[Sinopsis Orange Marmalade Episode 2 Part 2]
Kdramastory - Ma Ri duduk di depan rumahnya sambil bermain gitar, sendirian, mengingat kembali saat pertama bertemu dengan Jae Min dan insiden di kereta beberapa hari yang lalu.
"Setiap saat... kenapa harus selalu kamu?", gumam Ma Ri dalam hati. Lalu ia mengingat ketika Jae Min melakukan hal yang sama seperti yang pernah ia lakukan pada Jae Min di dalam kereta. "Jung Jae Min... kenapa harus selalu kamu?", gumam Ma Ri lagi dalam hati.
--
Shi Hoo keluar dari kamar Joseph (Shi Hoo tinggal di rumah Ma Ri). Di atas bufet, ia melihat buku musik Ma Ri dan membukanya. Shi Hoo bersenandung mengikuti not yang dituliskan Ma Ri. Sampai di halaman terakhir, Shi Hoo melihat post-it yang berisikan pesan dari Jae Min. Jae Min mengajak Ma Ri bergabung untuk membentuk band sekolah.
Wajah Shi Hoo berubah kesal. "Omong kosong apa ini!". Shi Hoo meremas post-it itu dan meletakkan kembali buku Ma Ri di atas bufet. Sementara itu, terdengar suara hati Ma Ri yang bingung melihat perubahan yang terjadi pada dirinya.
Shi Hoo yang sudah berjalan beberapa langkah dan tiba-tiba berhenti. Ia menghela nafasnya, terlihat menyesali sikapnya, dan kembali ke dekat bufet. Ia merapikan post-it itu dan menempelkankan kembali post it itu di halaman terakhir buku Ma Ri.
--
Sementara itu di tempat yang lain, Jae Min terlihat sedang bermain basket, sendirian. Terdengar lagi suara Ma Ri yang mengatakan bahwa Jae Min adalah orang yang memiliki darah yang manis, Jae Min memiliki darah yang sulit untuk ditolak. "Sebagai vampir, berada didekatmu benar-benar berbahaya. Kenapa harus kamu?", gumam Ma Ri yang masih saja melamun sambil memainkan gitarnya perlahan.
Kembali ke tempat Jae Min, Jae Min terlihat menghela nafasnya. Sama-sama galau seperti Ma Ri.
--
Keesokan paginya, keluarga Ma Ri dan Shi Hoo minus Ma Ri sarapan versi vampir di meja makan. Ma Ri keluar dari kamarnya dan terlihat terburu-buru. Ia menolak sarapan yang sudah disiapkan oleh ibunya dan langsung berangkat sekolah. Melihat Ma Ri sudah berangkat, Shi Hoo yang tadinya minum 'darah' pakai sedotan, langsung cepat-cepat minum dari gelas sekali glek.
Shi Hoo berjalan cepat menyusul Ma Ri. Ma Ri menghentikan langkahnya dan meminta Shi Hoo untuk tidak berbicara dengannya di sekolah.
"Apa?", Shi Hoo terkejut mendengar permintaan Ma Ri.
Ma Ri menegaskan kembali bahwa ia tidak ingin terlihat aneh didepan teman-temannya dan ia juga ingin Shi Hoo mengambil kereta yang berbeda dengannya. Shi Hoo tidak terima dengan ucapan Ma Ri. Waktu kecil dulu, Ma Ri tidak seperti ini, tapi sekarang Ma Ri sangat mengesalkan. "Kau mengatakan apa yang kau inginkan!".
Ma Ri tidak bermaksud seperti itu. Ia hanya tidak ingin teman-temanya berpikir aneh tentang dirinya.
Shi Hoo bertambah kesal. Apakah menurut Ma Ri, ia tinggal di rumah Ma Ri karena ia menginginkannya? "Vampir seperti kita perlu...." Ma Ri langsung menutup mulut Shi Hoo dan melihat ke sekitarnya, khawatir ada yang mendengar ucapan Shi Hoo.
Shi Hoo menepis tangan Ma Ri. "Apa kau tidak lelah seperti ini terus? Terus berhati-hati terhadap manusia?". Vampir hanya bisa hidup 150 tahun, menurut Shi Hoo Ma Ri hidup terlalu berhati-hati.
Ma Ri tidak mau dianggap seperti itu oleh Shi Hoo. Baginya, Shi Hoo yang bersalah. Shi Hoo melakukan interview yang tidak berguna, bahkan ia memamerkan kemampuannya dengan mengiriskan tangannya di depan tv. Apa Shi Hoo sudah gila? Jika manusia mengetahui rahasia mereka, maka akan semakin berbahaya bagi mereka. "Tidakkah kau berpikir kebaikanmu ketika melakukan hal itu?"
"Sekarang aku dalam daftar blacklist. Apa kau senang?", marah Shi Hoo. Shi memberitahukan Ma Ri bahwa VCS sudah memperingatkannya, jika ia melakukan kesalahan lagi maka ia akan mendapatkan hukuman An Chi.
Ma Ri agak terkejut. Shi Hoo menambahkan bahwa ia hanya ingin bersikap jujur.
Ma Ri masih menyalahkan Shi Hoo. Karena tindakan Shi Hoo itu, semua vampir harus melarikan diri dan bersembunyi...
Shi Hoo merasa bahwa itu terjadi bukan karena kesalahannya. Mereka sendiri yang hidup dalam kebohongan, makanya mereka menjadi sangat waspada. Shi Hoo mengatakan ini sambil mengelus kepala Ma Ri.
Ma Ri terdiam sesaat. Lalu ia mengatakan bahwa ia ingin Shi tahu, apa pun yang terjadi, ia hanya ingin bisa lulus dari sekolahnya yang sekarang. "Aku lelah terus berpindah sekolah".
"Bukan karena si brengsek Jung Jae Min itu?", sindir Shi Hoo. Ma Ri terkejut. "Si brengsek itu... kelihatannya dia menyukaimu".
"Jangan mengada-ada!", marah Ma Ri dan akan pergi meninggalkan Shi Hoo.
"Si brengsek itu... kelihatannya dia tidak bisa dipercaya!" teriak Shi Hoo. Ma Ri berbalik menghadap Shi Hoo. "Tidakkah kau berpikir seperti itu?", tegas Shi Hoo lagi.
"Mengatakan dia tidak bisa dipercaya... bukankah itu cara lain mengatakan bahwa dia tampan?", sindir Ma Ri.
Shi Hoo menghela nafasnya kesal dan berjalan dengan cepat ke arah Ma Ri. Dengan kesal ia mengatakan orang-orang brengsek seperti itu adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Jung Jae Min, begitu ia mengetahui siapa sebenarnya Ma Ri, dengan segera ia pasti akan meninggalkan Ma Ri.
"Aku tahu", jawab Ma Ri cepat. "Jadi bisakah kau menutup mulutmu!".
Melihat Ma Ri marah, Shi Hoo makin panas. Ia mengatakan apakah sebaiknya ia buka saja identitas Ma Ri yang sebenarnya. "Tidakkah kau ingin tahu bagaimana ekspresinya nanti?"
"Aku bilang berhenti!", ucap Ma Ri marah.
"Reaksi yang bagus. Melihat kau seperti ini aku malah ingin meneruskan dan melihat apa yang akan terjadi", ucap Shi Hoo kesal.
"Jangan berani!", ancam Ma Ri marah.
Shi Hoo memandang Ma Ri sesaat. Lalu ia mendorong lembut kepala Ma Ri dengan jari telunjuknya, "Tenanglah!". Lalu ia pergi meninggalkan Ma Ri. Ma Ri hanya bisa menghela nafas, kesal pada Shi Hoo.
