[Sinopsis Because It's The First Time Episode 5 Part 2]
=== Hari Di Saat Permainan Selesai ===
Kdramastory - Tae Oh memarahi Song Yi yang pulang hujan-hujanan dan bahkan tidak memakai sepatu. Ia menyuruh Song Yi menunggunya sebentar di tempat yang teduh, sementara ia berpamitan dulu pada Se Hyun. Song Yi merasa tidak nyaman dan tidak ingin menganggu Tae Oh (atau sebenarnya tidak ingin melihat Tae Oh bersama Se Hyun ya? Uhm... entahlah).
Song Yi langsung berlari pulang, tidak menggubris Tae Oh yang memanggilnya. Se Hyun menyuruh Tae Oh menyusul Song Yi karena Song Yi sudah jauh.
Song Yi sampai di apartemen Tae Oh dan melihat selimut yang dijemurnya dan tendanya yang terbuka, sudah basah semua. Song Yi ingin menyelamatkan barang-barangnya tapi karena terburu-buru, ia malah menjatuhkan semuanya.
Kesal dan tidak mau mempedulikan lagi barang-barang dan badannya yang sudah terlanjur basah, Song Yi tiduran di atas meja yang ada di depan apartemen Tae Oh, membiarkan air hujan membasahinya. "Biarlah, apa yang terjadi, terjadilah, aku tidak peduli!", teriak Song Yi kesal.
Tiba-tiba Song Yi teringat saat tadi Tae Oh bersama Se Hyun. Ketika ia membuka matanya, Tae Oh sudah ada didepannya, memayunginya.
Tae Oh menyerahkan payungnya pada Song Yi dan membereskan barang-barang Song Yi yang berceceran, memasukkan semuanya ke dalam sleeping bag Song Yi dan membawa masuk ke dalam apartemennya. Song Yi hanya menatap apa yang dilakukan Tae Oh.
Tae Oh mengganti sprei tempat tidurnya. Setelah Song Yi berganti pakaian yang basah dengan pakaian milik Tae Oh, Tae Oh menyuruh Song Yi duduk di pinggir tempat tidur, ia mengambil kotak obat dan akan mengobati kaki Song Yi. Tae Oh menghela nafasnya ketika melihat luka di kaki Song Yi. Song Yi memalingkan wajahnya, merasa tidak enak. Song Yi berkata barang-barangnya yang basah akan membuat apartemen Tae Oh basah.
Tapi Tae Oh tidak menanggapi, ia hanya mengingatkan Song Yi untuk menahan sebentar karena akan perih. Saat Song Yi meringis kesakitan, Tae Oh mengomeli Song Yi yang seperti bayi. Song Yi langsung diam. Tae Oh melirik sepatu yang ia berikan dan memarahi Song Yi yang tidak memakai sepatu. Song Yi berasalan karena sepatu itu Tae Oh yang membelikan dan ia yakin harganya pasti mahal.
"Tidak mahal tau!", sahut Tae Oh, kesal.
Saat Tae Oh meniup-niup lukanya, Song Yi menarik kakinya, tapi Tae Oh menyuruhnya diam karena ia belum selesai. Tae Oh membalut luka Song Yi dengan kasa dan menempelnya dengan plester.
"Kenapa tidak telpon anak-anak yang lain?", tanya Tae Oh. Song Yi beralasan anak-anak yang lain semuanya sibuk. "Selalu saja aku...", ucap Tae Oh lagi. Song Yi menggelengkan kepalanya, mengeluh tidak tau kenapa selalu harus Tae Oh.
"Jangan telpon aku lagi. Telpon saja yang lain. Aku punya pacar sekarang dan kau juga punya pacar", ucap Tae Oh tanpa melihat Song Yi. Song Yi tidak mengerti, apa itu artinya persahabatan mereka berakhir?
"Bukan. Tapi... bagimu, pacarmu nomor satu dan bagiku, Se Hyun nomor satu. Mulai sekarang, kapanpun kau menelponku, aku akan melakukan yang aku bisa karena kita berteman. Tapi orang pertama yang seharusnya kau telpon adalah pacarmu. Aku tidak bisa pergi ketika aku bersama Se Hyun, tidak peduli seberapa susahnya dirimu", ucap Tae Oh, masih tidak menatap Song Yi. Song Yi hanya diam, mendengarkan saja.
Setelah meyimpan kembali kotak obat, Tae Oh menyuruh mulai hari ini Song Yi tidur di tempat tidurnya dan ia akan tidur di sofa. Song Yi menolak, biar ia saja yang tidur di sofa. Tapi Tae Oh tidak mau, apalagi tadi Song Yi kehujanan. Tae Oh ingin Song Yi melakukan apa yang ia suruh.
Keesokan harinya, seluruh pakaian termasuk tenda Song Yi sudah dijemur.
