[Sinopsis Because It's The First Time Episode 4 Part 1]
Kdramastory - Setelah puas bermain air, Tae Oh, Song Yi, Ji Ahn, Ga In, dan Hoon pulang dengan basah kuyup dan sambil bernyanyi-nyanyi, menyanyikan lagu patah hati yang dinyanyikan Ji Ahn semalam di karaoke. Hoon mengatakan pada teman-temannya, hari ini ia bertemu seseorang yang mengatakan sangat menyenangkan memiliki orangtua yang punya koneksi kuat, tapi menurutnya yang paling menyenangkan adalah memiliki sahabat-sahabatnya yang selalu mendukungnya.
Teman-temannya kesal karena perasaan Hoon itu malah menjadi beban bagi mereka, mereka sudah terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing, jadi tidak mau mengurusi Hoon lagi. Hoon tidak percaya, ia yakin teman-temannya itu cuma berpura-pura.
"Kami serius", sahut teman-teman Hoon bersamaan dan pergi meninggalkan Hoon di belakang. Hoon tertawa, tetap tidak percaya, ia merasa teman-temannya itu manis sekali dan kemudian berlari menyusul teman-temannya. Hoon berjalan sambil memeluk pundak Tae Oh, mereka tertawa dan kembali bernyanyi, masih lagu patah hati yang dinyanyikan Ji Ahn di karaoke.
=== 12 - Mungkinkah Orang Itu... ===
Song Yi menjemur underwearnya sambil sesekali melihat ke arah Tae Oh yang sedang menyiram bunga, khawatir Tae Oh akan melihatnya. Tae Oh mendekati Song Yi dan berdiri di belakang Song Yi, membuat Song Yi kaget dan langsung menutup underwearnya. "Apa yang kau lakukan? Apa kau meragukanku? Aku tidak melihatmu sebagai wanita, tau?", ucap Tae Oh.
"Tapi tetap saja...".
Tae Oh mengejek Song Yi yang memiliki segalanya serba kecil dan menyuruh Song Yi membersihkan apartemennya. Song Yi menyuruh Tae Oh masuk duluan, tapi Tae Oh malah menyuruh Song Yi masuk lebih dulu. Song Yi tidak bisa membantah dan patuh. Tae Oh melihat Song Yi yang berjalan masuk ke dalam apartemennya dan menggerutu, "Kenapa juga dia menyembunyikan underwearnya? Kayak ada yang bisa dilihat aja...".
Tapi tidak berapa lama, Tae Oh malah menoleh ke belakang, melihat underwear Song Yi dan sambil tersenyum berkata, "Imutnya...". Bahkan terdengar lolongan serigala lagi... :-P .
Tae Oh tersadar dan langsung memukul-mukul sendiri wajahnya, lalu kembali meneruskan menyiram bunga. Namun sesaat kemudian, Tae Oh kembali melihat underwear Song Yi, Tae Oh kembali memukul-mukul wajahnya supaya tidak melihat ke belakang.
Akhirnya Tae Oh masuk juga ke dalam apartemen. Song Yi yang sedang mem-vacum lantai apartemen, menyuruh Tae Oh membantunya tapi Tae Oh tidak mau, beralasan ada proyek yang harus ia kerjakan. Tae Oh duduk di meja belajarnya dan membuka laptop, seketika itu juga terdengar suara-suara aneh dari dalam laptop Tae Oh. Song Yi langsung menggoda Tae Oh yang nonton film aneh-aneh.
Tae Oh langsung menutup kembali laptopnya, beralasan video itu untuk referensi proyeknya. Song Yi tidak percaya dan terus menggoda Tae Oh. Tae Oh terpaksa mengaku dia memang menonton itu, memangnya kenapa?, tanyanya. "Itu sebabnya aku menyembunyikan underwearku. Kau tukang ngintip!", ucap Song Yi.
Tae Oh kesal, menggendong Song Yi di pundaknya dan berputar-putar. Song Yi berteriak-teriak minta diturunkan karena dia jadi pusing. Begitu Tae Oh sudah menurunkannya, Song Yi malah berlari ke arah laptop, mengancam akan menghapus video itu. Tae Oh ikut berlari, menahan laptopnya dan melarang Song Yi melakukan itu. "Kenapa? Kenapa?", tanya Song Yi tertawa.
"Karena aku harus memohon pada Hoon agar dia memberikan video ini padaku", sahut Tae Oh kesal. Song Yi berteriak, terus menggoda Tae Oh. Tae Oh kembali mengejar Song Yi dan akhirnya, mereka kejar-kejaran sambil memukuli dengan bantal.
Hoon sedang membantu Ga In membereskan handuk-handuk kecil yang akan dipakai Ga In di salonnya. Hoon bertanya-tanya kemana para pelanggan, kenapa salon Ga In sepi sekali hari ini padahal hari ini hari sabtu.
Dengan tenang, Ga In menjawab sepertinya pelanggannya tidak datang karena mendengar rumor bahwa ia gila. Ga In tahu orang-orang berpikir dia seperti itu. Hoon menjadi salah tingkah, tapi kemudian ia berkata bahwa Ga In tidak gila, ia dan teman-teman yang lain tau itu dan yang dibutuhkan oleh Ga In adalah waktu. Ga In tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Hoon meminta Ga In memberitahukan padanya jika ada orang yang mengatakan Ga In gila karena ia akan menghajar orang itu. Ga In tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Hoon.
Song Yi membersihkan rak buku Tae Oh, sementara Tae Oh sibuk bekerja di depan laptopnya. Tidak sengaja Song Yi menemukan sebuah buku, sepertinya buku kumpulan resep. Song Yi menoleh ke arah Tae Oh dan menghela nafasnya, wajah Song Yi terlihat sedih.