--
Di dalam kelas, guru matematika sedang menerangkan pelajaran, ada yang serius mendengarkan, ada juga yang main-main. Ma ri yang duduk di pojok barisan belakang, melihat punggung Jae Min, lamaaa...
Jae Min merasakan Ma Ri melihat ke arahnya dan menoleh ke belakang. Ma Ri menundukkan kepalanya. Sekarang gantian Jae Min yang memandang Ma Ri lama. Ah Ra yang duduk di meja sebelah Jae Min mengikuti arah pandangan Jae Min. Sementara Shi Hoo yang duduk di barisan yang lain, melihat kesal ke arah Jae Min sedang memandangi Ma Ri. Jae Min sama sekali tidak menyadari bahwa Ah Ra dan Shi Hoo memperhatikannya. Begitu juga dengan Ma Ri.
Kemudian Jae Min mengalihkan pandangannya dari Ma Ri dan kembali fokus pada pelajaran. Terlihat wajah jutek Shi Hoo yang melihat marah pada Jae Min. (Cute...)
Setelah Jae Min tidak melihat ke arahnya, sekarang Ma Ri kembali memandang Jae Min. Shi Hoo memperhatikan Ma Ri yang masih saja melihat ke arah Jae Min.
--
Shi Hoo duduk di atas atap sekolah, sepertinya Shi Hoo membolos kelas karena tidak ada satu pun siswa yang lain ada di luar. Ia memperhatikan jam yang ada di tangannya.
-- Flashback --
Shi Hoo kecil menghadiri upacara pernikahan guru Yoon Jae dengan ibu Jae Min. Shi Hoo memanggil guru Yoon Jae dengan sebutan paman. Ia mengucapkan selamat pada paman dan istrinya yang terlihat bahagia. Ketika ia meninggalkan upacara pernikahan itu, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang dibajunya ada badge nama 'Jung Jae Min'.
Jae Min duduk di taman dan memainkan gitar yang dibawanya. Shi Hoo mendekati Jae Min dan duduk di bangku di depan Jae Min. Lalu ia ikut bermain gitar bersama Jae Min. Beberapa saat kemudian Jae Min bertanya apakah Shi Hoo mau mendengarakan sebuah rahasia yang menakutkan. Shi Hoo memandang Jae Min, tertarik. "Hari ini ibuku menikah dengan seorang vampir".
Shi Hoo terlihat sedikit gugup. "Vampir-vampir ini... seharusnya pergi dan mati", sambung Jae Min lagi dengan nada marah. Lalu Jae Min mengambil tasnya dan berdiri dari bangku taman. Ia bergegas pergi. Shi Hoo memanggil Jae Min, memberitahukannya bahwa gitarnya ketinggalan.
Tanpa menoleh, Jae Min berkata, "Kau simpan saja. Atau buang saja!".
Shi Hoo membuka tas gitar Jae Min dan melihat foto Jae Min berdua dengan ibunya.
-- Flashback end --
Shi Hoo masih merenung di atas atap.
Di dalam gedung olah raga, Jae Min bermain basket dengan teman-temannya. Jae Min terlihat jago main basket. Beberapa anak perempuan memanggil-manggil nama Jae Min. Jae Min berhasil memasukkan bola dalam keranjang dan merayakannya dengan teman sebangkunya (belum tahu namanya juga). Para fans makin berteriak memanggil-manggil nama Jae Min.
Bola menggelinding sampai ke depan pintu masuk, pas kebetulan Shi Hoo masuk dan ia mengambil bola itu. Shi Hoo mendrible beberapa kali sambil memandang marah pada Jae Min. Jae Min menyadari Shi Hoo tidak menyukainya, dan menghela nafasnya.
Sekarang Shi Hoo dan Jae Min berhadap-hadapan. Sambil mendribble bola, Shi Hoo bertanya apakah Jae Min yakin bahwa ia adalah juara di sekolahnya? Karena sepertinya ingatan Jae Min tidak begitu baik.
Jae Min agak terkecoh dengan ucapan Shi Hoo dan Shi Ho berhasil lepas dari penjagaannya. Shi Hoo berhasil mengoper bola pada teman yang lain.
Shi Hoo dan Jae Min saling berhadapan lagi. "Kau tidak terlihat baik bersamanya", ucap Shi Hoo lagi.
"Apa?", tanya Jae Min tidak mengerti. Matanya masih meperhatikan arah bola.
"Kau tidak terlihat baik bersama Baek Ma Ri!", ulang Shi Hoo.
Dengan marah dan sedikit mendorong bahu Shi Hoo, Jae Min mengertakkan giginya, meminta Shi Hoo untuk tidak perlu bersikap sebagai temannya, seolah-olah Shi Hoo akan membantunya atau apa.
"Anak-anak dengan otak yang bagus seperti kalian tidak akan berhasil", ucap Shi Hoo, balas mendorong Jae Min. "Karena kalian hanya menerima apa yang sudah diberikan pada kalian. Kalian tidak pernah bertanya tentang dunia".
"Apa yang sedang kau bicarakan?", tanya Jae Min marah.
"Baek Ma Ri", jawab Shi Hoo. Menurut Shi Hoo, orang yang memiliki otak seperti Jae Min tidak akan bisa mengerti Ma Ri. Bagaimana bisa Jae Min menyukai Ma Ri? "Apa yang kau tahu tentang Ma Ri?", teriak Shi Hoo marah.
Jae Min berhasil mendapatkan bola dan memasukkan ke dalam keranjang. Shi Hoo terjatuh di atas lapangan, tersenggol Jae Min ketika Jae Min memasukkan bola ke dalam keranjang. Ia memandang marah pada Jae Min. Jae Min tidak peduli, tersenyum penuh kemenangan dan tos dengan teman se teamnya. (Ternyata dugaan saya di preview kemarin salah, Jae Min yang lebih jago... Terlalu mengidolakan Shi Hoo sih...:-P).
Jae Min memandang ke arah Shi Hoo sesaat, lalu ia berpaling, melambaikan tangannya pada para cewek-cewek yang meneriakkan namanya.
Setelah Jae Min pergi, Shi Hoo melampiaskan kemarahannya pada bola basket. Ia menendang bola basket yang ada di depannya sampai mengenai salah seorang teman yang berdiri di depannya.
--
Shi Hoo sedang bermain gitar di kamarnya. Tidak jauh di depannya, Joseph sedang bermain dengan mobil-mobilannya. Shi Hoo yang ternyata masih menyimpan gitar dan foto milik Jae Min, memandang foto Jae Min dan ibunya lagi sambil bergumam, "Apakah kau tahu, Baek Ma Ri? Apa bagusnya menyukai seorang manusia".
Joseph melihat aneh pada Shi Hoo yang bergumam sendirian. "Benar bukan, Joseph?". Joseph menganggukkan kepalanya dan mendekati Shi Hoo. Joseph menarik-narik tangan Shi Hoo. "Keluar?", tanya Shi Hoo.
Lalu terlihat Shi Hoo menemani Joseph keluar rumah.
--
Jae Min berdiri di depan cafe tempat Ma Ri bernyanyi. Karena letak cafe agak tinggi dari jalan, Jae Min menjinjitkan kakinya, mencoba melihat ke dalam, apakah Ma Ri ada di sana. Sesaat kemudian ia menghela nafasnya. Mengurungkan niat menemui Ma Ri dan beranjak pergi. Tiba-tiba ia mendengar suara Ma Ri berbicara di telpon.