Tae Oh, Ji Ahn, dan Hoon bermain basket, sementara Song Yi dan Ga In duduk dipinggir lapangan, berteriak-teriak memberi semangat. Song Yi terus-menerus menyemangati Ji Ah dan Ga In terus menerus menyemangati Tae Oh. Membuat Hoon keki sendiri, karena tidak seorang pun meneriakkan namanya.
Saat permainan sudah selesai, Hoon mengomel, kesal karena hari ini begitu berisik dan ia tidak bisa bermain dengan baik. Hoon bertanya pada Ga In kenapa Ga In menyemangati Tae Oh. Dengan cuek Ga In berkata karena ia menyukai Tae Oh, membuat Tae Oh yang sedang minum, memuntahkan kembali minumnya.
"Kenapa kau terus mengatakan itu? Kau membuatnya terkena serangan jantung...", ucap Hoon kesal.
"Aku hanya ingin ia mengingatnya...", ucap Ga In sambil tersenyum. Tae Oh juga terpaksa tersenyum.
Song Yi menuangkan minuman untuk Ji Ahn, dan Ji Ahn mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, membuat Song Yi tersipu malu. Teman-teman mereka belum menyadari perubahan antara Song Yi dan Ji Ahn, mereka masih biasa saja.
Lalu Hoon memberitahukan bahwa hari Rabu nanti mereka semua akan piknik. Tae Oh, Ji Ahn, dan Song Yi awalnya serentak menolak, dengan berbagai alasan. Tapi ketika Hoon memberi isyarat melirik ke arah Ga In, mereka langsung setuju.
Hoon mengatakan mereka memerlukan mobil untuk bisa pergi ke Gangwondo. Semua orang menatap Tae Oh. Tae Oh kesal, kenapa teman-temannya menyuruhnya mencuri mobil ayahnya. Song Yi menganggukkan kepalanya, Ji Ahn beralasan karena ayahnya tidak punya mobil, dan Hoon beralasan ia sudah kabur dari rumah dan ia tidak punya SIM. Teman-temannya terus membujuk, Tae Oh hanya menghela nafasnya.
Malamnya, saat sedang belajar, Ji Ahn menuliskan catatan di hari rabu di kalendernya. Tae Oh dan Song Yi yang sama-sama sedang memakai masker juga melakukan hal yang sama, Tae Oh menandai hari Rabu di kalender ponselnya dan Song Yi menandai di buku agendanya. Hoon diam-diam juga akan menandai kalender Ga In, tapi ternyata Ga In sudah lebih dulu menandainya, dengan gambar hati.
Tae Oh jadi mencuri mobil ayahnya dan memberitahukan ayahnya, ia sudah mengambil kunci mobil saat ayahnya bermain golf kemarin. Ia berpesan pada ayahnya untuk tidak memarahi pembantu karena ayahnya sendiri yang meninggalkan kunci mobil di rak sepatu. Tae Oh berjanji akan mengembalikan mobilnya esok hari. Ayah dan ibu tiri Tae Oh sangat marah dan mengejar Tae Oh yang sudah berhasil membawa mobil. Ayah menyuruh Tae Oh berhenti, Tae Oh memang berhenti dan meminta maaf karena hari ini adalah hari yang sangat penting dan berjanji akan mengembalikan mobil ayahnya dalam kondisi baik. Ia bahkan membuat tanda hati yang besar dengan tangannya.
Ibu tiri Tae Oh mengomel, yakin Tae Oh sudah merencanakannya dan tidak akan mengembalikan mobil dengan baik-baik, ayah Tae Oh menyalahkan teman Tae Oh yang bermasalah. Dan ibu tiri Tae Oh menyalahkan ayah Tae Oh yang membiarkan Tae Oh bergaul dengan teman-temannya itu.
Ga In menyiapkan bekal piknik sambil bernyanyi-nyanyi gembira dan kemudian berdandan. Hoon mengirimnya pesan : Kami semua sudah di depan rumahmu. Keluarlah.
Dengan ceria, Ga In berlari keluar sambil berpamitan pada ayahnya. Di luar, wajah Ga In langsung berubah begitu melihat teman-temannya memakai baju serba hitam. Keempat temannya tersenyum. Ga In mulai menangis saat Hoon mengajaknya menemui ayahnya karena hari itu adalah satu tahun meninggalnya ayah Ga In. Ga terisak.
'Itulah yang terjadi. Ayahku meninggal setahun yang lalu. Aku tau tapi pura-pura tidak tau. Aku membohongi diriku sendiri dan teman-temanku mengikuti permainanku. Permainan yang tiada akhir itu berakhir hari ini. Aku... menyukai itu. Karena mulai hari ini aku akan hidup dalam dunia nyata. - Ga In'.
