[Sinopsis Because It's The First Time Episode 6 Part 2]
=== Bab 18 - Aku... Milikmu ===
Semua kaget, Hoon dan Ga In tidak mengerti kenapa Tae Oh mengusir Ji Ahn dan Song Yi. Tapi Ji Ahn mengerti kenapa Tae Oh melakukan itu dan ia juga tidak menyalahkan Tae Oh, Tae Oh pasti marah karena ia dan Song Yi sudah membohongi Tae Oh.
Tae Oh yang tadinya sempat kaget, khawatir Ji Ahn mengetahui perasaannya pada Song Yi menjadi lega.
Ga In menanyakan apa yang dilakukan Ji Ahn dan Song Yi. Tae Oh mengatakan dulu saat Song Yi ditolak, setiap pulang ke rumah Song Yi selalu menangis, jadi ia pergi mencari si brengsek itu untuk bisa membunuhnya tapi Ji Ahn malah bilang dia tidak tau siapa si brengsek itu. "Bagaimana tidak kesal coba?".
Ga In setuju dengan Tae Oh dan menyuruh Ji Ahn dan Song Yi keluar dari mobil. Hoon dan Ga In membela Tae Oh dan memarahi Ji Ahn dan Song Yi, Hoon menyuruh Ji Ahn duduk jauh-jauh dari Song Yi kalau perlu mereka tukaran tempat duduk. Setelah Song Yi duduk jauh-jauh dari Ji Ahn, Tae Oh menjalankan kembali mobilnya.
Keesokan harinya, Tae Oh mengembalikan mobil ayahnya ke rumah. Saat ia membunyikan bel, pelayan di rumah ayah Tae Oh tidak membukakan pintu. Ayah Tae Oh yang baru saja pulang dari berolahraga mengatakan bahwa ia tidak mengizinkan pencuri masuk ke rumahnya.
Tae Oh minta maaf dan mengembalikan kunci mobil dan bersiap untuk push up. Tapi ayah melah mendorong Tae Oh dengan kakinya hingga Tae Oh terjatuh, Tae Oh mengeluhkan lengannya yang patah.
Ayah menyuruh Tae Oh berdiri dan membentak Tae Oh, ia mengancam akan mengurangi uang bulanan Tae Oh supaya Tae Oh sadar dan bertingkah normal. Ibu tiri Tae Oh mengatakan bukan masalah uang bulanan, tapi seharusnya Tae Oh berhenti bergaul dengan teman-temannya itu.
Ayah setuju dengan ibu. "Berapa lama kau akan bergaul dengan teman-temanmu itu. Yang satu orang berlarian ke sana kemari dengan celana dalam, yang satu orang tidak mengetahui ayahnya sudah meninggal dan menjadi gila!".
Tae Oh menegur ayahnya. Tapi ibu tiri Tae Oh membela suaminya, apa yang dikatakan ayah Tae Oh benar adanya, malah kemarin ayah Ji Ahn datang untuk meminjam 10 juta won.
"Kenapa ayah tidak memberikannya?", tuntut Tae Oh.
"Kenapa aku harus memberikannya?", bentak ayah Tae Oh. "Dia mendepositkan uang sebanyak 20 juta won dan tahun lalu meminjam 10 juta won. Aku tidak akan meminjamkan 10 juta won lagi padanya. Tidak akan!", teriak ayah Tae Oh.
Tae Oh mengatakan teman ayahnya itu sedang dalam kesulitan keuangan. Ayah memandang Tae Oh tidak percaya, ibu membujuk ayah untuk mengurangi uang bulanan Tae Oh supaya Tae Oh sadar. Lalu ibu tiri Tae Oh juga mengtakan bahwa Ji Ahn akan terkena kredit macet gara-gara ayah Ji Ahn menggunakan kartu kredit atas nama Ji Ahn.
"Itu karena bisnisnya berjalan kurang baik. Ayah juga menaikkan uang sewa...", Tae Oh menyalahkan ayahnya.
