[Sinopsis Orange Marmalade Episode 8]
Kdramastory - Pasukan darah perak menunggu pemimpin vampir yang menurut informasi akan datang ke Gua Choam malam itu. Seseorang, wanita, memang muncul di depan pintu gua. Salah seorang anggota pasukan perak menyalakan obor dan melemparkan obor yang menyala itu ke depan pemimpin vampir itu. Ma Ri terkejut.
Lalu pasukan perak berlari menyergap Ma Ri sambil menghunuskan pedang mereka. Jae Min terkejut, tidak mengerti kenapa Ma Ri yang muncul di sana. Jae Min langsung berlari ke arah Ma Ri sehingga ketika pemimpin pasukan memberi aba-aba untuk menyerang, ia dapat menangkis panah yang melayang ke arah Ma Ri. Lalu ia berdiri di depan Ma Ri, menghalangi Ma Ri dari pasukan darah perak dan memohon pada mereka untuk berhenti.
--
Sementara itu, Shi Woo yang masih berada di kamar Ma Ri, menemukan dan membaca surat yang dikirimkan untuk Ma Ri itu. Ia tertegun.
--
"Minggir!", perintah pemimpin pasukan pada Jae Min.
"Dia bukan vampir. Pasti ada kesalahan", ucap Jae Min, masih dengan nada memohon mencoba meyakinkan pemimpin pasukan itu.
Pemimpin itu tidak peduli, walaupun ia wanita, tapi bisa dipastikan ia adalah pemimpin vampir.
Dengan terbata-bata dan suara yang pelan, Ma Ri mencoba mengatakan, bukan seperti itu, ia...
Ucapannya terputus. Pemimpin pasukan mengambil bola kaca dan memperlihatkannya pada Jae Min. Jae Min sangat terkejut. Di dalam bola kaca itu ia hanya melihat bayangan dirinya sendiri, tidak ada bayangan Ma Ri di sana. Padahal jelas-jelas Ma Ri berdiri persis di belakangnya. Jae Min gemetar mengetahui kebenaran siapa sebenarnya Ma Ri. Ma Ri tidak mampu berbuat apa pun. Ia hanya melirik ke arah Jae Min.
Pemimpin pasukan berkata bahwa mereka harus menyingkirkan wanita itu. Tapi Jae Min masih belum mau minggir. Pemimpin pasukan mencabut pedangnya, mengancam Jae Min yang sudah melawan perintah militer.
Jae Min tidak mau. Ia tidak mengerti mengapa tentara Joseon membunuh orang yang tidak bersalah...
Pemimpin itu bertanya sekali lagi, apakah Jae Min menolak perintah untuk pembasmian vampir.
"Tidak ada vampir di sini!", teriak Jae Min frustasi sambil menghunuskan pedangnya pada seluruh anggota pasukan darah perak. Pasukan darah perak juga menghunuskan pedang dan panah mereka pada Jae Min, bersiap bertempur.
Tiba-tiba Shi Woo muncul. Pemimpin pasukan darah perak terkejut melihat Shi Woo masih hidup dan terlihat baik-baik saja. Sepertinya yang menjadi pemimpin pasukan perak adalah pria yang memberikan pelindung perak pada Ah Ra.
Shi Woo menurunkan tangan Jae Min. Ia berkata pada pasukan darah perak bahwa ini adalah jebakan. Ini adalah strategi para vampir. Pasukan darah perak baru mau menurunkan senjata mereka.
"Kau!", Jae Min masih belum hilang rasa terkejutnya melihat kondisi Shi Woo yang baik-baik saja.
Shi Woo tidak menggubris Jae Min. Ia meminta agar Jae Min pergi bersama Ma Ri, menghindari tempat itu. Tapi Jae Min tidak beranjak pergi. Ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Shi Woo.
Shi Woo menantang anggota pasukan perak untuk menyerangnya secara langsung karena sekarang ia sudah menjadi vampir. Melihat mereka hanya diam saja, Shi Woo membuktikannya dengan cara mengubah dirinya menjadi vampir, kukunya memanjang dan warna matanya berubah menjadi keunguan...
Seluruh anggota pasukan darah perak terkejut. Begitu juga dengan Jae Min. Shi Woo melihat ke arah Jae Min, "Sudah kubilang hindari ini!".
"Serang!", teriak pemimpin pasukan darah perak.
Tiba-tiba sebuah gumpalan asap hitam melayang dan jatuh tepat di depan pasukan darah perak. Seketika itu pula mereka jatuh pingsan. Dari arah belakang, datang ayah Ma Ri, Joong Yi, dan vampir yang menulis buku tentang kisah vampir.
Jae Min menghunuskan pedang pada mereka, "Apa maksudnya ini?"
Joong Yi mengatakan pasukan darah perak akan segera bangun. "Kami tidak memiliki lagi kekuatan untuk bisa membahayakan manusia".
Ayah Ma Ri mengatakan mereka hanya menggunakan halusinasi untuk menghilangkan memori anggota pasukan darah perak.
Jae Min menurunkan pedangnya. Ia ingin tahu identitas mereka yang sebenarnya. Apa benar mereka itu benar-benar vampir. Dari nada suaranya, Jae Min terdengar kecewa. Ayah Ma Ri tidak menjawab secara langsung. "Kami tidak meminum darah manusia, kami hidup bersama dengan manusia".
Mendengar jawaban ayah Ma Ri, Jae Min tertunduk kecewa. Dan Ma Ri melihat itu, tapi ketika Jae Min menoleh, melihat ke arahnya, Ma Ri langsung menundukkan kepalanya. Dari sisi lain Shi Woo memperhatikan itu, ia memperhatikan Jae Min yang berubah pada Ma Ri, yang kemudian pergi dalam kekecewaannya.
--
Malam itu, ratu pergi ke tempat yang disarankan oleh Ah Ra. Ia pergi diam-diam ditemani hanya oleh seorang dayang.