=== Bab 16 - Aku Bilang 'Aku Merindukanmu' Karena Aku Memang Merindukanmu ===
Song Yi menyiapkan sedikit makanan untuk ayah Ga In, sementara Hoon mencabuti rumput di sekitar makam ayah Ga In sambil bernyanyi dengan nada sumbang. Tae Oh sempat menegur Hoon yang berisik, tapi Song Yi menyuruh Tae Oh membiarkan Hoon karena lagu itu adalah lagu kesukaan ayah Ga In.
Saat giliran Ga In menyiapkan makanan untuk ayahnya, Tae Oh, Ji Ahn, dan Song Yi mulai mengenang ayah Ga In. Tae Oh berkata ia merindukan ayah Ga In, ayah Ga In selalu menginginkan ia menjadi menantunya dan selalu memotong rambutnya dengan gratis.
Tapi Ji Ahn merasa tidak begitu, itu hanya terjadi sebelum Tae Oh ketahuan mewarnai rambutnya di salon yang lain, dan ayah Ga In selalu menginginkan ia menjadi menantunya, ayah Ga In sudah memotong rambutnya sejak umurnya 3 bulan.
Song Yi memotong perdebatan Tae Oh dan Ji Ahn, menyuruh mereka menjadi menantu ayah Ga In sekarang jika mereka memang sangat menyukai ide itu. "Bukan seperti itu..." sahut Ji Ahn dan tersenyum pada Song Yi.
Song Yi teringat ayah Ga In juga mengajarkan Ji Ahn dan Tae Oh bercukur, dan rambutnya juga dipotong dengan baik saat ayah Ga In masih ada. "Sepertinya bakat Ga In tidak menurun dari ayahnya", bisik Song Yi pada Ji Ahn dan Tae Oh. Ji Ahn dan Tae Oh menganggukkan kepala mereka, setuju dengan Song Yi.
Hoon sudah selesai membersihkan rumput dan mengajak Ga In memberi hormat pada ayah Ga In. Sambil menuangkan arak, Hoon juga mengenang ayah Ga In, jika bukan karena ayah Ga In, ia pasti tidak akan lulus dari smu. Ga In juga teringat ayahnya pernah ingin memotong rambut Tae Oh, Ji Ahn, dan Hoon ketika mereka masuk tentara, sebagai gantinya ia berjanji akan memotong rambut mereka.
Lalu Ga In menyiramkan arak di sekitar makam ayahnya dan mereka berlima memberi hormat pada ayah Ga In, saat itu Hoon memanggil ayah Ga In dengan sebutan 'ayah' juga.
Setelah beres mengunjungi makam ayah Ga In, sekarang Hoon mengajak teman-temannya untuk piknik yang sebenarnya, bersenang-senang dan Hoon membagikan tas teman-temannya. Saat Song Yi mengatakan ia dan Ga In akan berganti pakaian, para cowok langsung 'ngintil' di belakang. Mereka hanya tersenyum jail saat Song Yi dan Ga In memergoki mereka. Ga In menyuruh mereka berbalik.
Mereka berbalik dan saling senyum, terdengar lolongan serigala... :-P
Mereka berbalik lagi. Ternyata Song Yi dan Ga In masih ada di sana, memelototi mereka. Song Yi menyuruh mereka duduk. Dengan wajah manyun, terpaksa mereka jongkok di belakang mobil, sementara Song Yi dan Ga In masuk ke dalam mobil untuk mengganti baju mereka.
Tae Oh kesal pada Song Yi yang menyuruhnya duduk dan mengerutu, seperti ada yang bisa dilihat saja... Tapi Hoon mengatakan, sejujurnya ia benar-benar penasaran tentang tubuh Ga In. "Walaupun kita berteman, wanita tetaplah wanita", sahut Ji Ahn. Tae Oh mendengus, memandang Hoon dan Ji Ahn tidak percaya, "Kau penasaran tentang Ga In juga?".
"Kalau aku Song Yi...", jawab Ji Ahn.
Tae Oh tersenyum mengejek, mengatakan walaupun Ji Ahn mengintip, tidak ada yang bisa dilihat dari Song Yi. Hoon tertawa, mengatakan Tae Oh pernah mengintip Song Yi, membuat Ji Ahn memandang marah pada Tae Oh. Tae Oh tertawa dan mengiyakan, mereka melakukannya bersama-sama saat pelajaran olahraga di smu. Hoon menyahut, saat itu mereka sangat penasaran dengan underwear cewek.
Ji Ahn tidak percaya, Hoon ikut mengintip Song Yi juga. Tae Oh tertawa geli, mengakui apa yang dilakukan mereka itu salah tapi saat itu mereka memang sangat-sangat penasaran. Hoon ikut tertawa geli dan tos dengan Tae Oh. Ji Ahn ingin tau apa Tae Oh masih melakukan itu sekarang. Tae Oh langsung membantah, ia tidak ada niat apa pun pada Song Yi.