Tae Oh tidak sadar Song Yi sudah tertidur di tempat tidurnya. Tae Oh mendekati Song Yi yang memunggunginya dan bertanya, "Kau tidur?". Song Yi membalikkan badannya, matanya sudah terpejam. Tae Oh tersenyum, pelan-pelan Tae Oh mengambil buku resep dari tangan Song Yi dan membukanya, wajahnya terlihat sedikit sedih. Tae Oh meletakkan buku itu di rak di dekat tempat tidur dan memperhatikan wajah Song Yi.
Tae Oh mengomentari wajah Song Yi yang terlihat kecil, bahkan hanya sebesar telapak tangannya saja (Tae Oh mengukur wajah Song Yi dengan lebar telapak tangannya) dan juga mengomentari tangan Song Yi yang kecil. "Bagaimana kau terlihat sangat jelek bahkan saat matamu terpejam?", ucap Tae Oh lagi, agak berbisik.
Tiba-tiba Song Yi menyahut, "Maaf kalau aku memang jelek...". Tae Oh kaget dan menutupi rasa malunya dengan memarahi Song Yi yang seenaknya saja tidur di tempat tidurnya. Lalu Song Yi menyahut lagi, "Punggungku sakit karena terus tidur di tenda...". Tae Oh mnertawakan Song Yi yang terlihat lucu karena bisa berbicara sementara matanya masih terpejam. Tae Oh bahkan menggoyang-goyangkan tangannya di depan mata Song Yi. Song Yi tetap tidur.
Tae Oh mendekati Song Yi dan duduk lebih serius. "Apa kau bicara sambil tidur?".
"Ya. Seperti ayahku...".
Tae Oh tertawa dan mengatakan, "Imutnya...". Lalu Tae Oh duduk serius dan bertanya, "Han Song Yi-ssi, saat ini apa yang paling mengkhawatirkanmu?"
Song Yi menghela nafasnya dan menjawab uang kuliah yang harus ia bayar setelah lulus kuliah. Wajah Tae Oh berubah sedih dan khawatir. "Aku tidak yakin apa aku sanggup membayarnya atatau tidak nanti. Dan juga... ibuku...", Air mata mulai menetes dari mata Song Yi yang terpejam. "Aku sangat merindukan ibuku. Aku harap ia baik-baik saja. Aku tidak ingin ia mengkhawatirkan aku dan Song Ah. Aku harap ibuku baik-baik saja...". Tae Oh menengadahkan wajahnya, menahan air matanya yang akan jatuh juga.
"Hei, hapuskan air mataku...", ucap Song Yi lagi. Tae Oh kaget dan mencari-cari tisu, tapi tidak ada. Lalu ia menarik lengan sweaternya dan menghapus air mata Song Yi. Tae Oh menatap Song Yi dan tertawa kecil, lalu ia menutup gorden jendela yang di samping tempat tidur, menghalangi sinar matahari yang akan mengganggu Song Yi tidur.
Tae Oh membayar piza yang ia pesan sambil tertawa-tawa, tiba-tiba terdengar teriakan Song Yi dari dalam. Ternyata Tae Oh iseng menggambari wajah Song Yi jadi mirip kucing. Song Yi kesal sekali, tapi begitu menggigit piza, kesalnya langsung hilang. Begitu melihat ke cermin, kesal Song Yi datang lagi dan ia memarahi Tae Oh. Tae Oh ketawa-tawa saja, tidak merasa bersalah. "Kau berbicara dalam tidur", beritahu Tae Oh. Song Yi kaget. "Apa kau biasa melakukan itu?", tanya Tae Oh lagi.
Song Yi membenarkan, seperti ayahnya. Tae Oh mengatakan ia tau, karena tadi Song Yi juga bilang begitu. Song Yi semakin kaget dan bertanya apa lagi yang ia katakan tadi.
"Kau bilang aku cowok paling tampan...", jawab Tae Oh. :-D.
Song Yi kesal, tidak percaya, ia tidak pernah mengatakan itu. Tae Oh menghela nafasnya dan mengambil tisu mengelap tangannya. Song Yi heran, kenapa Tae Oh tidak menghabiskan pizanya. Tae Oh mengatakan ia tidak begitu suka pizza, tapi karena tidak bisa memasak nasi untuk satu orang, itu sebabnya ia memesan piza atau ayam goreng saja.
Song Yi mengajak Tae Oh masak besok, tapi Tae Oh tidak yakin karena Song Yi hanya bisa masak ramen dan kimbab saja. Song Yi menyakinkan Tae Oh bahwa ia akan melakukannya dengan baik. Tae Oh tersenyum, dan kemudian berkata ia senang Song Yi tinggal di tempatnya. "Aku merasa kesepian sebelum kau datang dan aku merasa senang ketika bersamamu". Song Yi tersenyum tipis, wajahnya terlihat sedikit sedih.
=== Flashback ===
Suatu saat ketika Tae Oh dan Song Yi masih smu. Tae Oh menemani Song Yi membaca di taman. Tapi karena Tae Oh terlihat tidak bisa konsentrasi, Song Yi menyuruhnya pulang. Tae Oh tidak mau dan memberitahukan bahwa hari ini ayahnya menikah lagi dan tidak mengizinkan ia datang, ayahnya bahkan menyuruhnya pindah dan tinggal sendiri. Song Yi kaget dan merasa aneh dengan sikap ayahnya Tae Oh. Tae Oh berkata ia tidak peduli, ia akan berumur 20 tahun dan ia senang tinggal sendiri.
=== Flashback End ===
Song Yi menatap Tae Oh dengan sedih dan khawatir.
"Aku tidak punya teman bicara. Aku tidak bisa masak nasi untuk satu orang dan tidak bisa hanya makan piza dan ayam goreng saja setiap hari...", ucap Tae Oh. Song Yi mengajak Tae Oh makan nasi, ia yang akan memasakkannya untuk Tae Oh besok.
