[Sinopsis Orange Marmalade Episode 9 Part 1]
Kdramastory - Ternyata Ma Ri dibawa ke Hwasawon, dikurung bersama dengan ratu. "Kau putri dari keluarga Baek? Tahukah kau tempat apa ini?", tanya Won Sang Gu dari balik partisi yang memisahkan dirinya dengan Ma Ri.
"Ini adalah sarang vampir...".
Won Sang Gu tersenyum senang. Ia memuji Ma Ri, untuk seumuran Ma Ri, Ma Ri cukup kurang ajar.
Ratu yang mendengar pembicaraan Ma Ri dan Won Sang Gu, terkejut mengetahui tempat apa itu.
Lalu Ma Ri bertanya apakah rencana Won Sang Gu berperang melawan klan vampir. Ratu terlihat takut dan refleks mengelus perutnya.
"Aku baru saja mengubah rencanaku".
"Kalau begitu, lepaskan aku".
"Tidak bisa! Kau harus membantu ratu melahirkan".
Ma Ri terkejut, menoleh ke belakang dan melihat ratu sudah ada di sana.
"Berkat kau, maka klan vampir menjadi bagian dari sejarah kami, jadi di masa akan datang tidak ada lagi yang akan ikut campur", ucap Won Sang Gu dan kemudian pergi.
Ma Ri mencoba mendorong partisi yang ada di depannya, tapi ada kekuatan misterius yang menghalanginya.
--
Ah Ra berlari ke kediaman Jae Min. Ia mengetuk pintu gerbang dengan keras berkali-kali. "Apa yang membawamu ke sini", tegur Jae Min tiba-tiba dari arah belakang.
Ah Ra menoleh dan berlari ke arah Jae Min. Ia memberitahukan bahwa saat ini Ma Ri sedang dalam bahaya. "Vampir dari Hwasawon menyerbu dan membawanya pergi".
--
Jae Hee berdiri di atas atap sebuah rumah. Ia melemparkan tombak ke suatu arah. Tombak itu menancap di tanah, dengan sebuah pesan terselip di tombak itu. Kaki seorang wanita terlihat mendekati tombak itu. Sepertinya wanita itu adalah Lady Yangpyong.
Sementara itu Shi Woo berjalan sendirian di jalan yang sudah sepi. Ia mengamati ke sekelilingnya, terlihat aman, tidak ada siapa oun, lalu ia mencoba menjajaki kekuatan barunya sebagai vampir. Ia menghilang ke atas atap rumah, kemudian menghilang, dan muncul di jalan kembali. Ia tersenyum, sepertinya cukup menikmatinya. "Hwasawon In Myeong Rae Bang, tempat persembunyian vampir", gumamnya.
Di dalam gubuk pemburu, Jae Min sedang bersiap. Ia memakai baju tempurnya dengan anak panah dipunggungnya dan pedang tersampir di pinggangnya. Sebelum berangkat, ia sempat melirik sekilas ke arah pelindung perak, tapi ia memutuskan untuk tidak memakainya.
--
Dua orang pria berjaga di depan Hwasawon. Salah seorang dari mereka terjatuh, terkena panah yang dilepaskan oleh Jae Min. Jae Min berlari mendekati vampir penjaga satunya lagi dan menghunuskan pedang padanya, "Bawa aku ke pemimpinmu!", perintah Jae Min.
Jae Min menyandera penjaga itu dengan tangan kanan memegang pedang yang terhunus ke leher vampir itu dan tangan kiri memegang anak panah yang terhunus ke jantung vampir itu.</p><p>Tiga orang vampir, yang dipimpin oleh Jae Hee menghadangnya. "Beraninya kau! Apa kau datang sendiri?", ucap Jae Hee tersenyum tipis.
Jae Min semakin mendekatkan pedangnya ke leher vampir sanderaannya. "Minggir!".
"Kau benar-benar tidak takut apa pun, ya?". Mata Jae Hee berubah warna merah, tapi tidak begitu kentara. Lalu ia mencabut pedangnya dan menebaskan ke dua vampir yang ada di sampingnya. Ia juga menebas vampir sanderaan Jae Min sampai terjatuh.
Jae Min terkejut, memandang Jae Hee tidak mengerti.
Tiba-tiba Shi Woo datang. Jae Min terkejut melihat kedatangan Shi Woo. Shi Woo melihat ke arah Jae dan menyapanya, "Ini bukan pertemuan pertama kali kita, kita pernah bertemu di Banshoo, bukan?".
Jae Hee tersenyum. Ia merasa lega melihat Shi Woo masih hidup. Shi Woo menjelaskan bahwa tadinya ia datang hanya untuk memata-matai Hwasawon karena ia mendengar tempat itu adalah tempat persembunyian vampir. Tapi ia melihat wajah yang familiar di sana.
Jae Hee bertanya apakah Shi Woo ini vampir juga. Lalu ia meminta mereka untuk tidak berbicara terlalu lama, karena dengan cepat vampir dapat mencium bau darah dan berkumpul di dekat mereka.
Tapi Jae Min ingin tahu lebih dahulu dimana Ma Ri. Shi Woo terkejut, tidak tahu bahwa Ma Ri dibawa ke Hwasawon. Jae Hee mengatakan kemungkinan besar Ma Ri ada bersama ratu di ruang rahasia. Pemimpin vampir berencana untuk mengubah ratu dan anak yang belum dilahirkannya itu menjadi vampir juga supaya dia bisa memerintah Joseon juga.
Jae Min dan Shi Woo saling berpandangan, terkejut mendengar ucapan Jae Hee. Lalu cepat-cepat Jae Min berlari, masuk ke Hwasawon untuk mencari Ma Ri.
Ratu terlihat menahan sakit. Ma Ri mengelap keringat yang mengalir di wajah ratu. Ia meminta ratu untuk menunggu sebentar lagi dan ia berjanji ia pasti akan melindungi ratu.
Ketiga vampir yang tadinya ditebas oleh Jae Hee bangun kembali. Mereka memanggil Jae Hee dengan sebutan pengkhianat. Jae Hee mundur perlahan, mendekati Shi Woo, ia tidak bisa melawan jika memang dianggap pengkhianat, karena ia sudah lelah terus merasa haus dengan darah manusia. Ia merasa sudah terlalu lama hidup dalam kebencian. Tanpa menoleh Jae Hee memberitahukan Shi Woo bahwa pertarungan vampir baru akan berakhir sampai salah satu mati. Jadi ia menyarankan agar Shi Woo pergi sekarang juga.
Shi Woo tidak mau. Ia tidak tahan melihat Jae Hee yang bersikap keren sendirian. Shi Woo dan Jae Hee berdiri saling membelakangi satu sama lain. Lebih banyak lagi vampir lain yang muncul.