Ratu berdiri di atas jembatan, tempat ditemukannya Joo Yoon (?). Ia berdoa untuk adik laki-lakinya di sana sambil menyendokkan nasi dan menjatuhkannya ke dalam sungai. Ia meminta maaf pada adiknya karena kondisinya yang lagi hamil, pihak keluarga kerajaan belum bisa mengadakan upacara pemakaman yang layak bagi adiknya itu.
Diam-diam, dari arah belakang muncul vampir dari klan Won Sang Gu dan langsung menggigit leher dayang ratu. Ratu sangat terkejut dan ketakutan. Mangkuk yang dipegangnya terjatuh.
Jae Hee muncul, "Bawa dia!".
--
Jae Min pergi ke gubuk pemburu, tempat biasanya ia pergi bersama Shi Woo. Di sana, ia melampiaskan kekecewaan dan kemarahannya dengan memanah boneka latihannya. Shi Woo datang dan berdiri di depan Jae Min.
"Panah aku. Sekarang aku bukan lagi manusia".
Perlahan Jae Min menurunkan busur panahnya. "Minum darah vampir dan hidup kembali?" Dengan menahan marah, Jae Min berkata ia tidak bisa lagi melihat Shi Woo sebagai manusia, sekarang Shi Woo sudah berubah menjadi vampir. "Pergilah, Han Shi Woo. Kumohon".
Shi Woo memohon sekali lagi agar Jae Min memanahnya. Ia tahu Jae Min sangat mengerti bagaimana caranya membunuh vampir. Jadi ia mohon Jae Min mau melakukannya.
Jae Min memandang marah pada Shi Woo dan dengan cepat mengangkat busur panahnya dan melepaskan panah ke arah Shi Woo. Panah itu hanya menggores wajah Shi Woo. Jae Min tidak sanggup melakukannya. Luka itu menghilang dengan cepat. Shi Woo menangis melihat Jae Min berbalik pergi dengan langkah gontai, meninggalkannya sendirian.
Jae Min pergi ke tempat biasanya ia bertemu dengan Ma Ri, wajahnya terlihat pucat. Ia mengingat ketika Ma Ri pernah berkata padanya bahwa ia bukanlah seorang manusia. Mata Jae Min berkaca-kaca, tidak menyangka inilah yang dimaksud oleh Ma Ri.
Sementara itu, Ma Ri juga melamun di rumahnya, di depan tungku tempat biasanya ia merebus obat. Shi Woo memperhatikan Ma Ri dari depan pintu dapur, melihat Ma Ri yang menangis diam-diam. Ia menghela nafasnya.
Jae Min duduk melamun sambil bersandar di batu itu sampai pagi. Ma Ri datang menemui Jae Min hanya untuk mengucapkan bahwa ia berharap Jae Min hidup dengan damai. Kemudian berbalik pergi.
"Jadi kau ini monster?", Ma Ri menghentikan langkahnya, berbalik menghadap ke arah Jae Min lagi. Air mata menggenang di matanya. "Pertama kali aku melihatmu, aku pikir kau adalah peri hutan, tapi ternyata kau adalah vampir... Kau seorang monster pemakan manusia?", tanya Jae Min, nadanya menahan amarah.
Dengan lemah Ma Ri membenarkan ucapan Jae Min, memang begitulah orang-orang memanggil mereka.
Jae Min berdiri dan berjalan cepat mendekati Ma Ri. "Biarkan aku bertanya satu hal padamu!". Apakah KAU yang mengubah Shi Woo menjadi vampir? Apakah KAU yang memberikan darah untuk Shi Woo? KENAPA????, bentak Jae Min.
"Karena aku tidak bisa membiarkannya mati", sahut Ma Ri cepat. Manusia yang digigit vampir akan mati jika tidak diminumkan darah vampir, jelas Ma Ri lagi.
Jae Min berkata ia melihat catatan di buku vampir bahwa vampir bisa menghidupkan menjadi manusia kembali atau mengubahnya menjadi vampir.
Ma Ri terkejut mendengar ucapan Jae Min. Sepertinya ia baru tahu tentang itu. Ia menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
"Gadis vampir! Apa maksudmu mengubah sahabatku menjadi monster sepertimu?". Ma Ri tidak bisa menjawab. Air mata menggenang di matanya. Ma Ri berbalik akan pergi, tapi Jae Min menarik tangan Ma Ri, memaksa Ma Ri untuk tetap berdiri di depannya. Jae Min berkata jika itu adalah dirinya, ia lebih baik mati daripada berubah menjadi vampir. Karena tidak sedetikpun dalam benaknya terbersit untuk melanjutkan hidupnya sebagai vampir.
Ma Ri menangis bertanya apa kesalahan mereka (vampir maksudnya).
Jae Min tidak mengerti mengapa vampir seperti Ma Ri hidup bersama manusia padahal mereka masih hidup dengan menghisap darah manusia.
"Kami hanya meminum darah binatang yang kalian bunuh untuk dimakan!", sahut Ma Ri. Bukankah manusia membunuh binatang secara bebas untuk dimakan? Bukankah manusia juga memberikan status dan membeda-bedakan perlakukan mereka sesuai dengan statusnya itu? "Kalian menyakiti mereka dan menginjak-injak mereka, bukan?". Jae Min tertegun mendengar ucapan Ma Ri. "Kami tidak menyakiti siapa pun dengan sembarangan", tambah Ma Ri. Wajah Jae Min yang tadinya marah mulai melembut.
Ma Ri menerka Jae Min pasti tidak bisa mengingat pertama kali ia melihat sinar matahari. "Tapi aku mengingatnya".
===Flashback===
Ibu membuka pintu kamar Ma Ri kecil, mengajaknya keluar. Ma Ri kecil yang digendong oleh ibunya baru pertama kali bisa melihat sinar matahari. Ma Ri dan ibu terlihat sangat gembira, mereka tertawa bersama.
Terdengar narasi Ma Ri yang mengatakan menjadi anggota keluarga vampir membuatnya sangat mengingat pertama kali melihat cerahnya dunia. Oleh sebab itulah ia selalu merasa beryukur bisa merasakan hidup.