Tiba-tiba Tae Oh mendapat pesan dari Se Hyun : Kau tau 'kan kita akan nonton film jam 5 sore nanti?
Tae Oh langsung senang dan memberitahukan Song Yi bahwa ia diterima di klub dan ia resmi akan berkencan hari ini. Song Yi kaget dan bertanya apa Tae Oh hanya akan nonton berdua saja. Wajah Tae Oh langsung lesu dan mengatakan mereka nonton bersama anggota klub yang lain. Song Yi menghela nafasnya, mengeluh karena dirinya harus bekerja lagi.
Seorang staf perpustakaan kaget melihat Ji Ahn yang datang untuk bekerja. Ji Ahn mengatakan Profesor Cha menyuruhnya datang untuk membantu mengatur kembali buku-buku karena ia sudah pernah melakukannya dua kali (Uhm... entah iya atau memang itu cuma alasan Ji Ahn untuk bisa bertemu Song Yi). Staf itu memberitahukan bahwa Song Yi sedang menata dvd di ruang dvd dan berkata sepertinya akan membutuhkan waktu lebih lama dan tidak akan selesai saat jam perpustakaan tutup. Ji Ahn tersenyum dan menenangkan staf itu, ia yakin akan bisa melakukannya.
Tae Oh dan semua anggota klub sudah di bioskop dan mendapatkan tiket. Tae Oh melihat tiket tempat duduknya tidak disamping Se Hyun dan kemudian memeriksa semua tiket sunbaenya. Begitu menemukan tiket yang persis disamping Se Hyun, Tae Oh dengan cueknya minta tukar dan berjanji akan mentraktir popcorn untuk sunbaenya itu. Sunbaenya tidak keberatan dan menukarkan tiketnya dengan tiket Tae Oh. Se Hyun hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Tae Oh yang lucu.
Di dalam bioskop, semua orang nonton dengan serius, sementara Tae Oh tidak. Ia tidak sanggup menahan kantuknya dan beberapa kali tertidur. Berkali-kali Se Hyun melirik Tae Oh dan menertawakan tingkah Tae Oh yang lucu. :-D
Di dalam ruang perpustakaan, Song Yi berkali-kali menghela nafasnya dan sesekali melihat Ji Ahn yang berdiri tidak jauh darinya. Ji Ahn mendekati Song Yi, menanyakan ini itu, yang menurut saya sih sebenernya Ji Ahn sudah tau, tapi ia hanya ingin berbicara dengan Song Yi. Song Yi ingin tau kenapa petugas perpustakaan memanggil Ji Ahn juga. Ji Ahn tidak tau alasannya, menurutnya mungkin profesor menganggapnya lemah dalam membaca huruf cina. Song Yi bertanya bukankah seharusnya Ji Ahn sedang mempersiapkan ujiannya. Ji Ahn tertawa kecil dan menjawab, "Aku tau. Aku dalam masalah".
Melihat sikap Ji Ahn yang biasa saja, Song Yi bertanya pada Ji Ahn, sepertinya setelah apa yang terjadi di antara mereka, Ji Ahn tetap bersikap seolah-olah tidak terjadi apa pun, benar 'kan? Ji Ahn terdiam, dan menganggukkan kepalanya lalu kembali ke rak tempat ia bekerja tadi.
"Aku sama sekali tidak bisa bekerja", gerutu Song Yi sedih. Song Yi kembali menghela nafasnya dan memutuskan berbicara dengan Ji Ahn. Song Yi mendekati Ji Ahn dan bersandar di rak di dekat Ji Ahn, bertanya, "Apa aku jelek?".
"Tidak. Tidak ada hubungannya dengan itu...", sahut Ji Ahn.
"Tidak. Aku memang jelek", ucap Song Yi lagi.
"Siapa yang bilang kau jelek?".
"Aku tau aku jelek".
Ji Ahn menghela nafasnya dan berkata, "Tidak...".
"Lalu apa? Kenapa kau tidak menyukaiku?". Ji Ahn menatap Song Yi. "Lupakan. Aku sudah benar-benar melupakannya. Tapi... jangan lihat dan tersenyum lagi padaku mulai sekarang. Aku takut aku akan salah paham lagi".
"Aku mengerti", sahut Ji Ahn.
"Apanya yang mengerti? Kau tidak tau apa-apa, tidak tau perasaaanku!", marah Song Yi.
"Baiklah. Aku memang tidak tau apa-apa...", sahut Ji Ahn lagi.
"Mulai saat ini jangan lakukan apa pun yang tidak aku minta! Kau bahkan tidak menyukaiku", marah Song Yi lagi.
"Baiklah. Aku tidak akan melakukannya lagi".
"Lupakan. Sekarang semuanya tidak ada gunanya lagi", putus Song Yi dan berjalan kembali ke rak tempat ia bekerja tadi dengan lesu.
Ji Ahn dan Song Yi pulang bersama-sama malam itu, tapi di halte mereka berdiri berjauhan. Ketika bus tiba, Ji Ahn masuk terlebih dahulu dan membayar uantuk dua orang. Song Yi yang naik di belakang Ji Ahn jelas kesal karena Ji Ahn lagi-lagi melakukan sesuatu yang tidak ia minta.
Ji Ahn memilih duduk di kursi untuk dua orang dan bergeser ke pinggir jendela, memberi tempat duduk untuk Song Yi. Tapi Song Yi hanya melewati Ji Ahn dan memilih duduk di barisan kursi paling belakang. Ji Ahn hanya bisa menghela nafas, kecewa.
Song Yi menatap Ji Ahn dari belakang, "Aku pikir kau menyukaiku. Kau akan bahagia jika menyukaiku", keluh Song Yi. Lalu ia melihat keluar jendela bus, kebetulan melintas seseorang dengan sepeda motor, mengingatkannya ketika tadi pagi Tae Oh melewati busnya dengan membonceng Se Hyun. "Seharusnya aku menyukai Yoon Tae Oh", keluh Song Yi lagi.