--
Ayah Ma Ri, ibu Ma Ri, Joong Yi, dan beberapa vampir yang lain berkumpul. Ayah Ma Ri mendengar Won Sang Gu menculik ratu dan Ma Ri juga dibawa ke Hwasawon. "Jalan rahasia menuju Hwasawon tertulis di sini", ayah Ma Ri memperlihatkan kertas di tangannya.
Joong Yi berkata mereka harus menghentikan Won Sang Gu.
"Hidup bersama-sama vampir sudah tidak mungkin lagi", gumam ayah Ma Ri.
--
Sementara itu Ah Ra juga menemui pria yang dulu pernah memberikan pelindung perak padanya. Ia meminta pria itu untuk segera ke Hwasawon, saat ini mungkin putra Menteri Pertahanan sudah berada di sana. Ah Ra mengakui bahwa ia memberikan pelindung perak itu pada para vampir. Pria itu terkejut mendengar pengakuan Ah Ra. Tapi Ah Ra tidak ingin ditanyai lebih jauh tentang kesalahannya itu, simpan saja pertanyaan-pertanyaan itu sampai setelah mereka menyerang Hwasawon.
Ayah Jae Min mengambil pedangnya. Ia merasa ini adalah pertempuran yang terakhir, jadi ia sendiri yang akan memimpin pasukan darah perak untuk menyerang Hwasawon.
"Menteri Pertahanan!", Kepala tentara enggan menerima keputusan ayah Jae Min.
Tapi ayah Jae Min berkata bahwa ia adalah seorang pendosa. Ia berencana akan berhenti setelah operasi pembasmian vampir ini selesai. Merupakan kesalahannya juga memiliki seorang mata-mata yang menjual informasi rahasia kepada musuh di dalam pasukannya, kesalahannya sebagai Menteri Pertahanan. "Bagaimana itu bukan sebuah dosa yang berat? Aku berencana untuk mati di medan pertempuran untuk membersihkan semua dosaku".
Kepala polisi terkejut mendengar rencana ayah Jae Min. Tapi ia tidak bisa menolak keputusan ayah Jae Min.
"Perintahkan semua anggota pasukan darah perak untuk berkumpul dan panggil tentara di ibukota dan kepung Hwasawon", perintah ayah Jae Min pada kepala tentara itu.
--
Jae Min sudah masuk ke dalam Hwasawon.
Won Sang Gu sudah menunggunya di dalam.
Jae Min berteriak dan menyerang Won Sang Gu, ia berhasil memotong tubuh Won Sang Gu. Won Sang Gu terkejut dan berbalik berlari.
Terdengar narasi Won Sang Gu yang mengatakan bahwa seorang manusia dapat memotong tubuhnya pada saat ia terlindungi dari kekuatan gerhana bulan total. Won Sang Gu berlari melewati deretan beberapa pintu yang membuka dengan sendirinya. Jae Min menyusulnya. Salah satu pintu tertutup dan menciptakan sebuah kekuatan misterius penghalang. Jae Min terjebak di dalam ruangan itu, tidak bisa berlari kemana pun.
Sementara itu di luar, Jae Hee dan Shi Woo bertempur sengit melawan bnyak vampir. Sampai akhirnya salah satu vampir berhasil melukai perut Jae Hee. Jae Hee terduduk, kesakitan.
Di tempat yang lain, Lady Yangpyong sepertinya menunggu Jae Hee. Terdengar narasi isi surat Jae Hee untuk Lady Yangpyong. Ia menuliskan bahwa Lady Yangpyong itu seperti air yang jernih. Ia berterima kasih pada Lady Yangpyong, karena Lady Yangpyong, kebencian di dalam hatinya dengan mudah hancur. "Terima kasih".
Jae Hee jatuh di pangkuan Shi Woo.
Jae Min mencoba melewati penghalang, tetapi tidak bisa.
Tiba-tiba ayah Ma Ri, ibu Ma Ri dan Joong Yi dan beberapa vampir lainnya datang. Mereka membuat formasi untuk melawan penghalang yang dibuat oleh Won Sang Gu.
Deretan pintu itu dapat terbuka dan Jae Min berlari melewatinya.
Di ruangan yang lain Ma Ri berdiri di depan pintu mencoba menghilangkan penghalang, tapi tidak berhasil. Sesaat kemudian ia merasakan bahwa penghalang itu tidak ada lagi. Ma Ri terkejut dan mencoba membuka pintu. Berhasil.
Ma Ri mendekati ratu yang bertanya apa yang terjadi. Ma Ri hanya berkata bahwa sepertinya penghalangnya sudah lenyap.
Beberapa vampir masih hidup dan akan menyerang Shi Woo. Syukurlah, ayah Jae Min dan pasukan darah perak tiba tepat waktu.
Jae Min sudah tiba di ruang singgasana Won Sang Gu yang sudah duduk siap, menunggu Jae Min. Jae Min berteriak menyerang Won Sang Gu.
Sementara di tempat lain, ayah Ma Ri menyemangati teman-temannya agar mereka harus bertahan karena jika penghalang itu muncul lagi maka Won Sang Gu akan lebih kuat lagi di dalam sana. Dan tidak ada seorang pun yang dapat menghentikannya.
Jae Min terus menyerang Won Sang Gu yang terus berhasil menghindar. Sampai akhirnya Won Sang Gu berhasil menangkap Jae Min dan melemparkannya ke lantai. Won Sang Gu berjalan mendekati Jae Min.
Tidak jauh dari sana Ma Ri keluar dari kamar rahasia dengan menuntun ratu yang kesakitan. Ma Ri melihat Won Sang Gu sedang mencekik leher Jae Min ke dinding, dengan segera Ma Ri menyerang Won Sang Gu.
Namun dengan mudahnya, Won Sang Gu mengangkat Ma Ri dan menghempaskannya ke lantai. Jae Min sempat berlari, mencegah tubuh Ma Ri jatuh langsung ke lantai. Dan Ma Ri pun terjatuh ke atas tubuh Jae Min.
Ma Ri terkejut melihat Jae Min yang sepertinya sangat kesakitan. Dan Won Sang Gu memanfaatkan kesempatan itu untuk menggigit leher Jae Min. Ma Ri sangat terkejut. Dengan menahan sakit, Jae Min meraih anak panah yang ada di punggungnya dan menusukkan ke perut Won Sang Gu.
Won Sang Gu kesakitan dan melepaskan gigitannya, perlahan ia mundur dan menghilang. Jae Min berdiri dan melihat Won Sang Gu melalui cermin besar yang ada di ruangan itu. Dengan menahan sakit, Jae Min melepaskan panahnya ke dalam cermin itu. Won Sang Gu berteriak kesakitan dan hilang.
Jae Min terengah-engah, menahan rasa sakit di lehernya.
