[Sinopsis Orange Marmalade Episode 1 Part 1]
Jae Min membawa gitarnya ke ruang depan dan membuka bungkusannya. Ada sebuah catatan yang terselip di bawah senar gitar itu.
"Selamat ulang tahun ke-14, sayangku Jae Min. Ibu", isi pesan itu. Mata Jae Min terlihat berkaca-kaca.
Jae Min memainkan gitarnya. Begitu juga Ma Ri di rumahnya.
Keesokan harinya di kelas ada pelajaran tentang puisi. Guru membahas sebuah puisi dan murid-murid terlihat bosan, bahkan ada yang merebahkan kepala mereka di atas meja. Jae Min mengambil buku Ma Ri dan membukanya. Lalu ia menoleh ke belakang, melihat ke arah Ma Ri. Ah Ra yang duduk di bangku di sebelah Jae Min, melihat arah pandangan Jae Min dan menyadari bahwa Jae Min sedang memperhatikan Ma Ri.
Guru memanggil Ketua Kelas. Jae Min tidak sadar bahwa guru sedang memanggilnya. Guru itu memanggil ketua kelas sekali lagi. Jae Min baru tersadar, dan langsung berdiri dari kursinya dan berteriak memberi aba-aba perhatian pada murid-murid yang lain.
Ah Ra tersenyum melihat kelakukan Jae Min.
"Belum juga 5 menit pelajaran ini dimulai. Haruskah aku berhenti berbicara dan pergi?", tanya guru itu pada Jae Min. Muid-murid yang lain mentertawai Jae Min. Jae Min menundukkan kepalanya dan meminta maaf pada gurunya. "Duduklah", ucap guru itu sambil tersenyum.
Ah Ra melihat lagi ke arah Ma Ri yang tidak begitu peduli dengan keadaan kelas dan kemudian melihat ke arah Jae Min.
--
Beberapa siswi menunggu Jae Min. Mereka terlihat senang ketika Jae Min berlari mendekat dan menghentikan Jae Min. "Oppa...", panggil mereka sambil memberikan kado pada Jae Min. Jae Min melihat jamnya dan mengatakan bahwa saat ini ia sedang sibuk. Dan meminta maaf pada mereka.
Lalu Jae Min kembali melanjutkan larinya. Sepertinya Jae Min mencari Ma Ri lagi. Siswi-siswi itu terlihat senang dan memuji ketampanan Jae Min. Bahkan salah satu dari mereka merasa sangat senang karena Jae Min menyentuh tangannya dan ia tidak mengizinkan teman-temannya untuk menyentuh tangannya itu.
Ah Ra sedang di dalam mobil, ia pulang dari sekolah dijemput oleh supir. Ia terkejut melihat Jae Min yang berlari di trotoar sekolah dan terlihat berpikir kenapa Jae Min berlari.
Jae Min berlari ke arah stasiun kereta dan bergegas masuk ke dalam peron. Ia mendekati Ma Ri dan menghentikan langkah Ma Ri yang akan masuk ke dalam kereta. "Kau berhutang maaf padaku. Dan aku berhak menerima permintaan maaf darimu", ucapnya pada Ma Ri.
Ma Ri memandang Jae Min tidak mengerti. Jae Min membuka earphone dari telinga Ma Ri, "Apa kau sudah bisa mendengarkanku sekarang?"
"Siapa kau?", tanya Ma Ri dengan pandangan tidak mengerti.
Jae Min heran bagaimana Ma Ri tidak mengenalnya. Ma Ri sendiri heran mengapa Jae Min bisa mengenal dirinya. "Bagaimana aku tidak mengenalmu. Kita satu kelas", sahut Jae Min.
Terdengar suara hati Jae Min yang mengatakan bahwa akhirnya ia menemukan seseorang yang membuatnya seolah-olah merasa bahwa waktunya berhenti. Jae Min merasakan sepertinya tiba-tiba seluruh dunia seperti menghilang sesaat. Ia merasa hanya satu orang saja yang hidup di dunia itu dan orang itu adalah Ma Ri.