Song Yi menghela nafasnya dan kemudian tiba-tiba teringat ucapan Tae Oh ketika di minimarket, saat itu Tae Oh mengatakan ia pernah menyukai seseorang dan ingin membuat orang itu tersenyum, karena orang itu lebih cantik ketika tersenyum. Song Yi teringat ketika Tae Oh membantunya pindahan dulu, saat itu Tae Oh pernah mengatakan bahwa ia lebih cantik jika tersenyum.
"Yoon Tae Oh, mungkinkah orang itu aku?", tanya Song Yi dalam hati. Song Yi tersenyum tidak yakin. Lalu Song Yi teringat ketika malam mereka makan pizza bersama, saat itu Tae Oh minta ia melakukan sesuatu sehingga Tae Oh tergila-gila padanya, dan juga ketika di depan tenda, ketika Tae Oh bertanya kenapa bukan dirinya. "Apa Tae Oh benar-benar menyukaiku?", tanya Song Yi lagi dalam hati.
Se Hyun memberikan beberapa dvd pada Tae Oh, menyuruh Tae Oh menontonnya. Tae Oh kaget. Se Hyun menebak itu karena Tae Oh belum pernah menontonnya, dan dengan pedenya menulis produser itu sebagai produser favoritnya di lamaran untuk bergabung di klub. Tae Oh hanya tertawa-tawa saja dan mengucapkan terima kasih atas dvdnya. Se Hyun juga mengucapkan terima kasih karena Tae Oh sudah mengantarnya pulang.
Tae Oh mengatakan sudah satu minggu ia mengantar jemput Se Hyun dan ia yakin setelah satu bulan, Se Hyun akan menyukainya. Se Hyun menyuruh Tae Oh tidak bercanda. Tapi Tae Oh berkata ia tidak bercanda, itu adalah prediksinya, ia bisa meramal apa yang akan terjadi setelah satu bulan nanti.
"Apa yang akan terjadi setelah aku menyukaimu?", tanya Se Hyun. Tae Oh mengatakan sejak itu kebahagiaan Se Hyun akan dimulai, Se Hyun akan jatuh cinta padanya mulai dari rambut hingga kakinya. :-P
Se Hyun tertawa mendengar ucapan Tae Oh dan masuk ke dalam rumahnya. Sebelum menutup pintu pagar, dengan malu-malu Se Hyun berkata, "Yoon Tae Oh, seandainya... seandainya apa yang kau katakan menjadi kenyataan, itu akan menyenangkan". Se Hyun cepat-cepat menutup pintu pagar.
Tae Oh terkejut dan senang mendengar ucapan Se Hyun tadi dan berlari mendekati pintu pagar, berbisik, memanggil Se Hyun dari balik pintu pagar. Tae Oh membenarkan ucapan Se Hyun tadi, memang menyenangkan jika mereka bisa berkencan, dan akan lebih menyenangkan lagi jika mereka memulai saat ini juga, bukan bulan depan. Tae Oh tersenyum senang dan pamit pada Se Hyun. Dari balik pagar, Se Hyun senyum-senyum senang mendengar ajakan Tae Oh.
Di dalam bus, Song Yi masih memikirkan kemungkinan Tae Oh menyukainya. Walaupun tidak percaya, tapi ia sedikit merasa yakin, membuatnya senyum-senyum sendiri. Ia merasa jika memang begitu, akan ada cinta segitiga antara teman. Song Yi merasa akan mengerikan jika mereka memperebutkan dirinya. Dan jika mereka merebutkan dirinya, siapa yang akan ia pilih? Song Yi melihat ke arah Ji Ahn dan sadar ternyata Ji Ahn sedang menatapnya. Song Yi langsung terdiam dan menyandarkan kepalanya ke dinding bus dan memejamkan matanya, pura-pura tidur. Song Yi membuka sedikit matanya, mengintip apa yang dilakukan Ji Ahn dan kemudian menutup matanya kembali.
"Tidak. Ji Ahn bilang dia tidak menyukaiku", ucap Song Yi dalam hati, sedih.
Ji Ahn memutuskan pindah duduk di samping Song Yi. Tanpa mengatakan apa pun, Ji Ahn meraih tangan Song Yi dan menggenggamnya.
"Apa ini?", ucap Song Yi dalam hati dan membuka matanya. Song Yi menoleh, menatap Ji Ahn dan akan menarik tangannya dari genggaman Ji Ahn. Ji Ahn menahan tangan Song Yi kuat-kuat. Song Yi menatap Ji Ahn, bingung dan Ji Ahn juga menatap Song Yi dan tersenyum...
Bersambung...
Komentar :
Terus terang suka banget dengan scene terakhir. Suka dengan cara Ji Ahn menggenggam tangan Song Yi... Entah kenapa rasanya beda... :-). Menurut sy, genggaman itu menggambarkan perasaan Ji Ahn yang masih ragu dan takut. :-D Iya ga sih?
Di preview episode selanjutnya, sepertinya Ji Ahn akan mengakui juga perasaannya dan keadaanya pada Song Yi dan menyerahkan keputusannya pada Song Yi, apa Song Yi akan berkencan dengannya atau tidak. Dan sepertinya Song Yi ada janji dengan Ji Ahn dan berdandan cantik, membuat Tae Oh kaget. Tae Oh juga berkencan dengan Se Hyun, tapi saat Song Yi menelpon Tae Oh agar menolongnya yang kehujanan, Se Hyun melarang Tae Oh pergi. Lalu apa ya yang dilakukan Tae Oh? Gidaryeo...
Drama ini hanya tayang seminggu sekali hari Rabu dan subnya agak lama... Jadi sabar ya...