Dengan hilangnya Won Sang Gu, lapisan penghalang juga hilang, dan ayah Ma Ri mengetahui hal itu. Lalu ayah Ma Ri masuk ke dalam ruangan Won Sang Gu. Sementara di luar, vampir-vampir yang lain juga menghilang. Ayah Jae Min terkejut, lalu ia memerintahkan pasukannya untuk memberikan tanda pada para tentara lainnya.
Jae Min terduduk lemah, wajahnya mulai pucat. Ma Ri memanggil Jae Min. Jae Min menarik kerah bajunya, berusaha menutupi lehernya yang terluka. Lalu ia bertanya apakah Ma Ri baik-baik saja.
Ma Ri tidak menjawab. Ia sangat khawatir melihat kondisi Jae Min. Jae Min tersenyum dan mengelus wajah Ma Ri, pelan. Lalu Jae Min terdiam sesaat, dan berkata bahwa ia baik-baik saja. Jae Min kembali mengelus wajah Ma Ri.
Ayah Ma Ri datang. Ia mengajak Ma Ri cepat pergi karena manusia akan segera tiba. Ma Ri melihat ke arah Jae Min, sepertinya ia tidak mau meninggalkan Jae Min di sana. Tapi ayah langsung menarik tangan Ma Ri dan membawanya pergi. Ma Ri memanggil-manggil Jae Min.
Setelah Ma Ri pergi, Jae Min berkata bahwa ia merasa lega Ma Ri selamat. Dengan sisa tenanganya, Jae Min membawa ratu keluar dari sana. Tapi sepertinya Jae Min sudah tidak sanggup lagi. Ia terjatuh di halaman dan ratu menangis, berusaha membangunkannya.
Tidak lama kemudian ayah Jae Min dan pasukannya tiba. Ayah Jae Min berlutut dan berkata bahwa mereka akan mengantarkan ratu ke istana. Ratu berterima kasih atas kedatangan Menteri Pertahanan. Dan ratu memberitahu bahwa ada seorang yang selamat.
Setelah ratu pergi, ayah Jae Min baru menyadari siapa yang tergeletak di tanah. Ternyata itu adalah putranya, Jae Min. Ayah mendekati Jae Min dan memeluknya.
Jae Min mulai mengalami gejala yang sama seperti Shi Woo. Ma Ri mengawasi Jae Min dari kejauhan.
Lalu Ma Ri menemui vampir yang menuliskan buku cerita tentang vampir. Ia bertanya tentang cara mengembalikan manusia menjadi manusia kembali setelah digigit oleh vampir.
Penulis itu tidak bisa menjawab dengan detail, karena ia juga hanya mendengar dari Joong Yi.
Ma Ri pergi menemui Joong Yi, memohon agar Joong Yi mengatakan bagaimana cara detailnya.
Dengan lembut Joong Yi menolaknya, ia tidak bisa melakukannya.
Ma Ri memohon sekali lagi. Tetapi kali ini dengan tegas Joong Yo mengatakan tidak ada hal semacam itu, kalaupun ada, itu bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh Ma Ri. Ma Ri tidak bisa memaksa Joong Yi, hanya air mata yang mengalir di pipinya.
Malam harinya, ketika Joong Yi sudah terlelap, diam-diam Ma Ri masuk ke kamar Joong Yi. Ia membalikkan tikar tidur Joong Yi dan menemukan sebuah buku di sana. Terdengar ucapan penulis vampir yang mengatakan bahwa informasi yang dicari oleh Ma Ri itu ada di dalam buku ramalan kepala pendeta yang sudah disalin oleh Joong Yi.
Ma Ri mengambil buku itu dan membacanya.
--
Kondisi Jae Min tidak pernah membaik. Lady Yangpyong meminta ayah Jae Min untuk beristirahat, karena ia perhatikan beberapa hari terakhir, ayah Jae Min tidak bisa tidur sama sekali. "Anda bisa sakit..."
Ayah Jae Min berkata setiap saat ia melihat prajurit yang mati di peperangan, ia selalu berpikir mereka juga adalah putra berharga seseorang. Hati ayah dan ibu mereka pasti juga merasa tercabik-cabik. Karena putranya sendiri sakit maka ia tidak bisa mengirimkannya ke medan perrtempuran. "Aku merasa malu karena itulah aku selalu marah padanya. Namun di sudut hatiku, aku merasa lega. Mungkin karena aku takut orang-orang menegtahui kepengecutanku, makanya aku memperlakukan putraku dengan begitu kasar".
Wajah Lady Yangpyong terlihat prihatin mendengar ucapan ayah Jae Min.
Di sisi yang lain, ayah Ma Ri, ibu Ma Ri dan Shi Woo lainnya mencari Ma Ri di hutan, tetapi tidak menemukannya. Ayah dan ibu pulang dengan tangan kosong, mereka terlihat pasrah. Begitu juga dengan Joong Yi, yang sepertinya menyadari apa yang dilakukan oleh Ma Ri.
Shi Woo menemukan Ma Ri di hutan, ia duduk di atas batu tempat biasa ia bertemu dengan Jae Min. Shi Woo memperhatikan Ma Ri yang meniup serulingnya, sampai akhirnya Ma Ri menyadari Shi Woo berdiri tidak jauh di belakangnya dan menghentikan permainan serulingnya. Ma Ri menoleh, "Aku tahu kau akan datang".
Shi Woo melihat wajah Ma Ri yang pucat, dan bertanya mengapa Ma Ri berkeringat.
"Aku mendengar jika vampir berhenti meminum darah, maka kondisinya akan mendekati manusia sebelum ia mati. Hanya darah saat menjelang kematian yang bisa menyelamatkannya".
Mata Shi Woo berkaca-kaca. Ma Ri memohon pada Shi Woo agar Shi Woo mau membawanya pada Jae Min.
"Apakah kau... benar-benar harus melakukan ini?".
Ma Ri tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya.
Air mata menggenang di mata Shi Woo.
--
Akhirnya Shi Woo mau membawa Ma Ri ke rumah Jae Min. Ia menggendong Ma Ri yang sudah lemah di punggungnya.
Shi Woo juga membukakan sepatu Ma Ri sebelum Ma Ri masuk ke kamar Jae Min. Sebelum Ma Ri masuk, Shi Woo memandang Ma Ri sekali lagi dan tersenyum tipis pada Ma Ri yang menangis.
Sekarang Ma Ri sudah duduk di samping Jae Min yang terlelap. Dengan lembut, Ma Ri mengelus wajah Jae Min. Lalu ia mengambil pisau kecil dan mengoreskan ke tangannya. Lalu meminumkan darah yang menetes pada Jae Min.
Sementara di luar, Shi Won menggeser sepatu Ma Ri lebih dekat dengan sepatu Jae Min. Ia duduk di teras kamar Jae Min, terlihat menghela nafasnya beberapa kali.
Esok paginya, Jae Min membuka matanya, sudah tidak ada lagi luka bekas gigitan Won Sang Gu di lehernya. Ia duduk dan melihat ke samping, terkejut melihat Ma Ri tergeletak di sana.