Ketika Jae Min berpikir seperti itu, flashbak kejadian ketika Ma Ri mendekati lehernya. Terlihat semua penumpang yang lain perlahan menghilang, yang tinggal hanyalah ia dan Ma Ri.
Kembali ke saat sekarang. "Jika tidak ada yang akan kau katakan, bisakah kau minggir?", tanya Ma Ri, masih cuek.
"Tunggu!", sahut Jae Min.
Tiba-tiba Ma Ri menutup hidungnya. Ia mengenali bau darah Jae Min. "Bau manis apa ini? Ada apa denganku akhir-akhir ini?", ucap Ma Ri dalam hati. "Hei! Pergi mandi sana!", ucap Ma Ri pada Jae Min.
Jae Min terkejut. Mengatakan dia mandi setiap hari. "Apa kau ini punya mysophobia (ketakutan pada kuman)? Kalau kau punya mysophobia, mengapa kau hanya menyerangku?", tanya Jae Min marah.
Dengan wajah masih tidak merasa bersalah, Ma Ri meminta Jae Min berbicara sesuatu yang bisa ia mengerti.
Jae Min menghela nafasnya. Geram karena Ma Ri tidak mengingat apa yang sudah ia lakukan kemarin sore padanya. Dengan nada marah, Jae Min menolak permintaan Ma Ri. Ia tidak mau melakukannya dengan mudah, ia mau melakukannya dengan cara yang sulit. Dan ia kembali meminta Ma Ri untuk meminta maaf padanya.
"Kenapa?", tanya Ma Ri polos.
"Lihat ini! Bagaimana aku bisa mendapatkan permintaan maaf yang tulus dari orang yang bahkan tidak mengingat apa yang sudah ia lakukan", omel Jae Min. Jae Min juga merasa kesal karena Ma Ri tidak mengenali teman sekelasnya.
Ma Ri membela diri. Ia baru saja pindah dua hari yang lalu. Bagaimana ia bisa mengenali setiap wajah teman-teman sekeasnya?
Jae Min menghela nafasnya dan kemudian memperkenalkan dirinya, "Aku Jung Jae Min".
"Memangnya kenapa dengan Jung Jae Min?"
Jae Min semakin kesal pada Ma Ri, bagaimana bisa Ma Ri bahkan tidak mengenal ketua kelasnya sendiri. Ma Ri terdiam. "Apa kau pikir kita hanya kebetulan bertemu satu sama lain di dalam kelas? Ingatlah dan kau harus minta maaf padaku".
"Aku bertanya kesalahan apa yang sudah aku lakukan", ucap Ma Ri.
Akan tetapi Jae Min menolak memberitahukan Ma Ri. Ia ingin Ma Ri mengingatnya sendiri dan ia berjanji akan mengikuti kemana pun Ma Ri pergi sampai Ma Ri meminta maaf dengan tulus padanya.
"Apa kau suka musik?", tanya Jae Min.
Ma Ri terdiam lalu sesaat kemudian berkata tidak.
"Lalu kenapa kau memakai ini kemana pun kau pergi?"
"Aku hanya membenci keramaian", kilah Ma Ri sambil merampas earphonenya dari tangan Jae Min.
"Apa mungkin kau bisa bermain gitar?", tanya Jae Min lagi. Lagi-lagi Ma Ri membantah. "Lalu...", Jae Min mengambil buku Ma Ri dari dalam tasnya. "Bagaimana dengan ini? Sepertinya ini chord gitar".
Ma Ri terkejut melihat bukunya ada pada Jae Min dan berusaha menarik bukunya dari tangan Jae Min. Sementara Jae Min memegang buku Ma Ri dengan kuat.
Ah Ra yang mengikuti Jae Min sampai ke stasiun melihat Jae Min berbicara dengan Ma Ri. Ia juga melihat Ma Ri yang yang berusaha menarik bukunya dari tangan Jae Min. Ah Ra menghela nafasnya.