[Sinopsis Because It's The First Time Episode 5 Part 1]
Sinopsis Because It's The First Time Episode 4 Part 2
![]() |
Credit : OnStyle |
Kdramastory - Setelah puas bermain air, Tae Oh, Song Yi, Ji Ahn, Ga In, dan Hoon pulang dengan basah kuyup dan sambil bernyanyi-nyanyi, menyanyikan lagu patah hati yang dinyanyikan Ji Ahn semalam di karaoke. Hoon mengatakan pada teman-temannya, hari ini ia bertemu seseorang yang mengatakan sangat menyenangkan memiliki orangtua yang punya koneksi kuat, tapi menurutnya yang paling menyenangkan adalah memiliki sahabat-sahabatnya yang selalu mendukungnya.
Teman-temannya kesal karena perasaan Hoon itu malah menjadi beban bagi mereka, mereka sudah terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing, jadi tidak mau mengurusi Hoon lagi. Hoon tidak percaya, ia yakin teman-temannya itu cuma berpura-pura.
"Kami serius", sahut teman-teman Hoon bersamaan dan pergi meninggalkan Hoon di belakang. Hoon tertawa, tetap tidak percaya, ia merasa teman-temannya itu manis sekali dan kemudian berlari menyusul teman-temannya. Hoon berjalan sambil memeluk pundak Tae Oh, mereka tertawa dan kembali bernyanyi, masih lagu patah hati yang dinyanyikan Ji Ahn di karaoke.
=== 12 - Mungkinkah Orang Itu... ===
Song Yi menjemur underwearnya sambil sesekali melihat ke arah Tae Oh yang sedang menyiram bunga, khawatir Tae Oh akan melihatnya. Tae Oh mendekati Song Yi dan berdiri di belakang Song Yi, membuat Song Yi kaget dan langsung menutup underwearnya. "Apa yang kau lakukan? Apa kau meragukanku? Aku tidak melihatmu sebagai wanita, tau?", ucap Tae Oh.
"Tapi tetap saja...".
Tae Oh mengejek Song Yi yang memiliki segalanya serba kecil dan menyuruh Song Yi membersihkan apartemennya. Song Yi menyuruh Tae Oh masuk duluan, tapi Tae Oh malah menyuruh Song Yi masuk lebih dulu. Song Yi tidak bisa membantah dan patuh. Tae Oh melihat Song Yi yang berjalan masuk ke dalam apartemennya dan menggerutu, "Kenapa juga dia menyembunyikan underwearnya? Kayak ada yang bisa dilihat aja...".
Tapi tidak berapa lama, Tae Oh malah menoleh ke belakang, melihat underwear Song Yi dan sambil tersenyum berkata, "Imutnya...". Bahkan terdengar lolongan serigala lagi... :-P .
Tae Oh tersadar dan langsung memukul-mukul sendiri wajahnya, lalu kembali meneruskan menyiram bunga. Namun sesaat kemudian, Tae Oh kembali melihat underwear Song Yi, Tae Oh kembali memukul-mukul wajahnya supaya tidak melihat ke belakang.
Akhirnya Tae Oh masuk juga ke dalam apartemen. Song Yi yang sedang mem-vacum lantai apartemen, menyuruh Tae Oh membantunya tapi Tae Oh tidak mau, beralasan ada proyek yang harus ia kerjakan. Tae Oh duduk di meja belajarnya dan membuka laptop, seketika itu juga terdengar suara-suara aneh dari dalam laptop Tae Oh. Song Yi langsung menggoda Tae Oh yang nonton film aneh-aneh.
Tae Oh langsung menutup kembali laptopnya, beralasan video itu untuk referensi proyeknya. Song Yi tidak percaya dan terus menggoda Tae Oh. Tae Oh terpaksa mengaku dia memang menonton itu, memangnya kenapa?, tanyanya. "Itu sebabnya aku menyembunyikan underwearku. Kau tukang ngintip!", ucap Song Yi.
Tae Oh kesal, menggendong Song Yi di pundaknya dan berputar-putar. Song Yi berteriak-teriak minta diturunkan karena dia jadi pusing. Begitu Tae Oh sudah menurunkannya, Song Yi malah berlari ke arah laptop, mengancam akan menghapus video itu. Tae Oh ikut berlari, menahan laptopnya dan melarang Song Yi melakukan itu. "Kenapa? Kenapa?", tanya Song Yi tertawa.
"Karena aku harus memohon pada Hoon agar dia memberikan video ini padaku", sahut Tae Oh kesal. Song Yi berteriak, terus menggoda Tae Oh. Tae Oh kembali mengejar Song Yi dan akhirnya, mereka kejar-kejaran sambil memukuli dengan bantal.
Hoon sedang membantu Ga In membereskan handuk-handuk kecil yang akan dipakai Ga In di salonnya. Hoon bertanya-tanya kemana para pelanggan, kenapa salon Ga In sepi sekali hari ini padahal hari ini hari sabtu.
Dengan tenang, Ga In menjawab sepertinya pelanggannya tidak datang karena mendengar rumor bahwa ia gila. Ga In tahu orang-orang berpikir dia seperti itu. Hoon menjadi salah tingkah, tapi kemudian ia berkata bahwa Ga In tidak gila, ia dan teman-teman yang lain tau itu dan yang dibutuhkan oleh Ga In adalah waktu. Ga In tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Hoon meminta Ga In memberitahukan padanya jika ada orang yang mengatakan Ga In gila karena ia akan menghajar orang itu. Ga In tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Hoon.
Song Yi membersihkan rak buku Tae Oh, sementara Tae Oh sibuk bekerja di depan laptopnya. Tidak sengaja Song Yi menemukan sebuah buku, sepertinya buku kumpulan resep. Song Yi menoleh ke arah Tae Oh dan menghela nafasnya, wajah Song Yi terlihat sedih.