Ayah bertambah marah. Ia sudah membukakan toko itu untuk ayah Ji Ahn, bisa dibilang tiga tahun sejak ayah Ji Ahn diphk dia memberikan toko itu secara gratis untuk ayah Ji Ahn.
"Benar! Dan dia tidak mampu membayar hutangnya", sahut ibu tiri Tae Oh.
Ayah memerintahkan Tae Oh untuk membuang teman-temannya itu, termasuk Song Yi. "Kenapa dengan Song Yi?", tanya Tae Oh.
"Ibunya kabur dari rumah karena jatuh cinta pada pria yang lain... Mereka mempunyai hutang yang sangat banyak dan dia memiliki affair. Jika kau ingin berkencan dengan seorang pria, seharusnya melakukannya dengan benar. Oh Tuhan... dia bahkan meninggalkan anak-anaknya sendiri... Pria itu sudah berada di sekitar ibu Song Yi sejak setahun yang lalu. Semua orang di lingkungan ini tahu dan membicarakannya. Kenapa kau mau berteman dengan gadis seperti itu?", ucap ibu tiri Tae Oh.
Tae Oh bersiap akan berangkat. Ia melihat Song Yi sedang mengirimkan pesan suara untuk ibunya. Tae Oh menatap Song Yi dengan sedih. Pagi itu, Song Yi memasakkan sarapan untuk Tae Oh. Ia menemukan buku resep ibu Tae Oh saat bersih-bersih dulu dan mencoba membuatkan sarapan untuk Tae Oh.
Tae Oh mengatakan ia tidak pernah sarapan seperti itu. Song Yi tau, sejak ibu Tae Oh meninggal, Tae Oh hanya sarapan jus dan roti saja.
Song Yi menyuruh Tae Oh mencicipi masakannya. Namun setiap Tae Oh mencicipi satu menu, Song Yi selalu mengatakan perubahan bahan masakan yang ia gunakan. Tae Oh hanya mesem-mesem saja. Song Yi tidak tau apakah rasa masakannya mirip dengan rasa masakan ibu Tae Oh, tapi ia berharap Tae Oh menikmatinya. Tae Oh menganggukkan kepalanya. Ia bahkan tidak ingat lagi bagaimana rasa masakan ibunya.
"Apa ini bisa dimakan?", tanya Song Yi. Tae Oh tersenyum dan mengangkat jempolnya. Song Yi meminta mulai sekarang Tae Oh menganggap masakannya sebagai masakan ibunya. Song Yi menyuruh Tae Oh cepat makan.
Tae Oh menanyakan tentang ibu Song Yi, apakah ibu Song Yi pernah menelpon. Song Yi menggelengkan kepalanya, ia khawatir tentang ibunya, bertanya-tanya apakah ibunya makan dengan baik atau tidak.
Di dalam kelas di kampus, Tae Oh diam-diam memperhatikan Ji Ahn. Tae Oh teringat ucapan ibu tirinya tentang Ji Ahn yang akan terkena kredit macet. Tae Oh juga teringat ucapan Ji Ahn yang menyukai hubungannya dengan Song Yi yang bisa dibilang pacaran, bisa juga dibilang tidak pacaran (sebelum ia jadian dengan Song Yi). Sekarang Tae Oh mengerti kenapa Ji Ahn berkata seperti itu saat itu.
Ji Ahn menoleh pada Tae Oh, melihat Tae Oh sedang manatapnya. Ji Ahn menulis sesuatu di bukunya dan menggeser bukunya ke dekat Tae Oh: 'Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau menyukaiku?'
Tae Oh menganggukkan kepalanya dan menulis sesuatu juga uga di bukunya : 'Benar. Aku mencintaimu. Aku akan melindungimu dan Song Yi walau apa pun yang terjadi.'