Tapi walaupun Tae Oh berkata begitu, Ji Ahn tidak percaya dan memutuskan ingin mengeluarkan Song Yi dari rumah Tae Oh.
"Kau punya uang?", tanya Hoon.
"Yeah, kayak pacarnya Song Yi aja...", sahut Tae Oh juga.
"Aku akan mendapatkan uang dan mengeluarkan Song Yi dari rumahmu!", kesal Ji Ahn. Hoon dan Tae Oh mendengus tidak percaya. "Atau menyuruh Song Yi menginap di rumah Ga In dan kau menginap di rumah Tae Oh", ucap Ji Ahn, putus asa. Jelas saja Hoon tidak mau.
Begitu Song Yi dan Ga In keluar dari mobil, Ji Ahn langsung memperingatkan Song Yi untuk berhati-hati pada Tae Oh, karena Tae Oh orang yang berbahaya dan kemudian masuk ke dalam mobil. Song Yi bertanya pada Tae Oh dan Hoon, ada apa, tapi mereka hanya menggelengkan kepala, tidak tau dan menyusul Ji Ahn masuk ke dalam mobil untuk berganti pakaian.
Dan piknik yang sebenarnya pun dimulai. Mereka berdiri di pinggir pantai, mulai membuka kaos kaki dan sepatu mereka, kemudian berlarian di pinggir pantai dan bermain air di laut.
Se Hyun memeriksa kertas-kertas yang diberikan Tae Oh dan tersenyum melihat banyaknya catatan dan tanda yang sudah dibuat oleh Tae Oh. Saat membuka salah satu kertas, ia menemukan catatan Tae Oh dan senyum-senyum saat membacanya :
Ketiga sunbae Se Hyun sudah berdiri di belakang Se Hyun dan merebut catatan Tae Oh yang sedang dibaca Se Hyun. Mereka memuji Tae Oh yang mengagumkan dan berpikir mereka bisa membuat sebuah film dari catatan itu. Sunbae Se Hyun itu tiba-tiba merasa aneh kenapa Tae Oh menyebut-nyebut tentang cinta, pemilihan waktu, dan takdir. Mereka ingin tau apa Se Hyun dan Tae Oh itu berkencan.
Se Hyun merebut kembali catatan Tae Oh dan mengatakan itu bukan urusan sunbaenya. Tiba-tiba ponsel Se Hyun berbunyi, para sunbae melihat itu dari Tae Oh. Karena Se Hyun mengatakan itu bukan urusan mereka jadi mereka menantang Se Hyun menjawab telpon itu di depan mereka. Dan para sunbae pun duduk manis di depan Se Hyun.
Tae Oh melakukan video call, menceritakan ia sedang di pantai dan bertanya apa Se Hyun bisa mendengar deburan ombaknya? Para sunbae Se Hyun langsung menggoda Se Hyun. Se Hyun menjawab ia mendengar ombaknya.
"Kau tidak merindukanku?" tanya Tae Oh. Para sunbae semakin ribut, protes karena merasa ini bukan lagi klub film. Tidak mempedulikan Sunbaenya, Se Hyun menjawab ia juga merindukan Tae Oh.
"Benar, kan? Benar, kan? Kau merindukanku... Di sini yang aku pikirkan cuma kamu. Jadi... sejak kapan kau mulai merindukanku?" tanya Tae Oh lagi.
"Uhmmm... Aku merindukanmu sejak pagi... Bukan... bukan... aku merindukanmu sejak kemarin". Para sunbae jelas bengong mendengar jawaban Se Hyun. Se Hyun menyuruh Tae Oh menelponnya lagi nanti malam, karena ia ingin mendengar ombak lagi. Tae Oh menganggukkan kepalanya dan memberi 'sun' jauh untuk Se Hyun. Se Hyun tertawa dan menutup telpon.
Para sunbae heran melihat perubahan Se Hyun. Se Hyun tidak seperti Se Hyun biasanya dan bahkan mengatakan rindu pada seorang cowok. Se Hyun tidak menanggapi para sunbaenya, ia hanya tersenyum sambil membereskan kertas-kertasnya.
Bersambung...
[Sinopsis Because It's The First Time Episode 6 Part 2]
Sinopsis Because It's The First Time Episode 6 Part 1
![]() |
Credit : OnStyle |
=== Hari Di Saat Permainan Selesai ===
Kdramastory - Tae Oh memarahi Song Yi yang pulang hujan-hujanan dan bahkan tidak memakai sepatu. Ia menyuruh Song Yi menunggunya sebentar di tempat yang teduh, sementara ia berpamitan dulu pada Se Hyun. Song Yi merasa tidak nyaman dan tidak ingin menganggu Tae Oh (atau sebenarnya tidak ingin melihat Tae Oh bersama Se Hyun ya? Uhm... entahlah).