===Flashback end===
Setiap hari ia mensyukuri itu. Ia tidak pernah memiliki keinginan menjadi manusia. Tetapi setelah bertemu dengan Jae Min, ia merasa semakin berat hidup di dalam keluarga vampir. "Aku tidak menyukai diriku lagi".
Ma Ri mulai menangis. Jae Min mengeratkan pegangannya seperti akan menarik Ma Ri ke dalam pelukannya. Ma Ri menarik tangannya dari pegangan tangan Jae Min, "Itulah sebabnya aku menahannya dan kecewa padamu". Lalu Ma Ri pergi meninggalkan Jae Min sendirian.
Jae Min hanya bisa menatap kepergian Ma Ri. Ia menunduk, terlihat kecewa, tidak tahu kecewa pada dirinya sendiri ataukah pada Ma Ri.
--
Shi Woo duduk melamun di kamar Ma Ri. Dari luar Ma Ri memanggil Shi Woo dan Shi Woo mempersilahkannya masuk. Ma Ri membawakan semangkuk darah dan semangkuk obat untuk Shi Woo. Shi Woo menatap dua mangkuk itu dan kemudian melihat ke arah Ma Ri. Ma Ri menundukkan kepalanya, sepertinya ia merasa bersalah sudah mengubah Shi Woo menjadi vampir.
"Kenapa kau memberikan darahmu padaku?", tanya Shi Woo.
"Aku hanya berpikir bahwa aku harus menjaga orang ini tetap hidup".
Shi Woo memandang lama. Lalu ia mengucapkan terima kasih karena Ma Ri menjaganya tetap hidup.
"Apa kau benar-benar berpikir seperti itu? Tidak menyalahkanku?"
Shi Woo masih memandang Ma Ri lama. Lalu ia tersenyum dan mengalihkan pembicaraan, "Haruskah aku mencoba ini?". Shi Woo mengambil mangkuk yang berisi darah dan mendekatkan ke mulutnya. Sebelum meminum darah itu, ia memandang Ma Ri, berkata dalam hati bahwa ia merasa nyaman bisa sama dengan Ma Ri, paling tidak untuk saat ini.
--
Shi Woo sepertinya pergi menemui ayah Ma Ri di kedai daging milik ayah Ma Ri. Ayah berkata seorang vampir yang mengkonsumsi darah manusia, tidak akan mampu melihat sinar matahari. Mereka berhenti mengkonsumsi darah manusia dan meminum ramuan herbal misterius sehingga mereka mampu bertahan di bawah sinar matahari, karena itulah mereka dapat memulai kehidupan yang baru sebagai keluarga vampir.
Shi Woo bertanya apakah ia juga harus meminum obat itu untuk bertahan di bawah sinar matahari.
Ayah Ma Ri membenarkan. Ia yakin Shi Woo akan dapat beradaptasi dengan rasa obat itu jika sudah terbiasa mengkonsumsi darah hewan. Shi Woo menganggukkan kepalanya.
--
Kegaduhan terjadi di istana. Raja baru menyadari bahwa ratu telah menghilang. Tidak ada yang tahu dimana keberadaan ratu. Para kasim memohon maaf, mereka mengaku bersalah dan bersedia dihukum mati.
Raja memerintahkan untuk segera mengirimkan tentara untuk menemukan ratu saat itu juga.
Kepala tentara menemui ayah Jae Min, melaporkan bahwa ia telah mengirimkan tentara ke seluruh propinsi, namun ratu belum juga ditemukan. Ayah Jae Min merasa apa pun yang mereka lakukan, menyebarkan informasi ataupun menempelkan poster, tidak ada gunanya.
Kepala tentara memberi saran agar mereka menghentikan operasi pembasmian vampir untuk sementara waktu. Pemimpin vampir tidak menunjukkan dirinya di Gua Choam, tempat pasukan darah perak mengintai. Namun, sebuah bukti ditemukan di gua yaitu sebuah pisau daging. Menurut kepala tentara itu, akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk menemukan siapa pemilik pisau itu secara diam-diam karena mereka hanya mengandalkan gambar yang ada di gagang pisau itu.
Kembali ke kedai daging ayah Ma Ri, Shi Woo masih ada di sana. Ia melihat jika vampir klan Won Sang Gu menggunakan pisau ayah Ma Ri sebagai umpan untuk memikat Ma Ri, maka pasti ada rencana jahat yang lain.
"Gadis bangsawan yang mengirimkan surat, kau bilang kau mengenalnya, bukan?", tanya ayah Ma Ri pada Shi Woo. Shi Woo terdiam. Ayah Ma Ri yakin ini ada kaitannya dengan Hwasawon.
Shi Woo terkejut, apa yang dimaksud ayah Ma Ri dengan Hwasawon.
--
Jae Min berada di gubuk pemburu di hutan, sendirian. Ia sedang memperhatikan pelindung perak. Ia mengingat ucapan Ah Ra yang mengatakan bahwa ia memberikan pelindung perak pada Won Sang Gu di Hwasawon. Menurut Ah Ra, wanita itu adalah pemimpin vampir.
Jae Min mendengus sinis. Tidak percaya dan tidak peduli dengan ucapan Ah Ra. Lalu ia melemparkan pelindung perak itu ke dalam kotaknya lagi.
Jae Min terlihat marah. Ia mengingat kejadian di depan gua beberapa malam yang lalu, ketika Shi Woo memperlihatkan perubahan dirinya menjadi vampir. Lalu ia mengingat ucapan Ma Ri yang pada awalnya tidak ingin menjadi manusia, tetapi setelah bertemu dengan Jae Min, ia merasa berat hidup sebagai vampir dan ia juga tidak menyukai dirinya lagi. Oleh sebab itu ia bertahan dan merasa kecewa pada Jae Min, sebelum pergi meninggalkan Jae Min sendirian di tempat biasa mereka bertemu.
Jae Min memejamkan matanya.
--
Ma Ri sedang berjalan sendirian, tiba-tiba Ah Ra berdiri di depannya. "Apa yang membawamu ke sini?", tanya Ma Ri.