Ji Ahn tersenyum dan mengatai Tae Oh gila. Tae Oh berbisik, "Aku mencintaimu, sayangku". Ji Ahn tertawa dan kembali mengatai Tae Oh gila. Sekarang Tae Oh malah membuat tanda hati dengan kedua tangannya.. :-P
Tae Oh menempelkan sebuah surat untuk Se Hyun di sebuah poster. Para sunbae melihat surat itu dan begitu Se Hyun datang, mereka langsung menyerahkan pada Se Hyun. Mereka malah meminta Se Hyun membacanya di depan mereka, karena mereka penasaran. Ternyata isinya adalah sebuah peta menuju rumah Tae Oh. Ada catatan post it kecil di beberapa point yang ditandai Tae Oh.
Se Hyun berteriak kaget karena ada anjing yang tiba-tiba menggonggongnya. Cepat-cepat Se Hyun berlari.
Se Hyun masuk ke minimarket dan membeli sesuatu di sana. Ia bertemu dengan Ji Ahn yang sedang menjaga kasir dan memang Ji Ahn tersenyum padanya.
Se Hyun berdiri di depan toko ayah goreng ayah Ji Ahn dan mengambil brosur yang ada di depan toko.
Se Hyun tiba di depan apartemen Tae Oh. Ia tersenyum melihat scooter Tae Oh ada di sana.
Hoon sedang menelpon seorang sutradara atau mungkin produser, menanyakan tentang hasil audisinya. Sepertinya Hoon ditolak karena kemudian ia marah-marah karena mendapat kabar apa pun dari mereka. Orang yang ditelpon tentu saja tidak terima dan menutup telponnya.
Ga In melihat Hoon khawatir dan mendekati Hoon, bertanya apa Hoon gagal audisi. "Entahlah!", sahut Hoon kesal.
"Kau mau melakukan sesuatu yang menyenangkan?", tanya Ga In.
Hoon mengangkat kepalanya dan kaget, Ga In berdiri tepat di depannya. Hoon menatap dada Ga In. "Kau... ingin aku mengatakan apa yang aku inginkan?".
Ga In baru sadar kemana Hoon melihat dan menampar Hoon, mengatainya tukang intip. Hoon membela dirinya, dada Ga In tepat di depannya, ia tidak bermaksud melihatnya. Lalu Ga In mengatakan jika ia meletakkan earphone di lubang hidung Hoon, maka suara musik akan terdengar keras melalui mulut Hoon.
Ga In mencobanya pada Hoon. Percobaan pertama tidak berhasil, Ga In menduga mungkin seharusnya earphone kiri ke lubang hidung yang kiri dan earphone yang kanan ke lubang hidung yang kanan. Dan percobaan kedua dimulai. Pada saat yang bersamaan Se Hyun masuk dan melihat Ga In melakukan hal yang aneh pada Hoon.
Hoon memberitahukan Ga In bahwa Ga In ada pelanggan. Tapi Ga In tidak peduli.
Se Hyun cepat-cepat pergi dari salon Ga In.
Se Hyun tiba di rumah Tae Oh dan memuji rumah Tae Oh yang sangat bersih. Se Hyun tertarik dengan koleksi kamera Tae Oh dan juga tenda yang ada di halaman Tae Oh. Tae oh mengatakan tenda itu hanya untuk gudang. Tapi Se Hyun berkata ia menyukai tenda.
"O... aku juga suka tenda...", sahut Tae Oh gugup.
Lalu Se Hyun menanyakan dimana Song Yi tinggal karena di peta Tae Oh menunjukkan semua temannya, kecuali Song Yi.
"Dia... tinggal dengan temannya", jawab Tae Oh.
"Teman, siapa?".
"Pacar...".
"Dia tinggal dengan pacarnya?"
"Bukan, bukan, dia punya pacar, yang bekerja di minimarket. Bukan dia. Dia cuma tinggal dengan seorang teman, benar-benar hanya teman, seorang teman laki-laki", jelas Tae Oh.
"Apa itu? Aku tidak mengerti...", ucap Se Hyun.
