Oh beralasan itu karena ia lebih gentle daripada Ji Ahn, ia tidak suka gadis yang mengaturnya dan langsung memutuskannya dengan mengatakan 'Aku membencimu'. Ji Ahn tidak percaya Tae Oh mengatakannya langsung di depan gadis itu, menurutnya itu sangat kejam. Walaupun ia tidak tau siapa gadis itu, tapi ia merasa kasihan pada gadis itu. Tae Oh hanya mengangguk-angguk dengan wajah yang agak sedih.
Kemudian datang seorang teman Tae Oh yang lain, menanyakan bagaimana kencan butanya Tae Oh. Wajah Tae Oh langsung berubah gembira dan memeluk temannya itu, sangat berterima kasih berkat temannya itu, ia bertemu dengan seorang dewi. Tiba-tiba Tae Oh melihat Se Hyun lewat di koridor depan kelasnya, Tae Oh kaget dan langsung berlari keluar kelas. Sayangnya, belum sempat Tae Oh melihatnya, Se Hyun sudah berbelok ke koridor yang lain.
Ji Ahn kebingungan melihat Tae Oh celingak-celinguk di luar kelas. Tae Oh kembali masuk sambil bergumam, merasa melihat teman kencan butanya. Tapi teman yang mengatur kencan buta Tae Oh berkata tidak mungkin, karena hari itu temannya itu tidak datang, ia balik dengan mantan pacarnya. Temannya itu juga berkata Tae Oh cowok yang aneh karena terus mengirimkan pesan yang aneh.
Tae Oh tidak mengerti dan meminta temannya itu menunjukkan foto gadis itu padanya, ia bahkan mengambil sendiri ponsel dari saku celana temannya. Tae Oh kaget melihat foto gadis itu yang sama sekali bukan gadis yang ia temui di cafe dan juga tidak mirip Miranda Kerr.
Ji Ahn mengirimkan pesan di grup : Yoon Tae Oh berkencan dengan hantu.
Tae Oh berbalik, memsang wajah kesal pada Ji Ahn. Ji Ahn tidak peduli, tetap mengirimkan pesan di grup : Gadis yang ditemui Tae Oh bukan Miranda Kerr dan bukan dari jurusan Literatur.
Song Yi yang sedang kuliah, membalas pesan : Jadi siapa gadis itu? Ternyata Se Hyun sekelas dengan Song Yi dan kebetulan ia ingin meminjam pulpen pada Song Yi.
Tae Oh membalas : Tingginya 170 cm, rambutnya lurus, tubuhnya sempurna. Jika kalian melihat gadis seperti itu di sekitar rumah kalian, beritahu padaku.
Awalnya Song Yi tidak percaya dengan gambaran yang diberikan Tae Oh. Lalu tidak sengaja, ia menoleh ke samping dan melihat Se Hyun dari ujung kaki hingga ke wajahnya. Song Yi baru mengenali, gadis yang duduk di sampingnya adalah teman kencan Tae Oh. "Daebak...", serunya berbisik.
Tae Oh : Maksudku kami sudah bertemu dua kali, tapi kenapa dia tidak mengatakan apa pun?
Hoon : Mungkin itu karena dia menyukaimu.
Song Yi : Tidak mungkin.
Tae Oh kesal pada Song Yi dan membalas : Tidak. Aku pikir dia mnyukaiku juga. Sepertinya dari awal dia sudah tertarik padaku.
Hoon : Aku itu. Dia pasti si stalker itu. Aku selalu berpikir kapan gadis itu muncul.
Ji Ahn, Song Yi dan Ga In: Stalker?
Ga In yang sedang bersama Hoon bertanya pada Hoon apa Tae Oh punya stalker. Hoon menganggukkan kepalanya.
Hoon : Ya. Tae Ho punya stalker. Dia selalu mengirimkan hadiah pada hari-hari sepsial, tiga kali dalam setahun, hari valentine, ulang tahun Tae Oh dan Natal. Dia selalu mengirimkan hadiah.