Ah Ra menjawab ia hanya ingin meyakinkan dirinya apa sebenarnya Ma Ri itu. Ia mengakui ia yang mengirimkan surat yang meminta Ma Ri pergi ke gua Choam.
Ma Ri berkata ia tidak tahu alasan Ah Ra melakukan itu, tapi ia minta Ah Ra mengembalikan pisau ayahnya.
Ah Ra terkejut. Ia tidak tahu tentang hal itu. Tapi menurutnya, sepertinya Won Sang Gu dari Hwasawon memiliki dendam dengan keluarga Ma Ri dan Ma Ri harus berhati-hati dengan wanita itu. "Orang-orang di Hwasawon lebih mengerikan daripada yang kau bayangkan".
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku?".
Ah Ra tersenyum tipis. Ia meminta agar Ma Ri mau memaafkannya. Dulu ia membenci Ma Ri, dan ia belum pernah merasakan kebencian pada siapa pun sebelumnya. Lebih-lebih karena Ma Ri hanyalah seorang tukang daging rendahan. Berkali-kali ia merasa kurang dan lebih rendah daripada Ma Ri. Bagi Ma Ri mungkin ini hanya masalah sederhana, masalah hati seorang pria, tapi bagi dirinya, ia merasa Ma Ri telah mengambil segalanya darinya.
"Agasshi...".
Ah Ra merasa jika ia kehilangan kesempatan menikah dengan Jae Min maka ia tidak dapat melanjutkan lagi hidupnya. Bahkan di saat terakhir ia ingin mengakhiri hidupnya pun, ia masih berpikir bagaimana cara menghancurkan Ma Ri. "Ini sungguh menakutkan. Saat ini aku ingin kembali pada hidupku yang sebelumnya", tekad Ah Ra.
Setelah Ah Ra pergi, Ma Ri masih memikirkan ucapan Ah Ra.
--
Won Sang Gu melihat ke dalam mata burung gagaknya. Ia melihat Jae Hee berjalan berdua dengan Lady Yangpyong. Ia melihat Jae Hee membungkukkan badannya pada Lady Yangpyong sebelum ia pergi.
Won Sang Gu terlihat marah. Ia terlihat menunggu Jae Hee..
Jae Hee datang, memberi hormat pada Won Sang Gu. Melaporkan bahwa ia telah membawa ratu ke ruang rahasia.
"Jae Hee-ya! Diantara pelayan kediaman Menteri Pertahanan Jung Nyung Gwon, ada seorang pengasuh yang bernama Yang Pyong. Bunuh perempuan itu!", perintah Won Sang Gu.
Jae Hee menelan ludahnya. Ia memberanikan diri bertanya apa alasan Won Sang Gu memerintahnya melakukan itu.
Won Sang Gu terlihat marah. Sejak kapan Jae He mulai bertanya alasannya. Lalu ia berjalan, mendekati Jae Hee. Ia melihat ke dalam mata Jae Hee dan berkata energi dingin yang ada di dalam mata Jae Hee mulai menghilang akhir-akhir ini.
Jae Hee mengalihkan pandangan matanya ke arah yang lain.
--
Won Sang Gu datang menemui ratu. Ia sangat sopan, bahkan memberikan hormat yang dalam untuk ratu.
Ratu menahan marah, bertanya siapa sebenarnya Won Sang Gu dan kenapa mereka membawanya ke sana.
Won Sang Gu tidak menjawab pertanyaan ratu. Tapi ia berjanji akan segera mengembalikan ratu ke istana, jadi sebaiknya ratu beristirahat saja sekarang.
"Jika kau menyakiti bayiku yang belum lahir, aku tidak akan memaafkanmu bahkan dalam kematianku", ancam ratu.
"Untuk apa aku menyakiti bayimu? Bahkan kami hanya ingin menjadikanmu bagian dari keluarga kami". Ratu tidak mengerti ucapan Won Sang Gu. Won Sang Gu meneruskan, tempat itu penuh dengan orang yang hanya menginginkan darah ratu jadi ia berjanji akan membawakan seseorang yang akan membantu ratu melahirkan. "Berharaplah anda akan melahirkan pewaris tahta kerajaan".
--
Ah Ra berjalan sendirian. Dua orang pria menghadangnya. Mereka berkata mereka akan mengantarkan Ah Ra ke Hwasawon.
Ah Ra mundur ketakutan. "Aku tidak akan pergi ke sana lagi".
Mereka memaksa akan mengantarkan Ah Ra ke sana. Tiba-tiba Ma Ri datang dan langsung menyerang mereka. "Agasshi! larilah!"
"Bukankah kau anggota keluarga vampir?", tanya salah satu dari pria itu dan kemudian kembali menyerang Ma Ri. Ma Ri melawan mereka dengan serulingnya. Lalu ia kembali meminta Ah Ra untuk segera pergi.
Ah Ra masih ragu. Ma Ri berkata Ah Ra adalah tunangannya Jae Min jadi ia meminta Ah Ra melindungi tempatnya di sisi Jae Min. "Aku datang hanya untuk mengatakan itu".
Ma Ri kembali bertarung dengan kedua vampir itu. Ah Ra memutuskan untuk melarikan diri. Sampai akhirnya Ma Ri kalah dari kedua vampir itu.
--
Jae Hee datang ke kediaman Menteri Pertahanan. Ia langsung masuk ke kamar Lady Yangpyong. Lady Yangpyong sedikit terkejut tapi ia tersenyum pada Jae Hee. Tanpa babibu, Jae Hee langsung mengeluarkan pedangnya dan menghunus ke leher Lady Yangpyong.
"Kau harus mati!". Lady Yangpyong diam tidak menjawab. "Kenapa? Kenapa kau tidak takut?"
Lady Yangpyong berkata dari pertama kali ia bertemu Jae Hee, ia melihat kebaikan di dalam mata Jae Hee. Seseorang seperti Jae Hee tidak akan menyakitinya.
"Aku... memandang rendah semua manusia", ucap Jae Hee lagi.
--
Ah Ra berlari di sepanjang jalan. Sesekali menoleh ke belakang. Tiba-tiba ia berhenti, merasa tidak boleh seperti ini.