Tae Oh terdiam.
"Dia aneh...", ucap Se Hyun. Tae Oh langsung membantahnya, menurutnya Song Yi tidak aneh, Song Yi dan temannya itu hanyala teman lama dan SSong Yi memiliki alasan tidak bisa tinggal dengan yang lainnya. Tidak ingin membahas tentang Song Yi lagi, Tae Oh mengajak Se Hyun menyiapkan seminar saja.
Mereka mulai menonton film yang akan menjadi bahan seminar. Tapi Tae Oh tidak bisa berkonsentrasi karena Se Hyun ada di sampingnya. Tae Oh pura-pura menggeliat dan akan meletakkan tangannya di bahu Se Hyun, tapi Se Hyun langsung menghindar. Pura-pura menandai bagian video yang akan diedit.
Se Hyun tersenyum, melihat Tae Oh pura-pura ngantuk dan merebahkan kepalanya ke lututnya, Se Hyun mendorong kepala Tae Oh dengan lututnya, menyuruh Tae Oh tidak berpura-pura ngantuk. Tae Oh mencoba mendekati Se Hyun lagi, kali ini Se Hyun mengalihkannya dengan minta dibuatkan kopi.
Tae Oh kembali dari dapur dan mematikan lampu, Se Hyun sendiri mengikat rambutnya yang tadinya tergerai. Dan Tae Oh mulai menjalankan aksinya lagi. Pura-pura membantu mengambilkan cangkir untuk Se Hyun padahal ujung-ujungnya Tae Oh menggenggam tangan Se Hyun dan mulai mendekati Se Hyun.
Se Hyun menghindar lagi, memarahi Tae Oh yang tidak fokus. Tae Oh juga kesal, ia tidak bisa konsentrasi karena Se Hyun ada di sampingnya, lagipula ia sudah mengedit video untuk seminar. Se Hyun bingung, jadi kenapa Tae Oh menyuruhnya datang ke rumah Tae Oh. Tae Oh beralasan karena ia ingin berdua saja dengan Se Hyun, berdua saja.
Kali ini Se Hyun menggoda Tae Oh lebih dulu, bertanya apa yang sedang dipikirkan Tae Oh saat ini. Se Hyun benar-benar menggoda Tae Oh dan memulai lebih dulu. Tae Oh pasrah, "Ryu Se Hyun, kau bisa melakukan apa pun yang kau mau, aku milikmu...". Se Hyun tertawa dan mengatakan Tae Oh itu sangat cute.
Baju Tae Oh sudah terjatuh di lantai saat tiba-tiba lampu menyala dan Song Yi masuk, "Tae Oh, kenapa tendaku ada diluar...". Song Yi terbelalak, kaget.
Tae Oh dan Se Hyun kaget, malu.
Bersambung...
[Sinopsis Because It's The First Time Episode 7 Part 2]
Sinopsis Because It's The First Time Episode 7 Part 1
![]() |
Credit : OnStyle |
=== Bab 18 - Aku... Milikmu ===
Semua kaget, Hoon dan Ga In tidak mengerti kenapa Tae Oh mengusir Ji Ahn dan Song Yi. Tapi Ji Ahn mengerti kenapa Tae Oh melakukan itu dan ia juga tidak menyalahkan Tae Oh, Tae Oh pasti marah karena ia dan Song Yi sudah membohongi Tae Oh.
Tae Oh yang tadinya sempat kaget, khawatir Ji Ahn mengetahui perasaannya pada Song Yi menjadi lega.
Benar. Pasti itu. Itulah sebabnya kenapa aku merasa bad mood. - Tae Oh
Ga In menanyakan apa yang dilakukan Ji Ahn dan Song Yi. Tae Oh mengatakan dulu saat Song Yi ditolak, setiap pulang ke rumah Song Yi selalu menangis, jadi ia pergi mencari si brengsek itu untuk bisa membunuhnya tapi Ji Ahn malah bilang dia tidak tau siapa si brengsek itu. "Bagaimana tidak kesal coba?".