Song Yi langsung berlari pulang, tidak menggubris Tae Oh yang memanggilnya. Se Hyun menyuruh Tae Oh menyusul Song Yi karena Song Yi sudah jauh.
Song Yi sampai di apartemen Tae Oh dan melihat selimut yang dijemurnya dan tendanya yang terbuka, sudah basah semua. Song Yi ingin menyelamatkan barang-barangnya tapi karena terburu-buru, ia malah menjatuhkan semuanya.
Kesal dan tidak mau mempedulikan lagi barang-barang dan badannya yang sudah terlanjur basah, Song Yi tiduran di atas meja yang ada di depan apartemen Tae Oh, membiarkan air hujan membasahinya. "Biarlah, apa yang terjadi, terjadilah, aku tidak peduli!", teriak Song Yi kesal.
Tiba-tiba Song Yi teringat saat tadi Tae Oh bersama Se Hyun. Ketika ia membuka matanya, Tae Oh sudah ada didepannya, memayunginya.
Tae Oh menyerahkan payungnya pada Song Yi dan membereskan barang-barang Song Yi yang berceceran, memasukkan semuanya ke dalam sleeping bag Song Yi dan membawa masuk ke dalam apartemennya. Song Yi hanya menatap apa yang dilakukan Tae Oh.
Tae Oh mengganti sprei tempat tidurnya. Setelah Song Yi berganti pakaian yang basah dengan pakaian milik Tae Oh, Tae Oh menyuruh Song Yi duduk di pinggir tempat tidur, ia mengambil kotak obat dan akan mengobati kaki Song Yi. Tae Oh menghela nafasnya ketika melihat luka di kaki Song Yi. Song Yi memalingkan wajahnya, merasa tidak enak. Song Yi berkata barang-barangnya yang basah akan membuat apartemen Tae Oh basah.
Tapi Tae Oh tidak menanggapi, ia hanya mengingatkan Song Yi untuk menahan sebentar karena akan perih. Saat Song Yi meringis kesakitan, Tae Oh mengomeli Song Yi yang seperti bayi. Song Yi langsung diam. Tae Oh melirik sepatu yang ia berikan dan memarahi Song Yi yang tidak memakai sepatu. Song Yi berasalan karena sepatu itu Tae Oh yang membelikan dan ia yakin harganya pasti mahal.
"Tidak mahal tau!", sahut Tae Oh, kesal.
Saat Tae Oh meniup-niup lukanya, Song Yi menarik kakinya, tapi Tae Oh menyuruhnya diam karena ia belum selesai. Tae Oh membalut luka Song Yi dengan kasa dan menempelnya dengan plester.
"Kenapa tidak telpon anak-anak yang lain?", tanya Tae Oh. Song Yi beralasan anak-anak yang lain semuanya sibuk. "Selalu saja aku...", ucap Tae Oh lagi. Song Yi menggelengkan kepalanya, mengeluh tidak tau kenapa selalu harus Tae Oh.
"Jangan telpon aku lagi. Telpon saja yang lain. Aku punya pacar sekarang dan kau juga punya pacar", ucap Tae Oh tanpa melihat Song Yi. Song Yi tidak mengerti, apa itu artinya persahabatan mereka berakhir?
"Bukan. Tapi... bagimu, pacarmu nomor satu dan bagiku, Se Hyun nomor satu. Mulai sekarang, kapanpun kau menelponku, aku akan melakukan yang aku bisa karena kita berteman. Tapi orang pertama yang seharusnya kau telpon adalah pacarmu. Aku tidak bisa pergi ketika aku bersama Se Hyun, tidak peduli seberapa susahnya dirimu", ucap Tae Oh, masih tidak menatap Song Yi. Song Yi hanya diam, mendengarkan saja.
Setelah meyimpan kembali kotak obat, Tae Oh menyuruh mulai hari ini Song Yi tidur di tempat tidurnya dan ia akan tidur di sofa. Song Yi menolak, biar ia saja yang tidur di sofa. Tapi Tae Oh tidak mau, apalagi tadi Song Yi kehujanan. Tae Oh ingin Song Yi melakukan apa yang ia suruh.
Keesokan harinya, seluruh pakaian termasuk tenda Song Yi sudah dijemur.
Tae Oh, Ji Ahn, dan Hoon bermain basket, sementara Song Yi dan Ga In duduk dipinggir lapangan, berteriak-teriak memberi semangat. Song Yi terus-menerus menyemangati Ji Ah dan Ga In terus menerus menyemangati Tae Oh. Membuat Hoon keki sendiri, karena tidak seorang pun meneriakkan namanya.