Ga In : Gadis itu aku.
Ji Ahn, Tae Oh, dan Song Yi melongo. Hoon menegur Ga In, karena Ga In semua orang menjadi canggung.
Song Yi : Malam ini aku akan mengadakan pesta rumah baru.
Tae Oh, Ji Ahn, Hoon, dan Ga In : Oke.
Setelah semua orang menyimpan ponsel mereka kembali, Hoon menyinggung apa yang dikatakan Ga In tadi, apa Ga In benar-benar stalkernya Tae Oh. Ga In hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya, merawat rambut pelanggannya.
Kuliah sudah selesai. Melihat Se Hyun langsung keluar dari kelas, cepat-cepat Song Yi membereskan bukunya dan mencari Se Hyun di luar kelas. Untungnya, Song Yi menemukan Se Hyun sedang berdiri di depan sebuah papan pengumuman di dekat kelas, sedang menempelkan pengumuman. Begitu melihat Song Yi, Se Hyun baru teringat dan mengembalikan pulpen Song Yi.
Song Yi meminta maaf dan menanyakan siapa Se Hyun. Se Hyun kaget, tidak mengerti. Song Yi memperkenalkan dirinya adalah temannya Yoon Tae Oh, teman kencan Se Hyun. Se Hyun masih bingung. "Kau datang di kafe tempat aku bekerja waktu itu", jelas Song Yi lagi.
Se Hyun baru ingat. "A... Kau teman yang itu...". Song Yi mengatakan Tae Oh mencari Se Hyun. Sepertinya Song Yi berbicara banmal pada Se Hyun karena kemudian Se Hyun mengatakan ia tidak begitu suka dengan cara Song Yi berbicara padanya. Song Yi meminta maaf, karena ia tidak tau nama Se Hyun. Lalu Song Yi menanyakan kenapa Se Hyun tidak mengatakan pada Tae Oh bahwa dia bukan teman kencan buta Tae Oh.
"Uhm... Yoon Tae Oh itu menarik. Aku yakin kita akan sering bertemu karena kita mengambil kelas yang sama", ucap Se Hyun dan kemudian pamit pergi. Setelah Se Hyun pergi, Song Yi membaca pengumuman yang ditempel Se Hyun tadi (pengumuman dari klub film) dan kaget. Ternyata Se Hyun berasal dari kelas 12, tiga tahun di atasnya.
Bersambung...
[Sinopsis Because This Is My First Time Episode 3 Part 2]
Sinopsis Because It's The First Time Episode 3 Part 1
![]() |
Credit : OnStyle |
=== Bab 7 - Kenapa Bukan Aku? ===
Kdramastory - Song Yi jelas bingung mendengar ucapan Tae Oh. Tapi ternyata Tae Oh maksudnya lain. Ia malah mengejek Song Yi, ingin tau apa yang akan dilakukan Song Yi untuk membuat ia tergila-gila pada Song Yi. Tae Oh mengeluhkan baju yang dipakai Song Yi bertahun-tahun dan juga wajah Song Yi yang membuatnya tidak tertarik. Ia tidak mengharapkan Song Yi akan bersikap seksi padanya tapi paling tidak Song Yi seharusnya bersikap seperti seorang gadis di hadapannya.
Song Yi mengatai Tae Oh sudah gila, si kunyuk gila. Tae Oh menyuruh Song Yi bicara yang cantik padanya, sedikit memalingkan wajah, mengdipkan mata dan tersenyum, begitulah seharusnya menggoda seorang pria. Song Yi mengatakan ia juga melakukan itu tapi di depan orang yang ia sukai...
"Tepat sekali! Jadi lakukan itu di depanku!", sahut Tae Oh yang lama kelamaan jadi kesal.
"Kenapa?", Song Yi bingung.