Ga In setuju dengan Tae Oh dan menyuruh Ji Ahn dan Song Yi keluar dari mobil. Hoon dan Ga In membela Tae Oh dan memarahi Ji Ahn dan Song Yi, Hoon menyuruh Ji Ahn duduk jauh-jauh dari Song Yi kalau perlu mereka tukaran tempat duduk. Setelah Song Yi duduk jauh-jauh dari Ji Ahn, Tae Oh menjalankan kembali mobilnya.
Keesokan harinya, Tae Oh mengembalikan mobil ayahnya ke rumah. Saat ia membunyikan bel, pelayan di rumah ayah Tae Oh tidak membukakan pintu. Ayah Tae Oh yang baru saja pulang dari berolahraga mengatakan bahwa ia tidak mengizinkan pencuri masuk ke rumahnya.
Tae Oh minta maaf dan mengembalikan kunci mobil dan bersiap untuk push up. Tapi ayah melah mendorong Tae Oh dengan kakinya hingga Tae Oh terjatuh, Tae Oh mengeluhkan lengannya yang patah.
Ayah menyuruh Tae Oh berdiri dan membentak Tae Oh, ia mengancam akan mengurangi uang bulanan Tae Oh supaya Tae Oh sadar dan bertingkah normal. Ibu tiri Tae Oh mengatakan bukan masalah uang bulanan, tapi seharusnya Tae Oh berhenti bergaul dengan teman-temannya itu.
Ayah setuju dengan ibu. "Berapa lama kau akan bergaul dengan teman-temanmu itu. Yang satu orang berlarian ke sana kemari dengan celana dalam, yang satu orang tidak mengetahui ayahnya sudah meninggal dan menjadi gila!".
Tae Oh menegur ayahnya. Tapi ibu tiri Tae Oh membela suaminya, apa yang dikatakan ayah Tae Oh benar adanya, malah kemarin ayah Ji Ahn datang untuk meminjam 10 juta won.
"Kenapa ayah tidak memberikannya?", tuntut Tae Oh.
"Kenapa aku harus memberikannya?", bentak ayah Tae Oh. "Dia mendepositkan uang sebanyak 20 juta won dan tahun lalu meminjam 10 juta won. Aku tidak akan meminjamkan 10 juta won lagi padanya. Tidak akan!", teriak ayah Tae Oh.
Tae Oh mengatakan teman ayahnya itu sedang dalam kesulitan keuangan. Ayah memandang Tae Oh tidak percaya, ibu membujuk ayah untuk mengurangi uang bulanan Tae Oh supaya Tae Oh sadar. Lalu ibu tiri Tae Oh juga mengtakan bahwa Ji Ahn akan terkena kredit macet gara-gara ayah Ji Ahn menggunakan kartu kredit atas nama Ji Ahn.
"Itu karena bisnisnya berjalan kurang baik. Ayah juga menaikkan uang sewa...", Tae Oh menyalahkan ayahnya.
Ayah bertambah marah. Ia sudah membukakan toko itu untuk ayah Ji Ahn, bisa dibilang tiga tahun sejak ayah Ji Ahn diphk dia memberikan toko itu secara gratis untuk ayah Ji Ahn.
"Benar! Dan dia tidak mampu membayar hutangnya", sahut ibu tiri Tae Oh.
Ayah memerintahkan Tae Oh untuk membuang teman-temannya itu, termasuk Song Yi. "Kenapa dengan Song Yi?", tanya Tae Oh.
"Ibunya kabur dari rumah karena jatuh cinta pada pria yang lain... Mereka mempunyai hutang yang sangat banyak dan dia memiliki affair. Jika kau ingin berkencan dengan seorang pria, seharusnya melakukannya dengan benar. Oh Tuhan... dia bahkan meninggalkan anak-anaknya sendiri... Pria itu sudah berada di sekitar ibu Song Yi sejak setahun yang lalu. Semua orang di lingkungan ini tahu dan membicarakannya. Kenapa kau mau berteman dengan gadis seperti itu?", ucap ibu tiri Tae Oh.