Saat permainan sudah selesai, Hoon mengomel, kesal karena hari ini begitu berisik dan ia tidak bisa bermain dengan baik. Hoon bertanya pada Ga In kenapa Ga In menyemangati Tae Oh. Dengan cuek Ga In berkata karena ia menyukai Tae Oh, membuat Tae Oh yang sedang minum, memuntahkan kembali minumnya.
"Kenapa kau terus mengatakan itu? Kau membuatnya terkena serangan jantung...", ucap Hoon kesal.
"Aku hanya ingin ia mengingatnya...", ucap Ga In sambil tersenyum. Tae Oh juga terpaksa tersenyum.
Song Yi menuangkan minuman untuk Ji Ahn, dan Ji Ahn mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, membuat Song Yi tersipu malu. Teman-teman mereka belum menyadari perubahan antara Song Yi dan Ji Ahn, mereka masih biasa saja.
Lalu Hoon memberitahukan bahwa hari Rabu nanti mereka semua akan piknik. Tae Oh, Ji Ahn, dan Song Yi awalnya serentak menolak, dengan berbagai alasan. Tapi ketika Hoon memberi isyarat melirik ke arah Ga In, mereka langsung setuju.
Hoon mengatakan mereka memerlukan mobil untuk bisa pergi ke Gangwondo. Semua orang menatap Tae Oh. Tae Oh kesal, kenapa teman-temannya menyuruhnya mencuri mobil ayahnya. Song Yi menganggukkan kepalanya, Ji Ahn beralasan karena ayahnya tidak punya mobil, dan Hoon beralasan ia sudah kabur dari rumah dan ia tidak punya SIM. Teman-temannya terus membujuk, Tae Oh hanya menghela nafasnya.
Malamnya, saat sedang belajar, Ji Ahn menuliskan catatan di hari rabu di kalendernya. Tae Oh dan Song Yi yang sama-sama sedang memakai masker juga melakukan hal yang sama, Tae Oh menandai hari Rabu di kalender ponselnya dan Song Yi menandai di buku agendanya. Hoon diam-diam juga akan menandai kalender Ga In, tapi ternyata Ga In sudah lebih dulu menandainya, dengan gambar hati.
Tae Oh jadi mencuri mobil ayahnya dan memberitahukan ayahnya, ia sudah mengambil kunci mobil saat ayahnya bermain golf kemarin. Ia berpesan pada ayahnya untuk tidak memarahi pembantu karena ayahnya sendiri yang meninggalkan kunci mobil di rak sepatu. Tae Oh berjanji akan mengembalikan mobilnya esok hari. Ayah dan ibu tiri Tae Oh sangat marah dan mengejar Tae Oh yang sudah berhasil membawa mobil. Ayah menyuruh Tae Oh berhenti, Tae Oh memang berhenti dan meminta maaf karena hari ini adalah hari yang sangat penting dan berjanji akan mengembalikan mobil ayahnya dalam kondisi baik. Ia bahkan membuat tanda hati yang besar dengan tangannya.
Ibu tiri Tae Oh mengomel, yakin Tae Oh sudah merencanakannya dan tidak akan mengembalikan mobil dengan baik-baik, ayah Tae Oh menyalahkan teman Tae Oh yang bermasalah. Dan ibu tiri Tae Oh menyalahkan ayah Tae Oh yang membiarkan Tae Oh bergaul dengan teman-temannya itu.
Ga In menyiapkan bekal piknik sambil bernyanyi-nyanyi gembira dan kemudian berdandan. Hoon mengirimnya pesan : Kami semua sudah di depan rumahmu. Keluarlah.
Dengan ceria, Ga In berlari keluar sambil berpamitan pada ayahnya. Di luar, wajah Ga In langsung berubah begitu melihat teman-temannya memakai baju serba hitam. Keempat temannya tersenyum. Ga In mulai menangis saat Hoon mengajaknya menemui ayahnya karena hari itu adalah satu tahun meninggalnya ayah Ga In. Ga terisak.
'Itulah yang terjadi. Ayahku meninggal setahun yang lalu. Aku tau tapi pura-pura tidak tau. Aku membohongi diriku sendiri dan teman-temanku mengikuti permainanku. Permainan yang tiada akhir itu berakhir hari ini. Aku... menyukai itu. Karena mulai hari ini aku akan hidup dalam dunia nyata. - Ga In'.
=== Bab 16 - Aku Bilang 'Aku Merindukanmu' Karena Aku Memang Merindukanmu ===
Song Yi menyiapkan sedikit makanan untuk ayah Ga In, sementara Hoon mencabuti rumput di sekitar makam ayah Ga In sambil bernyanyi dengan nada sumbang. Tae Oh sempat menegur Hoon yang berisik, tapi Song Yi menyuruh Tae Oh membiarkan Hoon karena lagu itu adalah lagu kesukaan ayah Ga In.