Bersambung...
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 9 Part 2]
All images credit : KBS2
Sinopsis Orange Marmalade Episode 9 Part 1
![]() |
Credit : KBS2 |
Lalu pasukan perak berlari menyergap Ma Ri sambil menghunuskan pedang mereka. Jae Min terkejut, tidak mengerti kenapa Ma Ri yang muncul di sana. Jae Min langsung berlari ke arah Ma Ri sehingga ketika pemimpin pasukan memberi aba-aba untuk menyerang, ia dapat menangkis panah yang melayang ke arah Ma Ri. Lalu ia berdiri di depan Ma Ri, menghalangi Ma Ri dari pasukan darah perak dan memohon pada mereka untuk berhenti.
--
Sementara itu, Shi Woo yang masih berada di kamar Ma Ri, menemukan dan membaca surat yang dikirimkan untuk Ma Ri itu. Ia tertegun.
--
"Minggir!", perintah pemimpin pasukan pada Jae Min.
"Dia bukan vampir. Pasti ada kesalahan", ucap Jae Min, masih dengan nada memohon mencoba meyakinkan pemimpin pasukan itu.
Pemimpin itu tidak peduli, walaupun ia wanita, tapi bisa dipastikan ia adalah pemimpin vampir.
Dengan terbata-bata dan suara yang pelan, Ma Ri mencoba mengatakan, bukan seperti itu, ia...
Ucapannya terputus. Pemimpin pasukan mengambil bola kaca dan memperlihatkannya pada Jae Min. Jae Min sangat terkejut. Di dalam bola kaca itu ia hanya melihat bayangan dirinya sendiri, tidak ada bayangan Ma Ri di sana. Padahal jelas-jelas Ma Ri berdiri persis di belakangnya. Jae Min gemetar mengetahui kebenaran siapa sebenarnya Ma Ri. Ma Ri tidak mampu berbuat apa pun. Ia hanya melirik ke arah Jae Min.
Pemimpin pasukan berkata bahwa mereka harus menyingkirkan wanita itu. Tapi Jae Min masih belum mau minggir. Pemimpin pasukan mencabut pedangnya, mengancam Jae Min yang sudah melawan perintah militer.
Jae Min tidak mau. Ia tidak mengerti mengapa tentara Joseon membunuh orang yang tidak bersalah...
Pemimpin itu bertanya sekali lagi, apakah Jae Min menolak perintah untuk pembasmian vampir.
"Tidak ada vampir di sini!", teriak Jae Min frustasi sambil menghunuskan pedangnya pada seluruh anggota pasukan darah perak. Pasukan darah perak juga menghunuskan pedang dan panah mereka pada Jae Min, bersiap bertempur.
Tiba-tiba Shi Woo muncul. Pemimpin pasukan darah perak terkejut melihat Shi Woo masih hidup dan terlihat baik-baik saja. Sepertinya yang menjadi pemimpin pasukan perak adalah pria yang memberikan pelindung perak pada Ah Ra.
Shi Woo menurunkan tangan Jae Min. Ia berkata pada pasukan darah perak bahwa ini adalah jebakan. Ini adalah strategi para vampir. Pasukan darah perak baru mau menurunkan senjata mereka.
"Kau!", Jae Min masih belum hilang rasa terkejutnya melihat kondisi Shi Woo yang baik-baik saja.
Shi Woo tidak menggubris Jae Min. Ia meminta agar Jae Min pergi bersama Ma Ri, menghindari tempat itu. Tapi Jae Min tidak beranjak pergi. Ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Shi Woo.
Shi Woo menantang anggota pasukan perak untuk menyerangnya secara langsung karena sekarang ia sudah menjadi vampir. Melihat mereka hanya diam saja, Shi Woo membuktikannya dengan cara mengubah dirinya menjadi vampir, kukunya memanjang dan warna matanya berubah menjadi keunguan...
Seluruh anggota pasukan darah perak terkejut. Begitu juga dengan Jae Min. Shi Woo melihat ke arah Jae Min, "Sudah kubilang hindari ini!".
"Serang!", teriak pemimpin pasukan darah perak.
Tiba-tiba sebuah gumpalan asap hitam melayang dan jatuh tepat di depan pasukan darah perak. Seketika itu pula mereka jatuh pingsan. Dari arah belakang, datang ayah Ma Ri, Joong Yi, dan vampir yang menulis buku tentang kisah vampir.
Jae Min menghunuskan pedang pada mereka, "Apa maksudnya ini?"
Joong Yi mengatakan pasukan darah perak akan segera bangun. "Kami tidak memiliki lagi kekuatan untuk bisa membahayakan manusia".
Ayah Ma Ri mengatakan mereka hanya menggunakan halusinasi untuk menghilangkan memori anggota pasukan darah perak.
Jae Min menurunkan pedangnya. Ia ingin tahu identitas mereka yang sebenarnya. Apa benar mereka itu benar-benar vampir. Dari nada suaranya, Jae Min terdengar kecewa. Ayah Ma Ri tidak menjawab secara langsung. "Kami tidak meminum darah manusia, kami hidup bersama dengan manusia".
Mendengar jawaban ayah Ma Ri, Jae Min tertunduk kecewa. Dan Ma Ri melihat itu, tapi ketika Jae Min menoleh, melihat ke arahnya, Ma Ri langsung menundukkan kepalanya. Dari sisi lain Shi Woo memperhatikan itu, ia memperhatikan Jae Min yang berubah pada Ma Ri, yang kemudian pergi dalam kekecewaannya.
--
Malam itu, ratu pergi ke tempat yang disarankan oleh Ah Ra. Ia pergi diam-diam ditemani hanya oleh seorang dayang.
Ratu berdiri di atas jembatan, tempat ditemukannya Joo Yoon (?). Ia berdoa untuk adik laki-lakinya di sana sambil menyendokkan nasi dan menjatuhkannya ke dalam sungai. Ia meminta maaf pada adiknya karena kondisinya yang lagi hamil, pihak keluarga kerajaan belum bisa mengadakan upacara pemakaman yang layak bagi adiknya itu.