Tae Oh tidak sadar Song Yi sudah tertidur di tempat tidurnya. Tae Oh mendekati Song Yi yang memunggunginya dan bertanya, "Kau tidur?". Song Yi membalikkan badannya, matanya sudah terpejam. Tae Oh tersenyum, pelan-pelan Tae Oh mengambil buku resep dari tangan Song Yi dan membukanya, wajahnya terlihat sedikit sedih. Tae Oh meletakkan buku itu di rak di dekat tempat tidur dan memperhatikan wajah Song Yi.
Tae Oh mengomentari wajah Song Yi yang terlihat kecil, bahkan hanya sebesar telapak tangannya saja (Tae Oh mengukur wajah Song Yi dengan lebar telapak tangannya) dan juga mengomentari tangan Song Yi yang kecil. "Bagaimana kau terlihat sangat jelek bahkan saat matamu terpejam?", ucap Tae Oh lagi, agak berbisik.
Tiba-tiba Song Yi menyahut, "Maaf kalau aku memang jelek...". Tae Oh kaget dan menutupi rasa malunya dengan memarahi Song Yi yang seenaknya saja tidur di tempat tidurnya. Lalu Song Yi menyahut lagi, "Punggungku sakit karena terus tidur di tenda...". Tae Oh mnertawakan Song Yi yang terlihat lucu karena bisa berbicara sementara matanya masih terpejam. Tae Oh bahkan menggoyang-goyangkan tangannya di depan mata Song Yi. Song Yi tetap tidur.
Tae Oh mendekati Song Yi dan duduk lebih serius. "Apa kau bicara sambil tidur?".
"Ya. Seperti ayahku...".
Tae Oh tertawa dan mengatakan, "Imutnya...". Lalu Tae Oh duduk serius dan bertanya, "Han Song Yi-ssi, saat ini apa yang paling mengkhawatirkanmu?"
Song Yi menghela nafasnya dan menjawab uang kuliah yang harus ia bayar setelah lulus kuliah. Wajah Tae Oh berubah sedih dan khawatir. "Aku tidak yakin apa aku sanggup membayarnya atatau tidak nanti. Dan juga... ibuku...", Air mata mulai menetes dari mata Song Yi yang terpejam. "Aku sangat merindukan ibuku. Aku harap ia baik-baik saja. Aku tidak ingin ia mengkhawatirkan aku dan Song Ah. Aku harap ibuku baik-baik saja...". Tae Oh menengadahkan wajahnya, menahan air matanya yang akan jatuh juga.
"Hei, hapuskan air mataku...", ucap Song Yi lagi. Tae Oh kaget dan mencari-cari tisu, tapi tidak ada. Lalu ia menarik lengan sweaternya dan menghapus air mata Song Yi. Tae Oh menatap Song Yi dan tertawa kecil, lalu ia menutup gorden jendela yang di samping tempat tidur, menghalangi sinar matahari yang akan mengganggu Song Yi tidur.
Tae Oh membayar piza yang ia pesan sambil tertawa-tawa, tiba-tiba terdengar teriakan Song Yi dari dalam. Ternyata Tae Oh iseng menggambari wajah Song Yi jadi mirip kucing. Song Yi kesal sekali, tapi begitu menggigit piza, kesalnya langsung hilang. Begitu melihat ke cermin, kesal Song Yi datang lagi dan ia memarahi Tae Oh. Tae Oh ketawa-tawa saja, tidak merasa bersalah. "Kau berbicara dalam tidur", beritahu Tae Oh. Song Yi kaget. "Apa kau biasa melakukan itu?", tanya Tae Oh lagi.
Song Yi membenarkan, seperti ayahnya. Tae Oh mengatakan ia tau, karena tadi Song Yi juga bilang begitu. Song Yi semakin kaget dan bertanya apa lagi yang ia katakan tadi.
"Kau bilang aku cowok paling tampan...", jawab Tae Oh. :-D.
Song Yi kesal, tidak percaya, ia tidak pernah mengatakan itu. Tae Oh menghela nafasnya dan mengambil tisu mengelap tangannya. Song Yi heran, kenapa Tae Oh tidak menghabiskan pizanya. Tae Oh mengatakan ia tidak begitu suka pizza, tapi karena tidak bisa memasak nasi untuk satu orang, itu sebabnya ia memesan piza atau ayam goreng saja.
Song Yi mengajak Tae Oh masak besok, tapi Tae Oh tidak yakin karena Song Yi hanya bisa masak ramen dan kimbab saja. Song Yi menyakinkan Tae Oh bahwa ia akan melakukannya dengan baik. Tae Oh tersenyum, dan kemudian berkata ia senang Song Yi tinggal di tempatnya. "Aku merasa kesepian sebelum kau datang dan aku merasa senang ketika bersamamu". Song Yi tersenyum tipis, wajahnya terlihat sedikit sedih.
=== Flashback ===
Suatu saat ketika Tae Oh dan Song Yi masih smu. Tae Oh menemani Song Yi membaca di taman. Tapi karena Tae Oh terlihat tidak bisa konsentrasi, Song Yi menyuruhnya pulang. Tae Oh tidak mau dan memberitahukan bahwa hari ini ayahnya menikah lagi dan tidak mengizinkan ia datang, ayahnya bahkan menyuruhnya pindah dan tinggal sendiri. Song Yi kaget dan merasa aneh dengan sikap ayahnya Tae Oh. Tae Oh berkata ia tidak peduli, ia akan berumur 20 tahun dan ia senang tinggal sendiri.
=== Flashback End ===
Song Yi menatap Tae Oh dengan sedih dan khawatir.
"Aku tidak punya teman bicara. Aku tidak bisa masak nasi untuk satu orang dan tidak bisa hanya makan piza dan ayam goreng saja setiap hari...", ucap Tae Oh. Song Yi mengajak Tae Oh makan nasi, ia yang akan memasakkannya untuk Tae Oh besok.