--
Di sebuah ruang tunggu terminal, Yoon Jae, guru Jae Min yang pernah menerangkan tentang perjanjian perdamaian antara vampir dan manusia, bertemu dengan ibu Jae Min. Ia memperlihatkan foto Jae Min yang ada di hpnya pada Kang Min Ha, ibu Jae Min.
Ibu Jae Min mengelus wajah putranya. Ia berkata putra mereka tumbuh semakin dewasa dan bertambah tampan.
"Kau sangat merindukannya bukan?". Ibu Jae Min menganggukkan kepalanya sambil menahan tangis. Yoon Jae melihat iba pada Min Ha.
Lalu terdengar pemberitahuan bahwa bus akan segera berangkat. Min Ha berdiri dan menitipkan hadiah gitar pada Yoon Jae. Ia meminta Yoon Jae untuk memberikannya pada Jae Min. Ia sangat ingin memberikannya langsung pada Jae Min, tapi bagaimana lagi Jae Min tidak mau menemuinya lagi.
"Aku berjanji akan berusaha meyakinkannya", ucap Yoon Jae.
Min Ha merasa bersalah pada Jae Min. Karena dirinya, Jae Min bahkan menyerah pada musik, sesuatu yang sangat disukainya. Yoon Jae memeluk Min Ha.
--
Jae Min tiba di rumahnya. Ia meletakkan tasnya dan mencium badannya. Jae Min bahkan membuka jas sekolahnya dan mencium ketiaknya. Ia merasa tidak ada yang salah pada dirinya. Jae Min mandi, ia bahkan mencuci rambutnya. Tiba-tiba ia merasa kesal karena Ma Ri sama sekali tidak mengenalinya. Jae Min menyalakan showernya dan membilas rambutnya.
Lalu ia berbalik menghadap ke cermin dan berkata, "Baek Ma Ri! Apakah wajah ini biasa saja untukmu? Kau tidak mengenaliku?". Jae Min memegang dahinya. Lalu ia marah-marah, bagaimana bisa Ma Ri tidak mengingat wajahnya. "Lupakan saja!...", putus Jae Min. Lalu Jae Min menggepal tangannya dan meninju cermin dengan pelan, "Kau tampan", ucapnya meyakinkan dirinya sendiri.
Jae Min mengambil hpnya dan membukanya. Ia terdiam sesaat lalu meletakkan kembali hpnya. Ia berbalik akan memilih bajunya. Lalu ia kembali mengambil hpnya dan menelpon seseorang. Wajahnya terlihat serius.
Ma Ri berjalan sendirian sambil membawa gitarnya. Ia teringat yang diucapkan oleh Jae Min ketika mengembalikan bukunya. "Berbohong sudah menjadi kebiasaanmu, bukan?". Lalu Jae Min memuji lagu ciptaan Ma Ri. Ia bertanya apakah cita-cita Ma Ri menjadi komposer.
Ma Ri membantahnya lagi. Mengatakan tidak punya cita-cita atau impian apa pun. Ma Ri terlihat memikirkan percakapannya dengan Jae Min tadi sore.
Ma Ri mengangkat telepon dan memberitahukan ibunya bahwa ia dalam perjalanan menuju ke tempat ibunya. Ia akan segera tiba dan kemudian menutup telponnya. "Aku tidak mempunyai impian", ucap Ma Ri pada dirinya sendiri dan kemudian melanjutkan langkahnya, masuk ke sebuah kafe, sepertinya kafe itu tempat kerja ibunya.
Kebetulan Yoon Jae dan Jae Min bertemu di kafe itu juga. Ibu Ma Ri mengantarkan minuman untuk mereka. Yoon Jae berusaha mencairkan suasana dan mempersilahkan Jae Min minum. Ia berkata bahwa ia mendengar kopi di kafe itu terkenal enak dan jus jeruknya juga enak.
"Aku datang bukan untuk mengatakan tidak", Jae Min memotong ucapan ayahnya. Yoon Jae terkejut mendengar ucapan Jae Min. "Aku datang untuk mengatakan benar-benar tidak akan!"
Yoon Jae ber'o' kecewa. "Jadi, berhenti mengirimiku 20 pesan seperti stalker, pada muridnya, Pak guru", tegas Jae Min lagi.