Diam-diam, dari arah belakang muncul vampir dari klan Won Sang Gu dan langsung menggigit leher dayang ratu. Ratu sangat terkejut dan ketakutan. Mangkuk yang dipegangnya terjatuh.
Jae Hee muncul, "Bawa dia!".
--
Jae Min pergi ke gubuk pemburu, tempat biasanya ia pergi bersama Shi Woo. Di sana, ia melampiaskan kekecewaan dan kemarahannya dengan memanah boneka latihannya. Shi Woo datang dan berdiri di depan Jae Min.
"Panah aku. Sekarang aku bukan lagi manusia".
Perlahan Jae Min menurunkan busur panahnya. "Minum darah vampir dan hidup kembali?" Dengan menahan marah, Jae Min berkata ia tidak bisa lagi melihat Shi Woo sebagai manusia, sekarang Shi Woo sudah berubah menjadi vampir. "Pergilah, Han Shi Woo. Kumohon".
Shi Woo memohon sekali lagi agar Jae Min memanahnya. Ia tahu Jae Min sangat mengerti bagaimana caranya membunuh vampir. Jadi ia mohon Jae Min mau melakukannya.
Jae Min memandang marah pada Shi Woo dan dengan cepat mengangkat busur panahnya dan melepaskan panah ke arah Shi Woo. Panah itu hanya menggores wajah Shi Woo. Jae Min tidak sanggup melakukannya. Luka itu menghilang dengan cepat. Shi Woo menangis melihat Jae Min berbalik pergi dengan langkah gontai, meninggalkannya sendirian.
Jae Min pergi ke tempat biasanya ia bertemu dengan Ma Ri, wajahnya terlihat pucat. Ia mengingat ketika Ma Ri pernah berkata padanya bahwa ia bukanlah seorang manusia. Mata Jae Min berkaca-kaca, tidak menyangka inilah yang dimaksud oleh Ma Ri.
Sementara itu, Ma Ri juga melamun di rumahnya, di depan tungku tempat biasanya ia merebus obat. Shi Woo memperhatikan Ma Ri dari depan pintu dapur, melihat Ma Ri yang menangis diam-diam. Ia menghela nafasnya.
Jae Min duduk melamun sambil bersandar di batu itu sampai pagi. Ma Ri datang menemui Jae Min hanya untuk mengucapkan bahwa ia berharap Jae Min hidup dengan damai. Kemudian berbalik pergi.
"Jadi kau ini monster?", Ma Ri menghentikan langkahnya, berbalik menghadap ke arah Jae Min lagi. Air mata menggenang di matanya. "Pertama kali aku melihatmu, aku pikir kau adalah peri hutan, tapi ternyata kau adalah vampir... Kau seorang monster pemakan manusia?", tanya Jae Min, nadanya menahan amarah.
Dengan lemah Ma Ri membenarkan ucapan Jae Min, memang begitulah orang-orang memanggil mereka.
Jae Min berdiri dan berjalan cepat mendekati Ma Ri. "Biarkan aku bertanya satu hal padamu!". Apakah KAU yang mengubah Shi Woo menjadi vampir? Apakah KAU yang memberikan darah untuk Shi Woo? KENAPA????, bentak Jae Min.
"Karena aku tidak bisa membiarkannya mati", sahut Ma Ri cepat. Manusia yang digigit vampir akan mati jika tidak diminumkan darah vampir, jelas Ma Ri lagi.
Jae Min berkata ia melihat catatan di buku vampir bahwa vampir bisa menghidupkan menjadi manusia kembali atau mengubahnya menjadi vampir.
Ma Ri terkejut mendengar ucapan Jae Min. Sepertinya ia baru tahu tentang itu. Ia menundukkan kepalanya, merasa bersalah.
"Gadis vampir! Apa maksudmu mengubah sahabatku menjadi monster sepertimu?". Ma Ri tidak bisa menjawab. Air mata menggenang di matanya. Ma Ri berbalik akan pergi, tapi Jae Min menarik tangan Ma Ri, memaksa Ma Ri untuk tetap berdiri di depannya. Jae Min berkata jika itu adalah dirinya, ia lebih baik mati daripada berubah menjadi vampir. Karena tidak sedetikpun dalam benaknya terbersit untuk melanjutkan hidupnya sebagai vampir.
Ma Ri menangis bertanya apa kesalahan mereka (vampir maksudnya).
Jae Min tidak mengerti mengapa vampir seperti Ma Ri hidup bersama manusia padahal mereka masih hidup dengan menghisap darah manusia.
"Kami hanya meminum darah binatang yang kalian bunuh untuk dimakan!", sahut Ma Ri. Bukankah manusia membunuh binatang secara bebas untuk dimakan? Bukankah manusia juga memberikan status dan membeda-bedakan perlakukan mereka sesuai dengan statusnya itu? "Kalian menyakiti mereka dan menginjak-injak mereka, bukan?". Jae Min tertegun mendengar ucapan Ma Ri. "Kami tidak menyakiti siapa pun dengan sembarangan", tambah Ma Ri. Wajah Jae Min yang tadinya marah mulai melembut.
Ma Ri menerka Jae Min pasti tidak bisa mengingat pertama kali ia melihat sinar matahari. "Tapi aku mengingatnya".
===Flashback===
Ibu membuka pintu kamar Ma Ri kecil, mengajaknya keluar. Ma Ri kecil yang digendong oleh ibunya baru pertama kali bisa melihat sinar matahari. Ma Ri dan ibu terlihat sangat gembira, mereka tertawa bersama.
Terdengar narasi Ma Ri yang mengatakan menjadi anggota keluarga vampir membuatnya sangat mengingat pertama kali melihat cerahnya dunia. Oleh sebab itulah ia selalu merasa beryukur bisa merasakan hidup.
===Flashback end===
Setiap hari ia mensyukuri itu. Ia tidak pernah memiliki keinginan menjadi manusia. Tetapi setelah bertemu dengan Jae Min, ia merasa semakin berat hidup di dalam keluarga vampir. "Aku tidak menyukai diriku lagi".