"Jadi, kau belum menemukan Joseph?", tanya Ma Ri pada seseorang di ujung telpon. Ma Ri keluar terburu-buru dari cafe. "Di tengah malam begini? Baiklah". Ma Ri menutup telponnya dan menuruni tangga dengan cepat.
Ma Ri terkejut melihat Jae Min ada di depan cafe. "Siapa Joseph?", tanya Jae Min.
"Adikku", jawab Ma Ri singkat.
Jae Min menanyakan apakah Ma Ri kehilangan adiknya. Ma Ri membenarkan tetapi ia tidak bisa berbicara lebih lama karena ia harus segera pergi. Jae Min menahan tangan Ma Ri. Ia memeriksa telpon Ma Ri dan melihat foto Ma Ri dan Joseph di sana. "Imut juga. Dimana kau kehilanagn dia?", tanya Jae Min.
"Taman Woosuk". Ma Ri meminta Jae Min segera mengembalikan hpnya karena ia harus segera pergi. Jae Min meminta Ma Ri menunggu sebentar, ia mengirim foto itu ke hpnya. Dan kemudian melalui hpnya sendiri, Jae Min membroadcast berita hilangnya Joseph ke pengguna 'MessageMe', sepertinya forum sosial gitu. Di pesannya itu, Jae Min menuliskan, jika mereka melihat Joseph, mereka dapat menghubunginya.
--
Di taman, Shi Hoo terlihat panik mencari Joseph. Shi Hoo juga mendapatkan pesan broadcast dari Jae Min. Tidak lama kemudian ayah dan ibu Ma Ri datang. Ibu Ma Ri bisa merasakan bahwa Joseph tidak ada di taman yang sedang mereka cari. Shi Hoo meminta maaf karena ia belum juga menemukan Joseph, dan ini adalah salahnya. Wajah Shi Hoo terlihat bahwa ia merasa sangat bersalah pada orangtua Ma Ri.
Orangtua Ma Ri juga terlihat khawatir karena Joseph belum bisa berbicara. Oleh sebab itu mereka harus segera menemukannya. Shi Hoo memandang tidak mengerti pada orangtua Ma Ri.
"Apa kau tidak tahu?", tanya ayah Ma Ri. Ayah Ma Ri menjelaskan bahwa vampir muda yang belum bisa bicara seperti Joseph, belum mampu mengontrol insting vampir mereka, oleh sebab itulah vampir muda tidak boleh dibiarkan sendirian berada di lingkungan manusia.
Shi Hoo hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menghela nafasnya, merasa semakin bersalah.
Pesan yang dikirim oleh Jae Min sampai pada Ah Ra yang sedang berada di ruang kelas, sepertinya Ah Ra mengikuti les atau semacam itu. Dan juga sampai pada teman-temannya yang lain. Lalu mereka menforward pada yang lainnya.
Salah seorang di dalam forum mengatakan bahwa taman yang dimaksud mungkin bukan Woosuk Park. Mungkin taman bermain yang ada di dekat apartemen Yojae.
Ma Ri sedang berlari di jalan, ketika tiba-tiba Jae Min menelponnya dan menyuruhnya untuk pergi ke taman di dekat apartemen Yojae karena ada seseorang melihat Joseph di sana. Ma Ri menutup telponnya dan berbalik menuju tempat yang diberitahukan oleh Jae Min.
Jae Min tiba lebih dulu di taman dan memanggil-manggil Joseph. Akhirnya ia menemukan seorang anak kecil yang duduk di ujung perosotan. Jae Min menyapa Joseph. Joseph hanya diam saja melihat Jae Min. Jae Min merentangkan tangannya, dan berkata, "Ke sini. Hyung...". Suara Jae Min terputus, lalu ia mengatakan bahwa ia adalah teman kakaknya Joseph. Joseph hanya diam saja. Mata berkedip melihat Jae Min.
Jae Min tertawa melihat tingkah Joseph. Menurutnya Joseph mirip sekali dengan kakaknya, sama-sama cepat marah. Jae Min merentangkan kembali tangannya dan mengatakan bahwa ia akan membawa Joseph pulang.
Joseph dengan cepat berlari ke pelukan Jae Min... (Omo... Sy sgt terkejut disini... wajah Joseph dari imut berubah agak seram dan ada gigi taring kecil muncul) Jae Min yang tidak tahu apa-apa menepuk-nepuk punggung Joseph dengan sayang, padahal Joseph sudah keluar taringnya, siap-siap menancapkan giginya di leher Jae Min.
Untungnya Ma Ri datang pada waktu yang tepat. Dengan sekuat tenaga ia menarik Joseph, sementara Joseph memeluk leher Jae Min dengan sangat kuat. Ma Ri berhasil menarik Joseph dan menggendongnya. "Baek Ma Ri", ucap Jae Min yang heran melihat sikap Ma Ri yang menarik Joseph dengan kasar darinya.
Ma Ri tidak mengatakan apa pun dan bergegas pergi. Jae Min hanya menghela nafas melihat Ma Ri yang berlari menjauh darinya, "Kau melarikan diri lagi dariku?", gumam Jae Min kecewa.
Jae Min akan pergi dari taman, namun ia mengurungkan niatnya. Ia memandang ke arah perginya Ma Ri dan berpikir mengapa Ma Ri melihatnya seperti itu. "Apa aku ini pembunuh berantai atau apa?". Jae Min menghela nafasnya lagi dengan keras, lalu pergi meninggalkan taman.
Ma Ri masih berlari sambil menggendong Joseph. Ia melihat sebuah kursi dan menurunkan Joseph di sana. Ma Ri jongkok didepan Joseph, "Kau tidak boleh melakukan itu pada manusia. Kau mengerti?", tegas Ma Ri pada Joseph. Joseph diam saja. "Kau tidak boleh menggigit mereka! Apa kau mengerti", teriak Ma Ri pada Joseph.
Joseph menangis sesunggukkan karena dimarahi Ma Ri. "Jangan pernah sekali pun kau melakukan itu pada manusia! Kita... sama sekali tidak boleh melakukan itu!", teriak Ma Ri lagi. Ma Ri terdiam, tapi sesaat kemudian, Ma Ri jadi ikut menangis bersama Joseph.
Tiba-tiba ibu menelpon. Ma Ri berdiri dan duduk di samping Joseph, menjawab telpon dari ibunya. Ia memberitahukan bahwa ia sudah menemukan Joseph. Ibu bertanya dimana mereka. Ma Ri tidak sanggup menjawab. Ibu kembali memanggil Ma Ri dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Ma Ri tidak sanggup menjawab dan hanya menangis. Ibu semakin khawatir dan terus memanggil Ma Ri. Sambil menangis, Ma Ri menutup telponnya.
Ma Ri menangis lebih keras dan kemudian memeluk adiknya.
--
Keesokan paginya, di sekolah, seluruh murid membicarakan Ma Ri. Mereka menggosipkan ternyata tipe gadis seperti Ma Ri lah yang dipilih oleh Jung Jae Min. Demi gadis seperti Ma Ri, Jae Min mau mengirimkan pesan ke semua orang untuk membantu mencarikan adik Ma Ri yang hilang.
"Dia gadis yang tidak punya sopan santun", komentar salah satu dari mareka. Dan itu didengar jelas oleh Ma Ri.
Tidak sengaja didepan pintu kelas, Ma Ri berpapasan dengan Jae Min. Mereka berpandangan sejenak tetapi tidak saling mengatakan apa pun. Teman sebangku Jae Min heran melihat mereka berdua dan bertanya ada apa. Jae Min tidak menjawab dan melengos pergi. Jae Min terlihat marah karena sikap Ma Ri semalam di taman.