Yoon Jae berusaha meredakan kemarahan Jae Min dan memintanya meminum jus terlebih dahulu. Jae Min yang marah memotong ucapan ayahnya. Ia meminta ayahnya untuk berhenti bersikap seperti itu padanya. Itu menakutkannya.
Yoon Jae berusaha membujuk Jae Min dan mengatakan bahwa Jae Min sangat berbakat dalam musik dan ia sangat yakin Jae Min sangat ingin memainkan gitar. Ia mengajak Jae Min untuk membuat sebuah band sekolah. Bahkan ia mendengar dari ibunya Jae Min, sewaktu kecil, disaat anak-anak yang lain memeluk mainan, Jae Min hanya memeluk gitarnya.
Jae Min menjadi sangat marah karena Yoon Jae membawa-bawa ibunya. Ia berteriak marah sampai orang-orang di kafe melihat ke arahnya. Lalu ia menundukkan kepala dan memelankan suaranya. Ia meminta Yoon Jae cukup menjadi suami ibunya saja, jangan mencoba menjadi ayah barunya.
Yoon Jae berkata bahwa ia tidak pernah bermaksud seperti itu.
Jae Min meminta Yoon Jae bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia berhak berkata seperti itu padanya. Yoon Jae terdiam. "Jangan bersikap seperti kau mengenaliku di sekolah. Akan lebih baik jika kau bisa pindah di semester depan. Aku datang hanya untuk mengatakan ini". Lalu Jae Min berdiri dari kursi.
Yoon Jae mencegah Jae Min dan berkata bahwa Jae Min berulang tahun beberapa hari yang lalu. Yoon Jae mengambil gitar dan meminta Jae Min untuk menerimanya.
Jae Min menundukkan kepalanya dan berkata, "Aku bisa menerimanya dan boleh membuangnya, bukan?". Jae Min mengambil gitar dari tangan Yoon Jae dan berniat akan pergi.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang bernyanyi. Jae Min menghentikan langkahnya.
Jae Min melihat Ma Ri bernyanyi sambil memainkan piano (? Maaf apa ya sebutannya?). Terdengar narasi Jae Min yang mengatakan bahwa ia merasa dunia berhenti berputar lagi dan ia merasa hanya Ma Ri yang hidup di dunia ini. Jae Min teringat ketika pertama kali bertemu Ma Ri di kereta dan ketika melihat Ma Ri duduk sendirian di atas atap sekolah.
Dan Jae Min hanya berdiri terpaku memandang ke arah Ma Ri.
Bersambung...
Komentar :
Hi semuanya, saya akan menuliskan drama ini berdua dengan Ratna dari blog Drama Korea Lovers. Saya akan membuatkan episode ganjil, sementara Ratna akan membuatkan sinopsis genap. Di episode awal masih terasa agak bingung dan scenenya loncat-loncat. Mudah-mudahan bisa dimengerti yaa...
Buat sy yang menarik adalah sosok Shi Hoo dan Jae Min. Entah kenapa Shi Hoo terlihat marah sekali dan tidak percaya dengan konsep hidup bersama-sama antara manusia dan vampir. Apakah ia pernah mengalami kejadian buruk dengan manusia? Lalu dimanakan orang tua Shi Hoo? Apakah orang tuanya dibunuh oleh manusia?
Lalu bagaimana dengan Jae Min? Jae Min terlihat sangat membenci vampir dan ibunya. Dugaan saya, jangan-jangan ibu kandung Jae Min adalah vampir juga? Jae Min bukan vampir karena mungkin saja ayah kandung Jae Min itu manusia biasa...
Jae Min sangat tertarik dengan Ma Ri. Apa reaksinya jika gadis yang ia sukai itu juga seorang vampir? Yuk, ikuti terus ya lanjutannya episode 2 nya di blog Drama Korea Lovers...
Gomaweoyo...