"Karena kau bilang kau suka padaku", sahut Tae Oh. Tae Oh mengeluhkan kenapa Song Yi bisa datang ke tempatnya dengan berpakaian seperti ini. Song Yi memandang kesal pada Tae Oh. Tae Oh meminta maaf karena marah-marah pada Song Yi. Tapi itu karena Song Yi menyukainya jadi ia ingin bisa menyukai Song Yi juga. "Aku tau kau naksir aku", tambah Tae Oh sambil tersenyum senang.
Song Yi menghela nafasnya, tidak habis pikir darimana datangnya ide itu di kepala Tae Oh. Tae Oh terus nyerocos, menjelaskan bahwa ia mengerti kenapa Song Yi bisa naksir padanya. Mereka berdua itu sangat cocok satu sama lain, ia tampan, kaya, pintar jika benar-benar mau serius belajar, dan juga suka mentraktir Song Yi. Menurutnya tidak ada yang bisa dibandingkan dengan dirinya.
Song Yi senyam senyum mendengar Tae Oh yang memuji diri sendiri.
Tae Oh kembali mengeluhkan gaya berpakaian Song Yi tapi sesaat kemudian ia memutuskan tidak mau mempermasalahkannya. Ia akan membelikan pakaian dan juga sepatu baru untuk Song Yi. Tapi ada dua hal yang ia inginkan dari Song Yi, jangan makan makanan yang terjatuh di lantai dan jangan bersendawa di depannya. Jika Song Yi tidak melakukan itu, ia rasa ia bisa menerima Song Yi. Song Yi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja sambil tersenyum simpul.
"Uhm... Aku tidak benar-benar membenci kelakuan itu tapi aku akan berusaha menerima itu. Mari kita coba ubah satu-satu", lagi-lagi Tae Oh berubah pikiran.
"Kau... Bukan kau. Bukan kau orang yang aku taksir", ucap Song Yi terus terang.
Senyum di wajah Tae Oh langsung menghilang.
Ji Ahn pulang dari bekerja dan teringat ucapan Tae Oh tadi siang. Ji Ahn terlihat kecewa dan sedih.
Dari semua orang, kenapa harus Tae Oh? Ketika aku bilang 'Itu saja, itu saja sudah cukup', aku tidak bersungguh-sungguh. Jika aku mengatakan padanya aku tidak punya uang untuk berkencan, untuk alasan tertentu, aku merasa seperti sudah kalah. Walaupun dia sahabatku, aku tidak mau dia tau. - Ji Ahn
Ji Ahn tiba di toko ayahnya. Ayah berkata ia mendengar Ji Ahn bicara pada ayah Tae Oh agar tidak menaikkan uang sewa dan sebagai gantinya Ji Ahn akan bekerja membersihkan gedung di simpang, ayah menyuruh Ji Ahn tidak mencampuri urusan orang dewasa. Ia merasa Ji Ahn sudah menempatkan Tae Oh pada posisi yang tidak mengenakan. Ji Ahn menanyakan apa yang dilakukan ayahnya di saat ayah Tae Oh semakin kaya. Ayah mengatakan kekayaan ayah Tae Oh diwariskan dari generasi ke generasi.
"Tepat sekali! Kakeknya kaya jadi otomatis ayahnya kaya. Ayahnya kaya otomatis Tae Oh akan kaya. Jadi hanya tinggal satu jawaban yang tersisa untukku, Ayah. Harapan, impian, ambisi, apa pun tidak. Ujian pegawai negeri adalah jawaban yang tersisa untuk orang sepertiku". Ayah terdiam mendengar ucapan Ji Ahn. Lalu Ji Ahn mengatakan ada satu hal yang perlu mereka selesaikan terlebih dahulu sebelum ia mengambil ujian itu, yaitu melunasi kartu kredit. Ayah sudah membuat kartu kredit atas namanya dan pihak bank menelponnya mengatakan bahwa ia harus melunasi kreditnya sebelum akhir bulan ini. Ayah merasa tidak enak pada Ji Ahn dan dengan terbata-bata, ia berjanji akan segera melunasinya.