Jae Min memanggil Ma Ri, dan memeluk Ma Ri. Ma Ri membuka matanya sedikit, memanggil Jae Min. Ia terlihat semakin pucat.
"Kenapa kau ada di sini?"
Dengan lemah, Ma Ri berkata ia hanya ingin menunjukkan pada Jae Min bahwa ia sudah memakai pita dari Jae Min.
Jae Min melihat pita di rambut Ma Ri. "Cantik. Kau cantik sekali". Dan ia meminta pada Ma Ri untuk menunjukkan padanya untuk waktu yang lama. Lalu Jae Min baru menyadari keadaan Ma Ri yang tubuhnya sangat dingin. Ia bertanya Ma Ri kenapa. Sakitnya dimana?
Ma Ri tidak menjawab. Ia berkata ia berbohong pada Jae Min sebelumnya. "Aku tidak pernah kecewa padamu. Setelah aku bertemu denganmu, aku sangat bahagia. sama seperti saat aku melihat sinar matahari, hari demi hari, aku sangat bahagia".
Jae Min mulai menangis.
"Kumohon hidup dengan selamat dan damai".
Jae Min memanggil Ma Ri lagi, bertanya kenapa Ma Ri seperti itu.
"Di kehidupanku yang akan datang, apa pun itu, benar-benar sama seperti dirimu...". Dan Ma Ri pun menutup mata untuk selamanya.
Jae Min menangis. Memanggil-manggil Ma Ri dan memeluknya.
--
Jae Min kembali ke tempat biasa ia bertemu dengan Ma Ri. Ia menguburkan pita rambut Ma Ri di sana, dibawah sebuah pohon besar. "Ma Ri, walaupun kita tidak bisa memenuhi janji kita, tapi aku pasti akan memenuhinya. Aku akan menunggumu".
===Masa sekarang===
Pohon besar tempat Jae Min menguburkan pita Ma Ri dibawahnya sekarang sudah ditebang. Yang tertinggal hanyalah batang pohonnya saja, sekitar beberapa puluh centi dari tanah. Hutan juga sudah berganti menjadi sebuah sekolah (sepertinya sih ya...)
Jae Min mendekati pohon itu dan memperhatikannya. Jae Min memakai seragam yang sama seperti di kereta api terakhir kali di episode 4.
===Masa Joseon===
Raja memanggil ayah Ma Ri. Ayah Ma Ri membungkukkan hormat pada raja. Raja mengajak ayah Ma Ri membuat kesepakatan antara manusia dengan keluarga vampir. Antara ia sebagai raja manusia dan ayah Ma ri sebagai pemimpin klan vampir. Lalu raja turun dari kursinya, berjalan mendekati ayah Ma Ri. Ia menggenggam tangan ayah Ma Ri, mengucapkan terima kasih karena ayah Ma Ri memilih untuk menjadi rakyatnya dan juga sudah menyelamatkan cucunya. "Aku tidak akan melupakan itu".
Jae Min juga ada di sana. Ia tersenyum mendengar ucapan raja. Lalu ratu bertanya kemana vampir cantik yang sudah melindunginya waktu itu.
Tidak terdengar jawaban. Jae Min pun hanya diam saja.
Bersambung...
Komentar :
Akhirnya selesai juga part kedua Orange Marmalade ini. Ma Ri meninggalkan Jae Min untuk selamanya. Seperti ucapan Jae Min yang tidak ingin diubah menjadi vampir jika ia digigit, Ma Ri melakukan apa yang diinginkan orang yang dicintainya itu. Walaupun ia mengorbankan nyawanya sendiri untuk mewujudkan keinginan Jae Min itu. Hanya satu harapan Ma Ri sebelum ia menutup matanya untuk selamanya, yaitu bisa bertemu kembali dengan Jae Min sebagai manusia di kehidupannya mendatang.
Entah kenapa ya, kok saya ngerasa keinginan Jae Min ini agak egois. Memang Jae Min itu membenci vampir, tapi untuk di part kedua ini, tidak ada alasan yang jelas kan kenapa ia membenci vampir? Apa karena ia tidak percaya dengan hal-hal yang gaib, seperti cerita hantu, misalkan. Vampir dan hantu kan kurang lebih sama. Beda dengan di part pertama. Saya menganggap Jae Min membenci vampir karena ibunya menikah dengan vampir. Padahal jika Jae Min mengambil sisi positif, bukankah ini lebih baik? Ia menjadi sama seperti Ma Ri. Iya kan? Bagaimana pendapat chingudeul?
Shi Hoo aja bisa menerima kenyataan. Awalnya Shi Hoo memang terlihat sedikit kecewa, tetapi ia bisa melihat sisi positifnya. Ia sama sekali tidak menyalahkan Ma Ri. Bahkan dengan kondisinya yang sekarang, Shi Hoo bisa dekat dengan orang tua Ma Ri. Tidak seperti Jae Min yang terlihat berjarak dengan orang tua Ma Ri. Padahal kalau dipikir-pikir Shi Hoo dan Jae Min kan sama-sama berlatar belakang bangsawan. Saya berharap di episode mendatang, Jae Min lebih dekat dengan orang tua Ma Ri.
Saya berharap juga di part yang ketiga nanti, Jae Min ingat akan janjinya pada Ma Ri. Tepatnya janji ketika ia menguburkan pita Ma Ri di bawah pohon, di dekat batu besar, tempat biasanya ia bertemu dengan Ma Ri. Ia berjanji suatu saat nanti ia akan menepati janji yang tidak bisa ia tepati saat itu. Ia meminta Ma Ri menunggunya. Semoga saja Jae Min mengingat janjinya itu tanpa peduli siapa pun Ma Ri yang sebenarnya. (Tapi kasian Shi Hoo ya... :-(()
Saya merasa bagian Joseon ini lebih seru daripada part sebelumnya. Di part Joseon ini komplit, ada serunya, ada bahagianya, ada actionnya, dan ada sedihnya juga. Walaupun saya merasa kurang smooth dibagian tata krama Joseonnya. Ga tahu juga ya. Feelingnya beda aja dengan drama Joseon lainnya.
Mulai paham kenapa ceritanya seperti ini. Saya rasa di awal part pertama yang lalu, Jae Min sama sekali tidak mengingat siapa Ma Ri, begitu di akhir part pertama, ia seperti dejavu, merasa mengenal Ma Ri di masa lalu. Kenapa kesimpulan saya seperti ini? Karena di akhir part pertama, ketika Jae Min melihat Ma Ri di dalam kereta api, tiba-tiba Ma Ri berubah menjadi Ma Ri dengan pakaian Joseon.
Lalu di akhir part kedua ini, Jae Min mendatangi pohon yang ada di sekolahnya (?). Sepertinya ia merasa ada sebuah cerita di balik pohon itu. Apakah benar begitu? Tunggu ya kelanjutannya...