Saat giliran Ga In menyiapkan makanan untuk ayahnya, Tae Oh, Ji Ahn, dan Song Yi mulai mengenang ayah Ga In. Tae Oh berkata ia merindukan ayah Ga In, ayah Ga In selalu menginginkan ia menjadi menantunya dan selalu memotong rambutnya dengan gratis.
Tapi Ji Ahn merasa tidak begitu, itu hanya terjadi sebelum Tae Oh ketahuan mewarnai rambutnya di salon yang lain, dan ayah Ga In selalu menginginkan ia menjadi menantunya, ayah Ga In sudah memotong rambutnya sejak umurnya 3 bulan.
Song Yi memotong perdebatan Tae Oh dan Ji Ahn, menyuruh mereka menjadi menantu ayah Ga In sekarang jika mereka memang sangat menyukai ide itu. "Bukan seperti itu..." sahut Ji Ahn dan tersenyum pada Song Yi.
Song Yi teringat ayah Ga In juga mengajarkan Ji Ahn dan Tae Oh bercukur, dan rambutnya juga dipotong dengan baik saat ayah Ga In masih ada. "Sepertinya bakat Ga In tidak menurun dari ayahnya", bisik Song Yi pada Ji Ahn dan Tae Oh. Ji Ahn dan Tae Oh menganggukkan kepala mereka, setuju dengan Song Yi.
Hoon sudah selesai membersihkan rumput dan mengajak Ga In memberi hormat pada ayah Ga In. Sambil menuangkan arak, Hoon juga mengenang ayah Ga In, jika bukan karena ayah Ga In, ia pasti tidak akan lulus dari smu. Ga In juga teringat ayahnya pernah ingin memotong rambut Tae Oh, Ji Ahn, dan Hoon ketika mereka masuk tentara, sebagai gantinya ia berjanji akan memotong rambut mereka.
Lalu Ga In menyiramkan arak di sekitar makam ayahnya dan mereka berlima memberi hormat pada ayah Ga In, saat itu Hoon memanggil ayah Ga In dengan sebutan 'ayah' juga.
Setelah beres mengunjungi makam ayah Ga In, sekarang Hoon mengajak teman-temannya untuk piknik yang sebenarnya, bersenang-senang dan Hoon membagikan tas teman-temannya. Saat Song Yi mengatakan ia dan Ga In akan berganti pakaian, para cowok langsung 'ngintil' di belakang. Mereka hanya tersenyum jail saat Song Yi dan Ga In memergoki mereka. Ga In menyuruh mereka berbalik.
Mereka berbalik dan saling senyum, terdengar lolongan serigala... :-P
Mereka berbalik lagi. Ternyata Song Yi dan Ga In masih ada di sana, memelototi mereka. Song Yi menyuruh mereka duduk. Dengan wajah manyun, terpaksa mereka jongkok di belakang mobil, sementara Song Yi dan Ga In masuk ke dalam mobil untuk mengganti baju mereka.
Tae Oh kesal pada Song Yi yang menyuruhnya duduk dan mengerutu, seperti ada yang bisa dilihat saja... Tapi Hoon mengatakan, sejujurnya ia benar-benar penasaran tentang tubuh Ga In. "Walaupun kita berteman, wanita tetaplah wanita", sahut Ji Ahn. Tae Oh mendengus, memandang Hoon dan Ji Ahn tidak percaya, "Kau penasaran tentang Ga In juga?".
"Kalau aku Song Yi...", jawab Ji Ahn.
Tae Oh tersenyum mengejek, mengatakan walaupun Ji Ahn mengintip, tidak ada yang bisa dilihat dari Song Yi. Hoon tertawa, mengatakan Tae Oh pernah mengintip Song Yi, membuat Ji Ahn memandang marah pada Tae Oh. Tae Oh tertawa dan mengiyakan, mereka melakukannya bersama-sama saat pelajaran olahraga di smu. Hoon menyahut, saat itu mereka sangat penasaran dengan underwear cewek.
Ji Ahn tidak percaya, Hoon ikut mengintip Song Yi juga. Tae Oh tertawa geli, mengakui apa yang dilakukan mereka itu salah tapi saat itu mereka memang sangat-sangat penasaran. Hoon ikut tertawa geli dan tos dengan Tae Oh. Ji Ahn ingin tau apa Tae Oh masih melakukan itu sekarang. Tae Oh langsung membantah, ia tidak ada niat apa pun pada Song Yi.
Tapi walaupun Tae Oh berkata begitu, Ji Ahn tidak percaya dan memutuskan ingin mengeluarkan Song Yi dari rumah Tae Oh.
"Kau punya uang?", tanya Hoon.