Ma Ri hanya bisa diam melihat Jae Min pergi, wajahnya terlihat sedikit kecewa. Lalu ia masuk ke dalam kelas dan lagi-lagi mendengar komentar teman-teman se-geng Ah Ra yang penasaran apa sebenarnya hubungan antara Ma Ri dan Jae Min. Apakah mereka berkencan?
Salah satu dari mereka dengan suara yang jelas terdengar, mengatakan bahwa ia tidak menyukai Ma Ri, Ma Ri belum lama masuk ke sekolah mereka. Bahkan teman yang lain berkata Ma Ri itu pendiam tetapi sifatnya itu seperti rubah. 100% rubah.
Ah Ra mengingatkan teman-temannya bahwa beberapa waktu yang lalu di kelas literatur, ia pernah berkata tentang program menari. Teman-temannya bertanya apakah Ah Ra akan ikut berpartisipasi? Ah Ra tidak menjawab.
Soo Ri, teman sebangku Ma Ri, penasaran, sepertinya Jae Min dekat dengan Ma Ri. Apa kalian berkencan?, tanyanya. Ma Ri menggelengkan kepalanya. Melihat gelengan kepala Ma Ri, Soo Ri bertambah semangat. Ia nyerocos ini itu yang intinya Jae Min itu memang baik tetapi ia tidak pernah sebaik itu dan menurutnya itu sangat aneh. "Seseorang yang tidak pernah peduli pada orang lain tiba-tiba mau mengirimkan sms massal seperti itu..."
Ah Ra terlihat geram mendengar ucapan Soo Ri. Cepat-cepat ia berdiri mendekati Ma Ri, mencegah Soo Ri berkata lebih banyak pada Ma Ri. Ah Ra memberitahukan Ma Ri bahwa guru Han Yoon Jae mencarinya dan meminta Ma Ri untuk menemuinya di jam istirahat makan siang nanti.
Guru Yoon Jae tersenyum pada Ma Ri. "Jadi, anda pamannya Shi Hoo?", tanya Ma Ri gembira. "Jadi, anda juga...". Guru Yoon Jae menganggukkan kepalanya. "Senang bertemu denganmu, teman", ucap Yoon Jae sambil mengulurkan tangannya pada Ma Ri. Ma Ri menjabat tangan Yoon Jae. Lalu Yoon Jae menyuruh Ma Ri untuk makan siang karena Ma Ri pasti sudah lapar. Yoon Jae memperlihatkan dua kotak 'darah' pada Ma Ri.
Kemudian terlihat Ma Ri dan Yoon Jae makan siang bersama. Yoon Jae menceritakan tentang Jae Min pada Ma Ri. Ia merasa Jae Min akan lebih baik jika ia bermain musik lagi. Lalu Yoon Jae juga meminta Ma Ri untuk membantu Shi Hoo. Shi Hoo sudah berada di daftar blacklist, jadi jika ia berbuat kesalahan lagi maka VCS akan segera membawanya. Yoon Jae ingin agar Ma Ri juga mengajak Shi Hoo bergabung di dalam band sekolah karena ia melihat selama ini Shi Hoo tidak mempunyai teman.
"Bukankah kalian teman masa kecil?", tanya Yoon Jae.
Ma Ri mengatakan ketika kecil, Shi Hoo memang pernah tinggal di rumahnya sebentar, hanya sekitar dua hari. Lalu Ma Ri tiba-tiba teringat, bukankah ketika itu, Shi Hoo juga tidak memiliki orang tua?
Yoon Jae menghela nafasnya, "Aku pikir, sepertinya pada saat itu orang tua Shi Hoo dibawa oleh VCS". Ma Ri sangat terkejut. Yoon Jae menambahkan bahwa kakak dan kakak iparnya sama-sama mendapatkan hukuman An Chi dan mereka membutuhkan waktu 5 tahun untuk mendapatkan efek sepenuhnya.
Yoon Jae menjelaskan bahwa bagi vampir, hukuman An Chi jauh lebih buruk daripada kematian. Darah yang terakhir dikirimkan ke ruang An Chi dan mereka harus bertahan seperti mayat. (Mian.. belum begitu paham di bagian ini)
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?", tanya Ma Ri. Jawaban Yoon Jae tidak diperdengarkan. Kemudian terlihat Ma Ri keluar dari ruang guru. Ah Ra yang sepertinya memang menunggu Ma Ri, memanggil Ma Ri dan tersenyum manis.
Ah Ra dan Ma Ri berbicara di tempat yang sepi. Ah Ra mengajak Ma Ri untuk ikut klub tari bersamanya. "Aku tidak bisa menari", tolak Ma Ri halus.
"Kau bisa belajar", bujuk Ah Ra. Ah Ra mengatakan bahwa Hyun Ji sangat jago dalam hal koreografi dan ia akan mengajarkan Ma Ri dengan baik, apalagi dari postur tubuh, Ma Ri sangat cocok ikut dalam team tari.
Ma Ri mengucapkan terima kasih karena Ah Ra sudah mau mengajaknya.
"Kau tidak perlu berterima kasih padaku", ucap Ah Ra. Sudah menjadi tugasnya membantu siswa yang baru pindah.
"Benarkah?".
"Tentu saja. Kita kan teman sekelas", ucap Ah Ra lagi sambil tersenyum manis.
Ma Ri setuju dengan ucapan Ah Ra. Mereka memang teman sekelas. Tapi, daripada bergabung dengan tim tari bagaimana jika kita bergabung dengan band sekolah saja, tanya Ma Ri. Senyum manis menghilang dari wajah Ah Ra.
"Ada band yang aku tahu dan Guru Han akan mengajarkan kita. Jika kita bergabung dalam satu band, aku pikir aku benar-benar bisa menggunakan bantuanmu. Apa kau mau melakukannya? ", tanya Ma Ri. Ah Ra tersenyum kecut. Tidak diperdengarkan jawaban Ah Ra.
Ma Ri berjalan sendirian menuju ruang band. Ma Ri memukul-mukul kepalanya sendiri, merasa kesal karena mengatakan kata-kata seperti itu pada Ah Ra. Ma Ri terdiam sesaat di depan pintu ruang band.
Bersambung...
Komentar :
Di bagian awal episode 3 ini, kita melihat bagaimana sikap Shi Hoo yang meledak-ledak. Dan kita juga diberitahu tentang nasib yang dialami oleh kedua orang tua Shi Hoo. Mungkin karena dari kecil Shi Hoo tidak diasuh oleh kedua orang tuanya, maka sikap Shi Hoo jadi seperti itu, meledak-ledak dan terlihat kesepian.
Lalu kenapa Shi Hoo tidak ingin Ma Ri dekat dengan Jae Min? Sy belum tahu Shi Hoo menyukai Ma Ri atau tidak. Yang pasti ia mengkhawatirkan Ma Ri karena ia tahu persis bagaimana penilaian Jae Min pada vampir dan bagaimana reaksi Jae Min setelah mengetahui ibunya menikah dengan seorang vampir.
Memang cara Shi Hoo melarang Ma Ri salah. Seharusnya ia mengatakan dengan cara yang lebih baik. Paling tidak ia mengatakan alasan sebenarnya mengapa ia melarang Ma Ri dekat dengan Jae Min. Eh, tapi kenapa ya Shi Hoo tidak mengatakan yang sebenarnya?
Untuk hukuman An Chi, saya belum begitu paham dengan penjelasan yang dikatakan oleh guru Yoon Jae. Apa mungkin vampir dimasukkan ke dalam sebuah ruangan khusus dan hanya diberikan makanan 'darah' sekali saja dan kemudian dibiarkan sekarat dan mati dengan perlahan?