Tae Oh bersiap akan berangkat. Ia melihat Song Yi sedang mengirimkan pesan suara untuk ibunya. Tae Oh menatap Song Yi dengan sedih. Pagi itu, Song Yi memasakkan sarapan untuk Tae Oh. Ia menemukan buku resep ibu Tae Oh saat bersih-bersih dulu dan mencoba membuatkan sarapan untuk Tae Oh.
Tae Oh mengatakan ia tidak pernah sarapan seperti itu. Song Yi tau, sejak ibu Tae Oh meninggal, Tae Oh hanya sarapan jus dan roti saja.
Song Yi menyuruh Tae Oh mencicipi masakannya. Namun setiap Tae Oh mencicipi satu menu, Song Yi selalu mengatakan perubahan bahan masakan yang ia gunakan. Tae Oh hanya mesem-mesem saja. Song Yi tidak tau apakah rasa masakannya mirip dengan rasa masakan ibu Tae Oh, tapi ia berharap Tae Oh menikmatinya. Tae Oh menganggukkan kepalanya. Ia bahkan tidak ingat lagi bagaimana rasa masakan ibunya.
"Apa ini bisa dimakan?", tanya Song Yi. Tae Oh tersenyum dan mengangkat jempolnya. Song Yi meminta mulai sekarang Tae Oh menganggap masakannya sebagai masakan ibunya. Song Yi menyuruh Tae Oh cepat makan.
Tae Oh menanyakan tentang ibu Song Yi, apakah ibu Song Yi pernah menelpon. Song Yi menggelengkan kepalanya, ia khawatir tentang ibunya, bertanya-tanya apakah ibunya makan dengan baik atau tidak.
Di dalam kelas di kampus, Tae Oh diam-diam memperhatikan Ji Ahn. Tae Oh teringat ucapan ibu tirinya tentang Ji Ahn yang akan terkena kredit macet. Tae Oh juga teringat ucapan Ji Ahn yang menyukai hubungannya dengan Song Yi yang bisa dibilang pacaran, bisa juga dibilang tidak pacaran (sebelum ia jadian dengan Song Yi). Sekarang Tae Oh mengerti kenapa Ji Ahn berkata seperti itu saat itu.
Ji Ahn menoleh pada Tae Oh, melihat Tae Oh sedang manatapnya. Ji Ahn menulis sesuatu di bukunya dan menggeser bukunya ke dekat Tae Oh: 'Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau menyukaiku?'
Tae Oh menganggukkan kepalanya dan menulis sesuatu juga uga di bukunya : 'Benar. Aku mencintaimu. Aku akan melindungimu dan Song Yi walau apa pun yang terjadi.'
Ji Ahn tersenyum dan mengatai Tae Oh gila. Tae Oh berbisik, "Aku mencintaimu, sayangku". Ji Ahn tertawa dan kembali mengatai Tae Oh gila. Sekarang Tae Oh malah membuat tanda hati dengan kedua tangannya.. :-P
Tae Oh menempelkan sebuah surat untuk Se Hyun di sebuah poster. Para sunbae melihat surat itu dan begitu Se Hyun datang, mereka langsung menyerahkan pada Se Hyun. Mereka malah meminta Se Hyun membacanya di depan mereka, karena mereka penasaran. Ternyata isinya adalah sebuah peta menuju rumah Tae Oh. Ada catatan post it kecil di beberapa point yang ditandai Tae Oh.
Di mulai dari kedai kopi.
Beloklah di depan kedai kopi. 'Setelah itu berbelok. Terus. Dan terus. Tunggu. Hati-hati ada anjing. - Tae Oh
Se Hyun berteriak kaget karena ada anjing yang tiba-tiba menggonggongnya. Cepat-cepat Se Hyun berlari.