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 2 Part 1]
All images credit : KBS2
Sinopsis Orange Marmalade Episode 1 Part 2
Kdramastory - Jae Min pergi ke sebuah ruangan, ia mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran agak besar dari bawah meja. Ia membuka peti itu dan mengambil gitarnya, yang smasih terbungkus rapi dan ada pita di tengahnya.Jae Min membawa gitarnya ke ruang depan dan membuka bungkusannya. Ada sebuah catatan yang terselip di bawah senar gitar itu.
"Selamat ulang tahun ke-14, sayangku Jae Min. Ibu", isi pesan itu. Mata Jae Min terlihat berkaca-kaca.
Jae Min memainkan gitarnya. Begitu juga Ma Ri di rumahnya.
Keesokan harinya di kelas ada pelajaran tentang puisi. Guru membahas sebuah puisi dan murid-murid terlihat bosan, bahkan ada yang merebahkan kepala mereka di atas meja. Jae Min mengambil buku Ma Ri dan membukanya. Lalu ia menoleh ke belakang, melihat ke arah Ma Ri. Ah Ra yang duduk di bangku di sebelah Jae Min, melihat arah pandangan Jae Min dan menyadari bahwa Jae Min sedang memperhatikan Ma Ri.
Guru memanggil Ketua Kelas. Jae Min tidak sadar bahwa guru sedang memanggilnya. Guru itu memanggil ketua kelas sekali lagi. Jae Min baru tersadar, dan langsung berdiri dari kursinya dan berteriak memberi aba-aba perhatian pada murid-murid yang lain.
Ah Ra tersenyum melihat kelakukan Jae Min.
"Belum juga 5 menit pelajaran ini dimulai. Haruskah aku berhenti berbicara dan pergi?", tanya guru itu pada Jae Min. Muid-murid yang lain mentertawai Jae Min. Jae Min menundukkan kepalanya dan meminta maaf pada gurunya. "Duduklah", ucap guru itu sambil tersenyum.
Ah Ra melihat lagi ke arah Ma Ri yang tidak begitu peduli dengan keadaan kelas dan kemudian melihat ke arah Jae Min.
--
Beberapa siswi menunggu Jae Min. Mereka terlihat senang ketika Jae Min berlari mendekat dan menghentikan Jae Min. "Oppa...", panggil mereka sambil memberikan kado pada Jae Min. Jae Min melihat jamnya dan mengatakan bahwa saat ini ia sedang sibuk. Dan meminta maaf pada mereka.
Lalu Jae Min kembali melanjutkan larinya. Sepertinya Jae Min mencari Ma Ri lagi. Siswi-siswi itu terlihat senang dan memuji ketampanan Jae Min. Bahkan salah satu dari mereka merasa sangat senang karena Jae Min menyentuh tangannya dan ia tidak mengizinkan teman-temannya untuk menyentuh tangannya itu.
Ah Ra sedang di dalam mobil, ia pulang dari sekolah dijemput oleh supir. Ia terkejut melihat Jae Min yang berlari di trotoar sekolah dan terlihat berpikir kenapa Jae Min berlari.
Jae Min berlari ke arah stasiun kereta dan bergegas masuk ke dalam peron. Ia mendekati Ma Ri dan menghentikan langkah Ma Ri yang akan masuk ke dalam kereta. "Kau berhutang maaf padaku. Dan aku berhak menerima permintaan maaf darimu", ucapnya pada Ma Ri.
Ma Ri memandang Jae Min tidak mengerti. Jae Min membuka earphone dari telinga Ma Ri, "Apa kau sudah bisa mendengarkanku sekarang?"
"Siapa kau?", tanya Ma Ri dengan pandangan tidak mengerti.
Jae Min heran bagaimana Ma Ri tidak mengenalnya. Ma Ri sendiri heran mengapa Jae Min bisa mengenal dirinya. "Bagaimana aku tidak mengenalmu. Kita satu kelas", sahut Jae Min.
Terdengar suara hati Jae Min yang mengatakan bahwa akhirnya ia menemukan seseorang yang membuatnya seolah-olah merasa bahwa waktunya berhenti. Jae Min merasakan sepertinya tiba-tiba seluruh dunia seperti menghilang sesaat. Ia merasa hanya satu orang saja yang hidup di dunia itu dan orang itu adalah Ma Ri.