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 3 Part 2]
All images credit : KBS2
Sinopsis Orange Marmalade Episode 3 Part 1
![]() |
Credit : KBS2 |
"Setiap saat... kenapa harus selalu kamu?", gumam Ma Ri dalam hati. Lalu ia mengingat ketika Jae Min melakukan hal yang sama seperti yang pernah ia lakukan pada Jae Min di dalam kereta. "Jung Jae Min... kenapa harus selalu kamu?", gumam Ma Ri lagi dalam hati.
--
Shi Hoo keluar dari kamar Joseph (Shi Hoo tinggal di rumah Ma Ri). Di atas bufet, ia melihat buku musik Ma Ri dan membukanya. Shi Hoo bersenandung mengikuti not yang dituliskan Ma Ri. Sampai di halaman terakhir, Shi Hoo melihat post-it yang berisikan pesan dari Jae Min. Jae Min mengajak Ma Ri bergabung untuk membentuk band sekolah.
Wajah Shi Hoo berubah kesal. "Omong kosong apa ini!". Shi Hoo meremas post-it itu dan meletakkan kembali buku Ma Ri di atas bufet. Sementara itu, terdengar suara hati Ma Ri yang bingung melihat perubahan yang terjadi pada dirinya.
Shi Hoo yang sudah berjalan beberapa langkah dan tiba-tiba berhenti. Ia menghela nafasnya, terlihat menyesali sikapnya, dan kembali ke dekat bufet. Ia merapikan post-it itu dan menempelkankan kembali post it itu di halaman terakhir buku Ma Ri.
--
Sementara itu di tempat yang lain, Jae Min terlihat sedang bermain basket, sendirian. Terdengar lagi suara Ma Ri yang mengatakan bahwa Jae Min adalah orang yang memiliki darah yang manis, Jae Min memiliki darah yang sulit untuk ditolak. "Sebagai vampir, berada didekatmu benar-benar berbahaya. Kenapa harus kamu?", gumam Ma Ri yang masih saja melamun sambil memainkan gitarnya perlahan.
Kembali ke tempat Jae Min, Jae Min terlihat menghela nafasnya. Sama-sama galau seperti Ma Ri.
--
Keesokan paginya, keluarga Ma Ri dan Shi Hoo minus Ma Ri sarapan versi vampir di meja makan. Ma Ri keluar dari kamarnya dan terlihat terburu-buru. Ia menolak sarapan yang sudah disiapkan oleh ibunya dan langsung berangkat sekolah. Melihat Ma Ri sudah berangkat, Shi Hoo yang tadinya minum 'darah' pakai sedotan, langsung cepat-cepat minum dari gelas sekali glek.
Shi Hoo berjalan cepat menyusul Ma Ri. Ma Ri menghentikan langkahnya dan meminta Shi Hoo untuk tidak berbicara dengannya di sekolah.
"Apa?", Shi Hoo terkejut mendengar permintaan Ma Ri.
Ma Ri menegaskan kembali bahwa ia tidak ingin terlihat aneh didepan teman-temannya dan ia juga ingin Shi Hoo mengambil kereta yang berbeda dengannya. Shi Hoo tidak terima dengan ucapan Ma Ri. Waktu kecil dulu, Ma Ri tidak seperti ini, tapi sekarang Ma Ri sangat mengesalkan. "Kau mengatakan apa yang kau inginkan!".
Ma Ri tidak bermaksud seperti itu. Ia hanya tidak ingin teman-temanya berpikir aneh tentang dirinya.
Shi Hoo bertambah kesal. Apakah menurut Ma Ri, ia tinggal di rumah Ma Ri karena ia menginginkannya? "Vampir seperti kita perlu...." Ma Ri langsung menutup mulut Shi Hoo dan melihat ke sekitarnya, khawatir ada yang mendengar ucapan Shi Hoo.
Shi Hoo menepis tangan Ma Ri. "Apa kau tidak lelah seperti ini terus? Terus berhati-hati terhadap manusia?". Vampir hanya bisa hidup 150 tahun, menurut Shi Hoo Ma Ri hidup terlalu berhati-hati.
Ma Ri tidak mau dianggap seperti itu oleh Shi Hoo. Baginya, Shi Hoo yang bersalah. Shi Hoo melakukan interview yang tidak berguna, bahkan ia memamerkan kemampuannya dengan mengiriskan tangannya di depan tv. Apa Shi Hoo sudah gila? Jika manusia mengetahui rahasia mereka, maka akan semakin berbahaya bagi mereka. "Tidakkah kau berpikir kebaikanmu ketika melakukan hal itu?"
"Sekarang aku dalam daftar blacklist. Apa kau senang?", marah Shi Hoo. Shi memberitahukan Ma Ri bahwa VCS sudah memperingatkannya, jika ia melakukan kesalahan lagi maka ia akan mendapatkan hukuman An Chi.
Ma Ri agak terkejut. Shi Hoo menambahkan bahwa ia hanya ingin bersikap jujur.
Ma Ri masih menyalahkan Shi Hoo. Karena tindakan Shi Hoo itu, semua vampir harus melarikan diri dan bersembunyi...
Shi Hoo merasa bahwa itu terjadi bukan karena kesalahannya. Mereka sendiri yang hidup dalam kebohongan, makanya mereka menjadi sangat waspada. Shi Hoo mengatakan ini sambil mengelus kepala Ma Ri.
Ma Ri terdiam sesaat. Lalu ia mengatakan bahwa ia ingin Shi tahu, apa pun yang terjadi, ia hanya ingin bisa lulus dari sekolahnya yang sekarang. "Aku lelah terus berpindah sekolah".
"Bukan karena si brengsek Jung Jae Min itu?", sindir Shi Hoo. Ma Ri terkejut. "Si brengsek itu... kelihatannya dia menyukaimu".
"Jangan mengada-ada!", marah Ma Ri dan akan pergi meninggalkan Shi Hoo.
"Si brengsek itu... kelihatannya dia tidak bisa dipercaya!" teriak Shi Hoo. Ma Ri berbalik menghadap Shi Hoo. "Tidakkah kau berpikir seperti itu?", tegas Shi Hoo lagi.
"Mengatakan dia tidak bisa dipercaya... bukankah itu cara lain mengatakan bahwa dia tampan?", sindir Ma Ri.
Shi Hoo menghela nafasnya kesal dan berjalan dengan cepat ke arah Ma Ri. Dengan kesal ia mengatakan orang-orang brengsek seperti itu adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Jung Jae Min, begitu ia mengetahui siapa sebenarnya Ma Ri, dengan segera ia pasti akan meninggalkan Ma Ri.
"Aku tahu", jawab Ma Ri cepat. "Jadi bisakah kau menutup mulutmu!".
Melihat Ma Ri marah, Shi Hoo makin panas. Ia mengatakan apakah sebaiknya ia buka saja identitas Ma Ri yang sebenarnya. "Tidakkah kau ingin tahu bagaimana ekspresinya nanti?"
"Aku bilang berhenti!", ucap Ma Ri marah.
"Reaksi yang bagus. Melihat kau seperti ini aku malah ingin meneruskan dan melihat apa yang akan terjadi", ucap Shi Hoo kesal.
"Jangan berani!", ancam Ma Ri marah.
Shi Hoo memandang Ma Ri sesaat. Lalu ia mendorong lembut kepala Ma Ri dengan jari telunjuknya, "Tenanglah!". Lalu ia pergi meninggalkan Ma Ri. Ma Ri hanya bisa menghela nafas, kesal pada Shi Hoo.