Check point 1. Tempatnya terlihat seperti mini market biasa 'kan dari luar? Tapi ini berbeda. Teman baikku bekerja di sini. Dia tampan... tapi tidak setampan aku. Dia selalu tersenyum, tapi ia selalu seperti itu pada pelanggan, jadi jangan terlalu gembira. - Tae Oh
Se Hyun masuk ke minimarket dan membeli sesuatu di sana. Ia bertemu dengan Ji Ahn yang sedang menjaga kasir dan memang Ji Ahn tersenyum padanya.
Check point 2. Aku sering datang ke sini. Teman baikku yang kau lihat di mini market tadi, ayahnya yang menjalankan bisnisnya di sini. Bukan karena tempat ini milik teman baikku, tapi ayam goreng di sini memang terbaik. Aku merekomendasikan tempat ini jika kau ingin datang sesekali. - Tae Oh
Se Hyun berdiri di depan toko ayah goreng ayah Ji Ahn dan mengambil brosur yang ada di depan toko.
Ini tempatku. Tapi ada satu tempat lagi yang ingin aku tunjukkan padamu. -Tae Oh
Se Hyun tiba di depan apartemen Tae Oh. Ia tersenyum melihat scooter Tae Oh ada di sana.
Sejujurnya aku agak ragu apakah aku harus menunjukkannya atau tidak padamu. Check point 3. Salah seorang temanku yang lain bekerja di sini. Akan ada dua anak aneh di sana jika kau masuk ke dalam. - Tae Oh
Hoon sedang menelpon seorang sutradara atau mungkin produser, menanyakan tentang hasil audisinya. Sepertinya Hoon ditolak karena kemudian ia marah-marah karena mendapat kabar apa pun dari mereka. Orang yang ditelpon tentu saja tidak terima dan menutup telponnya.
Ga In melihat Hoon khawatir dan mendekati Hoon, bertanya apa Hoon gagal audisi. "Entahlah!", sahut Hoon kesal.
"Kau mau melakukan sesuatu yang menyenangkan?", tanya Ga In.
Hoon mengangkat kepalanya dan kaget, Ga In berdiri tepat di depannya. Hoon menatap dada Ga In. "Kau... ingin aku mengatakan apa yang aku inginkan?".
Ga In baru sadar kemana Hoon melihat dan menampar Hoon, mengatainya tukang intip. Hoon membela dirinya, dada Ga In tepat di depannya, ia tidak bermaksud melihatnya. Lalu Ga In mengatakan jika ia meletakkan earphone di lubang hidung Hoon, maka suara musik akan terdengar keras melalui mulut Hoon.
Ga In mencobanya pada Hoon. Percobaan pertama tidak berhasil, Ga In menduga mungkin seharusnya earphone kiri ke lubang hidung yang kiri dan earphone yang kanan ke lubang hidung yang kanan. Dan percobaan kedua dimulai. Pada saat yang bersamaan Se Hyun masuk dan melihat Ga In melakukan hal yang aneh pada Hoon.
Yang idiot namanya Hoon. Yang terlihat sedikit... kurang adalah Ga In. Mereka selalu bersama. Mereka berdua satu set. Mereka terlihat sedikit aneh tapi mereka anak-anak yang manis. Karena mereka adalah teman-temanku. - Tae Oh
Hoon memberitahukan Ga In bahwa Ga In ada pelanggan. Tapi Ga In tidak peduli.
Jangan biarkan rambutmu dikerjakan di sana. Jangan pernah. - Tae Oh
Se Hyun cepat-cepat pergi dari salon Ga In.
Se Hyun tiba di rumah Tae Oh dan memuji rumah Tae Oh yang sangat bersih. Se Hyun tertarik dengan koleksi kamera Tae Oh dan juga tenda yang ada di halaman Tae Oh. Tae oh mengatakan tenda itu hanya untuk gudang. Tapi Se Hyun berkata ia menyukai tenda.