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 10]
All images credit : KBS2
Sinopsis Orange Marmalade Episode 9 Part 2
![]() |
Credit : KBS2 |
"Ini adalah sarang vampir...".
Won Sang Gu tersenyum senang. Ia memuji Ma Ri, untuk seumuran Ma Ri, Ma Ri cukup kurang ajar.
Ratu yang mendengar pembicaraan Ma Ri dan Won Sang Gu, terkejut mengetahui tempat apa itu.
Lalu Ma Ri bertanya apakah rencana Won Sang Gu berperang melawan klan vampir. Ratu terlihat takut dan refleks mengelus perutnya.
"Aku baru saja mengubah rencanaku".
"Kalau begitu, lepaskan aku".
"Tidak bisa! Kau harus membantu ratu melahirkan".
Ma Ri terkejut, menoleh ke belakang dan melihat ratu sudah ada di sana.
"Berkat kau, maka klan vampir menjadi bagian dari sejarah kami, jadi di masa akan datang tidak ada lagi yang akan ikut campur", ucap Won Sang Gu dan kemudian pergi.
Ma Ri mencoba mendorong partisi yang ada di depannya, tapi ada kekuatan misterius yang menghalanginya.
--
Ah Ra berlari ke kediaman Jae Min. Ia mengetuk pintu gerbang dengan keras berkali-kali. "Apa yang membawamu ke sini", tegur Jae Min tiba-tiba dari arah belakang.
Ah Ra menoleh dan berlari ke arah Jae Min. Ia memberitahukan bahwa saat ini Ma Ri sedang dalam bahaya. "Vampir dari Hwasawon menyerbu dan membawanya pergi".
--
Jae Hee berdiri di atas atap sebuah rumah. Ia melemparkan tombak ke suatu arah. Tombak itu menancap di tanah, dengan sebuah pesan terselip di tombak itu. Kaki seorang wanita terlihat mendekati tombak itu. Sepertinya wanita itu adalah Lady Yangpyong.
Sementara itu Shi Woo berjalan sendirian di jalan yang sudah sepi. Ia mengamati ke sekelilingnya, terlihat aman, tidak ada siapa oun, lalu ia mencoba menjajaki kekuatan barunya sebagai vampir. Ia menghilang ke atas atap rumah, kemudian menghilang, dan muncul di jalan kembali. Ia tersenyum, sepertinya cukup menikmatinya. "Hwasawon In Myeong Rae Bang, tempat persembunyian vampir", gumamnya.
Di dalam gubuk pemburu, Jae Min sedang bersiap. Ia memakai baju tempurnya dengan anak panah dipunggungnya dan pedang tersampir di pinggangnya. Sebelum berangkat, ia sempat melirik sekilas ke arah pelindung perak, tapi ia memutuskan untuk tidak memakainya.
--
Dua orang pria berjaga di depan Hwasawon. Salah seorang dari mereka terjatuh, terkena panah yang dilepaskan oleh Jae Min. Jae Min berlari mendekati vampir penjaga satunya lagi dan menghunuskan pedang padanya, "Bawa aku ke pemimpinmu!", perintah Jae Min.
Jae Min menyandera penjaga itu dengan tangan kanan memegang pedang yang terhunus ke leher vampir itu dan tangan kiri memegang anak panah yang terhunus ke jantung vampir itu.</p><p>Tiga orang vampir, yang dipimpin oleh Jae Hee menghadangnya. "Beraninya kau! Apa kau datang sendiri?", ucap Jae Hee tersenyum tipis.
Jae Min semakin mendekatkan pedangnya ke leher vampir sanderaannya. "Minggir!".
"Kau benar-benar tidak takut apa pun, ya?". Mata Jae Hee berubah warna merah, tapi tidak begitu kentara. Lalu ia mencabut pedangnya dan menebaskan ke dua vampir yang ada di sampingnya. Ia juga menebas vampir sanderaan Jae Min sampai terjatuh.
Jae Min terkejut, memandang Jae Hee tidak mengerti.
Tiba-tiba Shi Woo datang. Jae Min terkejut melihat kedatangan Shi Woo. Shi Woo melihat ke arah Jae dan menyapanya, "Ini bukan pertemuan pertama kali kita, kita pernah bertemu di Banshoo, bukan?".
Jae Hee tersenyum. Ia merasa lega melihat Shi Woo masih hidup. Shi Woo menjelaskan bahwa tadinya ia datang hanya untuk memata-matai Hwasawon karena ia mendengar tempat itu adalah tempat persembunyian vampir. Tapi ia melihat wajah yang familiar di sana.
Jae Hee bertanya apakah Shi Woo ini vampir juga. Lalu ia meminta mereka untuk tidak berbicara terlalu lama, karena dengan cepat vampir dapat mencium bau darah dan berkumpul di dekat mereka.
Tapi Jae Min ingin tahu lebih dahulu dimana Ma Ri. Shi Woo terkejut, tidak tahu bahwa Ma Ri dibawa ke Hwasawon. Jae Hee mengatakan kemungkinan besar Ma Ri ada bersama ratu di ruang rahasia. Pemimpin vampir berencana untuk mengubah ratu dan anak yang belum dilahirkannya itu menjadi vampir juga supaya dia bisa memerintah Joseon juga.
Jae Min dan Shi Woo saling berpandangan, terkejut mendengar ucapan Jae Hee. Lalu cepat-cepat Jae Min berlari, masuk ke Hwasawon untuk mencari Ma Ri.
Ratu terlihat menahan sakit. Ma Ri mengelap keringat yang mengalir di wajah ratu. Ia meminta ratu untuk menunggu sebentar lagi dan ia berjanji ia pasti akan melindungi ratu.
Ketiga vampir yang tadinya ditebas oleh Jae Hee bangun kembali. Mereka memanggil Jae Hee dengan sebutan pengkhianat. Jae Hee mundur perlahan, mendekati Shi Woo, ia tidak bisa melawan jika memang dianggap pengkhianat, karena ia sudah lelah terus merasa haus dengan darah manusia. Ia merasa sudah terlalu lama hidup dalam kebencian. Tanpa menoleh Jae Hee memberitahukan Shi Woo bahwa pertarungan vampir baru akan berakhir sampai salah satu mati. Jadi ia menyarankan agar Shi Woo pergi sekarang juga.
Shi Woo tidak mau. Ia tidak tahan melihat Jae Hee yang bersikap keren sendirian. Shi Woo dan Jae Hee berdiri saling membelakangi satu sama lain. Lebih banyak lagi vampir lain yang muncul.
--
Ayah Ma Ri, ibu Ma Ri, Joong Yi, dan beberapa vampir yang lain berkumpul. Ayah Ma Ri mendengar Won Sang Gu menculik ratu dan Ma Ri juga dibawa ke Hwasawon. "Jalan rahasia menuju Hwasawon tertulis di sini", ayah Ma Ri memperlihatkan kertas di tangannya.