--
Di dalam kelas, guru matematika sedang menerangkan pelajaran, ada yang serius mendengarkan, ada juga yang main-main. Ma ri yang duduk di pojok barisan belakang, melihat punggung Jae Min, lamaaa...
Jae Min merasakan Ma Ri melihat ke arahnya dan menoleh ke belakang. Ma Ri menundukkan kepalanya. Sekarang gantian Jae Min yang memandang Ma Ri lama. Ah Ra yang duduk di meja sebelah Jae Min mengikuti arah pandangan Jae Min. Sementara Shi Hoo yang duduk di barisan yang lain, melihat kesal ke arah Jae Min sedang memandangi Ma Ri. Jae Min sama sekali tidak menyadari bahwa Ah Ra dan Shi Hoo memperhatikannya. Begitu juga dengan Ma Ri.
Kemudian Jae Min mengalihkan pandangannya dari Ma Ri dan kembali fokus pada pelajaran. Terlihat wajah jutek Shi Hoo yang melihat marah pada Jae Min. (Cute...)
Setelah Jae Min tidak melihat ke arahnya, sekarang Ma Ri kembali memandang Jae Min. Shi Hoo memperhatikan Ma Ri yang masih saja melihat ke arah Jae Min.
--
Shi Hoo duduk di atas atap sekolah, sepertinya Shi Hoo membolos kelas karena tidak ada satu pun siswa yang lain ada di luar. Ia memperhatikan jam yang ada di tangannya.
-- Flashback --
Shi Hoo kecil menghadiri upacara pernikahan guru Yoon Jae dengan ibu Jae Min. Shi Hoo memanggil guru Yoon Jae dengan sebutan paman. Ia mengucapkan selamat pada paman dan istrinya yang terlihat bahagia. Ketika ia meninggalkan upacara pernikahan itu, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang dibajunya ada badge nama 'Jung Jae Min'.
Jae Min duduk di taman dan memainkan gitar yang dibawanya. Shi Hoo mendekati Jae Min dan duduk di bangku di depan Jae Min. Lalu ia ikut bermain gitar bersama Jae Min. Beberapa saat kemudian Jae Min bertanya apakah Shi Hoo mau mendengarakan sebuah rahasia yang menakutkan. Shi Hoo memandang Jae Min, tertarik. "Hari ini ibuku menikah dengan seorang vampir".
Shi Hoo terlihat sedikit gugup. "Vampir-vampir ini... seharusnya pergi dan mati", sambung Jae Min lagi dengan nada marah. Lalu Jae Min mengambil tasnya dan berdiri dari bangku taman. Ia bergegas pergi. Shi Hoo memanggil Jae Min, memberitahukannya bahwa gitarnya ketinggalan.
Tanpa menoleh, Jae Min berkata, "Kau simpan saja. Atau buang saja!".
Shi Hoo membuka tas gitar Jae Min dan melihat foto Jae Min berdua dengan ibunya.
-- Flashback end --
Shi Hoo masih merenung di atas atap.
Di dalam gedung olah raga, Jae Min bermain basket dengan teman-temannya. Jae Min terlihat jago main basket. Beberapa anak perempuan memanggil-manggil nama Jae Min. Jae Min berhasil memasukkan bola dalam keranjang dan merayakannya dengan teman sebangkunya (belum tahu namanya juga). Para fans makin berteriak memanggil-manggil nama Jae Min.
Bola menggelinding sampai ke depan pintu masuk, pas kebetulan Shi Hoo masuk dan ia mengambil bola itu. Shi Hoo mendrible beberapa kali sambil memandang marah pada Jae Min. Jae Min menyadari Shi Hoo tidak menyukainya, dan menghela nafasnya.
Sekarang Shi Hoo dan Jae Min berhadap-hadapan. Sambil mendribble bola, Shi Hoo bertanya apakah Jae Min yakin bahwa ia adalah juara di sekolahnya? Karena sepertinya ingatan Jae Min tidak begitu baik.
Jae Min agak terkecoh dengan ucapan Shi Hoo dan Shi Ho berhasil lepas dari penjagaannya. Shi Hoo berhasil mengoper bola pada teman yang lain.
Shi Hoo dan Jae Min saling berhadapan lagi. "Kau tidak terlihat baik bersamanya", ucap Shi Hoo lagi.
"Apa?", tanya Jae Min tidak mengerti. Matanya masih meperhatikan arah bola.
"Kau tidak terlihat baik bersama Baek Ma Ri!", ulang Shi Hoo.
Dengan marah dan sedikit mendorong bahu Shi Hoo, Jae Min mengertakkan giginya, meminta Shi Hoo untuk tidak perlu bersikap sebagai temannya, seolah-olah Shi Hoo akan membantunya atau apa.
"Anak-anak dengan otak yang bagus seperti kalian tidak akan berhasil", ucap Shi Hoo, balas mendorong Jae Min. "Karena kalian hanya menerima apa yang sudah diberikan pada kalian. Kalian tidak pernah bertanya tentang dunia".
"Apa yang sedang kau bicarakan?", tanya Jae Min marah.
"Baek Ma Ri", jawab Shi Hoo. Menurut Shi Hoo, orang yang memiliki otak seperti Jae Min tidak akan bisa mengerti Ma Ri. Bagaimana bisa Jae Min menyukai Ma Ri? "Apa yang kau tahu tentang Ma Ri?", teriak Shi Hoo marah.
Jae Min berhasil mendapatkan bola dan memasukkan ke dalam keranjang. Shi Hoo terjatuh di atas lapangan, tersenggol Jae Min ketika Jae Min memasukkan bola ke dalam keranjang. Ia memandang marah pada Jae Min. Jae Min tidak peduli, tersenyum penuh kemenangan dan tos dengan teman se teamnya. (Ternyata dugaan saya di preview kemarin salah, Jae Min yang lebih jago... Terlalu mengidolakan Shi Hoo sih...:-P).
Jae Min memandang ke arah Shi Hoo sesaat, lalu ia berpaling, melambaikan tangannya pada para cewek-cewek yang meneriakkan namanya.
Setelah Jae Min pergi, Shi Hoo melampiaskan kemarahannya pada bola basket. Ia menendang bola basket yang ada di depannya sampai mengenai salah seorang teman yang berdiri di depannya.
--
Shi Hoo sedang bermain gitar di kamarnya. Tidak jauh di depannya, Joseph sedang bermain dengan mobil-mobilannya. Shi Hoo yang ternyata masih menyimpan gitar dan foto milik Jae Min, memandang foto Jae Min dan ibunya lagi sambil bergumam, "Apakah kau tahu, Baek Ma Ri? Apa bagusnya menyukai seorang manusia".
Joseph melihat aneh pada Shi Hoo yang bergumam sendirian. "Benar bukan, Joseph?". Joseph menganggukkan kepalanya dan mendekati Shi Hoo. Joseph menarik-narik tangan Shi Hoo. "Keluar?", tanya Shi Hoo.
Lalu terlihat Shi Hoo menemani Joseph keluar rumah.
--
Jae Min berdiri di depan cafe tempat Ma Ri bernyanyi. Karena letak cafe agak tinggi dari jalan, Jae Min menjinjitkan kakinya, mencoba melihat ke dalam, apakah Ma Ri ada di sana. Sesaat kemudian ia menghela nafasnya. Mengurungkan niat menemui Ma Ri dan beranjak pergi. Tiba-tiba ia mendengar suara Ma Ri berbicara di telpon.
"Jadi, kau belum menemukan Joseph?", tanya Ma Ri pada seseorang di ujung telpon. Ma Ri keluar terburu-buru dari cafe. "Di tengah malam begini? Baiklah". Ma Ri menutup telponnya dan menuruni tangga dengan cepat.