Tae Oh mengejar Song Yi yang sudah keluar dari rumahnya, menuntut Song Yi mengatakan dengan jelas siapa orangnya, karena Song Yi hanya mengatakan orang itu teman kerjanya. Tapi Song Yi tidak mau, menurutnya Tae Oh tidak perlu tau siapa orang itu.
Tae Oh masih penasaran, apa yang membuat Song Yi naksir orang itu dan apa kelebihan orang itu. Tae Oh merasa jika Song Yi memang ingin berkencan dengan orang itu, Song Yi harus melakukannya sehingga seluruh dunia bisa melihatnya.
Song Yi tidak mengatakan apa pun, ia hanya senyam senyum ga jelas. Tae Oh kesal, mendesak Song Yi mengatakan siapa orang yang membuat Song Yi seperti itu.
"Dia keren", ucap Song Yi sambil tersenyum.
"Itu aku...", sahut Tae Oh cepat.
Song Yi memandang kesal pada Tae Oh. "Benar-benar tampan".
"Itu aku!", sahut Tae Oh kesal.
"Ditambah lagi, dia juga pintar",
"Itu aku! Itu aku! Persis aku...", kali ini Tae Oh tidak yakin itu dirinya.
Song Yi menatap Tae Oh dan mulai mendekati Tae Oh, membuat Tae Oh grogi. Song Yi menatap Tae Oh intens, memegang pundak Tae Oh dan mendekatkan wajahnya pada Tae Oh, membuat Tae Oh refleks mundur. Tae Oh jadi fokus ke bibir Song Yi. "Kau... bukan orangnya. Kalaupun ada kehidupan yang lain, kau tetap bukan orangnya...". Song Yi mendorong Tae Oh menjauh dan pergi meninggalkan Tae Oh tertegun, di pipinya samar-samar terlihat memerah.
Ga In melihat Hoon sedang merapikan banyak kertas. Ia berpikir jika Hoon belajar sebanyak ini, Hoon pasti akan lulus di Universitas Seoul. Lalu Ga In membuka-buka notes yang lain dan menemukan catatan audisi yang diikuti Hoon, ia bertanya apa Hoon masih mengikuti audisi untuk pentas. Hoon tidak menjawab dan balik bertanya apa ayah Ga In sudah tidur.
"Belum... ", sahut Ga In. Hoon mengajak Ga In jalan-jalan bersamanya.
Hoon mengajak Ga In menemaninya pergi ke rumahnya. Hoon menggantungkan tas yang berisi kertas-kertas yang tadi ia bereskan di pagar rumahnya dan kemudian menekan bel rumahnya. Dari dalam ibu Hoon bertanya siapa. Hoon tidak menjawab, ia malah menekan bel berkali-kali, membuat ibunya marah dan keluar dari rumah. Hoon dan Ga In cepat-cepat berlari, Hoon sempat terjatuh dan Ga In membantunya berdiri. Mereka bersembunyi di balik tanaman yang ada di depan rumah Hoon.
Ibu keluar dan melihat tidak ada siapa-siapa di luar. Ketika akan masuk, ibu melihat tas yang tergantung di pagar dan melihat isinya. Hoon dan Ga In tersenyum lebar melihat ibu Hoon membawa masuk tas itu dan melakukan tos.
Tae Oh yang penasaran mulai mendatangi tempat kerja Song Yi satu persatu. Pertama, ia mendatangi pom bensin. Ia menyuruh Song Yi mengisi bensin untuk scooternya sambil memperhatikan satu persatu rekan kerja Song Yi. Song Yi tidak mau karena masih penuh.
"Kalau begitu, isi saja untuk 1.000 won", desak Tae Oh. Song Yi tetap tidak mau dan menyuruh Tae Oh datang kembali lain waktu.
"Baiklah, toh aku juga akan melakukan itu...", sahut Tae Oh cuek dan kemudian pergi. Song Yi menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa Tae Oh pasti sudah gila.