Ma Ri mulai menangis. Jae Min mengeratkan pegangannya seperti akan menarik Ma Ri ke dalam pelukannya. Ma Ri menarik tangannya dari pegangan tangan Jae Min, "Itulah sebabnya aku menahannya dan kecewa padamu". Lalu Ma Ri pergi meninggalkan Jae Min sendirian.
Jae Min hanya bisa menatap kepergian Ma Ri. Ia menunduk, terlihat kecewa, tidak tahu kecewa pada dirinya sendiri ataukah pada Ma Ri.
--
Shi Woo duduk melamun di kamar Ma Ri. Dari luar Ma Ri memanggil Shi Woo dan Shi Woo mempersilahkannya masuk. Ma Ri membawakan semangkuk darah dan semangkuk obat untuk Shi Woo. Shi Woo menatap dua mangkuk itu dan kemudian melihat ke arah Ma Ri. Ma Ri menundukkan kepalanya, sepertinya ia merasa bersalah sudah mengubah Shi Woo menjadi vampir.
"Kenapa kau memberikan darahmu padaku?", tanya Shi Woo.
"Aku hanya berpikir bahwa aku harus menjaga orang ini tetap hidup".
Shi Woo memandang lama. Lalu ia mengucapkan terima kasih karena Ma Ri menjaganya tetap hidup.
"Apa kau benar-benar berpikir seperti itu? Tidak menyalahkanku?"
Shi Woo masih memandang Ma Ri lama. Lalu ia tersenyum dan mengalihkan pembicaraan, "Haruskah aku mencoba ini?". Shi Woo mengambil mangkuk yang berisi darah dan mendekatkan ke mulutnya. Sebelum meminum darah itu, ia memandang Ma Ri, berkata dalam hati bahwa ia merasa nyaman bisa sama dengan Ma Ri, paling tidak untuk saat ini.
--
Shi Woo sepertinya pergi menemui ayah Ma Ri di kedai daging milik ayah Ma Ri. Ayah berkata seorang vampir yang mengkonsumsi darah manusia, tidak akan mampu melihat sinar matahari. Mereka berhenti mengkonsumsi darah manusia dan meminum ramuan herbal misterius sehingga mereka mampu bertahan di bawah sinar matahari, karena itulah mereka dapat memulai kehidupan yang baru sebagai keluarga vampir.
Shi Woo bertanya apakah ia juga harus meminum obat itu untuk bertahan di bawah sinar matahari.
Ayah Ma Ri membenarkan. Ia yakin Shi Woo akan dapat beradaptasi dengan rasa obat itu jika sudah terbiasa mengkonsumsi darah hewan. Shi Woo menganggukkan kepalanya.
--
Kegaduhan terjadi di istana. Raja baru menyadari bahwa ratu telah menghilang. Tidak ada yang tahu dimana keberadaan ratu. Para kasim memohon maaf, mereka mengaku bersalah dan bersedia dihukum mati.
Raja memerintahkan untuk segera mengirimkan tentara untuk menemukan ratu saat itu juga.
Kepala tentara menemui ayah Jae Min, melaporkan bahwa ia telah mengirimkan tentara ke seluruh propinsi, namun ratu belum juga ditemukan. Ayah Jae Min merasa apa pun yang mereka lakukan, menyebarkan informasi ataupun menempelkan poster, tidak ada gunanya.
Kepala tentara memberi saran agar mereka menghentikan operasi pembasmian vampir untuk sementara waktu. Pemimpin vampir tidak menunjukkan dirinya di Gua Choam, tempat pasukan darah perak mengintai. Namun, sebuah bukti ditemukan di gua yaitu sebuah pisau daging. Menurut kepala tentara itu, akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk menemukan siapa pemilik pisau itu secara diam-diam karena mereka hanya mengandalkan gambar yang ada di gagang pisau itu.
Kembali ke kedai daging ayah Ma Ri, Shi Woo masih ada di sana. Ia melihat jika vampir klan Won Sang Gu menggunakan pisau ayah Ma Ri sebagai umpan untuk memikat Ma Ri, maka pasti ada rencana jahat yang lain.
"Gadis bangsawan yang mengirimkan surat, kau bilang kau mengenalnya, bukan?", tanya ayah Ma Ri pada Shi Woo. Shi Woo terdiam. Ayah Ma Ri yakin ini ada kaitannya dengan Hwasawon.
Shi Woo terkejut, apa yang dimaksud ayah Ma Ri dengan Hwasawon.
--
Jae Min berada di gubuk pemburu di hutan, sendirian. Ia sedang memperhatikan pelindung perak. Ia mengingat ucapan Ah Ra yang mengatakan bahwa ia memberikan pelindung perak pada Won Sang Gu di Hwasawon. Menurut Ah Ra, wanita itu adalah pemimpin vampir.
Jae Min mendengus sinis. Tidak percaya dan tidak peduli dengan ucapan Ah Ra. Lalu ia melemparkan pelindung perak itu ke dalam kotaknya lagi.
Jae Min terlihat marah. Ia mengingat kejadian di depan gua beberapa malam yang lalu, ketika Shi Woo memperlihatkan perubahan dirinya menjadi vampir. Lalu ia mengingat ucapan Ma Ri yang pada awalnya tidak ingin menjadi manusia, tetapi setelah bertemu dengan Jae Min, ia merasa berat hidup sebagai vampir dan ia juga tidak menyukai dirinya lagi. Oleh sebab itu ia bertahan dan merasa kecewa pada Jae Min, sebelum pergi meninggalkan Jae Min sendirian di tempat biasa mereka bertemu.
Jae Min memejamkan matanya.
--
Ma Ri sedang berjalan sendirian, tiba-tiba Ah Ra berdiri di depannya. "Apa yang membawamu ke sini?", tanya Ma Ri.
Ah Ra menjawab ia hanya ingin meyakinkan dirinya apa sebenarnya Ma Ri itu. Ia mengakui ia yang mengirimkan surat yang meminta Ma Ri pergi ke gua Choam.