Ma Ri terkejut melihat Jae Min ada di depan cafe. "Siapa Joseph?", tanya Jae Min.
"Adikku", jawab Ma Ri singkat.
Jae Min menanyakan apakah Ma Ri kehilangan adiknya. Ma Ri membenarkan tetapi ia tidak bisa berbicara lebih lama karena ia harus segera pergi. Jae Min menahan tangan Ma Ri. Ia memeriksa telpon Ma Ri dan melihat foto Ma Ri dan Joseph di sana. "Imut juga. Dimana kau kehilanagn dia?", tanya Jae Min.
"Taman Woosuk". Ma Ri meminta Jae Min segera mengembalikan hpnya karena ia harus segera pergi. Jae Min meminta Ma Ri menunggu sebentar, ia mengirim foto itu ke hpnya. Dan kemudian melalui hpnya sendiri, Jae Min membroadcast berita hilangnya Joseph ke pengguna 'MessageMe', sepertinya forum sosial gitu. Di pesannya itu, Jae Min menuliskan, jika mereka melihat Joseph, mereka dapat menghubunginya.
--
Di taman, Shi Hoo terlihat panik mencari Joseph. Shi Hoo juga mendapatkan pesan broadcast dari Jae Min. Tidak lama kemudian ayah dan ibu Ma Ri datang. Ibu Ma Ri bisa merasakan bahwa Joseph tidak ada di taman yang sedang mereka cari. Shi Hoo meminta maaf karena ia belum juga menemukan Joseph, dan ini adalah salahnya. Wajah Shi Hoo terlihat bahwa ia merasa sangat bersalah pada orangtua Ma Ri.
Orangtua Ma Ri juga terlihat khawatir karena Joseph belum bisa berbicara. Oleh sebab itu mereka harus segera menemukannya. Shi Hoo memandang tidak mengerti pada orangtua Ma Ri.
"Apa kau tidak tahu?", tanya ayah Ma Ri. Ayah Ma Ri menjelaskan bahwa vampir muda yang belum bisa bicara seperti Joseph, belum mampu mengontrol insting vampir mereka, oleh sebab itulah vampir muda tidak boleh dibiarkan sendirian berada di lingkungan manusia.
Shi Hoo hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menghela nafasnya, merasa semakin bersalah.
Pesan yang dikirim oleh Jae Min sampai pada Ah Ra yang sedang berada di ruang kelas, sepertinya Ah Ra mengikuti les atau semacam itu. Dan juga sampai pada teman-temannya yang lain. Lalu mereka menforward pada yang lainnya.
Salah seorang di dalam forum mengatakan bahwa taman yang dimaksud mungkin bukan Woosuk Park. Mungkin taman bermain yang ada di dekat apartemen Yojae.
Ma Ri sedang berlari di jalan, ketika tiba-tiba Jae Min menelponnya dan menyuruhnya untuk pergi ke taman di dekat apartemen Yojae karena ada seseorang melihat Joseph di sana. Ma Ri menutup telponnya dan berbalik menuju tempat yang diberitahukan oleh Jae Min.
Jae Min tiba lebih dulu di taman dan memanggil-manggil Joseph. Akhirnya ia menemukan seorang anak kecil yang duduk di ujung perosotan. Jae Min menyapa Joseph. Joseph hanya diam saja melihat Jae Min. Jae Min merentangkan tangannya, dan berkata, "Ke sini. Hyung...". Suara Jae Min terputus, lalu ia mengatakan bahwa ia adalah teman kakaknya Joseph. Joseph hanya diam saja. Mata berkedip melihat Jae Min.
Jae Min tertawa melihat tingkah Joseph. Menurutnya Joseph mirip sekali dengan kakaknya, sama-sama cepat marah. Jae Min merentangkan kembali tangannya dan mengatakan bahwa ia akan membawa Joseph pulang.
Joseph dengan cepat berlari ke pelukan Jae Min... (Omo... Sy sgt terkejut disini... wajah Joseph dari imut berubah agak seram dan ada gigi taring kecil muncul) Jae Min yang tidak tahu apa-apa menepuk-nepuk punggung Joseph dengan sayang, padahal Joseph sudah keluar taringnya, siap-siap menancapkan giginya di leher Jae Min.
Untungnya Ma Ri datang pada waktu yang tepat. Dengan sekuat tenaga ia menarik Joseph, sementara Joseph memeluk leher Jae Min dengan sangat kuat. Ma Ri berhasil menarik Joseph dan menggendongnya. "Baek Ma Ri", ucap Jae Min yang heran melihat sikap Ma Ri yang menarik Joseph dengan kasar darinya.
Ma Ri tidak mengatakan apa pun dan bergegas pergi. Jae Min hanya menghela nafas melihat Ma Ri yang berlari menjauh darinya, "Kau melarikan diri lagi dariku?", gumam Jae Min kecewa.
Jae Min akan pergi dari taman, namun ia mengurungkan niatnya. Ia memandang ke arah perginya Ma Ri dan berpikir mengapa Ma Ri melihatnya seperti itu. "Apa aku ini pembunuh berantai atau apa?". Jae Min menghela nafasnya lagi dengan keras, lalu pergi meninggalkan taman.
Ma Ri masih berlari sambil menggendong Joseph. Ia melihat sebuah kursi dan menurunkan Joseph di sana. Ma Ri jongkok didepan Joseph, "Kau tidak boleh melakukan itu pada manusia. Kau mengerti?", tegas Ma Ri pada Joseph. Joseph diam saja. "Kau tidak boleh menggigit mereka! Apa kau mengerti", teriak Ma Ri pada Joseph.
Joseph menangis sesunggukkan karena dimarahi Ma Ri. "Jangan pernah sekali pun kau melakukan itu pada manusia! Kita... sama sekali tidak boleh melakukan itu!", teriak Ma Ri lagi. Ma Ri terdiam, tapi sesaat kemudian, Ma Ri jadi ikut menangis bersama Joseph.
Tiba-tiba ibu menelpon. Ma Ri berdiri dan duduk di samping Joseph, menjawab telpon dari ibunya. Ia memberitahukan bahwa ia sudah menemukan Joseph. Ibu bertanya dimana mereka. Ma Ri tidak sanggup menjawab. Ibu kembali memanggil Ma Ri dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Ma Ri tidak sanggup menjawab dan hanya menangis. Ibu semakin khawatir dan terus memanggil Ma Ri. Sambil menangis, Ma Ri menutup telponnya.
Ma Ri menangis lebih keras dan kemudian memeluk adiknya.
--
Keesokan paginya, di sekolah, seluruh murid membicarakan Ma Ri. Mereka menggosipkan ternyata tipe gadis seperti Ma Ri lah yang dipilih oleh Jung Jae Min. Demi gadis seperti Ma Ri, Jae Min mau mengirimkan pesan ke semua orang untuk membantu mencarikan adik Ma Ri yang hilang.
"Dia gadis yang tidak punya sopan santun", komentar salah satu dari mareka. Dan itu didengar jelas oleh Ma Ri.
Tidak sengaja didepan pintu kelas, Ma Ri berpapasan dengan Jae Min. Mereka berpandangan sejenak tetapi tidak saling mengatakan apa pun. Teman sebangku Jae Min heran melihat mereka berdua dan bertanya ada apa. Jae Min tidak menjawab dan melengos pergi. Jae Min terlihat marah karena sikap Ma Ri semalam di taman.