Kedua, Tae Oh mendatangi perpustakaan. Dari luar ia sudah memperhatikan orang-orang yang lalu lalang. Di dalam perpustakaan, ia melihat ke sana sini, mencari siapa kira-kira orang yang ditaksir Song Yi. Tidak sengaja ia malah berpapasan dengan Song Yi. "Apa yang kau lakukan di sini?", tanya Song Yi.
"Bukan urusanmu", sahut Tae Oh singkat dan pergi begitu saja. Tidak sengaja, Tae Oh berpapasan dengan Ji Ahn dan langsung menarik Ji Ahn ke tempat lain, untuk berbicara empat mata.
"Ada apa?", tanya Ji Ahn bingung.
"Hei, apa ada seseorang yang pintar dan tampan di sini?". Ji Ahn berpikir sesaat dan bertanya kenapa Tae Oh menanyakan itu. "Ada seseorang yang ditaksir Song Yi. Apa ada orang seperti itu di sini?".
Ji Ahn tidak yakin dan merasa tidak ada orang yang seperti itu. Lalu ia ingin tau kenapa Tae Oh ingin bertemu orang itu dan apa yang akan Tae Oh lakukan pada orang itu. Tae Oh beralasan ia cuma penasaran dan ingin tau seperti apa orang yang ditaksir Song Yi. Ji Ahn hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Lalu Tae Oh bertanya apa Ji Ahn tau tempat kerja Song Yi yang lain selain pom bensin.
"Sepertinya dia bekerja di restoran BBQ malam hari", ucap Ji Ahn. Tae Oh menepuk bahu Ji Ahn dan langsung pergi. Ia sempat terkejut karena bertemu Song Yi di balik rak, tapi ia tidak mengatakan apa pun dan pergi begitu saja.
Song Yi mendekati Ji Ahn yang menyibukkan diri merapikan buku-buku di rak dan bertanya apa yang dikatakan Tae Oh tadi.
"Dia tanya siapa orang yang kau taksir. Seseorang yang tampan, keren, dan pintar". Song Yi langsung mengkeret mendengar jawaban Ji Ahn. Ji Ahn berbalik, menghadap ke arah Song Yi dan bertanya, "Apa ada orang lain yang seperti itu di perpustakaan ini selain aku?". Song Yi tersenyum canggung, menggelengkan kepalanya dengan aneh dan langsung kabur.
Ji Ahn tertawa senang.
Malamnya, Tae Oh, Ji Ahn, dan Hoon minum-minum di restoran tempat Song Yi bekerja. Ji Ahn tidak kuat minum dan mulai mabuk setelah minum satu gelas. Karena mabuk, ia terus merasa seolah-olah ia pekerja di restoran itu. Setiap kali ada pelanggan yang meminta sesuatu, dengan sigap Ji Ahn langsung berdiri dari kursinya. Song Yi mengkhawatirkan Ji Ahn dan menegur Hoon dan Tae Oh yang membiarkan Ji Ahn minum. Tapi Hoon berkata Ji Ahn yang meminumnya sendiri.
Song Yi masih mengkhawatirkan Ji Ahn dan duduk di sebelah Ji Ahn, membantu membersihkan wajah Ji Ahn. Ji Ahn menggenggam tangan Song Yi dan menurunkan tangan Song Yi dari wajahnya. Song Yi agak kaget, refleks melihat ke arah Tae Oh. Ji Ahn tersenyum pada Song Yi.
Ji Ahn pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya. Di luar Song Yi sudah menunggu Ji Ahn untuk memberikan sapu tangannya pada Ji Ahn. "Apa kau sudah tidak mabuk?".
"Yeah...", jawab Ji Ahn singkat. Song Yi menasehati Ji Ahn agar tidak minum lagi karena Ji Ahn tidak kuat minum. Ji Ahn tersenyum tipis dan Song Yi kemudian berbalik, akan pergi. Ji Ahn memanggil Song Yi kembali, mengembalikan sapu tangan Song Yi. Song Yi tersenyum dan keadaan menjadi sedikit canggung. Lalu Ji Ahn berkata bukan cuma Song Yi yang naksir.