Ketika Jae Min berpikir seperti itu, flashbak kejadian ketika Ma Ri mendekati lehernya. Terlihat semua penumpang yang lain perlahan menghilang, yang tinggal hanyalah ia dan Ma Ri.
Kembali ke saat sekarang. "Jika tidak ada yang akan kau katakan, bisakah kau minggir?", tanya Ma Ri, masih cuek.
"Tunggu!", sahut Jae Min.
Tiba-tiba Ma Ri menutup hidungnya. Ia mengenali bau darah Jae Min. "Bau manis apa ini? Ada apa denganku akhir-akhir ini?", ucap Ma Ri dalam hati. "Hei! Pergi mandi sana!", ucap Ma Ri pada Jae Min.
Jae Min terkejut. Mengatakan dia mandi setiap hari. "Apa kau ini punya mysophobia (ketakutan pada kuman)? Kalau kau punya mysophobia, mengapa kau hanya menyerangku?", tanya Jae Min marah.
Dengan wajah masih tidak merasa bersalah, Ma Ri meminta Jae Min berbicara sesuatu yang bisa ia mengerti.
Jae Min menghela nafasnya. Geram karena Ma Ri tidak mengingat apa yang sudah ia lakukan kemarin sore padanya. Dengan nada marah, Jae Min menolak permintaan Ma Ri. Ia tidak mau melakukannya dengan mudah, ia mau melakukannya dengan cara yang sulit. Dan ia kembali meminta Ma Ri untuk meminta maaf padanya.
"Kenapa?", tanya Ma Ri polos.
"Lihat ini! Bagaimana aku bisa mendapatkan permintaan maaf yang tulus dari orang yang bahkan tidak mengingat apa yang sudah ia lakukan", omel Jae Min. Jae Min juga merasa kesal karena Ma Ri tidak mengenali teman sekelasnya.
Ma Ri membela diri. Ia baru saja pindah dua hari yang lalu. Bagaimana ia bisa mengenali setiap wajah teman-teman sekeasnya?
Jae Min menghela nafasnya dan kemudian memperkenalkan dirinya, "Aku Jung Jae Min".
"Memangnya kenapa dengan Jung Jae Min?"
Jae Min semakin kesal pada Ma Ri, bagaimana bisa Ma Ri bahkan tidak mengenal ketua kelasnya sendiri. Ma Ri terdiam. "Apa kau pikir kita hanya kebetulan bertemu satu sama lain di dalam kelas? Ingatlah dan kau harus minta maaf padaku".
"Aku bertanya kesalahan apa yang sudah aku lakukan", ucap Ma Ri.
Akan tetapi Jae Min menolak memberitahukan Ma Ri. Ia ingin Ma Ri mengingatnya sendiri dan ia berjanji akan mengikuti kemana pun Ma Ri pergi sampai Ma Ri meminta maaf dengan tulus padanya.
"Apa kau suka musik?", tanya Jae Min.
Ma Ri terdiam lalu sesaat kemudian berkata tidak.
"Lalu kenapa kau memakai ini kemana pun kau pergi?"
"Aku hanya membenci keramaian", kilah Ma Ri sambil merampas earphonenya dari tangan Jae Min.
"Apa mungkin kau bisa bermain gitar?", tanya Jae Min lagi. Lagi-lagi Ma Ri membantah. "Lalu...", Jae Min mengambil buku Ma Ri dari dalam tasnya. "Bagaimana dengan ini? Sepertinya ini chord gitar".
Ma Ri terkejut melihat bukunya ada pada Jae Min dan berusaha menarik bukunya dari tangan Jae Min. Sementara Jae Min memegang buku Ma Ri dengan kuat.
Ah Ra yang mengikuti Jae Min sampai ke stasiun melihat Jae Min berbicara dengan Ma Ri. Ia juga melihat Ma Ri yang yang berusaha menarik bukunya dari tangan Jae Min. Ah Ra menghela nafasnya.