Tiba-tiba Tae Oh mendapat pesan dari Se Hyun : Kau tau 'kan kita akan nonton film jam 5 sore nanti?
Tae Oh langsung senang dan memberitahukan Song Yi bahwa ia diterima di klub dan ia resmi akan berkencan hari ini. Song Yi kaget dan bertanya apa Tae Oh hanya akan nonton berdua saja. Wajah Tae Oh langsung lesu dan mengatakan mereka nonton bersama anggota klub yang lain. Song Yi menghela nafasnya, mengeluh karena dirinya harus bekerja lagi.
Seorang staf perpustakaan kaget melihat Ji Ahn yang datang untuk bekerja. Ji Ahn mengatakan Profesor Cha menyuruhnya datang untuk membantu mengatur kembali buku-buku karena ia sudah pernah melakukannya dua kali (Uhm... entah iya atau memang itu cuma alasan Ji Ahn untuk bisa bertemu Song Yi). Staf itu memberitahukan bahwa Song Yi sedang menata dvd di ruang dvd dan berkata sepertinya akan membutuhkan waktu lebih lama dan tidak akan selesai saat jam perpustakaan tutup. Ji Ahn tersenyum dan menenangkan staf itu, ia yakin akan bisa melakukannya.
Tae Oh dan semua anggota klub sudah di bioskop dan mendapatkan tiket. Tae Oh melihat tiket tempat duduknya tidak disamping Se Hyun dan kemudian memeriksa semua tiket sunbaenya. Begitu menemukan tiket yang persis disamping Se Hyun, Tae Oh dengan cueknya minta tukar dan berjanji akan mentraktir popcorn untuk sunbaenya itu. Sunbaenya tidak keberatan dan menukarkan tiketnya dengan tiket Tae Oh. Se Hyun hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Tae Oh yang lucu.
Di dalam bioskop, semua orang nonton dengan serius, sementara Tae Oh tidak. Ia tidak sanggup menahan kantuknya dan beberapa kali tertidur. Berkali-kali Se Hyun melirik Tae Oh dan menertawakan tingkah Tae Oh yang lucu. :-D
Di dalam ruang perpustakaan, Song Yi berkali-kali menghela nafasnya dan sesekali melihat Ji Ahn yang berdiri tidak jauh darinya. Ji Ahn mendekati Song Yi, menanyakan ini itu, yang menurut saya sih sebenernya Ji Ahn sudah tau, tapi ia hanya ingin berbicara dengan Song Yi. Song Yi ingin tau kenapa petugas perpustakaan memanggil Ji Ahn juga. Ji Ahn tidak tau alasannya, menurutnya mungkin profesor menganggapnya lemah dalam membaca huruf cina. Song Yi bertanya bukankah seharusnya Ji Ahn sedang mempersiapkan ujiannya. Ji Ahn tertawa kecil dan menjawab, "Aku tau. Aku dalam masalah".
Melihat sikap Ji Ahn yang biasa saja, Song Yi bertanya pada Ji Ahn, sepertinya setelah apa yang terjadi di antara mereka, Ji Ahn tetap bersikap seolah-olah tidak terjadi apa pun, benar 'kan? Ji Ahn terdiam, dan menganggukkan kepalanya lalu kembali ke rak tempat ia bekerja tadi.
"Aku sama sekali tidak bisa bekerja", gerutu Song Yi sedih. Song Yi kembali menghela nafasnya dan memutuskan berbicara dengan Ji Ahn. Song Yi mendekati Ji Ahn dan bersandar di rak di dekat Ji Ahn, bertanya, "Apa aku jelek?".
"Tidak. Tidak ada hubungannya dengan itu...", sahut Ji Ahn.
"Tidak. Aku memang jelek", ucap Song Yi lagi.
"Siapa yang bilang kau jelek?".
"Aku tau aku jelek".
Ji Ahn menghela nafasnya dan berkata, "Tidak...".
"Lalu apa? Kenapa kau tidak menyukaiku?". Ji Ahn menatap Song Yi. "Lupakan. Aku sudah benar-benar melupakannya. Tapi... jangan lihat dan tersenyum lagi padaku mulai sekarang. Aku takut aku akan salah paham lagi".
"Aku mengerti", sahut Ji Ahn.
"Apanya yang mengerti? Kau tidak tau apa-apa, tidak tau perasaaanku!", marah Song Yi.
"Baiklah. Aku memang tidak tau apa-apa...", sahut Ji Ahn lagi.
"Mulai saat ini jangan lakukan apa pun yang tidak aku minta! Kau bahkan tidak menyukaiku", marah Song Yi lagi.
"Baiklah. Aku tidak akan melakukannya lagi".
"Lupakan. Sekarang semuanya tidak ada gunanya lagi", putus Song Yi dan berjalan kembali ke rak tempat ia bekerja tadi dengan lesu.
Ji Ahn dan Song Yi pulang bersama-sama malam itu, tapi di halte mereka berdiri berjauhan. Ketika bus tiba, Ji Ahn masuk terlebih dahulu dan membayar uantuk dua orang. Song Yi yang naik di belakang Ji Ahn jelas kesal karena Ji Ahn lagi-lagi melakukan sesuatu yang tidak ia minta.
Ji Ahn memilih duduk di kursi untuk dua orang dan bergeser ke pinggir jendela, memberi tempat duduk untuk Song Yi. Tapi Song Yi hanya melewati Ji Ahn dan memilih duduk di barisan kursi paling belakang. Ji Ahn hanya bisa menghela nafas, kecewa.
Song Yi menatap Ji Ahn dari belakang, "Aku pikir kau menyukaiku. Kau akan bahagia jika menyukaiku", keluh Song Yi. Lalu ia melihat keluar jendela bus, kebetulan melintas seseorang dengan sepeda motor, mengingatkannya ketika tadi pagi Tae Oh melewati busnya dengan membonceng Se Hyun. "Seharusnya aku menyukai Yoon Tae Oh", keluh Song Yi lagi.