"Yeah, kayak pacarnya Song Yi aja...", sahut Tae Oh juga.
"Aku akan mendapatkan uang dan mengeluarkan Song Yi dari rumahmu!", kesal Ji Ahn. Hoon dan Tae Oh mendengus tidak percaya. "Atau menyuruh Song Yi menginap di rumah Ga In dan kau menginap di rumah Tae Oh", ucap Ji Ahn, putus asa. Jelas saja Hoon tidak mau.
Begitu Song Yi dan Ga In keluar dari mobil, Ji Ahn langsung memperingatkan Song Yi untuk berhati-hati pada Tae Oh, karena Tae Oh orang yang berbahaya dan kemudian masuk ke dalam mobil. Song Yi bertanya pada Tae Oh dan Hoon, ada apa, tapi mereka hanya menggelengkan kepala, tidak tau dan menyusul Ji Ahn masuk ke dalam mobil untuk berganti pakaian.
Dan piknik yang sebenarnya pun dimulai. Mereka berdiri di pinggir pantai, mulai membuka kaos kaki dan sepatu mereka, kemudian berlarian di pinggir pantai dan bermain air di laut.
Se Hyun memeriksa kertas-kertas yang diberikan Tae Oh dan tersenyum melihat banyaknya catatan dan tanda yang sudah dibuat oleh Tae Oh. Saat membuka salah satu kertas, ia menemukan catatan Tae Oh dan senyum-senyum saat membacanya :
Cinta itu soal pemilihan waktu. Seberapa besarpun kalian saling mencintai, kalian bisa terlewat satu sama lain. 'Seandainya kita berpapasan di waktu dan tempat yang berbeda, akankah takdir kita juga akan berbeda?' Di dalam salah satu film Wong Kar Wai, seorang pria mengatakan hal itu pada seorang wanita yang ia cintai. Seandainya wanita yang seharusnya aku temui itu datang, seandainya aku tidak duduk di kursi dan menatapmu, seandainya aku tidak bertemu denganmu tidak sengaja, seandainya aku tidak menyerah mencarimu, seandainya aku melewati waktu-waktu itu, mungkin kita tidak seperti sekarang. Bukankah semua pemilihan waktu ini mengagumkan? Itu sebabnya aku menyebutkan pemilihan waktu adalah takdir.
Ketiga sunbae Se Hyun sudah berdiri di belakang Se Hyun dan merebut catatan Tae Oh yang sedang dibaca Se Hyun. Mereka memuji Tae Oh yang mengagumkan dan berpikir mereka bisa membuat sebuah film dari catatan itu. Sunbae Se Hyun itu tiba-tiba merasa aneh kenapa Tae Oh menyebut-nyebut tentang cinta, pemilihan waktu, dan takdir. Mereka ingin tau apa Se Hyun dan Tae Oh itu berkencan.
Se Hyun merebut kembali catatan Tae Oh dan mengatakan itu bukan urusan sunbaenya. Tiba-tiba ponsel Se Hyun berbunyi, para sunbae melihat itu dari Tae Oh. Karena Se Hyun mengatakan itu bukan urusan mereka jadi mereka menantang Se Hyun menjawab telpon itu di depan mereka. Dan para sunbae pun duduk manis di depan Se Hyun.
Tae Oh melakukan video call, menceritakan ia sedang di pantai dan bertanya apa Se Hyun bisa mendengar deburan ombaknya? Para sunbae Se Hyun langsung menggoda Se Hyun. Se Hyun menjawab ia mendengar ombaknya.
"Kau tidak merindukanku?" tanya Tae Oh. Para sunbae semakin ribut, protes karena merasa ini bukan lagi klub film. Tidak mempedulikan Sunbaenya, Se Hyun menjawab ia juga merindukan Tae Oh.
"Benar, kan? Benar, kan? Kau merindukanku... Di sini yang aku pikirkan cuma kamu. Jadi... sejak kapan kau mulai merindukanku?" tanya Tae Oh lagi.
"Uhmmm... Aku merindukanmu sejak pagi... Bukan... bukan... aku merindukanmu sejak kemarin". Para sunbae jelas bengong mendengar jawaban Se Hyun. Se Hyun menyuruh Tae Oh menelponnya lagi nanti malam, karena ia ingin mendengar ombak lagi. Tae Oh menganggukkan kepalanya dan memberi 'sun' jauh untuk Se Hyun. Se Hyun tertawa dan menutup telpon.
Para sunbae heran melihat perubahan Se Hyun. Se Hyun tidak seperti Se Hyun biasanya dan bahkan mengatakan rindu pada seorang cowok. Se Hyun tidak menanggapi para sunbaenya, ia hanya tersenyum sambil membereskan kertas-kertasnya.
Bersambung...
[Sinopsis Because It's The First Time Episode 6 Part 2]
Post a Comment