--
Di sebuah ruang tunggu terminal, Yoon Jae, guru Jae Min yang pernah menerangkan tentang perjanjian perdamaian antara vampir dan manusia, bertemu dengan ibu Jae Min. Ia memperlihatkan foto Jae Min yang ada di hpnya pada Kang Min Ha, ibu Jae Min.
Ibu Jae Min mengelus wajah putranya. Ia berkata putra mereka tumbuh semakin dewasa dan bertambah tampan.
"Kau sangat merindukannya bukan?". Ibu Jae Min menganggukkan kepalanya sambil menahan tangis. Yoon Jae melihat iba pada Min Ha.
Lalu terdengar pemberitahuan bahwa bus akan segera berangkat. Min Ha berdiri dan menitipkan hadiah gitar pada Yoon Jae. Ia meminta Yoon Jae untuk memberikannya pada Jae Min. Ia sangat ingin memberikannya langsung pada Jae Min, tapi bagaimana lagi Jae Min tidak mau menemuinya lagi.
"Aku berjanji akan berusaha meyakinkannya", ucap Yoon Jae.
Min Ha merasa bersalah pada Jae Min. Karena dirinya, Jae Min bahkan menyerah pada musik, sesuatu yang sangat disukainya. Yoon Jae memeluk Min Ha.
--
Jae Min tiba di rumahnya. Ia meletakkan tasnya dan mencium badannya. Jae Min bahkan membuka jas sekolahnya dan mencium ketiaknya. Ia merasa tidak ada yang salah pada dirinya. Jae Min mandi, ia bahkan mencuci rambutnya. Tiba-tiba ia merasa kesal karena Ma Ri sama sekali tidak mengenalinya. Jae Min menyalakan showernya dan membilas rambutnya.
Lalu ia berbalik menghadap ke cermin dan berkata, "Baek Ma Ri! Apakah wajah ini biasa saja untukmu? Kau tidak mengenaliku?". Jae Min memegang dahinya. Lalu ia marah-marah, bagaimana bisa Ma Ri tidak mengingat wajahnya. "Lupakan saja!...", putus Jae Min. Lalu Jae Min menggepal tangannya dan meninju cermin dengan pelan, "Kau tampan", ucapnya meyakinkan dirinya sendiri.
Jae Min mengambil hpnya dan membukanya. Ia terdiam sesaat lalu meletakkan kembali hpnya. Ia berbalik akan memilih bajunya. Lalu ia kembali mengambil hpnya dan menelpon seseorang. Wajahnya terlihat serius.
Ma Ri berjalan sendirian sambil membawa gitarnya. Ia teringat yang diucapkan oleh Jae Min ketika mengembalikan bukunya. "Berbohong sudah menjadi kebiasaanmu, bukan?". Lalu Jae Min memuji lagu ciptaan Ma Ri. Ia bertanya apakah cita-cita Ma Ri menjadi komposer.
Ma Ri membantahnya lagi. Mengatakan tidak punya cita-cita atau impian apa pun. Ma Ri terlihat memikirkan percakapannya dengan Jae Min tadi sore.
Ma Ri mengangkat telepon dan memberitahukan ibunya bahwa ia dalam perjalanan menuju ke tempat ibunya. Ia akan segera tiba dan kemudian menutup telponnya. "Aku tidak mempunyai impian", ucap Ma Ri pada dirinya sendiri dan kemudian melanjutkan langkahnya, masuk ke sebuah kafe, sepertinya kafe itu tempat kerja ibunya.
Kebetulan Yoon Jae dan Jae Min bertemu di kafe itu juga. Ibu Ma Ri mengantarkan minuman untuk mereka. Yoon Jae berusaha mencairkan suasana dan mempersilahkan Jae Min minum. Ia berkata bahwa ia mendengar kopi di kafe itu terkenal enak dan jus jeruknya juga enak.
"Aku datang bukan untuk mengatakan tidak", Jae Min memotong ucapan ayahnya. Yoon Jae terkejut mendengar ucapan Jae Min. "Aku datang untuk mengatakan benar-benar tidak akan!"