Joong Yi berkata mereka harus menghentikan Won Sang Gu.
"Hidup bersama-sama vampir sudah tidak mungkin lagi", gumam ayah Ma Ri.
--
Sementara itu Ah Ra juga menemui pria yang dulu pernah memberikan pelindung perak padanya. Ia meminta pria itu untuk segera ke Hwasawon, saat ini mungkin putra Menteri Pertahanan sudah berada di sana. Ah Ra mengakui bahwa ia memberikan pelindung perak itu pada para vampir. Pria itu terkejut mendengar pengakuan Ah Ra. Tapi Ah Ra tidak ingin ditanyai lebih jauh tentang kesalahannya itu, simpan saja pertanyaan-pertanyaan itu sampai setelah mereka menyerang Hwasawon.
Ayah Jae Min mengambil pedangnya. Ia merasa ini adalah pertempuran yang terakhir, jadi ia sendiri yang akan memimpin pasukan darah perak untuk menyerang Hwasawon.
"Menteri Pertahanan!", Kepala tentara enggan menerima keputusan ayah Jae Min.
Tapi ayah Jae Min berkata bahwa ia adalah seorang pendosa. Ia berencana akan berhenti setelah operasi pembasmian vampir ini selesai. Merupakan kesalahannya juga memiliki seorang mata-mata yang menjual informasi rahasia kepada musuh di dalam pasukannya, kesalahannya sebagai Menteri Pertahanan. "Bagaimana itu bukan sebuah dosa yang berat? Aku berencana untuk mati di medan pertempuran untuk membersihkan semua dosaku".
Kepala polisi terkejut mendengar rencana ayah Jae Min. Tapi ia tidak bisa menolak keputusan ayah Jae Min.
"Perintahkan semua anggota pasukan darah perak untuk berkumpul dan panggil tentara di ibukota dan kepung Hwasawon", perintah ayah Jae Min pada kepala tentara itu.
--
Jae Min sudah masuk ke dalam Hwasawon.
Won Sang Gu sudah menunggunya di dalam.
Jae Min berteriak dan menyerang Won Sang Gu, ia berhasil memotong tubuh Won Sang Gu. Won Sang Gu terkejut dan berbalik berlari.
Terdengar narasi Won Sang Gu yang mengatakan bahwa seorang manusia dapat memotong tubuhnya pada saat ia terlindungi dari kekuatan gerhana bulan total. Won Sang Gu berlari melewati deretan beberapa pintu yang membuka dengan sendirinya. Jae Min menyusulnya. Salah satu pintu tertutup dan menciptakan sebuah kekuatan misterius penghalang. Jae Min terjebak di dalam ruangan itu, tidak bisa berlari kemana pun.
Sementara itu di luar, Jae Hee dan Shi Woo bertempur sengit melawan bnyak vampir. Sampai akhirnya salah satu vampir berhasil melukai perut Jae Hee. Jae Hee terduduk, kesakitan.
Di tempat yang lain, Lady Yangpyong sepertinya menunggu Jae Hee. Terdengar narasi isi surat Jae Hee untuk Lady Yangpyong. Ia menuliskan bahwa Lady Yangpyong itu seperti air yang jernih. Ia berterima kasih pada Lady Yangpyong, karena Lady Yangpyong, kebencian di dalam hatinya dengan mudah hancur. "Terima kasih".
Jae Hee jatuh di pangkuan Shi Woo.
Jae Min mencoba melewati penghalang, tetapi tidak bisa.
Tiba-tiba ayah Ma Ri, ibu Ma Ri dan Joong Yi dan beberapa vampir lainnya datang. Mereka membuat formasi untuk melawan penghalang yang dibuat oleh Won Sang Gu.
Deretan pintu itu dapat terbuka dan Jae Min berlari melewatinya.
Di ruangan yang lain Ma Ri berdiri di depan pintu mencoba menghilangkan penghalang, tapi tidak berhasil. Sesaat kemudian ia merasakan bahwa penghalang itu tidak ada lagi. Ma Ri terkejut dan mencoba membuka pintu. Berhasil.
Ma Ri mendekati ratu yang bertanya apa yang terjadi. Ma Ri hanya berkata bahwa sepertinya penghalangnya sudah lenyap.
Beberapa vampir masih hidup dan akan menyerang Shi Woo. Syukurlah, ayah Jae Min dan pasukan darah perak tiba tepat waktu.
Jae Min sudah tiba di ruang singgasana Won Sang Gu yang sudah duduk siap, menunggu Jae Min. Jae Min berteriak menyerang Won Sang Gu.
Sementara di tempat lain, ayah Ma Ri menyemangati teman-temannya agar mereka harus bertahan karena jika penghalang itu muncul lagi maka Won Sang Gu akan lebih kuat lagi di dalam sana. Dan tidak ada seorang pun yang dapat menghentikannya.
Jae Min terus menyerang Won Sang Gu yang terus berhasil menghindar. Sampai akhirnya Won Sang Gu berhasil menangkap Jae Min dan melemparkannya ke lantai. Won Sang Gu berjalan mendekati Jae Min.
Tidak jauh dari sana Ma Ri keluar dari kamar rahasia dengan menuntun ratu yang kesakitan. Ma Ri melihat Won Sang Gu sedang mencekik leher Jae Min ke dinding, dengan segera Ma Ri menyerang Won Sang Gu.
Namun dengan mudahnya, Won Sang Gu mengangkat Ma Ri dan menghempaskannya ke lantai. Jae Min sempat berlari, mencegah tubuh Ma Ri jatuh langsung ke lantai. Dan Ma Ri pun terjatuh ke atas tubuh Jae Min.
Ma Ri terkejut melihat Jae Min yang sepertinya sangat kesakitan. Dan Won Sang Gu memanfaatkan kesempatan itu untuk menggigit leher Jae Min. Ma Ri sangat terkejut. Dengan menahan sakit, Jae Min meraih anak panah yang ada di punggungnya dan menusukkan ke perut Won Sang Gu.
Won Sang Gu kesakitan dan melepaskan gigitannya, perlahan ia mundur dan menghilang. Jae Min berdiri dan melihat Won Sang Gu melalui cermin besar yang ada di ruangan itu. Dengan menahan sakit, Jae Min melepaskan panahnya ke dalam cermin itu. Won Sang Gu berteriak kesakitan dan hilang.
Jae Min terengah-engah, menahan rasa sakit di lehernya.
Dengan hilangnya Won Sang Gu, lapisan penghalang juga hilang, dan ayah Ma Ri mengetahui hal itu. Lalu ayah Ma Ri masuk ke dalam ruangan Won Sang Gu. Sementara di luar, vampir-vampir yang lain juga menghilang. Ayah Jae Min terkejut, lalu ia memerintahkan pasukannya untuk memberikan tanda pada para tentara lainnya.