Song Yi menghela nafasnya dan kemudian tiba-tiba teringat ucapan Tae Oh ketika di minimarket, saat itu Tae Oh mengatakan ia pernah menyukai seseorang dan ingin membuat orang itu tersenyum, karena orang itu lebih cantik ketika tersenyum. Song Yi teringat ketika Tae Oh membantunya pindahan dulu, saat itu Tae Oh pernah mengatakan bahwa ia lebih cantik jika tersenyum.
"Yoon Tae Oh, mungkinkah orang itu aku?", tanya Song Yi dalam hati. Song Yi tersenyum tidak yakin. Lalu Song Yi teringat ketika malam mereka makan pizza bersama, saat itu Tae Oh minta ia melakukan sesuatu sehingga Tae Oh tergila-gila padanya, dan juga ketika di depan tenda, ketika Tae Oh bertanya kenapa bukan dirinya. "Apa Tae Oh benar-benar menyukaiku?", tanya Song Yi lagi dalam hati.
Se Hyun memberikan beberapa dvd pada Tae Oh, menyuruh Tae Oh menontonnya. Tae Oh kaget. Se Hyun menebak itu karena Tae Oh belum pernah menontonnya, dan dengan pedenya menulis produser itu sebagai produser favoritnya di lamaran untuk bergabung di klub. Tae Oh hanya tertawa-tawa saja dan mengucapkan terima kasih atas dvdnya. Se Hyun juga mengucapkan terima kasih karena Tae Oh sudah mengantarnya pulang.
Tae Oh mengatakan sudah satu minggu ia mengantar jemput Se Hyun dan ia yakin setelah satu bulan, Se Hyun akan menyukainya. Se Hyun menyuruh Tae Oh tidak bercanda. Tapi Tae Oh berkata ia tidak bercanda, itu adalah prediksinya, ia bisa meramal apa yang akan terjadi setelah satu bulan nanti.
"Apa yang akan terjadi setelah aku menyukaimu?", tanya Se Hyun. Tae Oh mengatakan sejak itu kebahagiaan Se Hyun akan dimulai, Se Hyun akan jatuh cinta padanya mulai dari rambut hingga kakinya. :-P
Se Hyun tertawa mendengar ucapan Tae Oh dan masuk ke dalam rumahnya. Sebelum menutup pintu pagar, dengan malu-malu Se Hyun berkata, "Yoon Tae Oh, seandainya... seandainya apa yang kau katakan menjadi kenyataan, itu akan menyenangkan". Se Hyun cepat-cepat menutup pintu pagar.
Tae Oh terkejut dan senang mendengar ucapan Se Hyun tadi dan berlari mendekati pintu pagar, berbisik, memanggil Se Hyun dari balik pintu pagar. Tae Oh membenarkan ucapan Se Hyun tadi, memang menyenangkan jika mereka bisa berkencan, dan akan lebih menyenangkan lagi jika mereka memulai saat ini juga, bukan bulan depan. Tae Oh tersenyum senang dan pamit pada Se Hyun. Dari balik pagar, Se Hyun senyum-senyum senang mendengar ajakan Tae Oh.
Di dalam bus, Song Yi masih memikirkan kemungkinan Tae Oh menyukainya. Walaupun tidak percaya, tapi ia sedikit merasa yakin, membuatnya senyum-senyum sendiri. Ia merasa jika memang begitu, akan ada cinta segitiga antara teman. Song Yi merasa akan mengerikan jika mereka memperebutkan dirinya. Dan jika mereka merebutkan dirinya, siapa yang akan ia pilih? Song Yi melihat ke arah Ji Ahn dan sadar ternyata Ji Ahn sedang menatapnya. Song Yi langsung terdiam dan menyandarkan kepalanya ke dinding bus dan memejamkan matanya, pura-pura tidur. Song Yi membuka sedikit matanya, mengintip apa yang dilakukan Ji Ahn dan kemudian menutup matanya kembali.
"Tidak. Ji Ahn bilang dia tidak menyukaiku", ucap Song Yi dalam hati, sedih.
Ji Ahn memutuskan pindah duduk di samping Song Yi. Tanpa mengatakan apa pun, Ji Ahn meraih tangan Song Yi dan menggenggamnya.
"Apa ini?", ucap Song Yi dalam hati dan membuka matanya. Song Yi menoleh, menatap Ji Ahn dan akan menarik tangannya dari genggaman Ji Ahn. Ji Ahn menahan tangan Song Yi kuat-kuat. Song Yi menatap Ji Ahn, bingung dan Ji Ahn juga menatap Song Yi dan tersenyum...
Bersambung...
Komentar :
Terus terang suka banget dengan scene terakhir. Suka dengan cara Ji Ahn menggenggam tangan Song Yi... Entah kenapa rasanya beda... :-). Menurut sy, genggaman itu menggambarkan perasaan Ji Ahn yang masih ragu dan takut. :-D Iya ga sih?
Di preview episode selanjutnya, sepertinya Ji Ahn akan mengakui juga perasaannya dan keadaanya pada Song Yi dan menyerahkan keputusannya pada Song Yi, apa Song Yi akan berkencan dengannya atau tidak. Dan sepertinya Song Yi ada janji dengan Ji Ahn dan berdandan cantik, membuat Tae Oh kaget. Tae Oh juga berkencan dengan Se Hyun, tapi saat Song Yi menelpon Tae Oh agar menolongnya yang kehujanan, Se Hyun melarang Tae Oh pergi. Lalu apa ya yang dilakukan Tae Oh? Gidaryeo...
Drama ini hanya tayang seminggu sekali hari Rabu dan subnya agak lama... Jadi sabar ya...
[Sinopsis Because It's The First Time Episode 5 Part 1]
Post a Comment