"O... aku juga suka tenda...", sahut Tae Oh gugup.
Lalu Se Hyun menanyakan dimana Song Yi tinggal karena di peta Tae Oh menunjukkan semua temannya, kecuali Song Yi.
"Dia... tinggal dengan temannya", jawab Tae Oh.
"Teman, siapa?".
"Pacar...".
"Dia tinggal dengan pacarnya?"
"Bukan, bukan, dia punya pacar, yang bekerja di minimarket. Bukan dia. Dia cuma tinggal dengan seorang teman, benar-benar hanya teman, seorang teman laki-laki", jelas Tae Oh.
"Apa itu? Aku tidak mengerti...", ucap Se Hyun.
Tae Oh terdiam.
Itu sebabnya aku memindahkan tendanya, Se Hyun. - Tae Oh
"Dia aneh...", ucap Se Hyun. Tae Oh langsung membantahnya, menurutnya Song Yi tidak aneh, Song Yi dan temannya itu hanyala teman lama dan SSong Yi memiliki alasan tidak bisa tinggal dengan yang lainnya. Tidak ingin membahas tentang Song Yi lagi, Tae Oh mengajak Se Hyun menyiapkan seminar saja.
Mereka mulai menonton film yang akan menjadi bahan seminar. Tapi Tae Oh tidak bisa berkonsentrasi karena Se Hyun ada di sampingnya. Tae Oh pura-pura menggeliat dan akan meletakkan tangannya di bahu Se Hyun, tapi Se Hyun langsung menghindar. Pura-pura menandai bagian video yang akan diedit.
Se Hyun tersenyum, melihat Tae Oh pura-pura ngantuk dan merebahkan kepalanya ke lututnya, Se Hyun mendorong kepala Tae Oh dengan lututnya, menyuruh Tae Oh tidak berpura-pura ngantuk. Tae Oh mencoba mendekati Se Hyun lagi, kali ini Se Hyun mengalihkannya dengan minta dibuatkan kopi.
Tae Oh kembali dari dapur dan mematikan lampu, Se Hyun sendiri mengikat rambutnya yang tadinya tergerai. Dan Tae Oh mulai menjalankan aksinya lagi. Pura-pura membantu mengambilkan cangkir untuk Se Hyun padahal ujung-ujungnya Tae Oh menggenggam tangan Se Hyun dan mulai mendekati Se Hyun.
Se Hyun menghindar lagi, memarahi Tae Oh yang tidak fokus. Tae Oh juga kesal, ia tidak bisa konsentrasi karena Se Hyun ada di sampingnya, lagipula ia sudah mengedit video untuk seminar. Se Hyun bingung, jadi kenapa Tae Oh menyuruhnya datang ke rumah Tae Oh. Tae Oh beralasan karena ia ingin berdua saja dengan Se Hyun, berdua saja.
Kali ini Se Hyun menggoda Tae Oh lebih dulu, bertanya apa yang sedang dipikirkan Tae Oh saat ini. Se Hyun benar-benar menggoda Tae Oh dan memulai lebih dulu. Tae Oh pasrah, "Ryu Se Hyun, kau bisa melakukan apa pun yang kau mau, aku milikmu...". Se Hyun tertawa dan mengatakan Tae Oh itu sangat cute.
Baju Tae Oh sudah terjatuh di lantai saat tiba-tiba lampu menyala dan Song Yi masuk, "Tae Oh, kenapa tendaku ada diluar...". Song Yi terbelalak, kaget.
Oh my god, Aku sudah membersihkan. Aku sudah memindahkan semua barang Song Yi. Aku pikir semua persiapan sudah sempurna. Tapi, aku lupa memberitahukan Song Yi untuk tidak pulang ke rumah malam ini. - Tae Oh
Tae Oh dan Se Hyun kaget, malu.
Bersambung...
[Sinopsis Because It's The First Time Episode 7 Part 2]
Post a Comment