Jae Min terduduk lemah, wajahnya mulai pucat. Ma Ri memanggil Jae Min. Jae Min menarik kerah bajunya, berusaha menutupi lehernya yang terluka. Lalu ia bertanya apakah Ma Ri baik-baik saja.
Ma Ri tidak menjawab. Ia sangat khawatir melihat kondisi Jae Min. Jae Min tersenyum dan mengelus wajah Ma Ri, pelan. Lalu Jae Min terdiam sesaat, dan berkata bahwa ia baik-baik saja. Jae Min kembali mengelus wajah Ma Ri.
Ayah Ma Ri datang. Ia mengajak Ma Ri cepat pergi karena manusia akan segera tiba. Ma Ri melihat ke arah Jae Min, sepertinya ia tidak mau meninggalkan Jae Min di sana. Tapi ayah langsung menarik tangan Ma Ri dan membawanya pergi. Ma Ri memanggil-manggil Jae Min.
Setelah Ma Ri pergi, Jae Min berkata bahwa ia merasa lega Ma Ri selamat. Dengan sisa tenanganya, Jae Min membawa ratu keluar dari sana. Tapi sepertinya Jae Min sudah tidak sanggup lagi. Ia terjatuh di halaman dan ratu menangis, berusaha membangunkannya.
Tidak lama kemudian ayah Jae Min dan pasukannya tiba. Ayah Jae Min berlutut dan berkata bahwa mereka akan mengantarkan ratu ke istana. Ratu berterima kasih atas kedatangan Menteri Pertahanan. Dan ratu memberitahu bahwa ada seorang yang selamat.
Setelah ratu pergi, ayah Jae Min baru menyadari siapa yang tergeletak di tanah. Ternyata itu adalah putranya, Jae Min. Ayah mendekati Jae Min dan memeluknya.
Jae Min mulai mengalami gejala yang sama seperti Shi Woo. Ma Ri mengawasi Jae Min dari kejauhan.
Lalu Ma Ri menemui vampir yang menuliskan buku cerita tentang vampir. Ia bertanya tentang cara mengembalikan manusia menjadi manusia kembali setelah digigit oleh vampir.
Penulis itu tidak bisa menjawab dengan detail, karena ia juga hanya mendengar dari Joong Yi.
Ma Ri pergi menemui Joong Yi, memohon agar Joong Yi mengatakan bagaimana cara detailnya.
Dengan lembut Joong Yi menolaknya, ia tidak bisa melakukannya.
Ma Ri memohon sekali lagi. Tetapi kali ini dengan tegas Joong Yo mengatakan tidak ada hal semacam itu, kalaupun ada, itu bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh Ma Ri. Ma Ri tidak bisa memaksa Joong Yi, hanya air mata yang mengalir di pipinya.
Malam harinya, ketika Joong Yi sudah terlelap, diam-diam Ma Ri masuk ke kamar Joong Yi. Ia membalikkan tikar tidur Joong Yi dan menemukan sebuah buku di sana. Terdengar ucapan penulis vampir yang mengatakan bahwa informasi yang dicari oleh Ma Ri itu ada di dalam buku ramalan kepala pendeta yang sudah disalin oleh Joong Yi.
Ma Ri mengambil buku itu dan membacanya.
--
Kondisi Jae Min tidak pernah membaik. Lady Yangpyong meminta ayah Jae Min untuk beristirahat, karena ia perhatikan beberapa hari terakhir, ayah Jae Min tidak bisa tidur sama sekali. "Anda bisa sakit..."
Ayah Jae Min berkata setiap saat ia melihat prajurit yang mati di peperangan, ia selalu berpikir mereka juga adalah putra berharga seseorang. Hati ayah dan ibu mereka pasti juga merasa tercabik-cabik. Karena putranya sendiri sakit maka ia tidak bisa mengirimkannya ke medan perrtempuran. "Aku merasa malu karena itulah aku selalu marah padanya. Namun di sudut hatiku, aku merasa lega. Mungkin karena aku takut orang-orang menegtahui kepengecutanku, makanya aku memperlakukan putraku dengan begitu kasar".
Wajah Lady Yangpyong terlihat prihatin mendengar ucapan ayah Jae Min.
Di sisi yang lain, ayah Ma Ri, ibu Ma Ri dan Shi Woo lainnya mencari Ma Ri di hutan, tetapi tidak menemukannya. Ayah dan ibu pulang dengan tangan kosong, mereka terlihat pasrah. Begitu juga dengan Joong Yi, yang sepertinya menyadari apa yang dilakukan oleh Ma Ri.
Shi Woo menemukan Ma Ri di hutan, ia duduk di atas batu tempat biasa ia bertemu dengan Jae Min. Shi Woo memperhatikan Ma Ri yang meniup serulingnya, sampai akhirnya Ma Ri menyadari Shi Woo berdiri tidak jauh di belakangnya dan menghentikan permainan serulingnya. Ma Ri menoleh, "Aku tahu kau akan datang".
Shi Woo melihat wajah Ma Ri yang pucat, dan bertanya mengapa Ma Ri berkeringat.
"Aku mendengar jika vampir berhenti meminum darah, maka kondisinya akan mendekati manusia sebelum ia mati. Hanya darah saat menjelang kematian yang bisa menyelamatkannya".
Mata Shi Woo berkaca-kaca. Ma Ri memohon pada Shi Woo agar Shi Woo mau membawanya pada Jae Min.
"Apakah kau... benar-benar harus melakukan ini?".
Ma Ri tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya.
Air mata menggenang di mata Shi Woo.
--
Akhirnya Shi Woo mau membawa Ma Ri ke rumah Jae Min. Ia menggendong Ma Ri yang sudah lemah di punggungnya.
Shi Woo juga membukakan sepatu Ma Ri sebelum Ma Ri masuk ke kamar Jae Min. Sebelum Ma Ri masuk, Shi Woo memandang Ma Ri sekali lagi dan tersenyum tipis pada Ma Ri yang menangis.
Sekarang Ma Ri sudah duduk di samping Jae Min yang terlelap. Dengan lembut, Ma Ri mengelus wajah Jae Min. Lalu ia mengambil pisau kecil dan mengoreskan ke tangannya. Lalu meminumkan darah yang menetes pada Jae Min.
Sementara di luar, Shi Won menggeser sepatu Ma Ri lebih dekat dengan sepatu Jae Min. Ia duduk di teras kamar Jae Min, terlihat menghela nafasnya beberapa kali.
Esok paginya, Jae Min membuka matanya, sudah tidak ada lagi luka bekas gigitan Won Sang Gu di lehernya. Ia duduk dan melihat ke samping, terkejut melihat Ma Ri tergeletak di sana.