Song Yi tersenyum malu dan menundukkan wajahnya, "Aku tau...".
Malam itu, Tae Oh mencari Song Yi di tendanya. Song Yi yang akan berangkat tidur dengan perasaan berbunga-bunga dikagetkan oleh gedoran Tae Oh di tendanya. Tae Oh menyuruh Song Yi keluar karena ada yang ingin ia bicarakan. Song Yi membuka sedikit resleting tendanya, menjulurkan kepalanya dan bertanya kenapa.
Tae Oh tetap menyuruh Song Yi keluar tapi Song Yi tidak mau karena ia sudah memakai piyama. Tae Oh mendengus, siapa bilang ia melihat Song Yi sebagai wanita. Song Yi tetap tidak mau dan menyuruh Tae Oh mengatakan apa yang mau dikatakan.
"Aku tidak menyukaimu jadi jangan salah paham...", ucap Tae Oh. Tapi Song Yi malah menggoda Tae Oh, Tae Oh sendiri yang bilang ingin tergila-gila padanya. Tae Oh kesal sekali dan memegang kedua pipi Song Yi dengan kuat, membuat bibir Song Yi agak monyong. "Aku bersumpah! Dalam mimpimu, Han Song Yi!", teriak Tae Oh marah. Tapi sesaat kemudian, Tae Oh malah terdiam, memperhatikan bibir Song Yi.
"Masih ada yang mau kau katakan?", tanya Song Yi.
Tae Oh terdiam dan wajahnya sedikit sedih, "Kenapa... bukan aku orangnya?".
Song Yi menggeleng-gelengkan kepalanya agar terlepas dari tangan Tae Oh. "Kau juga bilang bukan aku orangnya. Kau hanya sukarela menyukaiku karena kasihan padaku. Tidak seperti kau tulus menyukaiku.."
Tae Oh terdiam.
Dulu... ada sedikit ketulusan. - Tae OhTae Oh terlihat sedih dan mengucapkan selamat malam pada Song Yi. Song Yi memandang Tae Oh kebingungan.
Aku menyukai ide bahwa Song Yi menyukaiku... - Tae Oh
Di kamarnya, dengan lesu Tae Oh merebahkan badannya di tempat tidur.
Lupakan. Dia bilang dia tidak suka padaku, jadi lupakan saja. - Tae Oh
Tae Oh mematikan lampu dan memejamkan matanya.
Sementara itu, Ji Ahn yang tengah belajar tiba-tiba teringat Tae Oh yang tadi siang sibuk mencari tau siapa orang yang ditaksir Song Yi dan bertanya-tanya di dalam hati, kenapa Tae Oh penasaran sekali dengan orang yang ditaksir Song Yi.
=== 8 - Kalian Hanya Akan Membiarkannya Karena Kalian Berteman? ===
Tae Oh mencoba menghubungi Se Hyun dan belum juga berhasil. Di koridor kampus, ia melihat Song Yi berdiri di depan vending machine dan terlihat ragu membeli minuman. Ia mendekati Song Yi dan berdiri di belakang Song Yi. Song Yi yang tiba-tiba berbalik terkejut melihat Tae Oh yang tiba-tiba ada di depannya. Tae Oh memasukkan uangnya dan berkata Song Yi harus membayar kembali nanti, dan kemudian pergi. Song Yi mengerutu karena Tae Oh tidak memberinya tumpangan padahal mereka sama-sama harus ke kampus.