Yoon Jae ber'o' kecewa. "Jadi, berhenti mengirimiku 20 pesan seperti stalker, pada muridnya, Pak guru", tegas Jae Min lagi.
Yoon Jae berusaha meredakan kemarahan Jae Min dan memintanya meminum jus terlebih dahulu. Jae Min yang marah memotong ucapan ayahnya. Ia meminta ayahnya untuk berhenti bersikap seperti itu padanya. Itu menakutkannya.
Yoon Jae berusaha membujuk Jae Min dan mengatakan bahwa Jae Min sangat berbakat dalam musik dan ia sangat yakin Jae Min sangat ingin memainkan gitar. Ia mengajak Jae Min untuk membuat sebuah band sekolah. Bahkan ia mendengar dari ibunya Jae Min, sewaktu kecil, disaat anak-anak yang lain memeluk mainan, Jae Min hanya memeluk gitarnya.
Jae Min menjadi sangat marah karena Yoon Jae membawa-bawa ibunya. Ia berteriak marah sampai orang-orang di kafe melihat ke arahnya. Lalu ia menundukkan kepala dan memelankan suaranya. Ia meminta Yoon Jae cukup menjadi suami ibunya saja, jangan mencoba menjadi ayah barunya.
Yoon Jae berkata bahwa ia tidak pernah bermaksud seperti itu.
Jae Min meminta Yoon Jae bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia berhak berkata seperti itu padanya. Yoon Jae terdiam. "Jangan bersikap seperti kau mengenaliku di sekolah. Akan lebih baik jika kau bisa pindah di semester depan. Aku datang hanya untuk mengatakan ini". Lalu Jae Min berdiri dari kursi.
Yoon Jae mencegah Jae Min dan berkata bahwa Jae Min berulang tahun beberapa hari yang lalu. Yoon Jae mengambil gitar dan meminta Jae Min untuk menerimanya.
Jae Min menundukkan kepalanya dan berkata, "Aku bisa menerimanya dan boleh membuangnya, bukan?". Jae Min mengambil gitar dari tangan Yoon Jae dan berniat akan pergi.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang bernyanyi. Jae Min menghentikan langkahnya.
Jae Min melihat Ma Ri bernyanyi sambil memainkan piano (? Maaf apa ya sebutannya?). Terdengar narasi Jae Min yang mengatakan bahwa ia merasa dunia berhenti berputar lagi dan ia merasa hanya Ma Ri yang hidup di dunia ini. Jae Min teringat ketika pertama kali bertemu Ma Ri di kereta dan ketika melihat Ma Ri duduk sendirian di atas atap sekolah.
Dan Jae Min hanya berdiri terpaku memandang ke arah Ma Ri.
Bersambung...
Komentar :
Hi semuanya, saya akan menuliskan drama ini berdua dengan Ratna dari blog Drama Korea Lovers. Saya akan membuatkan episode ganjil, sementara Ratna akan membuatkan sinopsis genap. Di episode awal masih terasa agak bingung dan scenenya loncat-loncat. Mudah-mudahan bisa dimengerti yaa...
Buat sy yang menarik adalah sosok Shi Hoo dan Jae Min. Entah kenapa Shi Hoo terlihat marah sekali dan tidak percaya dengan konsep hidup bersama-sama antara manusia dan vampir. Apakah ia pernah mengalami kejadian buruk dengan manusia? Lalu dimanakan orang tua Shi Hoo? Apakah orang tuanya dibunuh oleh manusia?
Lalu bagaimana dengan Jae Min? Jae Min terlihat sangat membenci vampir dan ibunya. Dugaan saya, jangan-jangan ibu kandung Jae Min adalah vampir juga? Jae Min bukan vampir karena mungkin saja ayah kandung Jae Min itu manusia biasa...
Jae Min sangat tertarik dengan Ma Ri. Apa reaksinya jika gadis yang ia sukai itu juga seorang vampir? Yuk, ikuti terus ya lanjutannya episode 2 nya di blog Drama Korea Lovers...
Gomaweoyo...
[Sinopsis Orange Marmalade Episode 2 Part 1]
All images credit : KBS2
Post a Comment