Jae Min memanggil Ma Ri, dan memeluk Ma Ri. Ma Ri membuka matanya sedikit, memanggil Jae Min. Ia terlihat semakin pucat.
"Kenapa kau ada di sini?"
Dengan lemah, Ma Ri berkata ia hanya ingin menunjukkan pada Jae Min bahwa ia sudah memakai pita dari Jae Min.
Jae Min melihat pita di rambut Ma Ri. "Cantik. Kau cantik sekali". Dan ia meminta pada Ma Ri untuk menunjukkan padanya untuk waktu yang lama. Lalu Jae Min baru menyadari keadaan Ma Ri yang tubuhnya sangat dingin. Ia bertanya Ma Ri kenapa. Sakitnya dimana?
Ma Ri tidak menjawab. Ia berkata ia berbohong pada Jae Min sebelumnya. "Aku tidak pernah kecewa padamu. Setelah aku bertemu denganmu, aku sangat bahagia. sama seperti saat aku melihat sinar matahari, hari demi hari, aku sangat bahagia".
Jae Min mulai menangis.
"Kumohon hidup dengan selamat dan damai".
Jae Min memanggil Ma Ri lagi, bertanya kenapa Ma Ri seperti itu.
"Di kehidupanku yang akan datang, apa pun itu, benar-benar sama seperti dirimu...". Dan Ma Ri pun menutup mata untuk selamanya.
Jae Min menangis. Memanggil-manggil Ma Ri dan memeluknya.
--
Jae Min kembali ke tempat biasa ia bertemu dengan Ma Ri. Ia menguburkan pita rambut Ma Ri di sana, dibawah sebuah pohon besar. "Ma Ri, walaupun kita tidak bisa memenuhi janji kita, tapi aku pasti akan memenuhinya. Aku akan menunggumu".
===Masa sekarang===
Pohon besar tempat Jae Min menguburkan pita Ma Ri dibawahnya sekarang sudah ditebang. Yang tertinggal hanyalah batang pohonnya saja, sekitar beberapa puluh centi dari tanah. Hutan juga sudah berganti menjadi sebuah sekolah (sepertinya sih ya...)
Jae Min mendekati pohon itu dan memperhatikannya. Jae Min memakai seragam yang sama seperti di kereta api terakhir kali di episode 4.
===Masa Joseon===
Raja memanggil ayah Ma Ri. Ayah Ma Ri membungkukkan hormat pada raja. Raja mengajak ayah Ma Ri membuat kesepakatan antara manusia dengan keluarga vampir. Antara ia sebagai raja manusia dan ayah Ma ri sebagai pemimpin klan vampir. Lalu raja turun dari kursinya, berjalan mendekati ayah Ma Ri. Ia menggenggam tangan ayah Ma Ri, mengucapkan terima kasih karena ayah Ma Ri memilih untuk menjadi rakyatnya dan juga sudah menyelamatkan cucunya. "Aku tidak akan melupakan itu".
Jae Min juga ada di sana. Ia tersenyum mendengar ucapan raja. Lalu ratu bertanya kemana vampir cantik yang sudah melindunginya waktu itu.
Tidak terdengar jawaban. Jae Min pun hanya diam saja.
Bersambung...
Komentar :
Akhirnya selesai juga part kedua Orange Marmalade ini. Ma Ri meninggalkan Jae Min untuk selamanya. Seperti ucapan Jae Min yang tidak ingin diubah menjadi vampir jika ia digigit, Ma Ri melakukan apa yang diinginkan orang yang dicintainya itu. Walaupun ia mengorbankan nyawanya sendiri untuk mewujudkan keinginan Jae Min itu. Hanya satu harapan Ma Ri sebelum ia menutup matanya untuk selamanya, yaitu bisa bertemu kembali dengan Jae Min sebagai manusia di kehidupannya mendatang.
Entah kenapa ya, kok saya ngerasa keinginan Jae Min ini agak egois. Memang Jae Min itu membenci vampir, tapi untuk di part kedua ini, tidak ada alasan yang jelas kan kenapa ia membenci vampir? Apa karena ia tidak percaya dengan hal-hal yang gaib, seperti cerita hantu, misalkan. Vampir dan hantu kan kurang lebih sama. Beda dengan di part pertama. Saya menganggap Jae Min membenci vampir karena ibunya menikah dengan vampir. Padahal jika Jae Min mengambil sisi positif, bukankah ini lebih baik? Ia menjadi sama seperti Ma Ri. Iya kan? Bagaimana pendapat chingudeul?
Shi Hoo aja bisa menerima kenyataan. Awalnya Shi Hoo memang terlihat sedikit kecewa, tetapi ia bisa melihat sisi positifnya. Ia sama sekali tidak menyalahkan Ma Ri. Bahkan dengan kondisinya yang sekarang, Shi Hoo bisa dekat dengan orang tua Ma Ri. Tidak seperti Jae Min yang terlihat berjarak dengan orang tua Ma Ri. Padahal kalau dipikir-pikir Shi Hoo dan Jae Min kan sama-sama berlatar belakang bangsawan. Saya berharap di episode mendatang, Jae Min lebih dekat dengan orang tua Ma Ri.
Saya berharap juga di part yang ketiga nanti, Jae Min ingat akan janjinya pada Ma Ri. Tepatnya janji ketika ia menguburkan pita Ma Ri di bawah pohon, di dekat batu besar, tempat biasanya ia bertemu dengan Ma Ri. Ia berjanji suatu saat nanti ia akan menepati janji yang tidak bisa ia tepati saat itu. Ia meminta Ma Ri menunggunya. Semoga saja Jae Min mengingat janjinya itu tanpa peduli siapa pun Ma Ri yang sebenarnya. (Tapi kasian Shi Hoo ya... :-(()
Saya merasa bagian Joseon ini lebih seru daripada part sebelumnya. Di part Joseon ini komplit, ada serunya, ada bahagianya, ada actionnya, dan ada sedihnya juga. Walaupun saya merasa kurang smooth dibagian tata krama Joseonnya. Ga tahu juga ya. Feelingnya beda aja dengan drama Joseon lainnya.
Mulai paham kenapa ceritanya seperti ini. Saya rasa di awal part pertama yang lalu, Jae Min sama sekali tidak mengingat siapa Ma Ri, begitu di akhir part pertama, ia seperti dejavu, merasa mengenal Ma Ri di masa lalu. Kenapa kesimpulan saya seperti ini? Karena di akhir part pertama, ketika Jae Min melihat Ma Ri di dalam kereta api, tiba-tiba Ma Ri berubah menjadi Ma Ri dengan pakaian Joseon.
Lalu di akhir part kedua ini, Jae Min mendatangi pohon yang ada di sekolahnya (?). Sepertinya ia merasa ada sebuah cerita di balik pohon itu. Apakah benar begitu? Tunggu ya kelanjutannya...
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 10]
All images credit : KBS2
Post a Comment