Song Yi mengambil minuman yang tadi dibayar oleh Tae Oh dan kebetulan Ji Ahn datang menyapanya. Song Yi langsung memberikan minuman itu untuk Ji Ahn dan Ji Ahn mengucapkan terima kasih. Lalu Ji Ahn menyinggung masalah semalam. Ia berkata ia mabuk dan begitu bangun tadi pagi, ia merasa malu. Song Yi tersenyum dan berkata tidak apa-apa. Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi, Ji Ahn pergi ke kelasnya, meninggalkan Song Yi yang senyum-senyum sendiri.
Di dalam kelas, Tae Oh masih mencoba menelpon Se Hyun tapi masih juga belum berhasil. Dengan tersenyum-senyum, Ji Ahn datang dan duduk di belakang Tae Oh dan berkata, "Dia imut...".
"Siapa?", tanya Tae Oh.
"Gadis yang bekerja denganku. Seluruh wajahnya memerah ketika dia memberikan minuman ini untukku", sahut Ji Ahn.
"Aku yakin dia cuma menggodamu saja", sahut Tae Oh tidak percaya.
"Jika memang begitu, itu bahkan lebih manis...". Tae Oh menyuruh Ji Ahn berkencan saja dengan gadis itu jika memang Ji Ahn suka padanya. "Lihat siapa yang bicara?", sahut Ji Ahn. Tae Oh terdiam dan teringat ketika Song Yi mengatakan bukan dia orangnya. Tae Oh berdehem dan menyuruh Ji Ahn melupakannya saja, karena semalam ia sudah menolak gadis itu.
Ji Ahn tidak mengerti, bukannya Tae Oh menyukai gadis itu? Tae Oh beralasan itu karena ia lebih gentle daripada Ji Ahn, ia tidak suka gadis yang mengaturnya dan langsung memutuskannya dengan mengatakan 'Aku membencimu'. Ji Ahn tidak percaya Tae Oh mengatakannya langsung di depan gadis itu, menurutnya itu sangat kejam. Walaupun ia tidak tau siapa gadis itu, tapi ia merasa kasihan pada gadis itu. Tae Oh hanya mengangguk-angguk dengan wajah yang agak sedih.
Kemudian datang seorang teman Tae Oh yang lain, menanyakan bagaimana kencan butanya Tae Oh. Wajah Tae Oh langsung berubah gembira dan memeluk temannya itu, sangat berterima kasih berkat temannya itu, ia bertemu dengan seorang dewi. Tiba-tiba Tae Oh melihat Se Hyun lewat di koridor depan kelasnya, Tae Oh kaget dan langsung berlari keluar kelas. Sayangnya, belum sempat Tae Oh melihatnya, Se Hyun sudah berbelok ke koridor yang lain.
Ji Ahn kebingungan melihat Tae Oh celingak-celinguk di luar kelas. Tae Oh kembali masuk sambil bergumam, merasa melihat teman kencan butanya. Tapi teman yang mengatur kencan buta Tae Oh berkata tidak mungkin, karena hari itu temannya itu tidak datang, ia balik dengan mantan pacarnya. Temannya itu juga berkata Tae Oh cowok yang aneh karena terus mengirimkan pesan yang aneh.
Tae Oh tidak mengerti dan meminta temannya itu menunjukkan foto gadis itu padanya, ia bahkan mengambil sendiri ponsel dari saku celana temannya. Tae Oh kaget melihat foto gadis itu yang sama sekali bukan gadis yang ia temui di cafe dan juga tidak mirip Miranda Kerr.
Ji Ahn mengirimkan pesan di grup : Yoon Tae Oh berkencan dengan hantu.
Tae Oh berbalik, memsang wajah kesal pada Ji Ahn. Ji Ahn tidak peduli, tetap mengirimkan pesan di grup : Gadis yang ditemui Tae Oh bukan Miranda Kerr dan bukan dari jurusan Literatur.
Song Yi yang sedang kuliah, membalas pesan : Jadi siapa gadis itu? Ternyata Se Hyun sekelas dengan Song Yi dan kebetulan ia ingin meminjam pulpen pada Song Yi.