Ma Ri hanya bisa diam melihat Jae Min pergi, wajahnya terlihat sedikit kecewa. Lalu ia masuk ke dalam kelas dan lagi-lagi mendengar komentar teman-teman se-geng Ah Ra yang penasaran apa sebenarnya hubungan antara Ma Ri dan Jae Min. Apakah mereka berkencan?
Salah satu dari mereka dengan suara yang jelas terdengar, mengatakan bahwa ia tidak menyukai Ma Ri, Ma Ri belum lama masuk ke sekolah mereka. Bahkan teman yang lain berkata Ma Ri itu pendiam tetapi sifatnya itu seperti rubah. 100% rubah.
Ah Ra mengingatkan teman-temannya bahwa beberapa waktu yang lalu di kelas literatur, ia pernah berkata tentang program menari. Teman-temannya bertanya apakah Ah Ra akan ikut berpartisipasi? Ah Ra tidak menjawab.
Soo Ri, teman sebangku Ma Ri, penasaran, sepertinya Jae Min dekat dengan Ma Ri. Apa kalian berkencan?, tanyanya. Ma Ri menggelengkan kepalanya. Melihat gelengan kepala Ma Ri, Soo Ri bertambah semangat. Ia nyerocos ini itu yang intinya Jae Min itu memang baik tetapi ia tidak pernah sebaik itu dan menurutnya itu sangat aneh. "Seseorang yang tidak pernah peduli pada orang lain tiba-tiba mau mengirimkan sms massal seperti itu..."
Ah Ra terlihat geram mendengar ucapan Soo Ri. Cepat-cepat ia berdiri mendekati Ma Ri, mencegah Soo Ri berkata lebih banyak pada Ma Ri. Ah Ra memberitahukan Ma Ri bahwa guru Han Yoon Jae mencarinya dan meminta Ma Ri untuk menemuinya di jam istirahat makan siang nanti.
Guru Yoon Jae tersenyum pada Ma Ri. "Jadi, anda pamannya Shi Hoo?", tanya Ma Ri gembira. "Jadi, anda juga...". Guru Yoon Jae menganggukkan kepalanya. "Senang bertemu denganmu, teman", ucap Yoon Jae sambil mengulurkan tangannya pada Ma Ri. Ma Ri menjabat tangan Yoon Jae. Lalu Yoon Jae menyuruh Ma Ri untuk makan siang karena Ma Ri pasti sudah lapar. Yoon Jae memperlihatkan dua kotak 'darah' pada Ma Ri.
Kemudian terlihat Ma Ri dan Yoon Jae makan siang bersama. Yoon Jae menceritakan tentang Jae Min pada Ma Ri. Ia merasa Jae Min akan lebih baik jika ia bermain musik lagi. Lalu Yoon Jae juga meminta Ma Ri untuk membantu Shi Hoo. Shi Hoo sudah berada di daftar blacklist, jadi jika ia berbuat kesalahan lagi maka VCS akan segera membawanya. Yoon Jae ingin agar Ma Ri juga mengajak Shi Hoo bergabung di dalam band sekolah karena ia melihat selama ini Shi Hoo tidak mempunyai teman.
"Bukankah kalian teman masa kecil?", tanya Yoon Jae.
Ma Ri mengatakan ketika kecil, Shi Hoo memang pernah tinggal di rumahnya sebentar, hanya sekitar dua hari. Lalu Ma Ri tiba-tiba teringat, bukankah ketika itu, Shi Hoo juga tidak memiliki orang tua?
Yoon Jae menghela nafasnya, "Aku pikir, sepertinya pada saat itu orang tua Shi Hoo dibawa oleh VCS". Ma Ri sangat terkejut. Yoon Jae menambahkan bahwa kakak dan kakak iparnya sama-sama mendapatkan hukuman An Chi dan mereka membutuhkan waktu 5 tahun untuk mendapatkan efek sepenuhnya.
Yoon Jae menjelaskan bahwa bagi vampir, hukuman An Chi jauh lebih buruk daripada kematian. Darah yang terakhir dikirimkan ke ruang An Chi dan mereka harus bertahan seperti mayat. (Mian.. belum begitu paham di bagian ini)
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?", tanya Ma Ri. Jawaban Yoon Jae tidak diperdengarkan. Kemudian terlihat Ma Ri keluar dari ruang guru. Ah Ra yang sepertinya memang menunggu Ma Ri, memanggil Ma Ri dan tersenyum manis.
Ah Ra dan Ma Ri berbicara di tempat yang sepi. Ah Ra mengajak Ma Ri untuk ikut klub tari bersamanya. "Aku tidak bisa menari", tolak Ma Ri halus.
"Kau bisa belajar", bujuk Ah Ra. Ah Ra mengatakan bahwa Hyun Ji sangat jago dalam hal koreografi dan ia akan mengajarkan Ma Ri dengan baik, apalagi dari postur tubuh, Ma Ri sangat cocok ikut dalam team tari.
Ma Ri mengucapkan terima kasih karena Ah Ra sudah mau mengajaknya.
"Kau tidak perlu berterima kasih padaku", ucap Ah Ra. Sudah menjadi tugasnya membantu siswa yang baru pindah.
"Benarkah?".
"Tentu saja. Kita kan teman sekelas", ucap Ah Ra lagi sambil tersenyum manis.
Ma Ri setuju dengan ucapan Ah Ra. Mereka memang teman sekelas. Tapi, daripada bergabung dengan tim tari bagaimana jika kita bergabung dengan band sekolah saja, tanya Ma Ri. Senyum manis menghilang dari wajah Ah Ra.
"Ada band yang aku tahu dan Guru Han akan mengajarkan kita. Jika kita bergabung dalam satu band, aku pikir aku benar-benar bisa menggunakan bantuanmu. Apa kau mau melakukannya? ", tanya Ma Ri. Ah Ra tersenyum kecut. Tidak diperdengarkan jawaban Ah Ra.
Ma Ri berjalan sendirian menuju ruang band. Ma Ri memukul-mukul kepalanya sendiri, merasa kesal karena mengatakan kata-kata seperti itu pada Ah Ra. Ma Ri terdiam sesaat di depan pintu ruang band.
Bersambung...
Komentar :
Di bagian awal episode 3 ini, kita melihat bagaimana sikap Shi Hoo yang meledak-ledak. Dan kita juga diberitahu tentang nasib yang dialami oleh kedua orang tua Shi Hoo. Mungkin karena dari kecil Shi Hoo tidak diasuh oleh kedua orang tuanya, maka sikap Shi Hoo jadi seperti itu, meledak-ledak dan terlihat kesepian.
Lalu kenapa Shi Hoo tidak ingin Ma Ri dekat dengan Jae Min? Sy belum tahu Shi Hoo menyukai Ma Ri atau tidak. Yang pasti ia mengkhawatirkan Ma Ri karena ia tahu persis bagaimana penilaian Jae Min pada vampir dan bagaimana reaksi Jae Min setelah mengetahui ibunya menikah dengan seorang vampir.
Memang cara Shi Hoo melarang Ma Ri salah. Seharusnya ia mengatakan dengan cara yang lebih baik. Paling tidak ia mengatakan alasan sebenarnya mengapa ia melarang Ma Ri dekat dengan Jae Min. Eh, tapi kenapa ya Shi Hoo tidak mengatakan yang sebenarnya?
Untuk hukuman An Chi, saya belum begitu paham dengan penjelasan yang dikatakan oleh guru Yoon Jae. Apa mungkin vampir dimasukkan ke dalam sebuah ruangan khusus dan hanya diberikan makanan 'darah' sekali saja dan kemudian dibiarkan sekarat dan mati dengan perlahan?
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 3 Part 2]
All images credit : KBS2
Post a Comment