Ma Ri berkata ia tidak tahu alasan Ah Ra melakukan itu, tapi ia minta Ah Ra mengembalikan pisau ayahnya.
Ah Ra terkejut. Ia tidak tahu tentang hal itu. Tapi menurutnya, sepertinya Won Sang Gu dari Hwasawon memiliki dendam dengan keluarga Ma Ri dan Ma Ri harus berhati-hati dengan wanita itu. "Orang-orang di Hwasawon lebih mengerikan daripada yang kau bayangkan".
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku?".
Ah Ra tersenyum tipis. Ia meminta agar Ma Ri mau memaafkannya. Dulu ia membenci Ma Ri, dan ia belum pernah merasakan kebencian pada siapa pun sebelumnya. Lebih-lebih karena Ma Ri hanyalah seorang tukang daging rendahan. Berkali-kali ia merasa kurang dan lebih rendah daripada Ma Ri. Bagi Ma Ri mungkin ini hanya masalah sederhana, masalah hati seorang pria, tapi bagi dirinya, ia merasa Ma Ri telah mengambil segalanya darinya.
"Agasshi...".
Ah Ra merasa jika ia kehilangan kesempatan menikah dengan Jae Min maka ia tidak dapat melanjutkan lagi hidupnya. Bahkan di saat terakhir ia ingin mengakhiri hidupnya pun, ia masih berpikir bagaimana cara menghancurkan Ma Ri. "Ini sungguh menakutkan. Saat ini aku ingin kembali pada hidupku yang sebelumnya", tekad Ah Ra.
Setelah Ah Ra pergi, Ma Ri masih memikirkan ucapan Ah Ra.
--
Won Sang Gu melihat ke dalam mata burung gagaknya. Ia melihat Jae Hee berjalan berdua dengan Lady Yangpyong. Ia melihat Jae Hee membungkukkan badannya pada Lady Yangpyong sebelum ia pergi.
Won Sang Gu terlihat marah. Ia terlihat menunggu Jae Hee..
Jae Hee datang, memberi hormat pada Won Sang Gu. Melaporkan bahwa ia telah membawa ratu ke ruang rahasia.
"Jae Hee-ya! Diantara pelayan kediaman Menteri Pertahanan Jung Nyung Gwon, ada seorang pengasuh yang bernama Yang Pyong. Bunuh perempuan itu!", perintah Won Sang Gu.
Jae Hee menelan ludahnya. Ia memberanikan diri bertanya apa alasan Won Sang Gu memerintahnya melakukan itu.
Won Sang Gu terlihat marah. Sejak kapan Jae He mulai bertanya alasannya. Lalu ia berjalan, mendekati Jae Hee. Ia melihat ke dalam mata Jae Hee dan berkata energi dingin yang ada di dalam mata Jae Hee mulai menghilang akhir-akhir ini.
Jae Hee mengalihkan pandangan matanya ke arah yang lain.
--
Won Sang Gu datang menemui ratu. Ia sangat sopan, bahkan memberikan hormat yang dalam untuk ratu.
Ratu menahan marah, bertanya siapa sebenarnya Won Sang Gu dan kenapa mereka membawanya ke sana.
Won Sang Gu tidak menjawab pertanyaan ratu. Tapi ia berjanji akan segera mengembalikan ratu ke istana, jadi sebaiknya ratu beristirahat saja sekarang.
"Jika kau menyakiti bayiku yang belum lahir, aku tidak akan memaafkanmu bahkan dalam kematianku", ancam ratu.
"Untuk apa aku menyakiti bayimu? Bahkan kami hanya ingin menjadikanmu bagian dari keluarga kami". Ratu tidak mengerti ucapan Won Sang Gu. Won Sang Gu meneruskan, tempat itu penuh dengan orang yang hanya menginginkan darah ratu jadi ia berjanji akan membawakan seseorang yang akan membantu ratu melahirkan. "Berharaplah anda akan melahirkan pewaris tahta kerajaan".
--
Ah Ra berjalan sendirian. Dua orang pria menghadangnya. Mereka berkata mereka akan mengantarkan Ah Ra ke Hwasawon.
Ah Ra mundur ketakutan. "Aku tidak akan pergi ke sana lagi".
Mereka memaksa akan mengantarkan Ah Ra ke sana. Tiba-tiba Ma Ri datang dan langsung menyerang mereka. "Agasshi! larilah!"
"Bukankah kau anggota keluarga vampir?", tanya salah satu dari pria itu dan kemudian kembali menyerang Ma Ri. Ma Ri melawan mereka dengan serulingnya. Lalu ia kembali meminta Ah Ra untuk segera pergi.
Ah Ra masih ragu. Ma Ri berkata Ah Ra adalah tunangannya Jae Min jadi ia meminta Ah Ra melindungi tempatnya di sisi Jae Min. "Aku datang hanya untuk mengatakan itu".
Ma Ri kembali bertarung dengan kedua vampir itu. Ah Ra memutuskan untuk melarikan diri. Sampai akhirnya Ma Ri kalah dari kedua vampir itu.
--
Jae Hee datang ke kediaman Menteri Pertahanan. Ia langsung masuk ke kamar Lady Yangpyong. Lady Yangpyong sedikit terkejut tapi ia tersenyum pada Jae Hee. Tanpa babibu, Jae Hee langsung mengeluarkan pedangnya dan menghunus ke leher Lady Yangpyong.
"Kau harus mati!". Lady Yangpyong diam tidak menjawab. "Kenapa? Kenapa kau tidak takut?"
Lady Yangpyong berkata dari pertama kali ia bertemu Jae Hee, ia melihat kebaikan di dalam mata Jae Hee. Seseorang seperti Jae Hee tidak akan menyakitinya.
"Aku... memandang rendah semua manusia", ucap Jae Hee lagi.
--
Ah Ra berlari di sepanjang jalan. Sesekali menoleh ke belakang. Tiba-tiba ia berhenti, merasa tidak boleh seperti ini.
Bersambung...
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 9 Part 2]
All images credit : KBS2
Post a Comment