Tae Oh membalas : Tingginya 170 cm, rambutnya lurus, tubuhnya sempurna. Jika kalian melihat gadis seperti itu di sekitar rumah kalian, beritahu padaku.
Awalnya Song Yi tidak percaya dengan gambaran yang diberikan Tae Oh. Lalu tidak sengaja, ia menoleh ke samping dan melihat Se Hyun dari ujung kaki hingga ke wajahnya. Song Yi baru mengenali, gadis yang duduk di sampingnya adalah teman kencan Tae Oh. "Daebak...", serunya berbisik.
Tae Oh : Maksudku kami sudah bertemu dua kali, tapi kenapa dia tidak mengatakan apa pun?
Hoon : Mungkin itu karena dia menyukaimu.
Song Yi : Tidak mungkin.
Tae Oh kesal pada Song Yi dan membalas : Tidak. Aku pikir dia mnyukaiku juga. Sepertinya dari awal dia sudah tertarik padaku.
Hoon : Aku itu. Dia pasti si stalker itu. Aku selalu berpikir kapan gadis itu muncul.
Ji Ahn, Song Yi dan Ga In: Stalker?
Ga In yang sedang bersama Hoon bertanya pada Hoon apa Tae Oh punya stalker. Hoon menganggukkan kepalanya.
Hoon : Ya. Tae Ho punya stalker. Dia selalu mengirimkan hadiah pada hari-hari sepsial, tiga kali dalam setahun, hari valentine, ulang tahun Tae Oh dan Natal. Dia selalu mengirimkan hadiah.
Ga In : Gadis itu aku.
Ji Ahn, Tae Oh, dan Song Yi melongo. Hoon menegur Ga In, karena Ga In semua orang menjadi canggung.
Song Yi : Malam ini aku akan mengadakan pesta rumah baru.
Tae Oh, Ji Ahn, Hoon, dan Ga In : Oke.
Setelah semua orang menyimpan ponsel mereka kembali, Hoon menyinggung apa yang dikatakan Ga In tadi, apa Ga In benar-benar stalkernya Tae Oh. Ga In hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya, merawat rambut pelanggannya.
Kuliah sudah selesai. Melihat Se Hyun langsung keluar dari kelas, cepat-cepat Song Yi membereskan bukunya dan mencari Se Hyun di luar kelas. Untungnya, Song Yi menemukan Se Hyun sedang berdiri di depan sebuah papan pengumuman di dekat kelas, sedang menempelkan pengumuman. Begitu melihat Song Yi, Se Hyun baru teringat dan mengembalikan pulpen Song Yi.
Song Yi meminta maaf dan menanyakan siapa Se Hyun. Se Hyun kaget, tidak mengerti. Song Yi memperkenalkan dirinya adalah temannya Yoon Tae Oh, teman kencan Se Hyun. Se Hyun masih bingung. "Kau datang di kafe tempat aku bekerja waktu itu", jelas Song Yi lagi.
Se Hyun baru ingat. "A... Kau teman yang itu...". Song Yi mengatakan Tae Oh mencari Se Hyun. Sepertinya Song Yi berbicara banmal pada Se Hyun karena kemudian Se Hyun mengatakan ia tidak begitu suka dengan cara Song Yi berbicara padanya. Song Yi meminta maaf, karena ia tidak tau nama Se Hyun. Lalu Song Yi menanyakan kenapa Se Hyun tidak mengatakan pada Tae Oh bahwa dia bukan teman kencan buta Tae Oh.
"Uhm... Yoon Tae Oh itu menarik. Aku yakin kita akan sering bertemu karena kita mengambil kelas yang sama", ucap Se Hyun dan kemudian pamit pergi. Setelah Se Hyun pergi, Song Yi membaca pengumuman yang ditempel Se Hyun tadi (pengumuman dari klub film) dan kaget. Ternyata Se Hyun berasal dari kelas 12, tiga tahun di atasnya.
Bersambung...
[Sinopsis Because This Is My First Time Episode 3 Part 2]
Post a Comment